Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM AGRIBISNIS

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM AGRIBISNIS"— Transcript presentasi:

1 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM AGRIBISNIS
PEMBANGUNAN BERBASIS PEMBERDAYAAN Teguh Kismantoroadji, Dr., M.Si., Ir. Daru Retnowati, MSi., Ir. Eko Murdiyanto, Dr., M.Si., SP. Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK

2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT Kompetensi Khusus: Mahasiswa mampu menjelaskan Makna dan tujuan pembangunan berbasis pemberdayaan Mahasiswa memiliki motivasi, dapat meringkas komunikasi lisan dan berargumen logis Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK Jurusan Sosial EKonomi (Agribisnis) UPN "Veteran" Yogykakarta

3 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
Pendahuluan Upaya memajukan pemberdayaan sebagai suatu strategi dalam pembangunan tidaklah berjalan mulus. Hal ini karena banyak pihak belum memahami atau meyakini bahwa konseppemberdayaan merupakan alternatif pemecahan terhadap dilema-dilema pembangunan yang dihadapi. Akibatnya akan muncul bias-bias terhadap pemberdayaan masyarakat sebagai suatu paradigma baru pembangunan Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK

4 Bias-bias Pemikiran Pemberdayaan
Kerja bakti perbaikan jalan Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK

5 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
Kartasasmita (1997) Bias 1 Adanya kecenderungan berpikir bahwa dimensi rasional dari pembangunan lebih penting daripada dimensi moralnya; dimensi materiallebih penting daripada dimensi kelembagaannya; dimensi ekonomi lebih penting daripada dimensi sosialnya. Akibat: Alokasi sumberdaya pembangunan diprioritaskan menurut jalan pikiran tersebut. Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK

6 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
Bias 2 Adanya anggapan bahwa pendekatan pembangunan yang berasal dari atas akan lebih sempurna daripada pengalaman dan aspirasi pembangunan di tingkat bawah. Akibat: Kebijakan-kebijakan pembangunan menjadi kurang efektif karena kurang mempertimbangkan kondisi yang nyata dan hidup di masyarakat. Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK

7 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
Bias 3 Adanya anggapan bahwa pembangunan masyarakat banyak di tingkat bawah lebih memerlukan bantuan materiil daripada ketrampilan teknis dan manajerial. Akibat: terjadi pemborosan sumberdaya dan dana karena kurang mempersiapkan ketrampilan teknis dan manajerial yang berakibat makin tertinggalnya masyarakat di lapisan bawah. Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK

8 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
Bias 4 Adanya anggapan bahwa teknologi yang diperkenalkan dari atas selalu jauh lebih ampuh daripada teknologi yang berasal dari masyarakat itu sendiri. Akibat: pendekatan pembangunan terlalu memaksa dan menyamaratakan teknologi tertentu untuk seluruh kawasan pembangunan daripada mengembangkan teknologi lokal yang mungkin lebih efisien dan efektif. Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK

9 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
Bias 5 Adanya anggapan bahwa lembaga-lembaga yang telah berkembang di masyarakat cenderung tidak efisien dan kurang efektif bahkan menghambat proses pembangunan. Akibat: Lembaga dimasyarakat tidak dimanfaatkan dan tidak ada usaha untuk memperbaharu, memperkuat dan memberdayakannya. Padahal lembaga bagu mungkin tidak sesuai dengan norma dan nilai dalam masyarakat. Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK

10 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
Bias 6 Adanya anggapan bahwa masyarakat tidak tahu apa yang diperlukan atau bagaimana memperbaiki nasibnya, sehingga harus dituntun dan diberi petunjuk dan tidak perlu dilibatkan dalam perencanaan meskipun menyangkut dirinya. Masyarakat sebagai obyek bukan subyek pembangunan Akibat: Proyek pembangunan ditujukan untuk rakyat banyak salah alamat, tidak memecahkan masalah bahkan merugikan rakyat. Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK

11 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
Bias 7 Adanya anggapan bahwa orang miskin itu karena bodoh dan malas, sehingga cara memperlakukannya secara paternalistic, seperti memperlakukan orang bodoh dan malas dan bukan dengan memberikan kepercayaan. Akibat: Masalah kemiskinan dipandang sebagai usaha social (charity) dan bukan usaha penguatan ekonomi Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK

12 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
Bias 8 Adanya anggapan bahwa investasi harus diarahkan untuk menghasilkan pertumbuhan. Terjadi kesalahan dalam membuat ukuran efisiensi pembangunan Akibat: Pembangunan hanya bersifat teknis dan tidak memahami sisi-sisi sosial budaya masyarakat dan potensi yang ada di masyarakat sebagai kekuatan pembangunan. Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK

13 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
Bias 9 Adanya anggapan bahwa sektor pertanian dan pedesaan adalah sektor tradisional, kurang produktif dan memiliki masa investasi yang panjang karena itu kurang menarik untuk melakukan investasi besar-besaran di sektor Ini. Akibat: Timbul prasangka dan menghambat usaha untuk secara sungguh-sungguh membangun usaha pertanian dan usaha kecil di pedesaan. Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK

14 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
Bias 10 Adanya anggapan bahwa kurang menarik untuk melakukan investasi besar-besaran di sektor pertanian sehingga tidak diberikannya akses yang sama tentang sumber dana Akibat: investasi menauh dari pedesaan dan semakin dekat ke perkotaan dengan mendorong sektor property yang menybabkan kenaikan laju urbanisasi. Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK

15 Pembangunan Berbasis Pemberdayaan
Kerja bakti perbaikan jalan Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK

16 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
Konsep Pemberdayaan lahir dari antithesis terhadap model pembangunan yang kurang memihak pada rakyat. Konsep pemberdayaan mencerminkan paradigam baru pembangunan yang bersifat People Centered Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK

17 Konsep pemberdayaan dibangun dari 4 kerangka logika
(Priyono dan Pranarka, 1996) Proses pemusatan kekuasaan terbangun dari pemusatan kekuasaan faktor produksi Pemusatan kekuasaan factor produksi akan melahirkan masyarakat pekerja dan masyarakat pengusaha pinggiran. Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK

18 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
Kekuasaan akan membangun bangunan atas atau sistem pengetahuan, sistem politik, sistem hokum dan sistem ideology yang manipulative untuk memperkuat legitimasi. Pelaksanaan sistem pengetahuan, sistem politik, sistem hokum dan sistem ideology secara sitematik akan menciptakan 2 kelompok masyarakat yaitu masyarakat berdaya dan masyarakat tuna daya Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK

19 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
Dalam rangka pembangunan dengan pendekatan pada pemberdayaan masyarakat maka penyempurnaan mekanisme pembangunan perlu dilakukan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian yang berpijak pada 6 hal : Investasi pemerintah melalui bantuan dana, prasarana dan sarana harus benar-benar mencapai kelompok sasaran yang paling memerlukan. Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK

20 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
Kelancaran dan ketepatan dalam penyaluran dana serta pembangunan sarana dan prasarana sehingga dapar digunakan masyarakat tepat jumlah dan tepat waktu. Membangun kesiapan masyarakat dalam menerima dan mendayagunakan dana , prasarana dan sarana Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK

21 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
Masyarakat harus diberi kepercayaan untuk mimilih kegiatan usahanya dan diberi bimbingan berupa pendampingan. Membangun kemampuan masyarakat dan aparat untuk meningkatkan nilai tambah dari investasi tersebut dan menciptakan akumulasi modal. Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK

22 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
6. Kelengkapan pencatatan sebagai dasar pengendalian dan penyusunan informasi dasar yang lengkap, operasional dan bermanfaat bagi penyusunan program berikutnya. Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK

23 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki. Sumodiningrat (1999) Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK

24 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
Pemberdayaan masyarakat selalu menyangkut 2 kelompok yang saling terkait, yaitu: Penerima manfaat, masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan Fasilitator, sebagai pihak yang memberdayakan Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK

25 Apakah kegiatan tersebut merupakan pembangunan berbasis pemberdayaan?
DISKUSI KELOMPOK (Max 4 orang, kelompok harus berjenis kelamin sama) Amati program kegiatan pada KSM Ngudi Mulyo Dsn Mendiro, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman. Apakah kegiatan tersebut merupakan pembangunan berbasis pemberdayaan? Tunjukkan !!!!!! Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK

26 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
Sampai Jumpa Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK Jurusan Sosial EKonomi (Agribisnis) UPN "Veteran" Yogykakarta


Download ppt "PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM AGRIBISNIS"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google