Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Dasar – Dasar Konservasi SDAHE

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Dasar – Dasar Konservasi SDAHE"— Transcript presentasi:

1 Dasar – Dasar Konservasi SDAHE

2 KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
Sumber daya alam adalah unsur-unsur hayati dialam yang terdiri dari sumber daya alam hayati dan sumber daya alam hewani yang bersama unsur non hayati disekitarnya secara keseluruhan membentuk ekosistem. Konsevasi adalah aktivitas pengelolaan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang didasarkan pada 3 prinsip

3 Konservasi sumberdaya alam hayati yaitu pengelolaan sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaan nya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman lainnya

4 Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman Ekosistem Keanekaragaman Jenis/Spesies Keanekaragaman Genetika

5 Manfaat SDAHE Sebagai Plasma Nutfah
Sebagai wahana Pengembangan Ilmu Pengetahuan Manfaat Pendidikan

6 Kategori Konservasi Punah Punah di Alam Kritis Genting Rentan
Resiko relatif kecil Tidak dievaluasi

7 Tujuan konservasi Terjaganya kondisi alam beserta lingkungannya yang berarti upaya konsevasi dilakukan dengan memelihara agar kawasan konservasi tidak rusak. Terhindarnya dari bencana yang diakibatkan oleh adanya perubahan alam yang berarti gangguan-gangguan yang dialami oleh fauna dan ekosistemnya. Mampu mewujudkan keseimbangan lingkungan baik makro maupun mikro yang berarti dalam ekosistem terhadap hubungan yamg erat antar makhluk hidup maupun makhluk hidup dengan lingkungannya. Mampu memberikan kontribusi terhadap kepariwisataan.

8 Prinsip Konservasi Perlindungan Pengawetan Pemanfaatan

9 Bentuk-bentuk pemanfaatan Sumber daya alam hayati dan ekosistem
Pengkajian, panelitian dan pengembangan. Penangkaran Perburuan Perdagangan Peragaan Pertukaran Budidaya tumbuhan obat-obatan

10 Kehutanan Umum

11 Pengertian Hutan dan Kehutanan
Menurut UU nomor 41 tahun 1999 tentang kehutanan Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Menurut UU nomor 41 tahun 1999 tentang kehutanan, kehutanan

12 Jenis – jenis hutan Jenis – jenis hutan berdasarkan iklim a. Hutan tropika b. Hutan monsum Jenis – jenis berdasarkan terbentuknya a. Hutan alam b. Hutan buatan Jenis – jenis hutan berdasarkan jenis tanamannya a. Hutan homogen b. Hutan heterogen Jenis – jenis hutan berdasarkan statusnya a. Hutan negara b. Hutan hak Jenis – jenis hutan berdasarkan fungsinya a. Hutan lindung b. Hutan produksi c. Hutan konservasi

13 Pembagian Kawasan Konservasi
Hutan konservasi dibagi menjadi dua yaitu : Kawasan Konservasi Suaka Alam a. Cagar Alam b. Suaka Margasatwa Kawasan Pelestarian Alam a. Taman Nasional b. Taman Hutan Raya c. Taman Wisata Alam

14 Any Question ???

15 Analisa Vegetasi (ANVEG)

16 Analisa Vegetasi Vegetasi merupakan sekumpulan tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari berbagai spesies yang hidup bersama pada suatu tempat dan saling berinteraksi sesama spesies, antar spesies maupun dengan lingkungan sekitarnya. Analisa vegetasi merupakan cara mempelajari susunan (komposisi) jenis dan bentuk (struktur) vegetasi tumbuhan.

17 Parameter ANVEG Kerapatan (density) Dominansi Frekuensi
Indek Nilai Penting (IVI)

18 Kriteria Pohon Seedling (semak): Tinggi < ½ m
Sapling : Tinggi ½ - 2 m Poles : Tinggi > 2 m,d < 15cm, K <47,1 cm Pohon : Tinggi > 2 m,d > 15 cm,K >47,1 cm

19 Metode Analisa Vegetasi
Metode Berpetak Petak tunggal yaitu dengan membuat satu petak berukuran (10X10)m 10 m 10 m

20 b. Petak berganda petak tunggal ini dipecah menjadi satuan yang lebih kecil yang diletakkan pada perwakial lokasi daerah pengamatan 10 m 10 m

21 c. Jalur (transek) digunakan untuk kriteria tegakan seedling dan sapling. Dengan merentangkan rol meter sejauh 20 m. 20 m

22 d. Garis berpetak Metode ini merupakan modifikasi dari metode petak tunggal dan metode transek. Langkahnya sbb: Buat garis kompas Buat petak Catat semua nama pohon Untuk pohon dan poles catat d/k, untuk seedling atau sapling catat luas bidang datar

23 2 m 5 m 10 m 2 m 20 m 5 m 10 m 20 m

24 Metode tidak berpetak Metode bitterlicht metode ini dilakukan dengan menggunaka tongkat yang panjangnya 66 cm dan salah satu ujungnya dipasang plat seng berukuran (2X2) cm. Pohon A dihitung Pohon B dihitung B=N/n X 2,3 m2/ha Pohon C tidak dihitung

25 b. Metode kuadran point

26 c. Metode berpasangan (Random Pair Method)
Hitung D dan N D=0,8∑D/N LBD=(0,8d)2 Titik pengukuran Pohon 1 Pohon 2

27 Cara Perhitungan

28

29 Any Question ???

30 Herbarium

31 Pengeretian Herbarium merupakan suatu cara pengawetan bagian tumbuhan. Herbarium dapat membantu dalam identifikasi jenis tumbuhan. Herbarium ada 2 macam yaitu herbarium basah dan herbarium kering.

32 Alat dan Bahan Alkohol 70% atau formalin 0,04% (herbarium basah)
Parang/pisau Kapas Kertas koran Isolasi Bambu penjepit/sesek Alat tulis Bagian tumbuhan yang akan di herbarium

33 Cara kerja Ambil bagian tumbuhan yg akan di herbarium
Olesi dengan alkohol Beri label dengan mencatat mengenai nama, habitat/lokasi, ukuran pohon, sistem percabangan, tgl, dll Letakkan tumbuhan yg telah diolesi diantara kertas koran lalu dijepit dengan sesek, untuk herbarium basah bagian tumbuhan di masukkan ke dalam botol atau tempat berisi formalin

34 Pengamatan jejak

35 Plaster cast Plaster cast merupakan cara pengamatan jejak dengan mencetak jejak dengan menggunakan semen putih atau gips . Biasanya dilakukan di tempat-tempat seperti tepi sungai, tempat berkubang, tempat beristirahat pada lorong-lorong rumpun bambu dan tanaman lainnya

36 Alat dan bahan Ember / kaleng Pengaduk Kuas Pisau Penggungkit
Gips (CaSo4) Air

37 Cara Kerja pilih jejak yang baik (jelas dan sempurna)
bersihkan jejak dari kotoran buat batas dari ranting disekitar jejak buat larutan CaSo4 sebatas kebutuhan pada ember tuangkan CaSo4 larutan pada jejak sampai meluap( penuh ) angkat setelah kering (15 – 30 menit atau jika cetakan telah terasa sedikit keras jika dipegang) tuliskan dibelakang cetakan meliputi : spesies, tanggal pembuatan, lokasi/habitat, dan kolektor bersihkan hasil cetakan dengan menggunakan kuas keringkan dibawah sinar matahari pernis hasil cetakan untuk mendapatkan lapisan yang keras dan untuk mendapatkan warna yang kontraks.

38 Teknik Blat

39 Teknik Blat digunakan untuk mendokumentasikan jejak yang tidak bisa menggunakan plaster cast. Contohnya untuk cakaran di pohon

40 Alat dan bahan Alat dan bahan : Plastik Transparan Spidol Transparansi
Kuas Jarum/paku pines

41 Cara Kerja Bersihkan kotoran yang menempel pada jejak yang akan di blat Tempelkan plastik transparan pada jejak dengan paku pines/jarum Mulailah menggambar daerah jejak dengan menghitamkan dalam bagian jejak Tuliskan plastik transparan tersebut meliputi : nama lokasi temuan, tanggal temuan, ukuran objek dan nama tim penyusun

42 Any Question ???

43 Pengamatan Burung

44 Beberapa alasan suatu jenis burung dipandang perlu dilindungi antara lain:
Langka Terdapat 2 penyebab suatu jenis burung disebut langka yaitu pertama karena secara alami memang langka dan kedua karena akibat diperdagangkan Manfaat Manfaat yang dijadikan penilaian adalah peran ekologis yang secara jelas dapat dilihat dan dirasakan langsung Indicator Habitat Ada beberapa jenis burung yang memiliki kepekaan tertentu terhadap lingkungan dalam habitatnya, salah satu diantaranya adalah sebangsa raja udang

45 Perlengkapan yang dibutuhkan
Pakaian Binokuler atau Monokuler Buku Identifikasi Burung (MacKinnon) Alat Tulis Alat Perekam Kamera

46 Cara mengamati Burung Pengamatan secara langsung
Pengamatan dengan melihat langsung burung yang akan diamati Pengamatan secara tidak langsung Pengamatan secara tidak langsung dapat melalui suara, bulu, kotoran, dsb.

47 waktu yang baik melakukan pengamatan Burung adalah pagi dan sore hari
waktu yang baik melakukan pengamatan Burung adalah pagi dan sore hari. Karena: Faktor cuaca yang tidak begitu panas. Pada saat-saat tersebut burung sangat aktif (Kemungkinan pada pagi hari burung aktif mencari makan dan sore hari burung kembali ke dalam sangkar.

48 Metode yang digunakan Metode transek line
Metode ini biasa digunakan untuk sensus burung dan juga satwa liar. Garis transek merupakan suatu petak contoh dimana seorang pencatat berjalan sepanjang garis transek dan mencatat setiap jenis burung yang dilihat baik jumlah maupun jaraknya dengan pencatat. Metode transek ini dapat sekaligus untuk mencatat data dan beberapa jenis burung yang jarak tiap jalur 1 km. Metode point count Metode ini bertujuan mengetahui tingkah laku burung dan frekuwensi burung pada setiap plot pengamatan. Plot atau titik pengamatan adalah titik yang akan dilakukan pengamatan pada suatu kawasan, lama pengamatan pada masing-masing plot kondisional sesuai dengan tujuan yang di tentukan, akan tetapi untuk mengetahui tingkat frekuwensi burung pada kawasan sebaiknya waktu setiap plot harus di samakan.

49 Jurnalistik Lingkungan

50 Pengertian Jurnalistik merupakan suatu kegiatan mengelola berita yang dimulai dari mengumpulkan fakta dan data atau meliputi suatu peristiwa, menyusun, menerbitkan dan menyebarkan. Jurnalistik lingkungan merupakan segala proses kerja jurnalistik yang mengkhususkan pada berita-berita lingkungan hidup.

51 Orientasi Jurnalistik Lingkungan
Menyajikan fakta Bersifat ilmiah Menggambarkan interaksi antarkomponen di alam Berorientasi pada keberlanjutan ekologi

52 Kiat menulis masalah lingkungan
Definisikan berita lingkungan Populerkan masalahnya Dekatkan persoalannya Tampilkan drama Driven by design Verifikasi berlapis


Download ppt "Dasar – Dasar Konservasi SDAHE"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google