Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSiska Halim Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Medan, 12 Februari 2018 “persiapan siwab 2018 “
Agung Budiyanto drh., MP.,Ph.D Wakil dekan bid. Akademik FKH UGM, Dosen Reproduksi FKH dan Pasca Sarjana UGM
2
Cv pembicara Dosen S1 FKH UGM
Dosen Program master S2 Pasca Sarjana UGM Dosen Program Doktor S 3 Pasca Sarjana UGM Ketua Asosiasi Medik reproduksi veteriner Indonesia Anggota Komisi Bibit Dir. PKH Kementan Anggota Komisi Ahli Dir keswan Anggota Komisi Ahli Karantina Pusat Pendamping Ahli BET di BUPT Dir perbibitan PKH Asesor akreditasi PT Nasional BAN PT Auditor Kantor Jaminan Mutu UGM WAKIL DEKAN AKADEMIK Kemahasiswaan FKH UGM BACKGROUND PENDIDIKAN S1 FKH UGM S2 Pasca sarjana UGM S 3 Yamaguchi University , JEPANG University of Western Australia . Post dock 1 Sydney University Australia . Advanced higher education
4
Peran kesehatan reproduksi pada peningkatan performan reproduksi
ESTRUS Kebunti ngan Kelahiran populasi Biaya IB Biaya PKB Biaya pemeliharaan Biaya EPP BIAYA PRODUKSI diperhatikan
5
resistance compliance comitment Sebagai pemimpin KITA AKAN MELURUSKAN,
PETA RESPON ANGGOTA DENGAN ADANYA PERUBAHAN Sebagai pemimpin KITA AKAN MELURUSKAN, MEMPERBAIKI, MENYEMPURNAKAN sampai MERUBAH MENJADI LEVEL KOMITMEN
6
REPRODUKSI IB Gangguan reproduksi Transfer embryo Kebuntingan
kelahiran
9
Estrus
10
Hari ke 18 mulai estrus
11
Apa yang menyebabkan sel telur tidak keluar tepat waktu dan tidak baik kualitasnya :
Nutrisi jelek, BCS rendah, hormone tidak cukup Infeksi mikroorganisme Gangguan hormonal, cyste folikuler, silent heat, anestrus/hipofungsi
12
Akibatnya : kegagalan kebuntingan
1. Oosit tidak baik kualitasnya
13
Proses kebuntingan Oocyte/sel telur spermatozoa Embrio 72 jam
15
Masalah yang menghambat kebuntingan
Sapi dara usia 2 tahun belum memperlihatkan siklus estrus.pubertas terlambat S/C tinggi.(Ib gak jadi jadi), EPP panjang, CI panjang Penyakit infeksius dan non infekisus, abortus, kelahiran prematur & stillbirth. Recording belum teratur DATA YANG TIDAK VALID
17
Apa yang harus dilakukan
Pastikan periksa dulu kondisi sapi sehat atau tidak reproduksinya, misal : a. estrus normal atau tidak b. ada infeksi atau tidak, c. Berapa kali IB sebelumnya sudah dilakukan, jikalau lebih dari 3 kali berarti ada masalah d. Kelainan /gangguan diperbaiki dahulu, TIDAK BOLEH LANGSUNG DI IB, sia –sia dan membuang tenaga, biaya dan waktu
18
2. Pastikan spermatozoa dalam keadaan sehat
dengan penyimpanan yang baik dan cara thawing yang ideal dan benar Proses IB yang lege artis dan sesuai dengan aturan Lakukan recording Lakukan PKB pada waktunya
19
Faktor yang berpengaruh
TERNAK PETERNAK PETUGAS SPERMATOZO
20
Diestrus Fase terakhir dan terlama siklus estrus
CL menjadi matang & pengaruh progesteron sangat nyata terhadap sal. Reproduksi Endometrium menebal, cervix tertutup, mucosa vagina pucat Mulai terjadi perkembangan fol. Primer dan sekunder dan akhirnya kembali ke proestrus
25
Titik kritis Seleksi bunting dan tidak bunting Menejemen partus
Manajemen pedet Diagnosa cl untuk sapi normal dilanjutkan sinkronisasi method yang tepat IB Diagnosa gangrep Penanganan gangrep sampai estrus
26
Gangrep, tidak normal non permanen:
status 1 : sapi ada gangguan reproduksi (hipofungsi, clp, cysta folikuler, endometritis, metritis, pyometra dll) status 2 : sapi yang belum diketahui status reproduksinya status 3 : sapi dara belum estrus meskipun sudah berumur minimal2 tahun : diperiksa kondisi ovariumnya dan dilakuakan penanganan sesuai keadaan yang ada) status 4 : sapi 14 hari postpartum status 5 :dikawinkan 2 kali tidak bunting status 6 : setelah 2 bulan di ib tidak bunting status 7 : sapi yang masa kebuntingannya melebihi waktunya status 8 : sapi yang mengalami abortus, prematur atau lahir mati
27
Faktor terkait kegagalan perkawinan
Deteksi estrus secara artifisial oleh manusia menjadi faktor penurunan ketepatan perkawinan pada program IB (deteksi akurat melalui penciuman terhadap feromon betina esttrus) Waktu ovulasi berdasarkan deteksi folicullar stage Lifespan oocyte dan spermatozoa sangat variatif pada proses in vivo
28
4. Kondisi lingkungan organ reproduksi betina kurang ideal akibat gangguan fisiologis dan atau infeksius sehingga proses kapasitasi dan fertilisasi tidak optimal 5. Melkanisme seleksi oleh enzim dan hormon di oocyte saat fertilisasi belum dipertimbangkan 6. Gangguan kromosom / genetik meskipun jumlah sedikit menjadi faktor yang menurunkan tingkar fertilisasi
29
Titik kritis Seleksi bunting dan tidak bunting Menejemen partus
Manajemen pedet Diagnosa cl untuk sapi normal dilanjutkan sinkronisasi method yang tepat IB Diagnosa gangrep Penanganan gangrep sampai estrus
30
Gangrep, tidak normal non permanen:
status 1 : sapi ada gangguan reproduksi (hipofungsi, clp, cysta folikuler, endometritis, metritis, pyometra dll) status 2 : sapi yang belum diketahui status reproduksinya status 3 : sapi dara belum estrus meskipun sudah berumur minimal2 tahun : diperiksa kondisi ovariumnya dan dilakuakan penanganan sesuai keadaan yang ada) status 4 : sapi 14 hari postpartum status 5 :dikawinkan 2 kali tidak bunting status 6 : setelah 2 bulan di ib tidak bunting status 7 : sapi yang masa kebuntingannya melebihi waktunya status 8 : sapi yang mengalami abortus, prematur atau lahir mati
31
Faktor terkait kegagalan perkawinan
Deteksi estrus secara artifisial oleh manusia menjadi faktor penurunan ketepatan perkawinan pada program IB (deteksi akurat melalui penciuman terhadap feromon betina esttrus) Waktu ovulasi berdasarkan deteksi folicullar stage Lifespan oocyte dan spermatozoa sangat variatif pada proses in vivo
32
Sebagai dasar pelaksanaan kegiatan ini, telah terbit Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/PK.210/10/2016, tentang Upaya Khusus Percepatan Peningkatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting. Selain itu, untuk mengawal operasionalisasinya di lapangan, telah diterbitkan Kepmentan Nomor 656/Kpts/OT.050/10/2016, tentang Kelompok Kerja Upaya Khusus Percepatan Peningkatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting, Keputusan Menteri Pertanian Nomor 8932/Kpts/OT.050/F/12/2016, tentang Sekretariat Kelompok Kerja Upus Siwab, dan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 8933/Kpts/OT.050/F/12/2016, tentang Tim Supervisi Upaya Khusus Percepatan Peningkatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting.
33
Terlayaninya perkawinan sapi/kerbau betina sebanyak 3 juta akseptor (catatan:
akseptor disamakan dengan IB); Terjadinya kebuntingan sapi/kerbau 2,3 juta ekor; Bertambahnya luas areal tanam HPT berkualitas seluas 338,5 hektar di 11 Provinsi; Terbangunnya padang penggembalaan seluas 200 hektar di 2 (dua) provinsi. Terpeliharanya padang penggembalaan seluas 600 hektar di 5 (lima) provinsi. Terdistribusinya alat mesin pencacah rumput atau pencacah daun/pelepah sawit sebanyak 40 unit di 5 provinsi. Penurunan pemotongan betina produktif di ; Terdistribusikannya semen beku, N2 cair dan kontainer sesuai dengan peta kebutuhan semen beku di 34 provinsi; Tertanganinya kasus gangguan reproduksi; Meningkatnya efektifitas kinerja medik reproduksi dan paramedik bidang reproduksi (Asisten Teknis Reproduksi/ATR, Petugas pemeriksa kebuntingan/Pkb, Inseminator) dalam pelayanan teknis reproduksi ternak.
34
Adapun sasaran kegiatan Upsus Siwab tahun 2018 meliputi :
Peningkatan Body Condition Score (BCS) sebesar 1 (satu) point; Tingkat kesembuhan penanganan Gangguan Reproduksi sebesar 60 %; Semen beku dan sarana IB tepat jumlah, jenis dan kualitas danmeningkatnya SDM IB yang melakukan pelayanan; Ketersediaan semen beku dan N2 cair tepat waktu, jumlah dan lokasi; Pengendalian pemotongan betina produktif di 17 Provinsi 41 kab/kota. Produksi HPT berkualitas sebanyak ton di kelompok penerima kegiatan gerbangpatas. Penambahan produksi HPT di lokasi padang penggembalaan sebanyak ton.
35
Masalah di tahun 2017 dan mungkin akan muncul di 2018
Pemahaman pedum belum merata dari hulu ke hilir Juknis harus lebih difahamkan terutama tentang parameter diagnose utk penyakit dan langkah penangannnya Sinkroniassi program tentang kegiatan dan waktu supaya lebih efisien Data awal yang kurang rigid.
36
Dream come true
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.