Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehLeony Santoso Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Kebenaran Dalam Etika dan Filsafat Komunikasi
Oleh: Muhammad Wahid S.Sos.,M.A
2
A. Pengertian Kebenaran
Susahnya mendefinisikan kebenaran, ibarat orang buta menjelaskan gajah. Tentu masing-masing definisi tidak salah, namun juga tidak bisa dikatakan benar seratus persen.
3
Secara Etimologi (Bahasa) kata “Benar mempunyai arti:
Tidak salah, lurus, dan adil. Contohnya dalam kalimat, “hitungannya benar”. Sungguh-sungguh, tidak bohong. Contohnya, “kabar itu benar”. Sangat, sekali. Contohnya, “enak benar mangga ini”.
4
Secara Epistemologi (istilah), pengertian Kebenaran dapat dilihat dari berbagai teori mengenai kebenaran: Teori Korespondensi Suatu pernyataan adalah benar jika ia berhubungan dengan objek yg dituju oleh pernyataan itu. Contoh,”Jakarta adalah ibu kota Indonesia”adalah benar karena sesuai fakta.
5
Teori Pragmatis Suatu pernyataan dinilai benar jika konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis bagi kehidupan manusia. Contoh,”memakai helm wajib bagi pengendara sepeda motor”, adalah benar karena pernyataan tersebut berguna dalam kehiidupan praktis.
6
B. Kebenaran Ilmiah dan Kebenaran Non-Ilmiah
Kebenaran yang diperoleh secara mendalam berdasarkan proses penelitian dan penalaran logika ilmiah. Kebenaran ilmiah ini dapat ditemukan dan diuji dgn pendekatan pragmatis, koresponden. Ada juga kebenaran karena faktor-faktor non-ilmiah.
7
Diantaranya kebenaran non-ilmiah adalah:
Kebenaran karena kebetulan kebenaran yg didapat dari kebetulan dan tidak ditemukan secara ilmiah. Kebenaran Spekulasi kebenaran karena adanya pertimbangan meskipun kurang dipikirkan secara matang. Dikerjakan dengan enuh resiko, relatif cepat. Kebenaran Intuitif Kebenaran yg didapat dari proses luar sadar tanpa menggunakan penalaran dan proses berpikir.
8
C. Kebenaran Kefilsafatan
Kebenaran kefilsafatan harus memenuhi empat aspek,yakni objek materi, forma, metode dan sistem yg terkait dengan kebenaran: Objek Materi, dimana filsafat mempelajari sesuatu yang ada, sehingga dapat kita pahami bahwa kebenaran ilmu pengetahuan filsafat bersifat umum universal. Misalnya objek manusia, maka tidak dibatasi pada manusia etnis,golongan, dan zaman tertentu.
9
Objek Forma, kebenaran ilmu pengetahuan filsafat itu bersifat metafisika, yakni meliputi ruang lingkup mulai dari konkret-khusus sampai yg abstrak-universal. Contohnya bagi fenomena manusia yg pluralistis. Sistem, kebenaran bersifat dialektis, yakni senantiasa terarah kepada keterbukaan bagi masuknya ide-ide baru dan pengetahuan-pengetahuan baru yg semakin memperjelas kebenaran.
10
D. Makna Penting Kebenaran
Dalam konteks interaksi sosial terdapat sejumlah hal sehingga kebenaran dipandang sebagai sesuatu yg penting dalam peradaban. Ketiadaan integritas dalam komunikasi antarmanusia akan berbuntut pada penggusuran otonomi individu. Pentingnya komitmen kebenaran adalah bahwa kebenaran menunjukkan rasa menghargai org lain sebagai tujuan bukan sebagai alat
11
Kebenaran merupakan unsur yg esensial bagi kelancaran proses demokrasi
Kebenaran merupakan unsur yg esensial bagi kelancaran proses demokrasi. Menurut Habermas, negara Hukum modern berciri demokratis jika terjadi komunikasi politis intensif antara ruang publik dan sistem politik.
12
E. Dikotomi Kebenaran Dalam Komunikasi
Kebenaran dalam media massa menjadi hal yang krusial karena kebenaran versi media kadang kala berbeda dengan kebenaran versi masyarakat.
13
Dalam Jurnalistik sendiri terdapat standar minimum sebagai konsep dari kebenaran dalam me-report kebenaran. Report, harus akurat, dengan cara melakukan verifikasi fakta sehingga diperoleh bukti yg valid. Untuk mendukung kebenaran dalam media seorang jurnalis perlu melakukan upaya pencerdasan dengan cara mendorong pemahaman audiensi.
14
Suatu laporan mesti bersifat fair dan seimbang
Suatu laporan mesti bersifat fair dan seimbang. Prinsip ini menghindari bias yg sangat mungkin timbul dalam suatu laporan. Dikotomi lain pada media adalah kebenaran dalam iklan. Kebenaran dalam iklan, maka sejatinya tidak lebh dari logika liberal, yang berujung pada akumulasi keuntungan.
15
Iklan menjungkirbalikkan apa yang sebelumnya merupakan kebutuhan (need) bagi masyarakat untuk kemudian diubah menjadi keinginan (want) begitu sebaliknya. Contoh: persoalan makan daging ayam yg sejatinya merupakan kebutuhan (need) tapi oleh iklan dicitrakan sedemikian rupa bahwa makan yg benar, sehat, nyaman dan menggembirakan justru ada pada KFC atau McDonald.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.