Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

STATE PHILOSOPHY AND CITIZENSHIP

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "STATE PHILOSOPHY AND CITIZENSHIP"— Transcript presentasi:

1 STATE PHILOSOPHY AND CITIZENSHIP
IMPLEMENTASI SILA PERTAMA DALAM PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT NEGARA INDONESIA Diajukan Untuk Memenuhi Project Mid Test DISUSUN OLEH: 1. JENIFER CINDI CLAUDYA SAVITRI 2. MARIA RENTI 3. VIVI WIDIYAWATI 4. YENI SAVITRI OKTAVIA 5. YUNIKE ARNES T.D ACCOUNTING PRESIDENT UNIVERSITY 2015

2 Pancasila sebagai Filsafat Negara
Istilah ‘filsafat’ secara etimologis dalam bahasa Inggrisnya “Philosophi” adalah berasal dari bahasa Yunani “Philosophia” yang diterjemahkan sebagai “Cinta Kearifan”. Berdasarkan pengertian bahasa tersebut filsafah berarti cinta kearifan atau cinta kebijaksanaan. Pancasila merupakan sebuah landasan pemikiran bagi bangsa Indonesia dalam menjalankan mekanisme tata pemerintahan untuk mecapai tujuan dan cita-cita Negara. Kehidupan bernegara yang aman, tertib, adil, makmur dan sejahtera. = Negara Indonesia di mana setiap poin yang terdapat dalam Pancasila memiliki makna yang saling berkaitan dan saling menopang satu sama lain. Tolak ukur Pancasila sebagai filsafat Negara diartikan sebagai rasa penerimaan dan pernghargaan atas nilai-nilai Pancasila serta mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan bangsa Indonesia sehingga mencerminkan sifat khas sebagai bangsa Indonesia.

3 Pengertian Pancasila Simbol yang mencerminkan jati diri bangsa Indonesia. Secara etimologis istilah “Pancasila” berasal dari Sansekerta “Pancasila” yaitu “panca” artinya lima, “syila” yaitu asas atau dasar. Kata Pancasila mula-mula terdapat dalam kitab Tripitaka Budha di India. Melalui penyebaran agama Hindu dan Budha, kebudayaan India masuk ke Indonesia sehingga ajaran Pancasila masuk kepustakaan Jawa pada zaman Kerajaan Majapahit abad ke-14 yang dikarang oleh Mpu Tantular. Pancasila memiliki arti dasar yang memiliki lima unsur.

4 Kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia
Nilai-nilai yang menjadi unsur-unsur Pancasila nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan Kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia asal mula bangsa Indonesia sendiri Tinjauan tersebut memberikan bukti bahwa terbentuknya Pancasila bukan merupakan hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang dan bukan hasil pengaruh dari paham-paham besar dunia. Pancasila sebagai filsafat negara Indonesia ~ proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia Pancasila merupakan dasar dan ideologi yang menampung semua aliran dan paham yang hidup di dalam masyarakat Indonesia.

5 Asal Mula Pembentukan Pancasila
Pancasila pertama kali dibahas secara resmi pada Sidang BPUPKI I yaitu mulai tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945 tentang perumusan dasar negara. Dalam sidang tersebut muncul tiga pembicara yaitu M. Yamin, Soepomo dan Ir.Soekarno yang merumuskan dasar negara Indonesia. Pada 29 Mei 1945 M. Yamin : 1. Peri Kebangsaan Peri Kerakyatan 2. Peri Kemanusiaan Kesejahteraan Rakyat 3. Peri Ketuhanann Pada 31 Mei 1945 Prof. Soepomo : 1. Persatuan Musyawarah 2. Kekeluargaan Keadilan Sosial. 3. Mufakat atau Demokrasi Pada 1 Juni 1945, Ir Soekarno : gagasan dasar negaranya yang disebutnya dengan istilah Pancasila. Gagasan Ir Soekarno ini langsung diterima oleh sebagian besar anggota persidangan BPUPKI kala itu, sehingga tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Gagasan Ir. Soekarno tentang Pancasila terdiri dari 5 azas, yaitu : 1. Kebangsaan Indonesia, 4. Kesejahteraan Sosial, 2. Internasionalisme atau perikemanusiaan, 5. Ketuhanan yang Maha Esa. 3. Mufakat atau Demokrasi,

6 2. Drs. Mohammad Hatta (wakil ketua)
Sampai akhir dari masa persidangan BPUPKI yang pertama, masih belum ditemukan titik temu kesepakatan dalam perumusan dasar negara Republik Indonesia yang benar-benar tepat, sehingga dibentuklah "Panitia Sembilan" guna menggodok berbagai masukan dari konsep-konsep sebelumnya yang telah dikemukakan oleh para anggota BPUPKI itu. Adapun susunan keanggotaan dari "Panitia Sembilan" ini adalah sebagai berikut : 1. Ir. Soekarno (ketua) 2. Drs. Mohammad Hatta (wakil ketua) 3. Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo (anggota) 4. Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H. (anggota) 5. Kiai Haji Abdul Wahid Hasjim (anggota) 6. Abdoel Kahar Moezakir (anggota) 7. Raden Abikusno Tjokrosoejoso (anggota) 8. Haji Agus Salim (anggota) 9. Mr. Alexander Andries Maramis (anggota) Abikusno Tjokrosujoso, Abdul Kahar Muzakkir, Hají Agus Salim dan A. Wahid Hasjim 4 orang = Nasionalis Islam sangat berpengaruh dalam sidang BPUPKI I Sukarno, Mohamad Hatta, A. A. Maramis, Ahmad Subardjo dan Mohamad Yamin 5 orang = Nasionalis Sekuler

7 "Indonesia Merdeka " yang disebut dengan "Piagam Jakarta" itu.
Sesudah melakukan perundingan yang cukup sulit antara kaum kebangsaan (pihak "Nasionalis") dan kaum keagamaan (pihak "Islam") 22 Juni 1945 "Panitia Sembilan" kembali bertemu dan menghasilkan rumusan dasar negara Republik Indonesia yang kemudian dikenal sebagai "Piagam Jakarta" atau "Jakarta Charter". Ir. Soekarno ketua "Panitia Sembilan" melaporkan hasil kerja panitia kecil yang dipimpinnya kepada anggota BPUPKI berupa dokumen rancangan asas dan tujuan "Indonesia Merdeka " yang disebut dengan "Piagam Jakarta" itu. Menurut dokumen tersebut, dasar negara Republik Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab, 3. Persatuan Indonesia, 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. * Sila pertama kemudian mengalami proses perubahan karena dianggap berasal dari golongan nasionalis Islam. Dalam pidatonya 31 Mei 1945 pada sidang BPUPKI I, Prof. Supomo membedakan bahwa ada dua gagasan tentang negara yang dikemukakan dalam BPUPKI, yaitu gagasan “Negara Islam” dan gagasan “Negara berdasarkan cita-cita luhur dari agama Islam”. * Menurut Supomo, dalam negara yang tersusun sebagai “Negara Islam”, negara tidak bisa dipisahkan dari agama.Negara dan agama ialah satu., bersatu padu dan hukum syariat itu dianggap sebagai perintah Tuhan untuk menjadi dasar untuk dipakai oleh negara.” * Supomo menganjurkan agar negara Indonesia tidak menjadi negara Islam, tetapi menjadi “negara yang memakai dasar moral yang luhur yang dianjurkan juga oleh agama Islam”. Alasan Supomo diterima oleh banyak nasionalis Islam, karena itu kemudian diadakan perubahan rumusan sila pertama Pancasila dalam Piagam Jakarta.

8 Perubahan Sila Pertama
perubahan-perubahan perubahan penting sila pertama Piagam Jakarta “dengan kewajiban menjalankan syari’at-syari’at islam bagi pemeluk-pemeluknya” disepakati & dihilangkan “Ketuhanan Yang Maha Esa” Dihilangkannya anak kalimat tersebut disetujui oleh semua anggota PPKI. Itu dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa di dalam suatu pernyataan pokok mengenai seluruh bangsa sebaiknya tidak ditempatkan suatu hal yang hanya mengenai sebagian rakyat Indonesia, sekalipun bagian yang terbesar. Pencoretan anak kalimat tersebut adalah untuk menjaga persatuan bangsa dan keutuhan wilayah Indonesia. Kalimat pada sila pertama menggunakan istilah dalam bahasa Sansekerta atau bahasa Pali. Ketuhanan Yang Maha Esa Ketuhanan berasal dari kata Tuhan yang diberi imbuhan berupa awalan ke- dan akhiran –an. Penggunaan awalan ke- dan akhiran –an pada suatu kata dapat merubah makna dari kata itu dan membentuk makna baru. Kata ketuhanan yang berasal dari kata “Tuhan” yang diberi imbuhan ke- dan –an bermakna sifat-sifat Tuhan. Dengan kata lain ketuhanan berarti sifat-sifat Tuhan atau sifat-sifat yang berhubungan dengan Tuhan.

9 Tuhannya. sila pertama dari Pancasila : sifat-sifat luhur atau mulia
Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa arti dari Ketuhanan Yang Maha Esa bukan hanya berarti Tuhan Yang Hanya Satu, bukan mengacu pada suatu entitas yang kita sebut Tuhan yang jumlahnya satu, tetapi sesungguhnya Ketuhanan Yang Maha Esa berarti sifat luhur atau mulia Tuhan yang mutlak ada. - Sila pertama Pancasila yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa secara garis besar berisi adanya keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa , yang menciptakan alam semesta beserta isinya. - Negara Indonesia didirikan atas dasar moral luhur yaitu berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa berkonsekuensi untuk menjamin kepada warga negara dan penduduknya memeluk agama dan untuk beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya. Dengan nilai luhur yang terkandung di dalamnya, maka sila pertama Pancasila ini dapat diimplikasikan pada berbagai kegiatan. Pancasila sila Ketuhanan Yang Maha Esa memiliki arti dan makna sebagai berikut: · Mengandung arti pengakuan adanya kuasa prima (sebab pertama) yaitu Tuhan yang Maha Esa · Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut keyakinannya. · Tidak memaksa warga negara untuk beragama. · Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama. · Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi ditekankan dalam beribadah menurut agamanya masing-masing. · Negara memberi fasilitator bagi tumbuh kembangnya agama dan iman warga negara dan mediator ketika terjadi konflik agama. sila pertama dari Pancasila : sifat-sifat luhur atau mulia Tuhannya.

10 Pancasila tetap ada di negara Indonesia tercinta ini.
Agar tidak terjadi pertentangan antara pemeluk agama yang berbeda, maka harus dikembangkan sikap toleransi beragama, yaitu : ~ sikap hormat menghormati sesama pemeluk agama yang berbeda, ~ sikap menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai ajaran agama masing-masing, ~ dan tidak boleh memaksakan suatu agama kepada orang lain. Toleransi beragama tidak berarti bahwa ajaran agama yang satu bercampur aduk dengan ajaran agama lainnya. 1. Kesimpulan dari sila pertama sebagai filsafat Negara Indonesia adalah kecintaan akan kearifan dan kebijaksanaan serta kebenaran. Dimana ajaran kebenaran dan arif hanya kebenaran dari Tuhan, bukan kebenaran manusia. 2. Jadi jika Pancasila mempunyai lima azaz atau dasar pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia maka harus dilaksanakan dari kelima poin yang terkandung dalam Pancasila. Sila “Ketuhanan Yang Maha Esa”adalah kunci dari keempat sila untuk dapat terwujud. Dan hari Kesaktian Pancasila yang diperingati pada tanggal 1 Oktober itu adalah bukti bangsa Indonesia dimana para Pahlawan rela mati untuk mempertahankan Pancasila tetap ada di negara Indonesia tercinta ini. ===***===

11 Thank You

12


Download ppt "STATE PHILOSOPHY AND CITIZENSHIP"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google