Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehShinta Sutedja Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Jenis, Peraturan, dan Perawatan Crane
Saridita Pangestika B5 Semester 5
2
Crane PENGERTIAN CRANE Alat pengangkat yang biasa digunakan didalam proyek konstruksi adalah crane. Cara kerja crane adalah dengan mengangkat material yang akan dipindahkan, memindahkan secara horizontal, kemudian menurunkan material ditempat yang diinginkan. Crane merupakan salah satu pesawat pengangkat dan pemindah material yang banyak di gunakan. Crane juga merupakan mesin alat berat (heavy equitment) yang memilki bentuk dan kemampuan angkat yang besar dan mampu berputar hingga 360 derajat dan jangkauan hingga puluhan meter. Crane biasanya digunakan dalam pekerjaan pekerjaan proyek, pelabuhan, perbengkelan, industri, pergudangan dll.
3
Beberapa tipe crane yang umum dipakai
Crane Beroda Crawler Truck Crane Crane untuk Lokasi Terbatas Tower Crane Hidraulik Crane Hoist Crane Jip Crane
4
Crane Beroda Crawler Crawler crane merupakan pesawat pengangkat material yang biasa digunakan pada lokasi proyek pembangunan dengan jangkaun yang tidak terlalu panjang. Crane ini memiliki roda-roda rantai (crawler) yang dapat bergerak ketika digunakan dan digunakan pada berbagai medan untuk bisa sampai kelokasi crawler crane diangkut menggunakan truck trailer ke tempat lokasi dengan membongkar bagian 'Boom' menjadi beberapa bagian kemudian dipasang kembali padlokasi proyek.
5
Tipe ini mempunyai bagian atas yang dapat bergerak 360 Derajat
Tipe ini mempunyai bagian atas yang dapat bergerak 360 Derajat. dengan roda cra!ler maka crane tipe ini dapat bergerak didalam lokasi proyek saat melakukan pekerjaannya. pada saat crane akan digunakan diproyek lain maka crane diangkut dengan menggunakan lowbed trailer. pengangkutan ini dilakukan dengan membongkar boom menjadi beberapa bagian untuk mempermudah pelaksanaan pengangkutan.
6
Truck Crane Crane jenis ini dapat berpindah tempat dari satu proyek ke proyek lainnya tanpa bantuan dari alat pengangkutan. Akan tetapi bagian dari crane tetap harus dibongkar untuk mempermudah perpindahan. seperti halnya crawler crane, truck crane ini dapat berputar 360 derajat. untuk menjaga keseimbangan alat, truck crane memiliki kaki. di dalam pengoperasiannya kaki tersebut harus dipasangkan dan roda diangkat dari tanah sehingga keselamatan pengoperasian dengan boom yang panjang akan terjaga.
7
Mobile Crane (Truck Crane) adalah crane yang terdapat langsung pada mobile (Truck) sehingga dapat dibawa langsung pada pada lokasi kerja tampa harus menggunakan kendaraan (trailer) Crane ini memiliki kaki (pondasi/tiang) yang dapat dipasangkan ketika beroperasi, ini dimaksukkan agar ketika beroperasi crane menjadi seimbang.
8
Crane untuk Lokasi Terbatas
Crane tipe ini diletakan di atas dua buah as tempat kedua as ban bergerak secara simultan.dengan kelebihan ini maka crane jenis ini dapat bergerak dengan leluasa. Alat penggerak crane jenis ini adalah roda yang sangat besar yang dapat meningkatkan kemampuan alat dalam bergerak dilapangan dan dapat bergerak di jalan raya dengan kecepatan maksimum30 mph. letak ruang operator crane biasanya pada bagian-bagian deck yang dapat berputar.
9
Tower Crane Tower crane merupakan alat yang digunakan untuk mengangkat material secara vertical dan horizontal kesuatu tempat yang tinggi pada ruang gerak yang terbatas. Tipe crane ini dibagi berdasarkan cara crane tersebut berdiri yaitu crane yang dapat berdiri bebas (free standing crane), crane diatas rel (rail mounted crane), crane yang ditambatkan pada bangunan (tied-in tower crane) dan crane panjat (climbing crane). Tower crane merupakan pesawat pengangkat material/mesin yang biasa digunakan pada proyek kontruksi. Tower crane terdiri dari beberapa bagian yang dapat dibongkar pasang ketika digunakan sehingga mudah untuk dibawa kemana saja. Tower crane biasanya diangkut secara terpisah menggunakan kendaraan (trailer) ke tempat proyek kemudian dipasang kembali di tempat proyek. Dan pemasangan tower crane termasuk cukup lama karena banyak bagian- bagian yang harus dipasang termasuk pembuatan pondasi tower crane.
10
Bagian Crane Bagian dari crane adalah mast atau tiang utama,, jib dan counter jib, counterweight, trolley dan tie ropes. Mast merupakan tiang vertical yang berdiri di atas base atau dasar. Jib merupakan tiang horizontal yang panjangnya ditentukan berdasarkan jangkauan yang diinginkan. b. Kriterian pemilihan Tower Crane Pemilihan tower crane sebagai alat untuk memindahkan material didasarkan pada kondisi lapangan yang tidak luas, ketinggian yang tidak terjangkau oleh alat lain. Dan tidak dibutuhkanya pergerakan alat. Pemilihan jenis tower crane yang akan dipakai harus mempertimbangkan situasi proyek, bentuk struktur bangunan, kemudahan operasiaonal baik pada saat pemasangan maupun pada saat pembongkaran. Sedangkan pemilihan kapasitas tower crane berdasarkan berat, dimensi, dan daya jangkau pada beban terberat, ketinggian maksimum alat, perakitan alat diproyek, berat alat yang harus ditahan oleh strukturnya, ruang yang tersedia untuk alat, luas area yang harus dijangkau alat dan kecepatan alat untuk memindahkan material.
11
c. Kapasitas Tower Crane Kapsitas tower crane tergantung beberapa factor. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa jika material yang diangkut oleh crane melebihi kapasitasnya maka akan terjadi jungkir. Oleh karena itu, berat material yang diangkut sebaiknya sebagai berikut : 1). Untuk mesin beroda crawler adalah 75% dari kapasitas alat 2). Untuk mesin beroda ban karet adalah 85% dari kapasitas alat 3). Untuk mesin yang memilliki kaki adalah 85% dari kapasitas alat Factor luar yang harus diperhatikan dalam menentukan kapasitas alat adalah 1). Kekuatan angina terhadapa alat 2). Ayunan beban pada saat dipindahkan 3). Kecepatan pemindahan material 4). Pengereman mesin dalam pergerakannya
12
Bagian- Bagian Utama Penyusun Tower Crane :
Jib : lengan panjang yang dapat berputar 360 derajat, secara horisontal (lihat gambar) Ruang Operator : Tempat pengendali/ Kontrol tower crane, dikendalikan oleh operator (manusia) Tiang Menara : Bagian Vertikal tower crane sebagai tiang crane, dibagian tengah tiang terdapat tangga untuk tempat naik operator Pemberat Penyeimbang : Untuk menyeimbangkan lengan crane (jib) ketika mengangkat beban Pondasi : Sebagai bantalan dan penyangga tiang supaya tidak roboh
13
Hidraulik Crane Umumnya semua jenis crane menggunkan sistem hidraulik (minyak) dan pheneumatik (udara) untuk dapat bekerja. Namun secara khusus Hidraulik crane adalah crane yang biasa digunakan pada perbengkelan dan pergudangan dll, yang memilki struktur sederhana. Crane ini biasanya diletakkan pada suatu titik dan tidak untuk dipindah-pindah dan dengan jangkauan tidak terlalu panjang serta putaran yang hanya 180 derajat. Sehingga biasanya pada suatu perbengkelan/pergudangan terdapat lebih dari satu Crane.
14
Hoist Crane Hoist Crane adalah pesawat pengangkat yang biasanya terdapat pada pergudangan dan perbengkelan. Hoist Crane ditempatkan pada langit-langit dan berjalan diatas rel khusus yang yang dipasangi pada langit-langit tersebut. Rel- rel tadi juga dapat bergerak secara maju-mundur pada satu arah.
15
Jip Crane Jip crane adalah pesawat pengangkat yang terdiri dari berbagai ukuran, jip crane yang kecil biasanya digunakan pada perbengkelan dan pergudangan untuk memindahkan barang- barangyang relatif berat. Jip crane memilki sistem kerja dan mesin yang mirip seperti 'Hoist Crane‘ dan struktur yang mirip 'Hidraulik Crane'
16
Pengangkatan dengan menggunakan Crane
1. Aktivitas pengangkatan dengan menggunakan Crane harus dilakukan oleh personil yang kompeten (Certificate). 2. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan harus diperhatikan terhadap hal berikut : Periksalah semua peralatan angkat (lifting) sebelum digunakan untuk memastikan bahwa alat siap digunakan. Semua peralatan lifting harus memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan. Aktivitas lifting dihentikan jika kondisi cuaca buruk termasuk adanya petir. Jangan menggunakan peralatan lifting yang telah rusak. Hindari timbulnya serabut tali kabel yang putus dan tajam. Periksa tali kabel secara rutin dan jangan dipakai jika ada tanda-tanda kerusakan. Jangan memberi beban berlebih pada hoist dan peralatan rigging lainnya. Pengetahuan mengenai kapasitas angkat, posisi, sudut dari peralatan rigging untuk menjamin praktek kerja aman.
17
Pastikan bahwa beban yang diangkat pada kondisi yang bebas, tidak terikat.
Jangan melakukan aktivitas di atas saluran proses atau saluran listrik. Jangan menyambung sling atau tali kabel. Jangan menggunakan sling secara paralel untuk menyesuaikan kebutuhan. Jangan melepaskan baut atau material penyambung lainnya. Jangan menyambung sling dengan cara di las. Hindari terjadinya abrasi pada kabel swing. Jangan berdiri atau berjalan di bawah material yang sedang diangkat.
18
Arahkan beban yang diangkat sedapat mungkin menghindari area yang terdapat aktivitas orang di bawahnya. Dilarang menaiki hook. Angkatlah pelan-pelan, perhatikan posisi sling pada gear. Posisi hook harus tepat berada diatas beban untuk mencegah beban mengayun jika diangkat. Letakkan beban pada landasan, jangan langsung mengenai kabel sling. Sudut antara sling tidak boleh lebih dari 30 derajat, untuk menghindari meningkatnya tegangan dan berkurang kapasitas kabel sling. Sambungkan hanya shackle atau chokert ke hook. Pasang klip kabel dengan benar, baut bentuk U pada ujung kabel sling dan baut pada sling yang panjang.
19
Hindari kontak langsung antara tangan dan beban
Hindari kontak langsung antara tangan dan beban. Tag lines dengan panjang tertentu harus digunakan untuk mengontrol lifting. Jika menggunakan chain hoist, periksa bukti /tanda inspeksi terakhir dan jangan melebihi beban angkat rata-rata. Semua peralatan hoist harus mempunyai batas angkat yang aman. Dilarang mengaitkan sling secara lansung, gunakan shackle. Peralatan rigging dan slinging harus ditempatkan pada tempat yang telah ditentukan jika tidak digunakan. 3. Proses pengangkatan/ lifting harus diawasi oleh orang yang kompeten.
20
PEDOMAN PEMERIKSAAN PESAWAT ANGKAT (CRANE)
Pesawat angkat (crane) adalah setiap peralatan mesin atau alat yang digerakkan tenaga mekanis, tenaga listrik atau tenaga hidrolis yang dapat digunakan sebagai mesin pengangkat termasuk rel, jalan rel atau alat pembantu lainnya, tetapi tidak termasuk pemajat lubang naik (raise climber) yang dipasang pada sumuran tambang. Petunjuk teknis ini berlaku dalam pengawasan/inspeksi pesawat angkat (crane) yang meliputi overhead dan gantry crane serta mobile crane.
21
Dasar UU No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
UU No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah UU No. 27 tahun 2003 tentang Panas bumi UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja PP No. 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi PP No.38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemprov dan Pemkab/Kota
22
PP No.19 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan K3 di Bidang Pertambangan
Permen No.06.P Tahun 1991 tentang Pemeriksaan Keselamatan Kerja atas Instalasi, Peralatan dan Teknik Migas dan Panas Bumi Permen No.02 P. Tahun 1990 tentang Keselamatan Kerja Panas Bumi Kepmen No.555.K Tahun 1995 tentang K3 Pertambangan Umum Kepmen No. 255.K Tahun 1993 tentang Pelaksana Inspeksi Tambang Keputusan Bersama Menteri ESDM dan Kepala Badan Kepegawaian Negara No K/70/MEM/2002 dan No. 17 Tahun 2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Inspektur Tambang dan Angka Kreditnya
23
JENIS-JENIS OVERHEAD DAN GANTRY CRANE SERTA MOBILE CRANE
Overhead dan Gantry Crane terdiri atas: a. Top-running single or multiple girder bridge with top running trolly hoist b. Top-running single-girder bridge with underhung trolly hoist c. Monorails and underhung crane JENIS-JENIS MOBILE CRANE Mobile Crane terdiri atas: a. Crawler Crane (Pesawat Angkat Rantai Kelabang) b. Wheel Mounted Crane (Pesawat Angkat Ban) Yang termasuk Wheel Mounted Crane antara lain: 1. Kabin Pengemudi Tunggal 2. Kabin Pengemudi Lebih dari satu c. Locomotive Crane d. Tyre Monted Crane Floating Crane
24
Pemeriksaan Umum dan Pemeriksaan Administrasi
Pemeriksaan umum adalah objek pemeriksaan yang berlaku pada seluruh crane, baik overhead dan gantry crane maupun mobile crane. PEMERIKSAAN ADMINISTRASI a. Sertifikat Kelayakan Penggunaan Perlatan (SKPP) Pesawat Angkat dan Angkut 1. Periksa masa berlaku SKPP. 2. Periksa kesesuaian data Pemilik, Lokasi Penggunaan, Jenis Pesawat, Merk/ Type, No. Seri Pembuatan/ Unit, Kapasitas, Rantai Pengangkat, Pabrik Pembuat, dan Tahun Pembuatan/ Penggunaan antara yang ada di SKPP dengan yang ada di unit. 3. Pastikan label kapasitas beban angkat yang ada di unit sesuai dengan yang ada di SKPP.
25
b. Surat Izin Operasi (SIO) Operator Pesawat Angkat dan Angkut
b. Surat Izin Operasi (SIO) Operator Pesawat Angkat dan Angkut. Periksa kesesuaian SIO Operator dengan jenis unit yang dioperasikannya. c. Standard Operational Procedure (SOP) 1. Harus tersedia SOP pengoperasian unit. 2. Pastikan operator memahami isi SOP tersebut. d. Laporan Hasil Pemeriksaan, Pemeliharaan dan Pengujian 1. Pastikan terdapat pemeriksaan, pemeliharaan dan pengujian terhadap unit secara berkala. 2. Pastikan laporan hasil pemeriksaan, pemeliharaan dan pengujian menyatakan bahwa unit layak dioperasikan.
26
PEMERIKSAAN VISUAL DAN UJI FUNGSI
a. Area Kerja 1. Periksa apakah terdapat tanda keselamatan (safety sign) yang menunjukkan area pengoperasian crane. Safety sign harus jelas terlihat oleh orang yang akan memasuki area pengoperasian crane. Safety sign harus mudah dipahami.
27
2. Periksa apakah pencahayaan di area kerja cukup baik.
Periksa apakah house keeping area kerja cukup baik. Area kerja harus menjamin kemudahan dalam proses pengangkatan dan pemindahan material dengan crane. Area kerja harus menjamin keselamatan operator dalam mengoperasikan unit. Contohnya area kerja harus bebas dari risiko terpleset dan tersandung pada pengoperasian gantry crane dengan menggunakan remote control; area kerja harus bebas dari risiko mobile crane menabrak material ketika melakukan swing. Jika memungkinkan, terdapat garis demarkasi yang menunjukkan area pengoperasian crane.
28
3.Periksa apakah label kapasitas aman beban angkat jelas terlihat.
Label kapasitas aman harus sesuai dengan kapasitas yang tercantum dalam SKPP. Label harus mudah terlihat. Periksa beban yang biasa diangkat oleh unit. Beban yang diangkat tidak boleh melebihi kapasitas yang diizinkan. b. Main and Auxiliary Hook 1.Periksa kesesuaian antara data manufaktur hook dengan hook yang ada, seperti data kapasitas, serial number dan tipe.
29
2. Periksa secara visual terhadap adanya excessive wear, perubahan bentuk (deformation), bengkokan diluar batas (out of plane bending), excessive gouges dan hilangnya tanda kapasitas. Pada hook tidak boleh ada bekas las-an. Tidak boleh ada retakan (crack), perubahan bentuk (deformation), kemelaran dan keausan pada hook. Hook didisain untuk menempatkan beban di bawah sadle. Lakukan uji coba angkat beban. Pastikan posisi hook tetap lurus dan beban berada di bawah sadle. Hook harus dilengkapi dengan kunci keselamatan (safety latch). Pastikan safety latch berfungsi dengan baik.
30
c. Wire Roop Wire Rope tidak boleh digunakan lagi jika: 1. Terdapat kawat yang putus dengan kriteria: Secara random (acak) terdapat 6 buah atau lebih kawat yang putus dalam satu belitan (lay), atau 3 buah kawat putus dalam satu pilinan dalam satu lay (Satu lay adalah satu belitan penuh dari satu pilinan dalam wire rope) Pada pendant (wire rope yang langsung terlibat pengangkatan/standing rope) terdapat 3 atau lebih kawat yang putus dalam satu lay. Dalam satu wire rope terdapat satu atau lebih kawat yang putus dekat posisi fitting yang terpasang (putusnya kawat di dekat soket merupakan gejala kelelahan wire rope). Terdapat satu atau lebih gejala wire rope yang putus pada lembah di antara pilinan (valley)
31
2. Terdapat keausan pada kawat
Penampang kawat wire rope sebelah luar akan berubah bentuk dari bundar menjadi datar. Keausan tersebut terjadi akibat friksi di dalam sheave, roller, drum, dan lain-lain. Bagian yang datar ini akan terlihat jelas sebagai bagian yang mengkilat karena tidak terkena lubrikasi/pelumasan. Jika tingkat keausannya mencapai lebih dari 1/3 diameter kawat, maka wire rope harus diganti. 3. Terdapat pengurangan diameter wire rope Pengurangan diameter wire rope merupakan faktor kerusakan yang kritis. Pengurangan diameter disebabkan oleh abrasi yang berlebihan pada kawat lapis luar, kehilangan dukungan inti wire rope, serangan karat di sebelah luar maupun di sebelah dalam wire rope, kegagalan kawat sebelah dalam atau melongarnya belitan kawat. Semua wire rope baru akan sedikit memanjang dan diameternya sedikit tereduksi setelah digunakan beberapa saat lamanya. Jika pengurangan diameter wire rope melebihi parameter di bawah ini, maka wire rope harus diganti yaitu: § 3/64 “ untuk kawat wire rope berdiameter £ ¾” § 1/16 “ untuk kawat wire rope berdiamater 7/8” hingga 1 1/8 “ § 3/32 untuk kawat wire rope berdiameter 1 ¼ hingga 1 ½ “
32
4. Terdapat perpanjangan rope (rope stretch)
Wire rope yang baru apabila digunakan akan memanjang sedikit, dan perpanjangannya dapat mencapai 6 “ per 100 kaki pada rope 6 pilinan dan 9 “ hingga 10” per 100 kaki untuk rope dengan 8 pilinan. Jika perpanjangan wire rope melebihi angka tersebut di atas, maka wire rope harus diganti. 5. Terdapat serangan karat Serangan karat jauh lebih berbahaya dari pada kerusakan akibat keausan karena seringkali kerusakannya tidak tampak. Tanda-tanda kerusakan pada wire rope akibat serangan karat adalah: § Terdapat perubahan warna § Produk karat timbul dari dalam rope § Terdapat tanda-tanda cacat berupa pitting (takik-takik) Apabila tanda ini ditemukan pada wire rope, maka wire rope harus diganti. Jika serangan karat terjadi di dasar soket, maka soket harus diganti.
33
6. Kurangnya lubrikasi Wire rope pada awalnya (saat wire rope baru) telah dilumasi sebelah dalamnya melalui inti rope yang kenyang dengan bahan lubrikan. Namun sering mengering karena terkena panas atau terperas oleh himpitan. Oleh karena itu, periksa lembah antara pilinan. Kurangnya lubrikasi terlihat pada lembah yang terisi dengan gemuk yang telah mengering dan keras atau kotoran yang memadat. 7. Terdapat kerusakan pada splice Inspeksi yang dilakukan terhadap splice adalah: adanya kawat aus atau putus, pilinan yang terjepit, pilinan yang kendor, fitting yang retak, serangan karat. Jika salah satu dari cacat tersebut di atas ditemukan, maka bagian itu harus dipotong dan dibuat splice baru.
34
8. Terdapat kerusakan pada penghubung akhir (end connection)
Apabila dalam melakukan inspeksi ditemukan kondisi berkarat, retak, bengkok, aus atau digunakan secara kurang tepat maka end connection harus diganti. Hal lain yang harus diperiksa adalah keausan thimble pada crown-nya, tanda-tanda throat-nya menggigit ke rope dan distorsi atau closure (kincup) akibat beban berlebihan. 9. Terdapat pilinan yang terjepit, pipih atau terhimpit Jika hal tersebut terjadi pada wire rope, maka wire rope harus diganti, karena cacat tersebut sangat berbahaya akibat kawat yang terderformasi hebat. Rope besar dengan jumlah kawat yang banyak, misalnya tipe 6 x 37, tidak boleh digulung lebih dari satu lapis, sebab kawat terlalu kecil untuk fleksibilitasnya. 10.Terdapat pilinan tinggi (high strand) dan belitan terurai (unlaying). Jika terjadi high strand pada rope, rope harus diganti atau ganti end connection-nya untuk mengatur kembali belitan (lay).
35
11. Terdapat sarang burung (bird cages)
Jika terjadi, wire rope harus ganti dengan yang baru atau potong bagian yang cacat. 12. Terdapat tekukan tetap (kink) Jika ini terjadi, wire rope harus diganti atau dipotong bagian yang cacat. 13. Wire rope mengembang (bulged) Jika cacat ini ditemukan, maka wire rope harus diganti (sering terjadi pada tambang konstruksi tak berotasi). 14. Celah antar pilinan terlalu besar Jika ditemukan cacat ini, wire rope harus diganti. 15. Inti menyembul keluar Jika ditemukan cacat ini, wire rope harus diganti 16. Terdapat ketidakseimbangan bagian yang aus hebat Jika terdapat bagian wire rope yang mengalami keausan hebat secara tidak seimbang, potong bagian tersebut. 17. Terdapat cacat akibat panas, terkena obor las atau singgung nyala busur las istrik. Jika ditemukan cacat ini, maka bagian yang cacat dipotong atau ganti keseluruhan.
36
d. Rantai (Chain) 1. Jika tersedia, periksa kesesuaian serial number dan kapasitas aman (SWL) tiap rantai. Periksa pula buku log pemeriksaan rantai. Pastikan hasil pemeriksaan menunjukkan rantai layak dioperasikan. 2. Periksa kemungkinan mulurnya rantai. Ketika mata rantai telah mengalami perpanjangan berlebih maka akan cenderung menguncup sehingga mata rantai saling mengunci satu dengan lainnya atau menggantung tidak sempurna. Jika kondisi rantai telah memanjang melebihi 3%, maka rantai harus diganti. 3. Perhatikan cacat pada rantai seperi rusak, bengkok, terpuntir, dan lainnya. Hal ini sering terjadi pada rantai yang digunakan untuk mengangkat barang yang bersudut-sudut tajam. Jika terjadi cacat tersebut, maka rantai harus diganti. 4. Periksa kemungkinan keretakan pada rantai. Jika ditemukan keretakan, walaupun sangat kecil, seluruh rantai harus diganti dan dihancurkan. 5. Periksa kemungkinan cacat berupa parit (gouge), sisik (chip) atau goresan (cut) yang cukup lebar dan dalam pada setiap mata rantai. Jika cacat tersebut ditemukan, maka rantai harus diganti.
37
6. Periksa tingkat keausan
6. Periksa tingkat keausan. Jika pengausan rantai satu sama lainnya melebihi ¼ dari diameter rantai semula, maka rantai harus diganti. 7. Periksa kemungkinan adanya takik tajam (sharp nick). Jika ada, maka takik tersebut harus dihilangkan karena takik selalu merupakan penyebab keretakan. 8. Periksa kemungkinan adanya dekukan kecil (small dent), tanda pukulan (peen marks), permukaan mengkilat, yang merupakan tanda-tanda bahwa rantai telah digunakan secara berlebihan (workhardened), atau telah lelah (fatigued). Jika ditemukan, maka rantai harus diganti. 9. Periksa kemungkinan adanya sirip yang terangkat (lifted fin) pada sambungan las. Jika ada, ini merupakan tanda-tanda bahwa rantai telah mengalami pembebanan yang sangat berlebih, sehingga rantai harus diganti. 10.Perhatikan kemungkinan serangan karat. Serangan karat yang berlebihan dapat mengurangi diameter rantai. Jika pengurangan diameter rantai melebihi ¼ dari diameter rantai semula, maka rantai harus diganti.
38
e. Synthetic Sling Pastikan synthetic sling dalam kondisi baik, tidak tergores, terpotong, cacat atau adanya perubahan warna. f. Rem (Brake) Pemeriksaan fungsi rem: Lakukan uji coba pengangkatan beban. Naik-turunkan unit, lalu rem. Unit harus langsung berhenti ketika di rem. Selanjutnya, angkat beban dengan unit (jika memungkinkan beban sebesar kapasitas amannya/SWL). Biarkan unit tergantung tidak terlalu tinggi. Lalu ukur ketinggian beban dari tanah. Biarkan beberapa saat, sekitar 10 menit. Ukur kembali ketinggian beban dari tanah. Pastikan tidak ada perbedaan ketinggian antara pengukuran pertama dan kedua.
39
PEMERIKSAAN VISUAL DAN UJI FUNGSI UNTUK OVERHEAD DAN GANTRY CRANE
a. Rel 1. Periksa kelurusan rel. Secara visual perhatikan kelurusan rel, bisa dilakukan dengan menyorot lampu senter menelusuri sepanjang rel. Pastikan rel lurus. Kemudian, lakukan uji coba dengan menggerakkan unit ke timur, barat, utara, dan selatan. Perhatikan pergerakan dan suara pergerakkan. Pastikan pergerakkan lancar dan suara pergerakkan halus. 2. Periksa kemungkinan adanya cacat seperti keretakan pada rel. Secara visual perhatikan sepanjang rel, bisa dilakukan dengan menyorot lampu senter menelusuri sepanjang rel. Pastikan tidak ada cacat pada rel 3. Periksa adanya petunjuk arah pergerakan unit.
40
b. Lampu dan Alarm 1. Lampu harus berfungsi ketika unit dioperasikan. 2. Alarm harus berfungsi ketika unit dioperasikan. 3. Suara alarm harus terdengar jelas ketika unit dioperasikan. c. Remote Control 1. Periksa kondisi fisik remote control. Remote control harus dalam kondisi yang terawat, bersih dan tidak ada cacat. 2. Periksa fungsi remote control. Lakukan uji pengoperasian tiap tombol yang ada: - Pastikan operator mengerti fungsi setiap tombol yang ada - Pastikan semua tombol berfungsi dengan baik. - Pastikan semua tombol mudah dioperasikan. 3. Periksa petunjuk arah pergerakan yang ada di remote. - Pastikan petunjuk arah masih terlihat jelas. - Lakukan uji pengoperasian tiap tombol. Pastikan pergerakan unit sesuai dengan arah yang ada pada remote control.
41
d. Kabel 1. Pastikan kabel tidak ada yang terlekuk. 2
d. Kabel 1. Pastikan kabel tidak ada yang terlekuk. 2. Pastikan kabel terisolasi sempurna. e. Tangga menuju Kabin (Untuk crane yang menggunakan kabin) 1. Periksa kondisi pijakan tangga. · Pijakan tangga harus kuat, tidak keropos, tidak ada cacat, dan tidak l licin. 2. Pariksa kondisi handrail atau kerangkeng -Pastikan handrail dalam kondisi baik, kokoh, tidak keropos, dan ukurannya sesuai dengan genggaman tangan. -Pada tangga yang tegak lurus, maka harus ada kerangkeng. Pastikan kerangkeng dalam kondisi baik, kokoh dan tidak keropos. f. Platform (Untuk crane yang mempunyai kabin) 1. Periksa kondisi platform. Platform harus kuat, tidak keropos, tidak ada cacat, dan tidak licin. 2. Pariksa kondisi pagar pengaman Pastikan pagar pengaman dalam kondisi baik, kokoh, tidak keropos, dan dapat melindungi dari bahaya jatuh.
42
g. Kabin 1. Periksa rangka / dinding kabin (cabin frame wall)
g. Kabin 1. Periksa rangka / dinding kabin (cabin frame wall). Rangka/ dinding kabin harus dalam kondisi baik, kokoh dan lapisan catnya masih baik. 2. Periksa kondisi jendela kabin. -Kaca jendela tidak pecah. -Kaca harus bersih sehingga pandangan operator jelas. -Ketika jendela ditutup, pastikan udara dari luar sudah tidak dapat masuk ke dalam kabin. -Jendela mudah untuk di buka dan ditutup. 3. Periksa kondisi pintu kabin. -Pintu dalam kondisi baik, tidak ada cacat. -Ketika pintu ditutup, pastikan udara dari luar sudah tidak dapat masuk ke dalam kabin. - Pintu mudah untuk di buka dan ditutup. 4. Periksa lantai kabin. Lantai kabin dalam kondisi baik, kuat, tidak ada cacat. 5. Periksa pencahayaan kabin. Pencahayaan dalam kabin harus cukup untuk operator mengoperasikan unit. 6. Periksa house keeping. Pastikan house keeping dalam kabin baik.
43
7. Periksa tuas, pedal, tombol dan alat pengontrol lain
7. Periksa tuas, pedal, tombol dan alat pengontrol lain. -Operator harus mengetahui fungsi setiap tuas, pedal, tombol dan alat pengontrol yang ada. -Pastikan label petunjuk yang ada pada setiap tombol dan alat control lain terlihat jelas. -Lakukan uji coba pengoperasian, pastikan tuas, pedal dan alat pengontrol dapat berfungsi dengan baik. -Ketika dilakukan uji coba, pastikan label petunjuk sesuai. -Pastikan tuas, pedal, tombol dan alat pengontrol lain mudah dalam pengoperasiannya. -Pastikan emergency stop dapat berfungsi dengan baik. -Pastikan tersedia indicator penentu batas angkat beban aman (LMI, Load Maximum Indicator) yang sudah dikaliberasi. -Pastikan LMI berfungsi. 8. Periksa sabuk pengaman (seat belts). -Pastikan sabuk pengaman tersedia. -Pastikan sabuk pengaman baik kondisinya.
44
9. Periksa Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
· Pastikan APAR tersedia. · Pastikan APAR tersebut telah diperiksa kondisinya. · Pastikan APAR dalam kondisi masih layak digunakan. · Pastikan operator mengerti cara penggunaan APAR 10. Periksa Alat Komunikasi Radio · Pastikan Alat Komunikasi Radio tersedia. · Pastikan Alat Komunikasi Radio dapat digunakan dengan baik. · Pastikan suara dari radio terdengar jelas. 11. Periksa Kondisi Kotak P3K · Pastikan Kotak P3K tersedia. · Pastikan isi kotak P3K masih tersedia dengan baik. · Pastikan terdapat sistem pencatatan terhadap penggunaan isi kotak P3K.
45
PEMERIKSAAN VISUAL DAN UJI FUNGSI UNTUK MOBILE CRANE
a. Pemeriksaan Kabin Pemeriksaan kabin pada inspeksi mobile crane ditambahkan beberapa unsur yaitu: 1. Pemeriksaan Lampu dan Alarm · Lakukan uji coba pengoperasian. Pastikan seluruh lampu (lampu depan, lampu belakang, lampu sorot, lampu sign, dan rotary) dapat berfungsi. · Pastikan lampu-lampu tersebut cukup terang. · Lakukan uji coba pengoperasian. Pastikan back alarm berfungsi ketika unit dioperasikan mundur. · Suara alarm harus terdengar jelas. 2. Pemeriksaan kaca spion · Pastikan terdapat kaca spion. · Pastikan kaca spion dalam kondisi baik, jelas dan bersih. · Pastikan melalui kaca spion, operator dapat melihat bagian belakang dan samping unit.
46
3. Pemeriksaan Pembersih Kaca (Wiper) · Pastikan terdapat pembersih kaca. · Pastikan pembersih kaca dalam kondisi baik. · Lakukan uji pengoperasian, pastikan pembersih kaca berfungsi dengan baik. 4. Pemeriksaan Klakson · Lakukan uji pengoperasian. Pastikan klason berfungsi dengan baik. · Pastikan suara klakson terdengar jelas. 5. Pemeriksaan Tanda Petunjuk (Tanda Petunjuk Kecepatan/ Speedometer, Suhu Mesin, Arus dan Tegangan, Tekanan Udara, Tekanan Pelumas) · Pastikan terdapat tanda petunjuk. · Pastikan tanda petunjuk dalam kondisi baik. · Lakukan uji pengoperasian, pastikan tanda petunjuk berfungsi dengan baik.
47
b. Pemeriksaan Tangga Pijakan tangga harus kuat, tidak keropos, tidak ada cacat, dan tidak licin. c. Platform 1. Platform harus kuat, tidak keropos, tidak ada cacat dan tidak licin. 2. Tersedia pagar pengaman. 3. Pagar pengaman harus dalam kondisi baik, kokoh, tidak keropos, dan dapat melindungi dari bahaya jatuh. d. Pemeriksaan Ban atau Rantai (Track) 1. Pemeriksaan Ban · Periksa kondisi velg . . Pemeriksaan visual harus menunjukkan kondisi velg baik, tidak ada keretakan dan karat pada velg. · Periksa mur dan baut . Pemeriksaan visual harus menunjukkan tidak ada mur dan baut yang hilang. · Mur dan baut harus kencang. · Periksa kondisi ban. Pemeriksaan secara visual harus menunjukkan kondisi ban baik, tidak gundul dan tidak kempes.
48
2. Pemeriksaan Rantai (Track) · Pemeriksaan Laporan Hasil Pemeriksaan Rantai Laporan Hasil Pemeriksaan harus menunjukkan rantai dalam kondisi yang baik dan layak operasi. · Pemeriksaan Visual Pastikan tidak terdapat crack dan kerusakan pada rantai seperti rantai yang miring. · Pemeriksaan Uji Fungsi Lakukan uji pengoperasian, pastikan rantai dapat berfungsi dengan baik. e. Pemeriksaan Meja Putar (Slewing Mechanism) 1. Pemeriksaan Laporan Hasil Pemeriksaan Meja Putar Laporan Hasil Pemeriksaan harus menunjukkan meja putar dalam kondisi yang baik dan layak operasi. 2. Pemeriksaan Fungsi Lakukan uji pengoperasian, unit melakukan swing. Pastikan unit dapat melakukan manufer swing dengan baik.
49
f. Periksa Sistem Hidrolik dan/atau Sistem Pneumatik 1
f. Periksa Sistem Hidrolik dan/atau Sistem Pneumatik 1. Pemeriksaan Visual Pastikan tidak terdapat kebocoran pada sistem. 2. Pemeriksaan Fungsi · Lakukan uji coba pengoperasian. Pastikan sistem dapat berfungsi dengan baik. · Selanjutnya, angkat beban dengan unit (dengan menggunakan sistem hidrolik dan/atau sistem pneumatic). Biarkan unit tergantung tidak terlalu tinggi dan sistem hidrolik dan/atau pneumatic bekerja. Biarkan beberapa saat, sekitar 10 menit. Pastikan tidak ada penurunan tinggi beban dari ketinggian awal. g. Pemeriksaan Outrigger 1. Pastikan outrigger dalam kondisi baik, kokoh, tidak ada crack, dan tidak berkarat. 2. Jika dilakukan secara manual, pastikan kunci outrigger bisa berfungsi dengan baik. 3. Pastikan terdapat safety sign. Safety sign harus terlihat jelas dan dimengerti. 4. Pastikan outrigger sandpad dalam kondisi baik, kokoh dan tidak ada crack.
50
h. Pemeriksaan Boom 1. Pastikan boom dalam kondisi baik, kokoh, tidak ada deformasi, bend (bengkok), dent (penyok), crack (retak) dan korosi. 2. Pastikan sambungan-sambungan boom, baut, mur dan pin telah terpasang dengan sempurna. 3. Harus terdapat boom angle indicator. 4. Lakukan uji coba pengoperasian. Pastikan boom angle indicator dapat berfungsi dengan baik. i. Load Chart 1. Pastikan terdapat load chart. Pastikan operator memahami load chart tersebut
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.