Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PERENCANAAN KOTA DAN WILAYAH-1

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PERENCANAAN KOTA DAN WILAYAH-1"— Transcript presentasi:

1 PERENCANAAN KOTA DAN WILAYAH-1
2012

2 HISTORIS [EVOLUSI DAN KECENDERUNGAN]
Perencanaan kota telah berkembang sebagi suatu seni dan ilmu selama hampi 6000 tahun. Dari kota-negara Asiria hingga pembangunan kembali kota-kota sentral masa kini, terdapat evolusi dalam pemikiran dan praktek yang dibangun berdasarkan suatu tuntutan sederhana-orang harus dapat merencanakan kota

3 Dari evolusi timbul pelajaran, pengalaman, tradisi, dan kecenderungan
Kecenderungan berarti, apa yang akan kita lakukan berasal dari apa yang telah kita lakukan Cara-cara yang baru dalam merencanakan kota harus didasarkan atas analisis dan pengertian historis Perencanaan kota mengharuskan kita untuk memulai dari di mana kita berada dan di mana kita telah berada, hanya dengan cara ini kita dapat memilih secara efektif ke mana kita harus melangkah

4 Asiria Niniwe (Akkadia: Ninua; Aramaik: ܢܸܢܘܵܐ; bahasa Ibrani: נינוה, Nīnewē; bahasa Yunani: Νινευη; bahasa Latin: Nineve; Arab: نينوى, Naīnuwa), adalah kota kuna yang disebut "kota yang luar biasa agung" dalam Kitab Yunus. Kota ini terletak di tepian timur sungai Tigris dan merupakan ibu kota kerajaan Asiria purba. Situs kota purbakala ini terletak tepat di seberang kota Mosul, di Provinsi Ninawa, Irak. Reruntuhan utama di Niniwe adalah timbunan gundukan Kouyunjik dan Nabī Yūnus yang terletak pada kawasan dataran rata tempat bertemunya sungai Tigris dengan sungai Khosr dalam kawasan seluas acre (7 km²) yang dikelilingi tembok bata berukuran 12-kilometer (7.5 mil). Kawasan seluas ini kini merupakan kawasan reruntuhan yang sebagian wilayahnya kini menjadi kawasan pinggiran permukiman kota Mosul. Niniwe adalah tempat persimpangan jalur perniagaan yang melalui sungai Tigris. Kota purba ini menempati posisi tengah antara Laut Tengah dengan Samudra Hindia, maka kota ini menghubungkan timur dan barat. Berkat posisi pentingnya bagi perdagangan; berbagai komoditas perdagangan, uang, dan kekayaan mengalir dari berbagai tempat ke Niniwe. Akibatnya kota ini menjadi salah satu kota terbesar dan terkaya pada zaman purba di Mesopotamia.[1]

5 Rekonstruksi gerbang Mashki.

6 Niniveh = Mosul, Irak

7 Rekonstruksi Kota Niniveh

8 Warisan Masa Lalu, Dunia Zaman Dahulu
Pengetahuan dasar dan praktek perencanaan kota di dunia barat telah menjalani proses yng panjang, mulai dari kota-kota terencana paling tua di Mesir dan di lembah Tigris-Efrat, sampai kepada kota-kota baru di Inggris pada pertengahan abad ke -12 Proses urbanisasi sudah berlangsung sekitar tahun sebelum Masehi, di daerah yang dikenal sebagai Daerah Bulan-Sabit Yang Subur (Fertile Crescent), yang membentang dari Lembah Sungai Nil sampai ke daratan alluvial sungai Tigris dan Efrat. Perencanaan kota dimulai dengan perkembangan bentuk-bentuk kerajaan-kota yang didirikan oleh bangsa Sumeria dari Assiria. Para raja yang juga merangkap panglima perang membangun kota-kota yang berfungsi sebagai benteng dan sekaligus pusat perdagangan hasil pertanian dari lahan di sekitarnya; kota-kota tersebut juga memiliki beberapa tempat pembuatan barang-barang manufaktur dan kesenian yang merupakan ciri khas bagi Zaman Perunggu (4.000 sampai SM). Kebanyakan kota-kota itu memiliki penduduk cukup banyak (untuk ukuran waktu itu), sekitar sampai orang. [Anthony J. Catanese, James C. Snyder, Perencanaan Kota, 1988, 1992, Penerbit Erlangga]

9 Timbulnya Urbanisasi Definisi paling sederhana dari urbanisme atau daerah perkotaan adalah persekutuan atau penyatuan suku-suku yang bertetangga yang berkumpul ke suatu pusat yang digunakan sebagai tempat pertemuan bersama untuk maksud pemujaan, perlindungan, dan semacamnya : dan karenanya urbanisme adalah lembaga politik atau kedaulatan yang dibentuk oleh masyarakat demikian. Suatu daerah perkotaan dapat juga didefinisikan sebagai gabungan sel lingkungan perumahan, atau tempat di mana orang bekerja bersama untuk kepentingan umum. Jenis daerah perkotaan bisa beragam sebesar beragamnya berbagai kegiatan yang dilakukan di sana: alat-alat produksi dan bermacam-macam barang, perdagangan, transportasi, pengadaan barang dan jasa, atay gabungan dari semua aktivitas tersebut. Definisi ketiga menyatakan bahwa daerah perkotaan adalah lokasi-lokasi di mana terdapat kemungkinan adanya suatu lingkungan kehidupan yang beraneka-ragam dan gaya-hidup yang berbeda-beda. Manusia tinggal, bekerja, dan menikmati hidup dalam hubungan-hubungan sosial dan budaya yang diberikan oleh kedekatan jarak di daerah perkotaan. Daerah perkotaan bisa sederhana dan bisa juga kompleks. Daerah perkotaan bisa berukuran kecil dan mudah dipelihara, ataupun sangat besar dan dipenuhi dengan masalah-masalah ekonomi dan pertentangan. [Arthur B. Gallion, Simon Eisner, 1986, 1992, Pengantar Perancangan Kota, Penerbit Erlangga]

10 Mosul Irak

11 Mosul Irak

12 Mosul Irak

13 Pola Perencanaan Kota Dunia Zaman Dahulu-Mesopotamia
Kota-kota di jaman Mesopotamia merupakan kota yang terencana. Masing-masing dibangun mengitari sebuah bangunan berbentuk piramida stinggi 100 kaki yang disebut ziggurat, yang berfungsi sebagai kuil maupun observatorium astronomi. Di dalam rencana dasarnya, suatu tembok tebal mengelilingi seluruh kota, dan ditengah-tengah kota itu berdiri ziggurat, istana, dan berbagai bangunan untuk kepentingan umum. Dinding bagian bawah dari bangunan umum tersebut dipenuhi dengan dekorasi yang merupakan contoh kesenian masyarakat yang paling tua. Salah-satu dari kota-kota tertua adalah kota Babilon (sekitar 55 mil sebelah selatan kota Bagdad modern, Irak). Kota Babilon semula dibangun sama seperti kota-kota Sumeria yang lain dari Zaman Perunggu, kota ini mencapai puncak kejayaannya yang legendaris ketika Nebukadnezar II membangunnya kembali pada abad ke-6 Sebelum Masehi. Kota Babilon baru ini dibangun mengikuti perencanaan jalan yang teratur, kuil dan menaranya tetap berdiri di tengah kota, dan Istana Taman-taman Bergantung yang termasyur itu tembok utaranya ada di Sungai Efrat. Pada puncak kebesarannya sebagai ibukota imperium Babilonia, kota Babilon berpenduduk sebanyak jiwa dan barangkali merupakan kota paling besar di zaman itu.

14 Ziggurats (Akkadian ziqqurat, D-stem of zaqāru "to build on a raised area") were massive structures built in the ancient Mesopotamian valley and western Iranian plateau, having the form of a terraced step pyramid of successively receding stories or levels. Ziggurats (Akkadian ziqqurat, D-stem of zaqāru "to build on a raised area") were massive structures built in the ancient Mesopotamian valley and western Iranian plateau, having the form of a terraced step pyramid of successively receding stories or levels. CAD rendering of Sialk's largest ziggurat based on archeological evidence. The reconstructed facade of the Neo-Sumerian Great Ziggurat of Ur, near Nasiriyah, Iraq

15 Pola Perencanaan Kota Dunia Zaman Dahulu-Mesir
Peradaban Mesir pada jaman perunggu juga berkembang subur dan berorientasi pada kota-kota, tetapi ukuran kota-kotanya umumnya kecil-kecil kecuali kota-kota yang dibangun bersamaan dengan pembangunan piramida, misalnya kota yang paling tua di mesir, Kahun, yang dibangun untuk para pekerja dan para seniman yang mengerjakan suatu piramida besar Al-Lahun, di hulu Sungai Nil , di selatan Kairo, dekat Bendungan Aswan. Orang yang tinggal bisa mencapai orang, ketika piramida dibangun. Setelah piramida selesai dibangun, kota ditinggalkan, orang tidak pernah mengganggap sebagai kota permanen, lebih cocok dianggap sebagai necropolis, atau kota untuk orang mati. Kahun, ancient Egyptian town, its site lying in modern Al-Fayyūm muḥāfaẓah (governorate). It was erected for the overseers and workmen employed in constructing the nearby pyramid of Al-Lāhūn, built by Sesostris II (reigned 1844–37 bce), and it was abandoned when the pyramid was completed. Excavated by the English archaeologist Sir Flinders Petrie (1888–90), it revealed a crisscross of streets laid out in a regular pattern, with houses built of mud brick having beamed, flat mud roofs, open courts and porticoes, and the earliest examples of a supporting wooden column, fluted and on a raised base. Cretan polychrome Kamáres ware and Cypriot black ware were also found at the site.

16 Necropolis di Giza_ Mesir

17

18 Pola Perencanaan Kota Dunia Zaman Dahulu- Yunani
Peradaban barat dimulai pi pulau-pulau di Lautan Aegea dan berkembang sejak orang-orang dari utara mendiami tanah Yunani dan berbaur dengan penduduk asli. Pada abad kelima sebelum Masehi, Pericles mulai memperkenalkan suatu bentuk kewarganegaraan berazasken moral dan politik, yang disebut demokrasi. Karena penduduk mengadakan pertemuan-pertemuan mereka di kuil Athena, maka tempat persidangan demokrasi ini menggantikan kedudukan istana sang penguasa sebagai pusat kota didalam disain perkotaan. Dengan berkembanganya demokrasi demokrasi, maka rumah-rumah dan fasilitas masyarakat menjadi unsur yang paling penting pada perencanaan kota. Bersamaan dengan meningkatnya kesadaran tentang tata tertib dan struktur perkotaan di abad kelima S.M., maka muncul seorang perencana kota yang sangat menonjol- Hippodamus.

19 Laut Aegea, Athena, Kairo

20 Hippodamus_1 Hippodamus berpendidikan sebagai arsitek, mengembangkan dasar teoritis yang pertama tentang perencanaan fisik kota-kota. Sesudah mempelajari kota-kota Sumeria dan Mesir, ia mengemukakan perlunya sistem jalan yang sejajar dan membentuk persegi panjang (atau pola Gridiron), agar tercipta bentuk geometris pada ruang perkotaan. Sedangkan blok-blok perumahan dirancang supaya memudahkan pelayanan bagi perumahan tersebut dan agar tersedia sarana pencapaian yang menuju ke bangunan-bangunan dan lapangan-lapangan umum. Di samping itu, perumahan tersebut diatur sedemikian rupa, sehingga terasa adanya suasana pribadi, suatu unsur yang sangat penting dalam demokrasi Yunani. Hippodamus menciptakan ide tentang apa yang disebut agora, suatu pusat perdagangan yang diatur dalam bentuk persegi panjang. Kegiatan perdagangan suatu kota dilakukan di agora itu, yang nampak berbeda sekali dengan tempai ini di mana rakyat mengadakan pertemuan politik – yang disebut pynx, atau forum lapangan terbuka – tetapi letaknya seringkali berdekatan. Terdapat bukti bahwa peraturan bangunan sudah dibuat untuk mencegah penyerobotan tempat-tempat umum dan jalur hijau lainnya demi kepentingan pribadi.

21 Hippodamus_2 Hippodamus merancang Kota Piraeus (kota pelabuhan Athena) dan Kota Rhodes. Filsafat dan pola perencanaannya juga digunakan secara luas di kota-kota koloni dan di berbagai kota-besar Yunani, seperti Miletus dan Priene (keduanya terletak di barat-daya Turki) dan Thurii ( di bagian selatan Italia). Sekitas tahun 400 S.M., Athena sudah tumbuh menjadi sebuah kota yang berpenduduk orang, ditambah dengan budak dan orang-orang asing. 1) Hippodamus berpendirian bahwa hanya Athena saja, sebagai ibukota, yang boleh menjadi sebesar itu; ia mengemukakan teori bahwa kota-kota lain sebaiknya jangan berpenduduk lebih dari orang. Teori Hippodamus ini terutama didasarkan atas keyakinannya tentang masalah kesehatan, dan tentang kemampuan sebuah kota untuk menyediakan bahan makanan dan kebutuhan air. Ini merupakan contoh pertama yang diketahui orang tentang pembatasan pertumbuhan fisik sebuah kota di dalam perencanaan perkotaan. 1) Catatan :Athena ketika itu mungkin merupakan kota terbesar di dunia. Tetapi ada juga kemungkinan bahwa Teotihuacan, di dekat Mexico City sekarang, berpenduduk pada waktu yang sama. Bukti-bukti tidak lengkap, tetapi ada jejak-jejak tentang bangsa yang mendirikan kota itu)

22 Acropolis, Athena

23 Miletus Kota Kuno Yunani
Miletus (mī lē' təs) (Ancient Greek: Μίλητος, Milētos; Latin: Miletus) was an ancient Greek city[1] on the western coast of Anatolia (in what is now Aydin Province, Turkey), near the mouth of the Maeander River in ancient Caria. Before the Persian invasion in the middle of the 6th century BC, Miletus was considered the greatest and wealthiest of Greek cities.[2][3] Evidence of first settlement at the site has been made inaccessible by the rise of sea level and deposition of sediments from the Maeander. The first available evidence is of the Neolithic. In the early and middle Bronze age the settlement came under Minoan influence. Legend has it that an influx of Cretans occurred displacing the indigenous Leleges. The site was renamed Miletus after a place in Crete.

24

25

26 Peringatan Socrates, Plato dan Aristoteles
Sekitar tahun 400 SM, Socrates memperingatkan bahwa apabila peradaban Yunani tidak berkembang, maka akan terjadi kemerosotan. Tidak lama kemudian, Plato dan Aristoteles memperingatkan bahwa orang-orang kaya yang menganggap sulit untuk menerima peningktan peradaban seperti itu, akan pergi meninggalkan kota menuju tanah-tanah dan villa mereka di luar kota, dan hal itu akan membahayakan demokrasi. Dengan kata lain, akan terjadi kekosongan kepemimpinan di kota-kota, apabila orang-orang kaya dan para pemimpin yang telah menjadi orang-kaya-baru semuanya meninggalkan kota, untuk menghindari perdebatan dan keharusan turun tangan dalam masalah kepentingan warga, karena ingin hidup senang tanpa bersusah payah. Memang ketika semakin banyak orang kaya dan para pemimpin mulai pindah ke luar kota, maka yang tertinggal adalah pemimpin-pemimpin kerdil dan politisi yang serakah, yang merampas harta dan kekayaan kota tanpa ada yang mengawasi. Kondisi kota-kota semakin memburuk, ketika Yunani terlibat dalam serangkaian peperangan yang betul-betul membawa bencana dan Yunani kalah perang. Begitu Besarnya kerugian akibat peperangan itu, sehingga Yunani menjadi sekedar sebuah propinsi Romawi pada tahun 146 sebelum Masehi. Arus perpindahan warga kota yang kaya-raya ke daerah pedalaman ini agaknya merupakan contoh pertama tentang proses penghancuran kota akibat suburbanisasi. Sebab ketika para warga dan para pemimpin yang kaya beramai-ramai pindah ke luar kota, mereka meninggalkan berbagai masalah besar yang tidak dapat dipecahkan tanpa adanya kepemimpinan. Suatu lingkaran setan yang merusak mulai berkembang di pusat kota. Sementara daerah-saerah di sekelilingnya juga akan terjangkit oleh masalah tersebut. Manakala terjadi krisis nasional yang besar, seperti perang atau kemunduran ekonomi, maka kota berikut daerah-daerah di sekelilingnya tidak akan dapat bertahan. Demokrasi yang didasarkan atas kehidupan kota membutuhkan kepemimpinan.

27 Zaman HELLENISME ( tiga abad terakhir sebelum Masehi)
Banyak desain dan proporsi arsitektur bangunan di kota-kota Yunani kuno dalam tiga abad terakhir sebelum Masehi – zaman Hellenisme – mempunyai apa yang disebut gaya klasik. Konsep-konsepnya masih jelas kelihatan pada desain sejumlah bangunan di zaman sekarang. Jika diingat bahwa arsitektur di zaman kuno sangat diutamakan, maka zaman Hellenisme merupakan peralihan kepada perencanaan Romawi yang berorientasikan kemiliteran dan pertahanan. Anehnya, orang Yunani tidak memadukan teori dan filsafat tentang perencanaan dan desain untuk zaman Hellenisme. Ahli teori dan organisator terkemuka tentang arsitektur gaya klasik Yunani adalah Vitruvius, seorang arsitek dan insinyur Romawi dari abad pertama sebelum Masehi, yang banyak berkarya di Afrika Utara. Vitruvius mempelajari gaya klasik dan menyususn 10 buku tentang arsitektur, yang diterbitkan dengan judul De Architectura. Pokok-pokok pemikirannya tentang desain klasik dapat diketahui dengan jelas dari uraiannya tentang bangunan-bangunan yang memiliki sifat-sifat “kokoh, nyaman, dan menyenangkan”.

28 Miletus Sekarang (barat daya Turki)

29 Athena Sekarang

30 Mitos Yunani ke Romawi Romawi menurut mitos ('The Aineid' ditulis oleh Virgil (30 SM-19 SM) ) didirikan keturunan seorang pangeran Troya yang selamat ketika kota Troya diserang Yunani (karena seorang ratu Sparta, Helen, istri raja Menelaus dilarikan pangeran muda Troya, bernama Paris). Ketika pasukan Yunani membumi hanguskan Troy, Aeneas dan sebagian penduduk Troy menyelamatkan diri, berlayar mencari negeri baru. Sampai di sebuah negeri, Lavinium di Italy. Di sinilah Aeneas mendirikan bangsa baru, kelak kemudian berkembang dan memimpin dunia, bangsa Romawi.

31 Pola Perencanaan Kota Dunia Zaman Dahulu-Romawi_1
Roma menggantikan Athena sebagai pusat dunia barat selama zaman Kekaisaran Romawi (27 S.M. Hingga tahun 324). Sejak tahun 509 S.M. , yaitu sejak tersingkirnya raja asing terakhir yang memerintahnya, Roma menjadi republik yang diperintahkan oleh kaum aristrokrat, yang menjelang kematian Julius Caesar pada tahun 44 S.M., Republik Romawi sudah menyebarkan kekuasaannya di seluruh Italia dan wilayah-wilayah di sekitarnya. Sejak Caesar Augustus pada tahun 27 S.M., Kekaisaran Romawi mulai melanjutkan ekspansinya. Setiap kaesar berusaha dengan jalan meneklukan negeri lain untuk menjaga ketertiban dunia, menurut pandngan Roma – Pax Romano, atau Perdamaian Romawi – suatu pemikiran tentang satu dunia terdiri dari berbagai macam bangsa yang mematuhi undang-undang yang sama, di bawah satu orang, pemimpin besar.

32 Pola Perencanaan Kota Dunia Zaman Dahulu-Romawi_2
Ketika Kekaisaran Romawi bertambah kuat dan kaya, jumlah penduduk Roma meningkat dengan cepat; ada bermacam-macam perkiraan, mulai dari sampai 2 juta penduduk tetap menjelang abad ketiga sesudah masehi. Pertumbuhan ini menyebebkan penyediaan perumahan yang sangat tidak mencukupi dan berbagai masalah transportasi. Perkembangan kota tersebut sedemikian cepatnya pada abad ketiga, sehingga di Roma perlu dibangun lebih dari blok apartemen, di samping rumah pribadi yang sudah ada. [Menarik sekali untuk diperhatikan bahwa beberapa bengunan bertingkat delapan telah dibangun di Roma sampai abad pertama sesudah Masehi, yaitu ketika Caesar Augustus membatasi tinggi bangunan sampai maksimum 70 kaki ( 24 m) – contoh pertama yang diketahui tentang pembatasan bangunan]. Roma juga sangat menderita karena kekurangan suplai air, sehingga mengakibatkan pembuatan akuaduk yang berfungsi untuk mengalirkan air tawar ke kota.

33 Resume Pola Perencanaan Kota Dunia Zaman Dahulu_Romawi_3
Selama masa itu, para pemimpin Roma yang kaya raya membangun berbagai monumen raksasa dan bangunan-bangunan umum sebagai tanda kebesaran dirinya dan kebesaran Roma, dan setiap kaisar baru akan membangun sebuah forum (tempat pertemuan umum) yang lebih besar daripada yang dibuat oleh pendahulunya. Forum-forum ini menjadi pusat kehidupan politik dan bisnis di kota Roma. Bangsa romawi telah menyadari pentingnya transportasi sehingga, dalam hal ini, bangsa Romawi muncul sebagai perencana wilayah yang pertama. Mereka merancang dan membangun jalan-jalan di seluruh imperium yang membentang dari Inggris sampai ke Babilon dan dari Spanyol sampai ke Mesir, berfungsi untuk menghubungkan kota-kotanya. Jaringan jalan tersebut memungkinkan arus komunikasi dan perniagaan mengalir dari Roma dan kota-kota lainnya, dan merupakan sarana agar pasukan-pasukan pemerintah bisa bergerak cepat guna memelihara ketertiban dan menumpas pemberontakan.

34 Kairo-Athena-Roma (1128 km, 1058 km)

35 Posisi Roma_Athena_Monaco_Tunis

36 Roma_Aljir(1000 km_Rabat_Madrid_Lisbon)

37 Kota Roma dan Pola Jalan Arteri

38 Roma dan Vatikan (3 km)

39 Roma_Colloseum(d = 190 m)

40

41

42 Akuaduk The Romans constructed numerous aqueducts to serve any large city in their empire, as well as many small towns and industrial sites. The city of Rome had the largest concentration of aqueducts, with water being supplied by eleven aqueducts constructed over a period of about 500 years. They served drinking water and supplied the numerous baths and fountains in the city, as well as finally being emptied into the sewers, where the once-used gray water performed its last function in removing waste matter. The first Roman aqueduct was the Aqua Appia, built in 312 BC during the Roman Republic. The methods of construction are described by Vitruvius in his work De Architectura written in the 1st century BC. His book would have been of great assistance to Frontinus, a general who was appointed in the late 1st century AD to administer the many aqueducts of Rome. He discovered a discrepancy between the intake and supply of water caused by illegal pipes inserted into the channels to divert the water, and reported on his efforts to improve and regulate the system to the emperor Trajan at the end of the 1st century AD. The report of his investigation is known as De aquaeductu. In addition to masonry aqueducts, the Romans built many more leats — channels excavated in the ground, usually with a clay lining. They could serve industrial sites such as gold mines, lead and tin mines, forges, water-mills and baths or thermae. Leats were much cheaper than the masonry design, but all aqueducts required good surveying to ensure a regular and smooth flow of water.

43 Akuaduk (Roma)

44 Resume Pola Perencanaan Kota Dunia Zaman Dahulu_Romawi_4
Dalam upaya menduduki wilayah-wilayah baru, menekan migrasi penduduk ke kota Roma, dan menegakkan citra tentang hukum dan ketertiban Romawi, orang Romawi membangun sejumlah kota militer di seluruh Imperium. Kebanyakan dari kota-kota itu mengikuti suatu rencana-induk dengan perbedaan-perbedaan yang sedikit sekali, sehingga memungkinkan adanya standarisasi. Dibangun dengan pola yang hampir bujur-sangkar, kota-kota koloni tersebut didominasi oleh bangunan-bangunan untuk kepentingan masyarakat, yang terletak di persilangan dua buah jalan utama. Rumah-rumah pada umumnya berupa apartemen kecil, tetapi ada juga rumah-rumah bergaya-altrium, milik orang kaya; altrium merupakan ruang terbuka tidak beratap di tengah rumah, dapat berupa pasio atau hall. Runtuhnya Kekaisaran Romawi terjadi secara berangsur-angsur. Penduduk lebih suka bersenang-senang dan menjadi malas, sedangkan kepemimpinan terpecah-pecah karena sering bertengkar. Perkembangan agama Nasrani juga menggerogoti akar-akar kekuasaan Romawi, dan berbagai golongan serta pihak-pihak di dalam negeri yang saling berperang ikut juga mempercepat keruntuhannya. Suku barbar mulai menyerang, dan untuk pertama kalinya dalam masa lima abad Kekaisaran Romawi melihat musuh di depan pintunya sendiri. Dengan adanya invasi suku barbar, Roma dan kota-kota lain di dalam imperium itu dihancurkan. Monumen-monumen yang didirikan oleh para kaisar dibongkar orang untuk dijadikan bahan bangunan. Tempat-tempat pertemuan masyarakat seperti forum dirusak oleh massa yang bertempur. Kekaisaran Romawi runtuh pada akhir abad ketiga. Konstantinus I menjadi kaisar Kristen pertama yang memerintah Romawi pada tahun 307, dan memindahkan ibukotanya ke Konstantinopel (Istambul, Turki) pada tahun 303. Pada abad kelima mulaialh Zaman Kegelapan. Kota-kota yang semula direncanakan sebagai lambang kekuasaan kaisar, digantikan oleh kota-kota abad pertengahan, yang berlandaskan kekuasan para penguasa feodal atas para budak mereka, dan bukan berlandaskan prinsip-prinsip demokrasi ataupun imperialisme.

45 Resume Pola Perencanaan Kota Dunia Zaman Dahulu
Hal yang menarik dari zaman purba adalah bahwa di zaman itu telah diterapkan pola perencanaan kota yang tetap bertahan sampai lama sekali. Menurut pola itu, sebuah kota haruslah dibangun atas empat dasar . Dasar fisik sebuah kota adalah wujud yang kelihatan berupa bangunan-bangunan, jalan, taman, dan benda-benda lain yang menciptakan bentuk kota tersebut. Dasar ekonomi sebuah kota memberikan alasan bagi eksistensinya. Dasar politik sebuah kota sangat penting bagi ketertiban. Dan akhirnya, dasar sosial sangat penting supaya kota ada artinya. Perencanaan kota-kota di jaman kuno merupakan pelopor bagi apa yang sekarang disebut sebagai perencanaan kota. Dasar fisik kota terutama terlihat dengan jelas pada kota-kota klasik di zaman kuno. Pola jaringan jalan yang vteratur selalu diterapkan, berbeda dengan jalan yang berkelok-kelok dan dibuat tanpa rencana di kota-kota non-klasik. Pusat kota-kota klasik biasanya didominasi oleh bangunan-bangunan tempat ibadah, bangunan pemerintah, dan bisnis – intinya, kekuasaan terpusat di tengah kota klasik.

46 Resume Pola Perencanaan Kota Dunia Zaman Dahulu
Perumahan menempati bagian-bagian yang lainnya; jarang sekali perumahan memberikan bobot pada bentuk kota klasik. Para perencana kota klasik menciptakan berbagai desain yang sesuai dengan keinginan pihak-pihak dan para pemimpin yang erkuasa, bukan untuk kepuasan artistik atau cita-cita mereka pribadi. Para perencana tersebut merupakan ahli teknik yang bekerja untuk memecahkan masalah-masalah perkotaan, yang disebabkan oleh kendala-kendala politik, ekonomi, sosial, dan fisik

47 REFERENSI [Anthony J. Catanese, James C. Snyder, Perencanaan Kota, 1988, 1992, Penerbit Erlangga] Arthur B. Gallion, Simon Eisner, 1986, 1992, Pengantar Perancangan Kota, Penerbit Erlangga


Download ppt "PERENCANAAN KOTA DAN WILAYAH-1"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google