Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

O L E H : ZULFATHRI RANDHI VATIN TRI GENTINI MELIANA NOVITA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "O L E H : ZULFATHRI RANDHI VATIN TRI GENTINI MELIANA NOVITA"— Transcript presentasi:

1 O L E H : ZULFATHRI RANDHI VATIN TRI GENTINI MELIANA NOVITA
PKL/KKP PMB – COREMAP II DESA LAWELE KECAMATAN LASALIMU KABUPATEN BUTON O L E H : ZULFATHRI RANDHI VATIN TRI GENTINI MELIANA NOVITA Disampaikan pada persentasi hasil PKL / PMB Coremap II Kabupaten Buton

2 *) Gambaran Umum Desa Lawele Kecamatan Lasalimu
Salah satu desa binaan Program Coremap II Buton Keadaan Penduduk Batas-batas wilayah

3 Program Coremap II Desa Lawele
Desa Lawele merupakan salah satu desa binaan program COREMAP II Kabupaten Buton. Meskipun berada di wilayah pesisir, namun sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani. Hal ini disebabkan karena selain potensi pertanian yang begitu besar, ditunjang juga dengan banyaknya bantuan di bidang pertanian yang berasal dari pemerintah. Ciri yang khas wilayah pesisir desa ini adalah ekosistem mangrove yang mendominasi, dengan ketebalan 300 m hingga 1,5 km, serta ekosistem terumbu karang dengan luasan hingga 500 m x 200 m, Program Coremap II Kabupaten Buton masuk di desa ini pada pertengahan tahun 2009, dengan action pembentukan Lembaga-lembaga penunjang sumberdaya alam dan kegiatan masyarakat serta penetapan Daerah Perlindungan Laut seluas 6 ha.

4 Batas-batas Wilayah Sebelah Utara desa ini berbatasan dengan Desa Wagari, sebelah Timur dengan Desa Suandala, sebelah Selatan dengan Kecamatan Siontapina dan sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kapontori.

5 Keadaan Penduduk Desa Lawele dibagi menjadi 6 dusun yaitu dusun Kalende, Kawuna-wuna, Lawele, Lapuli, Lawunta dan Dusun Bajo, dengan jumlah KK sebanyak 484, dengan jumlah jiwa sebanyak 1853 jiwa (BPS Desa Lawele, Mei 2010). Dari 484 KK yang terdapat di desa Lawele, hanya terdapat sekitar 70 KK (14,5%) yang bekerja di bidang perikanan baik sebagai nelayan penangkap maupun pembudidaya.

6 *) Latar Belakang Pengaturan eksploitasi sumberdaya serta pengalihan tekanan sumberdaya melalui MPA Untuk mengetahui sejauh mana kegiatan eksploitasi sumberdaya yang dilakukan masyarakat serta menawarkan alternatif kegiatan ekonomi selain eksploitasi sumberdaya ikan Ditandai dengan semakin menurunnya jumlah tangkapan dan semakin kecilnya ukuran ikan hasil tangkapan Disebabkan oleh faktor alam dan faktor manusia Kondisi terumbu karang di Indonesia sudah semakin memprihatinkan Sumberdaya ikan semakin berkurang jenis dan jumlahnya Dilakukan upaya pengelolaan berkelanjutan Perlu adanya pendataan kegiatan perikanan tangkap dan sosialisasi MPA

7 *) Identifikasi Masalah
Secara umum masalah perikanan yang ada di Desa Lawele adalah jauhnya akses darat dengan laut, sehingga laut tidak menjadi sumber mata pencaharian masyarakat, meskipun terdapat sumber daya perikanan yang cukup potensial Secara khusus masalah di bidang perikanan Desa Lawele dibagi menjadi 4 bagian yaitu sebagai berikut :

8 Pengelompokan masalah
Bidang Perikanan Tangkap Bidang Pengolahan Hasil Perikanan Bidang Budidaya Laut Bidang Lingkungan perairan

9 perikanan tangkap budidaya laut pengolahan hasil perikanan
Kurangnya perhatian pemerintah terhadap nelayan tangkap Belum adanya pembatasan alat tangkap yang digunakan oleh nelayan. Kurangnya pembeli ikan hasil tangkapan akibat isu keracunan ikan budidaya laut Masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang teknik budidaya laut (rumput laut) Ketidakjelasan faktor penentu harga rumput laut Bibit rumput laut masih berasal dari bibit hasil vegetatif Kurangnya lahan budidaya (rumput laut) sehingga terkadang diperjualbelikan. pengolahan hasil perikanan Masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bentuk-bentuk olahan hasil perikanan Belum adanya sosialisasi tentang pengolahan hasil perikanan di desa lawele Masyarakat memiliki animo yang tinggi untuk mengetahui bentuk2 pengolahan hasil perikanan Lingkungan perairan Perairan laut desa lawele masih dipengaruhi oleh aliran sungai sehingga mempengaruhi kualitas perairan laut

10 *) Program Utama Pendataan masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan (penangkapan dan budidaya) Pendataan jenis dan jumlah ikan serta alat tangkap yang digunakan oleh nelayan Identifikasi kegiatan budidaya yang dilakukan oleh masyarakat Pendataan dan Sosialisasi Mata Pencaharian Alternatif Masyarakat Nelayan. Monitoring DPL

11 *) Program Penunjang Pembuatan olahan makanan dari rumput laut (Euchema sp.) dan buah nipa (Nypa sp.) Mengajar mulok tentang terumbu karang dan wilayah pesisir di sekolah dasar Berpartisipasi dalam kegiatan COREMAP yaitu mengadakan lomba cerdas cermat tingkat SD dan SMP serta pemilihan Duta Karang dan peserta KIM untuk tingkat SMA Mengajar mengaji di bulan Ramadhan Berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat (kerja bakti, upacara hari kemerdekaan, rapat bersama perangkat desa dan masyarakat. Pembenahan pondok informasi Coremap

12 *) Pelaksanaan Program
Pelaksanaan PKL / KKP PMB-COREMAP II ini dilakukan sesuai dengan proposal yang telah diajukan sebelumnya serta dikondisikan dengan keadaan yang ada di masyarakat sasaran

13 Program Utama *) Hasil yang Dicapai
Pendataan masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan (penangkapan dan budidaya)

14 1. Dari keseluruhan jumlah penduduk di Desa Lawele, hanya 14,5% yang berprofesi sebagai nelayan dan hampir semuanya adalah masyarakat bajo. 2. Nelayan Budidaya khususnya budidaya rumput laut yang ada di Desa Lawele keseluruhannya berjumlah 67 orang yang tersebar di 4 dusun yakni Dusun Lapuli, Dusun Bajo, Dusun Lawele, dan Dusun Kalende. Jumlah ini terus bertambah seiring meningkatnya minat masyarakat akan budidaya rumput laut.

15 Pendataan jenis dan jumlah ikan serta alat tangkap yang digunakan oleh nelayan
Bubu Kepiting Nelayan bubu kepiting sebanyak 2 orang dengan jumlah bubu masing-masing 10 unit => keseluruhan 20 unit Hasil penangkapan berjumlah ekor / minggu dengan berat berkisar 0,6-2,4 kg (Ukuran produksi) Rawai Tuna Jumlah Nelayan 3 orang Dioperasikan hanya pada saat musim barat (bulan Februari-Juni) Pancing Digunakan hampir seluruh masyarakat bajo. Spesies target berupa ikan-ikan pelagis kecil seperti lajang, kembung dan tongkol Jaring Insang Jumlah pengguna 6 orang, Ukuran mata jaring 1 ¾ inch, bahan jaring polyethilen Nomor 15, panjang jaring meter Spesies target ikan yang bermigrasi dari dan ke mangrove (Kepiting bakau, rajungan, belanak, layang, katamba) Tombak Jumlah pengguna 7 orang, digunakan hanya pada musim barat (bulan 2-6) Spesies target dari jenis mollusca (gurita, lola, teripang), crustacea (lobster, rajungan), echinodermata seperti teripang, serta penyu. Rumpon Jumlah pemilik 2 orang masing-masing memiliki 1 rumpon. Lokasi rumpon dalam teluk dan luar Teluk Lawele Lokasi berada di sebelah Barat Laut DPL Desa Lawele, dasar perairan berpasir dengan kedalaman ± 21 meter

16 Lokasi penangkapan nelayan secara umum berada dalam wilayah Teluk Lawele, di daerah karang (luar DPL) maupun bukan, serta di sekitar ekosistem mangrove Musim penangkapan puncak terjadi pada musim barat (Bulan 2-6) dan paceklik terjadi pada musim timur (bulan 7-11) untuk hampir semua jenis sumberdaya ikan Harga ikan hasil tangkapan bervariasi tergantung nilai ekonomis jenis ikan dan musim penangkapan. Biaya operasional penangkapan tergantung dari peralatan yang digunakan. Untuk nelayan yang menggunakan mesin katinting dan TS, dalam sekali melaut menghabiskan biaya Rp hingga Rp Nelayan desa Lawele melakukan penangkapan ikan pada hari-hari pasar yaitu Selasa, Kamis dan Minggu. Dalam sebulan terhitung kali melaut

17 Identifikasi kegiatan budidaya dan Kegiatan Pembesaran Ikan yang dilakukan oleh masyarakat
Satu-satunya budidaya yang ada di Desa Lawele adalah budidaya Rumput Laut. Ada pula masyarakat yang melakukan kegiatan pembesaran yakni pembesaran lendong dan belut (sidat) (dilakukan oleh masyarakat di darat tetapi pada saat ini tidak lagi dilakukan) Selain itu, beberapa masyarakat bajo juga melakukan penangkaran (pengumpulan dalam bentuk hidup) pada beberapa hasil laut selama 2-3 minggu sebelum dijual ke pasaran seperti kerapu dan lobster.

18 Budidaya Rumput Laut Metode yang digunakan adalah metode rentangan tali (long line) Masa produksi hari Awal mula bibit berasal dari Rakit rumput laut yang hanyut, kemudian dibesarkan. Setelah panen, bibit kembali diambil dari Ereke, Buton Utara. Budidaya rumput laut pertama dilakukan di Lawele pada akhir tahun 2003

19 Pendataan dan Sosialisasi MPA
Nelayan desa Lawele hampir sepenuhnya menjadi nelayan dan tidak memiliki mata pencaharian alternatif. Mata pencaharian alternatif nelayan yang di Desa Lawele adalah bertani (1 keluarga), mata pencaharian utamanya adalah sebagai pemilik rumpon / memancing di rumpon. Selain itu MPA yang dilakukan juga oleh masyarakat adalah menjual aneka kue setiap minggunya sebanyak 3 kali (1 keluarga), dan mata pencaharian utamanya adalah sebagai nelayan bubu kepiting.

20 Monitoring DPL DPL Desa Lawele bernama “Sinar Kopea”, dengan luasan 400 m x 200 m. Titik koordinat DPL ini yaitu : titik A : S. 05º11’55,0’’ E. 122º56’44,8’’ titik B : S. 05º11’55,5’’ titik C : S. 05º11’58,7’’ E. 122º56’55,4’’ Saat ini sudah tidak ada lagi penanda DPL. Sebelumnya penanda DPL berbahan patok kayu karena penanda awal telah hanyut terbawa arus. Belum ada sistem pembagian tugas dalam pengawasan DPL, hanya ketua pokmas Konservasi yang saat ini menjaga DPL sekaligus bertanggung jawab terhadap DPL

21 Lanjutan Untuk pelanggaran, belum ada yang pernah melakukan penangkapan ikan di DPL Sinar Kopea Desa Lawele. Sanksi bagi pelanggarnya adalah denda sebesar Rp Masyarakat dan pemuka adat terlibat dalam pemantauannya tetapi fungsi pengawasan DPL diserahkan sepenuhnya pada ketua Pokmas Konservasi. Jenis-jenis sumberdaya ikan yang banyak di DPL adalah kerapu (Ephinephelus sp.) dan lobster.

22 Program Penunjang Pembuatan Es buah dari buah Nypa (Nypa fruticans) dan pembuatan puding rumput laut

23 Mengajar Mulok di SDN 1 dan 2 Lawele

24 Mengadakan lomba cerdas cermat tingkat SD dan SMP serta pemilihan Duta Karang dan peserta KIM untuk tingkat SMA

25 Berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat (kerja bakti, upacara hari kemerdekaan, rapat bersama perangkat desa dan masyarakat.

26 Pembenahan Pondok Informasi Coremap berupa pembuatan struktur kepengurusan

27 ………………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ………………………………………
………………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ………………………………………. ……………T H A N K S…………… ……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ………………………………………


Download ppt "O L E H : ZULFATHRI RANDHI VATIN TRI GENTINI MELIANA NOVITA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google