Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
MANAJEMEN RESIKO
2
Pengendalian Administrasi
Cidera Sakit Proses terganggu Properti rusak Dampak Lingkungan Manajemen Resiko Potensi Bahaya Identifikasi Kendalikan Nilai Resiko KEKERAPAN Frekuensi Mungkin (1) Jarang (2) Sering (3) KEPARAHAN Severity Minor (1) Serius Fatal Eliminasi Subsitusi Rekayasa Pengendalian Administrasi Alat Pelindung Diri
3
KEPARAHAN (severity) & KEKERAPAN (Frekuensi)
KONDISI LAPANGAN Tingkat resiko S1 x F cara pengendalian : Papan Peringatan tidak ada
4
Sisa pekerjaan : 60 titik – peralatan Kerja operasi OK – 16 jam/hari
KONDISI LAPANGAN Tingkat resiko S1 x F cara pengendalian : Papan Peringatan Sisa pekerjaan : 60 titik – peralatan Kerja operasi OK – 16 jam/hari
5
Kondisi Lapangan Tingkat resiko S 1 X F 2 Cara Pengendalian : Area stock terpisah, disusun rapi, pondasi kuat APD, Administrasi , Pemisahan Sasaran : Nihil Kecelakaan Program Kerja : Pembuatan Prosedur Kerja ?
6
IDENTIFIKASI RESIKO (Perencanaan)
7
TAHAPAN I.B.P.R Mengidentifikasi seluruh proses / area yang ada dalam organisasi. 2. Mengidentifikasi sebanyak mungkin ‘Potensi Bahaya’ (aspek bahaya) pada setiap proses / area yang telah diidentifikasi sebelumnya. Identifikasi potensi bahaya dilakukan pada saat proses berjalan normal, abnormal, emergency maupun dalam keadaan maintenance. 3. Mengidentifikasi sebanyak mungkin ‘Tingkat Resiko Bahaya’ (dampak bahaya) yang berkaitan dengan setiap aspek yang diidentifikasi. 4. Mengevaluasi besar kecilnya tingkat resiko bahaya untuk menentukan prioritas pengendalian terhadap resiko yang mungkin terjadi.
8
TINGKAT RESIKO BAHAYA (Dampak Bahaya)
“Perubahan apapun pada lingkungan / manusia baik yang merugikan atau bermanfaat seluruhnya atau sebagian hasil dari kegiatan, produk, jasa dari organisasi. Dampak yang merugikan dapat berupa : Kerugian, Cidera / Cacat, Kehancuran, Pencemaran Lingkungan”. Contoh Tingkat Resiko Bahaya : * Terpeleset * Kontaminasi tanah. * Pencemaran air * Pencemaran udara. * Kebakaran * Penurunan Pendengaran. * Tersengat listrik * Ledakan.
9
CRANE ACCIDENT Sudirman Palace Building (Under Construction) Located in the front of JSE The Accident occurred at pm May 24th, 2007 A2K4 - INDONESIA
10
Identifikasi Potensi Bahaya (aspek bahaya) dapat menggunakan alat sebagai berikut :
a. Pendekatan data / dokumen masa lalu. b. Penggunaan check list. c. Penggunaan hasil audit. d. Pendekatan sistem proses kerja ( input -> proses -> output). Penilaan Tingkat Resiko (dampak bahaya) adalah penentuan besar kecilnya dampak dengan menganalisa berbagai dokumen dan informasi yang tersedia baik berupa data primer / sekunder. Dalam proses ini ada 2 variabel yang dianalisa, yaitu : ‘Tingkat Kemungkinan’ dan ‘Tingkat Konsekwensi’.
11
Jumat, 08/06/ :08 WIB. Gondola Terhempas, Pekerja Nyaris Celaka Kasus jatuhnya tower crane pada pembanguan proyek Pacific Place di Semanggi SCBD, Jakarta Selatan, belum tuntas, tiba-tiba kecelakaan kerja kembali terjadi. Sebuah gondola terhempas menyebabkan pekerja nyaris jatuh. (foto: fery usmawan). Fri, 8 Jun :20: (PDT) [K3_LH] KECELAKAAN GONDOLA
13
TINGKAT RESIKO = KEMUNGKINAN x KONSEKWENSI
PENILAIAN TINGKAT RESIKO (DAMPAK BAHAYA) TINGKAT RESIKO = KEMUNGKINAN x KONSEKWENSI KEMUNGKINAN (Tingkat Keseringan), adalah variable yang merefleksikan seberapa sering suatu dampak terjadi dan berapa besar peluang terjadinya. KONSEKWENSI (Tingkat Keparahan) mempresentasikan besarnya dampak kerugian yang dialami akibat terjadinya resiko, aspek legal menjadi point tertinggi dalam penilaian aspek keparahan.
14
TINGKAT BAHAYA ( RISK LEVEL )
17
PENGANTAR
18
CARA MENGENDALIKAN RESIKO (Hirarki Pengendalian )
ELIMINASI [ memodifikasi proses, metode / materi untuk menghilangkan dampak K3]. 2. SUBSITUSI [mengganti materi, zat atau proses dengan yang tidak/kurang berdampak K3]. 3. REKAYASA [ menyingkirkan atau memisahkan dampak K3 yang mungkin terjadi dengan cara memberikan perlindungan, menyimpan di sesuatu tempat pada ruang atau waktu terpisah]. 4. ADMINISTRASI [menyesuaikan waktu dan kondisi dengan proses administrasi, misalnya dg membuatkan standart operation procedure atau working instruction]. 5. ALAT PELINDUNG DIRI [menyediakan alat pelindung diri yang sesuai & memadai bagi semua karyawan guna menghindari keparahan dari dampak K3 yang mungkin terjadi. APD ini digunakan sebagai upaya terakhir mengendalikan dampak].
19
POTENSI BAHAYA
20
Sistim Peringkat dalam Metoda Identifikasi
Resiko Rendah ( Peringkat I ) : “ jarang terjadi “,dengan akibat berupa cedera ringan atau dengan kerugian materi sedikit, tetap kerja Resiko Sedang ( Peringkat II ): “ mungkin terjadi “ dengan akibat Cacat atau kerugian material sedang atau dengan hilangnya hari kerja Resiko Tinggi ( Peringkat III ) : “ sering terjadi “ dengan akibat Kematian atau dengan kerugian materi sangat besar
21
Kondisi Lapangan Papan Pengumuman
22
Sekian & Terima kasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.