Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSiska Salim Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Ali Rohmad – 2015 M - Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
Selama Perkuliahan Berlangsung, setiap alat telekomunikasi, semisal HP wajib dimatikan demi aktualisasi interaksi-edukatif. (amanat kode etik mahasiswa) 16 mata kuliah : Metodologi Studi Islam (MSI) METODOLOGI STUDI PERBANDINGAN AGAMA Ali Rohmad – 2015 M - Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung
2
إنّ الدين عند الله اﻹسلام
لكم دينكم ولي دين ل إنّ الدين عند الله اﻹسلام selalu bertoleransi selalu fanatik berIslam
3
b. Muhammad Abdul Karim al-Syahrastani, kitab الملل و النحال;
METODOLOGI STUDI PERBANDINGAN AGAMA Moh. Rifai, Perbandingan Agama, 7th ed, Wicaksana, Semarang, 1983. a. Ilmu Perbandingan Agama : ilmu yang dapat mengetahui dan memahami gejala-gejala keagamaan daripada suatu kepercayaan dalam hubungannya dengan agama lain h 11. b. Muhammad Abdul Karim al-Syahrastani, kitab الملل و النحال;
4
c. Tujuan dan urgensi : mencari persamaan dan atau perbedaan berbagai realitas antar agama atau antar aliran dalam suatu agama agar tumbuh berkembang toleransi antar umat beragama juga toleransi intern umat beragama sebagai syarat penciptaan harmoni kehidupan. Perbandingan : = / ≠ ??? Kitab suci Tempat suci Ajaran
5
d. Cara penyelidikan perbandingan agama : mengumpulkan dan mencatat kenyataan-kenyataan yang terdapat pada berbagai-bagai agama yang diselidiki, seperti benda-benda yang berupa kitab-kitab suci, gereja, kuil, dan sebagainya h 12.
6
e. Berlainan pendapat dalam meraba-raba dan mencari hakekat pencipta alam ini, tidaklah mengherankan, sebab ia bukanlah benda yang dapat ditangkap dengan alat pancaindera h 13. f. Pertumbuhan dan perkembangan agama : teori non-Islamiy (dari polytheisme ke monotheisme) vs teori Islamiy h
7
“Studi Agama dan Lintas Budaya UGM Alternatif Kelas Internasional di Indonesia ?”, - diakses a. Program Studi (prodi) Agama dan Lintas Budaya atau Center for Religious and Cross-Cultural Studies (CRCS) merupakan program baru di lingkungan Program Pascasarjana UGM. Berdiri sejak tahun 2000, prodi ini awalnya bernama Ilmu Perbandingan Agama. Berbagai konflik dan persoalan keagamaan di Indonesia sangat berkaitan erat dengan berbagai fenomena kebudayaan yang juga melekat dalam masyarakat.
8
b. Melihat agama dalam perspektif cross-cultural
b. Melihat agama dalam perspektif cross-cultural. Memahami Islam tidak hanya dalam konteks masyarakat Islam, tetapi juga memandang Islam di tengah-tengah penganut non-Islam. Memakai comparative-perspective dalam melihat agama yang berbeda-beda sekaligus setting ruangnya yang berbeda-beda pula.
9
a. Dua macam studi agama : Sejarah Agama, dan Perbandingan Agama.
“Perbandingan Agama”, - diakses a. Dua macam studi agama : Sejarah Agama, dan Perbandingan Agama. b. Sejarah agama (History of Religions) berusaha untuk mengerti agama dari sejarahnya di masa lalu sampai sekarang dan hal-hal apa yang berkembang dalam agama itu, jadi sifatnya penyelidikan yang mendalam dan vertikal atas agama tertentu.
10
c. Perbandingan agama (comparative religions) mencoba melakukan pendekatan atas agama melalui perbandingkan antara satu agama dengan agama lainnya. d. Setelah Charles Darwin mengemukakan teori evolusinya mengenai perkembangan biologis kehidupan mahluk dari sederhana sampai kompleks, demikian juga kemudian agama dianggap sebagai mengalami perkembangan yang sama pula.
11
e. Tokoh comparative religions : Friedrich Max Muller (1823-1900).
f. Skop comparative religions : asal-usul agama, konsep yang suci (Tuhan, manusia, tempat, kitab), konsep manusia dan dunia, ungkapan beragama, mistik.
12
g. Sudah sejak lama terjadi perjumpaan antar agama-agama
g. Sudah sejak lama terjadi perjumpaan antar agama-agama. Ketika dunia mengalami modernisasi, perjumpaan antara bangsa-bangsa dan agama-agama makin sering terjadi dan sifatnya kompleks dan majemuk, maka terbukalah era Pluralisme khususnya Budaya dan Agama yang tidak terhindarkan yang jelas menghadirkan dampak perbenturan peradaban (clash of civilization) lagi memunculkan situasi konflik.
13
h. di Indonesia telah terjadi sekitar 200 lebih kerusuhan massal yang banyak di antaranya melibatkan konflik yang berlatar belakang SARA (Suku Agama Ras dan Antar-golongan). Konflik berlatar belakang SARA khususnya Agama sangat kental dan telah merenggut ratusan jiwa melayang. Ini mendorong banyak tokoh untuk ikut memikirkan usaha-usaha dalam meredakan dan mengurangi konflik, semisal melalui dialog antar umat beragama.
14
i. "Pluralisme adalah suatu situasi di mana bermacam-macam agama berinteraksi dalam suasana saling menghargai dan dilandasi kesatuan rohani meskipun mereka berbeda." Pluralisme menghadirkan perjumpaan dimana setiap bangsa dan agama bertemu dalam suasana sederajat dan seimbang dalam suasana demokratis.
15
j. Reaksi atas pluralisme : 1
j. Reaksi atas pluralisme : 1. Fundamentalisme (menolak pluralisme dan memperkukuh posisi diri sendiri, eksklusif); 2. Proselitisme (usaha mentobatkan dan memindahkan agama seseorang); 3. Sinkretisme (kompromis dengan cara mencampur-adukkan keyakinan antar agama); 4. Inklusivisme (berusaha menggapai kesatuan agama-agama, agama-agama diperas menjadi satu). Padahal konsep yang ditawarkan oleh Allah swt : لكم دينكم ولي دين.
16
“Jurusan Perbandingan Agama/Studi Agama-Agama”, http://www. uinsuska
“Jurusan Perbandingan Agama/Studi Agama-Agama”, – diakses a. Realitas sosial masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai agama dan kepercayan, yang dalam sejarah perjalanannya belum mampu menciptakan hubungan yang harmonis antar umat beragama. Para pemeluk agama-agama perlu menyadari bahwa sebenarnya mereka bisa hidup bersama dalam perbedaan (agree in disagreement).
17
b. Perbandingan Agama bukan untuk mem-profan-kan yang sacral , tetapi lebih ditekankan untuk meneliti, memahami, menjelaskan implikasi dan dampak dari pemikiran-pemikiran teologis secara individu serta realitas keberagamaan manusia secara kolektif.
18
c. Sosok umat beragama yang : Mampu mengidentifikasi karakeristik penganut agama-agama dari aspek perilaku kegamaan yang ada; Memiliki pemikiran yang pluralis dan kritis dalam menangani perkembangan isu keagamaan di Indonesia; Melakukan tindakan reflektif dan preventif terhadap isu sara melalui jaringan komunikasi umat beragama; Memiliki kecakapan partisipatif dan bertanggungjawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara;
19
Kamis 27 Mei sampai dengan Sabtu 29 Mei 2010, mahasiswa Perbandingan Agama (PA) dan Sosiologi Agama (SA) Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta mengadakan acara Studi Lapangan “Pengendalian Diri dalam Membangun Karakter Bangsa” ke Candi Mendut dan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang. Kegiatan ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat secara langsung mengamati prosesi Waisak dan berdialog langsung dengan para pemuka agama Buddha.
20
Kegiatan ini diawali dengan dialog bersama Ketua Konferensi Agung Sangha Indonesia (KASI), Bikkhu Jotidhammo Mahatera, di Vihara Mendut, Kamis, 27 Mei 2010 pukul wib. Kemudian pagi hari, 28 Mei 2010, dilanjutkan dengan mengobservasi prosesi detik-detik Waisak yang jatuh pada pukul 06:07:23 di Candi Borobudur. Siang harinya, peserta menuju kompleks candi Borobudur untuk melakukan observasi ritual Waisak, melakukan dialog bersama Suhu Buddha Mahayana, mengikuti ritual Pradaksina dan penyalaan lilin. Keesokan harinya, Sabtu, 29 Mei 2010 acara dilanjutkan dengan diskusi tentang “Inner-life Borobudur dalam Perspektif Alquran” bersama Bapak Muhammad Taufiq, Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Magelang.
21
Buku Perbandingan Agama :
1.Moh. Rifai, Perbandingan Agama, 7th ed, Wicaksana, Semarang, 1983. 2.K. Bahaudin Mudhory, Dialog Masalah Ketuhanan Jesus, 1st ed, Kiblat Centre, Jakarta, 1981. 3. Maurice Bucaille, Bibel, Quran dan Sains Modern, e-books. 4. Romdon, Metodologi Ilmu Perbandingan Agama Suatu Pengantar Awal , PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996.
22
The Comparative Study of Religions
Mispersepsi : 1. Mencari kesalahan agama lain. 2. Mendangkalkan aqidah. 3. Melibatkan diri dengan superioritas atau inferioritas dari agama-agama.
23
Metodologi Studi Perbandingan Agama : memahami gejala-gejala keagamaan dari suatu kepercayaan (agama) dalam hubungannya dengan agama lain yang mencakup persamaan (kesejajaran) dan perbedaannya.
24
Perbandingan agama mempelajari unsur-unsur fundamental yang menjadi landasan setiap agama, dengan maksud untuk melihat persamaan dan perbedaan unsur-unsur itu, sehingga seseorang bisa memiliki pandangan yang labih sempurna tentang apa arti pengalaman keagamaan, apa bentuk yang mungkin ada, dan apa yang mungkin dilakukan oleh manusia. Ilmu Perbandingan Agama itu adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari dan mengkaji agama dari sudut atau pendekatan ilmu pengetahuan (saintifik). Vide, PROF. DR. H.A. MUKTI ALI TENTANG ILMU PERBANDINGAN AGAMA, - diakses
25
Keagamaan, adalah masalah yang selalu hadir dalam sejarah kehidupan manusia sepanjang zaman, sama kehidupan lainnya. Prilaku hidup beragama yang amat luas tersebut dimuka bumi ini, menjadi bagian dari hidup kebudayaan yang dapat dikembangkan dalam aneka cara yang khas antara suatu lingkup sosio-budaya berbeda dengan lingkup sosisal buada yang lainnya. Dengan adanya berbagai agama yang berbeda-beda dalam kepercayaan “belief” (iman) dan ritus-ritus yang dikembangkan masing-masing untuk menunjukan perbedaan antara satu sama lainnya, maka pada sisi ini agama-agama kelihatan mencoba mengembangkan diri. Ia memperlihtkan warnanya yang universal, terlepas dari konteks kebudayaan. Pada titik ini harus dibedakan antara ajaran agama dan keberagamaan (religiousity). Vide, PROF. DR. H.A. MUKTI ALI TENTANG ILMU PERBANDINGAN AGAMA, - diakses
26
Metode Sui Generis Metode sui generis adalah suatu metode yang hanya bisa dikaji oleh orang-orang yang beragama artinya agama hanya bisa dijelaskan oleh agama itu sendiri pada aspek kepenganutan. Vide, PROF. DR. H.A. MUKTI ALI TENTANG ILMU PERBANDINGAN AGAMA, - diakses
27
Metode saintifis Pendekatan sejarah mengamati proses terjadinya perilaku ini, pendekatan sosiologi mengamati dari sudut posisi manusia yang membawanya kepada perilaku itu, dan pendekatan antropologi memperhatikan terbentuknya pola-pola perilaku itu dalam tatanan nilai yang dianut dalam kehidupan manusia dan begitu pula pendekatan fenomenologi dan psikologi. Pendekatan metode ilmiah ini boleh dikatakan merupakan suatu pengajaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis dan kritis. Vide, PROF. DR. H.A. MUKTI ALI TENTANG ILMU PERBANDINGAN AGAMA, - diakses
28
Metode religio-scientific
Agama itu suci dan agung, beragama itu involdment. Menurut A. Mukti Ali, kebenaran yang dicari studi perbandingan agama adalah bukan kebenaran objektif, juga bukan kebenaran subjektif. Hal ini tentu saja tidak benar, seorang muslim meneliti Kristen tidak bisa menerima kebenaran Kristen. Juga bukan kebenaran subjektif, merupakan kebenaran yang diteliti peneliti saja. Kebenaran yang dicarai studi perbandingan agama adalah phenomenological truth, yaitu kebenaran sebagaimana adanya yang ia miliki dan kita rela memiliki kebenaran itu. Pendekatan keilmuan dalam meneliti agama mencoba mendeskripsikan dunia pemeluk agama secara apa adanya (das sein), bukan didasarkan semestinya secara normatif (das sollen). cf. Siang-malam, lelaki-perempuan, ... . Vide, PROF. DR. H.A. MUKTI ALI TENTANG ILMU PERBANDINGAN AGAMA, - diakses
29
Comparative Religions
Pengalaman Abu Bakar ra cs menjadi muslim Definisi Tujuan : = / ≠ Urgensi : toleransi, dst Sasaran : asal-usul, konsep yang suci, ajaran, dll (konsep dan pengalaman beragama). M. Abd al-Karim al-Syahrastaniy الملل والنحل Friedrich Max Muller Comparative Religions A. Mukti Ali ( ) : tri kerukunan umat beragama Implikasi teori evolusi pada agama Dialog intern/antar umat beragama - pluralisme Gapai sosok/komunitas yang agree in disagreement Fundamentalisme (eksklusivisme) Proselitisme (pemurtadan) Hindari : Sinkretisme (campur-adukkan agama) Inklusivisme (kesatuan agama)
30
Perbandingan agama : 1.Obyek : konsepsi agama ... mengenai ..., pengalaman beragama. 2.Paradiqma : persamaan, perbedaan. 3.Pendekatan : naqliy, ‘aqliy, kasyfiy. 4.Metode : wawancara, observasi. 5.Teknik : Sui Generis, saintifis, religio-scientific komparatif. 6.Model : tokoh. 7.Hasil : toleransi. 8.Implikasi : realisasi tugas عبدالله danخليفةالله (dialogis). 9.Urgensi : komunikasi antar umat beragama.
31
Implikasi ke-Indonesiaan :
1. Pemahaman persamaan dan perbedaan intern/antar umat beragama. 2. Pemantapan toleransi intern umat beragama. 3. Pemantapan toleransi antar umat beragama. 4. Pemantapan toleransi antara umat beragama dengan pemerintah.
32
Masjid Demak, Demak City, Central Java
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.