Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehRatna Hartono Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
OLEH : Nima Lestari nimalestari@yahoo.co.id
BAB II UCAPAN DAN EJAAN OLEH : Nima Lestari
2
UCAPAN Bahasa Indonesia bagi sebagian besar penuturnya adalah bahasa kedua. Para penutur yang berbahasa Indonesia, bahasa Indonesia mereka terpengaruh oleh bahasa daerah yang mereka kuasai sebelumnya. Pengaruh itu dapat berkenaan dengan semua aspek ketatabahasaan.
3
Apa itu tatabahasa ? kumpulan kaidah tt struktur gramatikal bahasa; 2 buku tt kaidah bahasa yg meliputi kaidah fonologi, morfologi, dan sintaksis; -- baku 1 kumpulan kaidah tt struktur gramatikal bahasa ragam formal yg menjadi patokan pemakaian bahasa; 2 buku yg berisikan kaidah bahasa yg krn wibawanya digunakan sbg acuan karya yg sejenis; -- filosofis Ling tata bahasa yg tidak berdasarkan pemakaian bahasa tertentu, tetapi dr sudut ciri-ciri yg dipunyai bersama oleh pelbagai bahasa; -- normatif Ling tata bahasa yg dimaksudkan sbg pedoman yg ketat dan standar bagi pemakai bahasa; -- pengajaran tata bahasa sekolah; -- pendidikan tata bahasa sekolah; -- preskriptif tata bahasa normatif; -- sekolah tata bahasa yg disusun berdasarkan pertimbangan pedagogis, digunakan sbg acuan dan pedoman bagi pengajaran bahasa di sekolah; ke·ta·ta·ba·ha·sa·an n hal yg berhubungan dng tata bahasa
4
Ejaan Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran, bagaimana menempatkan tanda-tanda baca, bagaimana memotong-motong suatu kata, dan bagaimana menggabungkan kata-kata. (akan dibahas lebih rinci pada bab III)
5
Penulisan Huruf Penulisan Huruf Kapital Mengawali kalimat
Huruf awal pada nama Huruf pertama yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci Nama diri, gelar kehormatan, keturunan, atau keagamaan (dalam pengertian umum, huruf-huruf tersebut ditulis dengan huruf kecil)
6
Lanjutan... Penulisan Huruf Tebal dan Miring Huruf tebal
(nama lembaga, judul buku atau nama majalah) Huruf miring menegaskan atau mengkhususkan kata, bagian kata atau kelompok kata. Menuliskan nama ilmiah atau ungkapan asing yang belum disesuaikan ejaannya. Judul karangan yang dimuat dalam majalah atau dalam buku kumpulan karangan, atau judul satu bab dari suatu buku selain diapit dengan tanda petik, juga menggunakan huruf miring.
7
Partikel dan Awalan Awalan atau prefiks adalah sebuah afiks yang dibubuhkan pada awal sebuah kata dasar. Bahasa Indonesia banyak menggunakan awalan untuk menurunkan sebuah kata. Dalam studi bahasa semitik, sebuah awalan disebut dengan “preformatif”, karena prefiks dapat mengubah bentuk kata yang dibubuhinya.
8
Macam-Macam Awalan Awalan di-
Berfungsi membentuk kata kerja, dan menyatakan makna pasif. Contoh : diambil, diketik, ditulis, dijemput
9
Lanjutan... Awalan me- Berfungsi membentuk kata kerja atau verba. Prefiks ini mengandung arti struktural, mengandung beberapa arti : “melakukan tindakan seperti tersebut dalam kata dasar”. Contoh : menari, melompat “membuat jadi atau menjadi “. Contoh : menggulai, meninggi, menghijau
10
Lanjutan... c. “mengerjakan dengan alat”. Contoh : mengetik, membajak, mengail, mengunci, mengetam. d. “berbuat seperti atau dalam keadaan sebagai”. Contoh : membujang, membabi buta, menjanda. e. “mencari atau mengumpulkan”. Contoh : mendamar, merotan.
11
Lanjutan... Awalan pe- Berfungsi membentuk kata benda dan kata kerja, kata sifat, dan kata enda sendiri. Prefiks ini mendukung makna gramatikal : “ pelaku tindakan seperti tersebut dalam kata dasar”. Contoh : penguji, pemisah, pemirsa, penerjemah. “ alat untuk me...”. Contoh : perekat, pengukur, penggaris, penghadang.
12
Lanjutan... Awalan per- Berfungsi membentuk kata kerja imperatif. Mengandung arti : “membuat jadi (kausatif). Contoh : perbudak, perhamba, pertuan. “membuat lebih”. Contoh : pertajam, perkecil, perbesar, perkuat.
13
Lanjutan... Awalan ter- Berfungsi membentuk kata kerja (pasifP atau kata sifat. Arti yang dimiliki antara lain adalah : “dalam keadaan di”. Contoh : terkunci,terikat, tertutup “dikenai tindakan secara tak sengaja”. Contoh : tertinju, terbawa, terpukul.
14
Lanjutan... Awalan ke- Berfungsi membentuk kata bilangan tingkat dan kata bilangan kumpulan, kata benda, dan kata kerja. Sebagai pembentuk kata benda, prefiks ke- bermakna gramatikal ‘yang di....i’, atau ‘yang di...kan’, seperti pada kata kekasih atau ketua.
15
Penulisan Bilangan Cara Penulisan : Bilangan yang ditulis dengan angka
Bilangan yang ditulis dengan huruf Cara pemakaian : Pemakaian bilangan yang ditulis dengan angka adalah seperti pada nomor rumah, jam, tanggal, dll.
16
Bilangan Tingkat Bilangan tingkat dapat dinyatakan dengan huruf, dengan angka dan dengan huruf dan angka. Contoh : ketiga dapat ditulis dengan ketiga atau ke-3 atau III, abad kedua puluh, abad ke-20 atau abad XX jadi awalan ‘ke’ hanya digunakan apabila dihubungkan dengan angka arab.
17
Jenis-Jenis Tanda Baca
Tanda titik (.) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Tanda titik dipakai padda akhir singkatan nama orang. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
18
Lanjutan... Tanda koma (,) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnta.
19
Lanjutan... Tanda Titik Koma (;)
Untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. Untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung. Tanda Titik Dua (: ) Untuk menandakan nisbah (angka banding) Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
20
Lanjutan... Tanda Hubung (-) Menyambungkan unsur-unsur kata ulang.
Menyambungkan huruf kata yang diea satu-satu dan bagian-bagian tanggal. Memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Tanda Pisah (-) Membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat. Menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas. Dipakai diantara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau diantara dua nama kota.
21
Lanjutan... Tanda Elipsis (...)
Dipakai dalam kalimat yang terputus-putus. Menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan. Tanda Tanya (?) Dipakai pada akhir kalimat. Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
22
Lanjutan... Tanda Seru (!) Dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat. Tanda Kurung ( (...) ) Mengapit keterangan atau pejelasan. Mengapit keterangan atau penjeasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan. Mengapit huruf atau kata yang kehadiranya di dalam teks dapat dihilangkan.
23
Lanjutan... Tanda Kurung Siku ([...])
Mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang. Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung. Tanda Petik (“...”) Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain. Mengapit judul syair, karangan atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
24
Lanjutan... Tanda Petik Tunggal (‘...’)
Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain. Mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing. Tanda Garis Miring (/) Dipakai di dalam nomor surat Dipakai sebagai pengganti kata tiap, per atau sebagai tanda bagi dalam pecahan dan rumus matematika.
25
Lanjutan... Tanda Penyingkat/ Apostrof (‘) Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.