Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Manajemen Transaksi D. SINAGA, M.KOM.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Manajemen Transaksi D. SINAGA, M.KOM."— Transcript presentasi:

1 Manajemen Transaksi D. SINAGA, M.KOM

2 Pemahaman Awal Sebuah transaksi adalah sekelompok berurutan operasi manipulasi database, yang dilakukan seolah-olah satu unit karya tunggal. Dengan kata lain, transaksi tidak akan lengkap kecuali setiap operasi individu dalam kelompok berhasil. Jika ada operasi dalam transaksi gagal, seluruh transaksi akan gagal.

3 Pengertian Transaksi Data Base
Dalam Basis Data Transaksi merupakan satuan unit kerja yang berisi perintah- perintah, yang dimulai dengan klausa : BEGIN TRANSACTION dan diakhiri dengan COMMIT atau ROLLBACK. Atau Transaksi adalah sebuah aksi atau serangkaian aksi, yang dilakukan oleh user atauaplikasi yang mengakses atau mengubah isi daridatabase.

4 Pengertian Transaksi Data Base(lanj.)
Transaksi-transaksi ini perlu diatur untuk mempertahankan ACID (atomicity, consistency, isolation, and durability).  Selain transaksi terdapat pula concurrency control atau konkurensi kontrol, merupakan suatu sistem manajemen database ( DBMS ) konsep yang digunakan untuk mengatasi konflik dengan mengakses simultan atau mengubah data yang dapat terjadi dengan sistem multi-user

5 Kontrol konkurensi, bila diterapkan ke DBMS, dimaksudkan untuk mengkoordinasikan transaksi simultan sambil menjaga integritas data banyaknya transaksi yang dijalankan secara bersamaan dalam satu waktu (waktu bersamaan). Serta ada pula recovery system yakni suatu cara utuk mengembalikan data yang sudah rusak kembali menjadi benar atau baik.

6 root @ host # mysql-u root-p password;
Masukkan sandi :******* mysql> tutorial penggunaan; Basis berubah mysql> membuat tabel tcount_tbl -> ( -> Tutorial_author varchar (40) NOT NULL, - > Tutorial_count INT ->) TYPE = InnoDB; Query OK, 0 rows affected (0,05 sec)

7 Setiap transaksi harus memiliki sifat-sifat: (ACID,Haerder and Reuter, 1983)
Atomicity (Keutuhan), dimana semua operasi dalam transaksi dapat dikerjakan seluruhnya atau tidak sama sekali. Consistency (Ketepatan), dimana eksekusi transaksi secara tunggal harus dapat menjamin data tetap konsisten setelah transaksi berakhir.

8 Isolation (Pemisahan), jika pada sebuah sistem basis data terdapat sejumlah transaksi yang dilaksanakan secara bersamaan, maka semua transaksi yang dilaksanakan pada saat yang bersamaan tersebut harus dapat dimulai dan bisa berakhir. Durability (daya tahan), dimana perubahan data yang terjadi setelah sebuah transaksi berakhir dengan baik, harus dapat bertahan bahkan jika seandainya sistem menjadi mati.

9 Terhentinya suatu transaksi tidak selalu diakibatkan oleh kegagalan insidental baik dari perangkat keras (crash) ataupun kemacetan sistem operasi (hang).  Tapi lebih sering terjadi karena user sengaja menghentikan transaksi atau karena penghentian transaksi oleh DBMS akibat adanya kondisi tak diinginkan, seperti deadlock atau timeout.

10 Sebuah transaksi dapat menghasilkan dua kemungkinan:
Jika dilaksanakan lengkap seluruhnya, transaksi tersebut telah di commit dan basis data mencapai keadaan konsisten baru. Jika transaksi tidak sukses, maka transaksi dibatalkan dan basis data dikembalikan ke keadaan konsisten sebelumnya (rollback).

11 Transaksi yang sudah di commit tidak dapat dibatalkan lagi
Transaksi yang sudah di commit tidak dapat dibatalkan lagi.  Jika ada kesalahan, maka harus dilakukan transaksi lain yang membalik dampak transaksi sebelumnya Ketika transaksi dilaksanakan/ dilakukan dari awal sampai akhir maka terdapat beberapa kemungkinan yang akan terjadi, yaitu :

12 Aktif (Active), yang merupakan status awal (initial state) sebuah transaksi yang menunjukkan transaksi tersebut masih dieksekusi. Berhasil Sebagian (Partially Committed), yaitu keadaan yang dicapai transaksi tepat pada saat operasi terakhir dalam transaksi selesai dikerjakan. Gagal (Failed), yang merupakan keadaan dimana sebuah transaksi terhenti pengeksekusiannya sebelum tuntas sama sekali. Batal (Aborted), yaitu keadaan dimana sebuah transaksi dianggap tidak/belum dikerjakan yang tentu dengan terlebih dahulu diawali dengan mengembalikan semua data yang telah diubah ke nilai-nilai semula. (yang menjadi tanggung jawab DBMS). Berhasil Sempurna (Committed), keadaan dimana transaksi telah dinyatakan berhasil dikerjakan seluruhnya dan basis data telah merefleksikan perubahan-perubahan yang memang diinginkan transaksi.

13 Ketika multiple user mengakses multiple objek basis data yang berada pada multiple site di sistem basis data terdistribusi, maka permasalahan kontrol konkurensi akan terjadi. Konflik terjadi apabila sekumpulan read dari satu transaksi berpotongan dengan sekumpulan read dari transaksi lainnya, dan/atau sekumpulan write dari satu transaksi berpotongan dengan sekumpulan write dari transaksi lainnya.

14 Transaksi T1 dan T2 dikatakan konflik jika kedua-duanya dieksekusi pada waktu yang bersamaan.
Bila T1 telah selesai sebelum T2 dikirim ke sistem, dalam kasus ini sekumpulan read dan write saling memotong, tidak dianggap konflik. Konflik diperhatikan pada sekumpulan write yang saling memotong di antara dua transaksi. 

15 Contoh. Sebuah transaksi transfer uang
Transaksi untuk transfer $50 dari account A ke account B: 1.   read(A) 2.   A := A – 50 3.   write(A) 4.   read(B) 5.   B := B + 50 6.   write(B)

16

17 Consistency requirement – jumlah A dan B tidak berubah setelah eksekusi transaksi.
Atomicity requirement — Jika transaksi gagal dijalankan setelah langkah ke 3 dan sebelum langkah ke 6, maka sistem harus menjamin bahwa perubahan yang terjadi tidak direfleksikan di database, jika hal ini tidak dapat dilakukan maka akan menghasilkan inconsistency.

18 State (keadaan) Transaksi
Active, merupakan keadaan (state) awal; transaksi berada di state ini ketika dia sedang dieksekusi Partially committed, setelah operasi (statement) terakhir telah dieksekusi. Failed, setelah diketahui bahwa eksekusi secara normal tidak lagi dapat dilakukan.

19 Committed, setelah semua operasi selesai dijalankan dengan sukses.
Aborted, setelah sebuah transaksi di-roll back (dikembalikan ke kondisi sebelum transaksi). Ada dua pilihan setelah transaksi di-abort : Ulangi transaksi hanya jika tidak ada kesalahan logika internal Committed, setelah semua operasi selesai dijalankan dengan sukses.

20 State Transaksi

21 Implementasi Atomicity dan Durability
Komponen recovery-management dari suatu sistem database menerapkan dukungan untuk atomicity dan durability. Hal ini dilakukan dengan skema database bayangan  (shadow-database ) Jika diasumsikan hanya satu transaksi yang aktif pada satu waktu. Sebuah pointer yang disebut db_pointer selalu menunjuk ke salinan (copy) database yang konsisten. –       

22 Semua perubahan (update) dibuat ke shadow copy, dan db_pointer hanya bisa menunjuk ke shadow copy yang sudah diubah hanya setelah transaksi mencapai state partial commit dan semua perubahan telah dimasukkan ke disk. Jika transaksi gagal, shadow copy konsisten yang lama yang sedang ditunjuk oleh db_pointer dapat digunakan, dan shadow copy yang sekarang dapat dihapus.

23 Fakta Skema Shadow Database
Asumsi disk tidak gagal Berguna untuk teks editor, tetapi sangat tidak efisien untuk database berukuran besar: mengeksekusi sebuah transaksi membutuhkan penyalinan seluruh database.

24 Eksekusi Secara Bersamaan (Concurrent Executions)
Beberapa transaksi dimungkinkan untuk berjalan secara bersamaan dalam sebuah sistem. Keuntungannya adalah: Menambah utilitas processor dan disk, meningkatkan throughput transaksi: satu transaksi dapat menggunakan CPU sementara yang lain membaca atau menulis ke disk. Mengurangi respons time rata- rata: transaksi-transaksi singkat tidak harus menunggu dibelakang transaksi yang lama.

25 Skema Concurrency control – mekanisme- mekanimsme untuk mencapai isolasi, untuk mengontrol interaksi di antara transaksi yang berjalan bersamaan sehingga dapat mencegah mereka untuk merusak konsistensi database. Schedules – Adalah urut-urutan yang menyatakan urutan secara kronologis bagaimana instruksi-instruksi yang bersamaan dieksekusi

26 Sebuah schedule untuk satu set transaksi harus terdiri dari semua instruksi-instruksi yang ada di transaksi-transaksi pembentuknya. Harus menjaga urutan instruksi di setiap transaksi.

27 Contoh Schedule Misalkan T1 melakukan transfer $50 daro A ke B, dan T2 melakukan transfer 10% dari saldo A ke B. Schedule ini adalah schedule serial, di mana T1 diikuti oleh T2

28 Untuk transaksi yang sama, tetapi dijalankan dengan schedule yang equivalen

29 Protokol Transaksi Ketika multiple user mengakses multiple objek basis data yang berada pada multiple site di sistem basis data terdistribusi, maka permasalahan kontrol konkurensi akan terjadi. Konflik terjadi apabila sekumpulan read dari satu transaksi berpotongan dengan sekumpulan read dari transaksi lainnya, dan/atau sekumpulan write dari satu transaksi berpotongan dengan sekumpulan write dari transaksi lainnya.

30 Transaksi T1 dan T2 dikatakan konflik jika kedua-duanya dieksekusi pada waktu yang bersamaan.
Bila T1 telah selesai sebelum T2 dikirim ke sistem, dalam kasus ini sekumpulan read dan write saling memotong, tidak dianggap konflik. Konflik diperhatikan pada sekumpulan write yang saling memotong di antara dua transaksi. 

31 Mendesain algoritma kontrol konkurensi:
1.Wait Jika dua transaksi konflik, transaksi yang konflik harus menunggu sampai transaksi lainnya selesai. 2.Timestamp  Urutan eksekusi transaksi berdasarkan timestamp. Setiap transaksi memiliki timestamp yang unik dan dua transaksi yang konflik diselesaikan berdasarkan urutan timestamp. Timestamp dapat diletakkan di awal, tengah, atau akhir eksekusi. Pendekatan berdasarkan version digunakan untuk menentukan timestamp objek basis data. 3.Rollback Dua transaksi yang konflik, salah satu transaksinya diulang kembali pengerjaannya. Disebut juga optimistic, karena bila terjadi konflik maka beberapa transaksi akan di-rollback. Algoritma berdasarkan Mekanisme Wait

32 Sistem akan melakukan lock pada entitas basis data.
Ada dua tipe lock: 1. Readlock Transaksi akan mengunci entitas pada mode shared. Sehingga transaksi lain yang menunggu untuk membaca beberapa entitas juga bisa mendapatkan readlock. 2. Writelock Transaksi akan mengunci entitas pada mode eksklusif. Jika ada satu transaksi akan melakukan penulisan pada entitas yang telah di-writelock, maka transaksi lainnya tidak boleh mendapatkan readlock maupun writelock pada entitas ini.

33 Lock akan menimbulkan masalah baru.
Livelock dan deadlock. Livelock terjadi ketika suatu transaksi berkali-kali gagal dalam mendapatkan lock. Deadlock terjadi ketika beberapa transaksi melakukan lock pada beberapa entitas pada saat yang bersamaan; setiap transaksi mendapatkan lock dari entitas yang berbeda dan saling menunggu transaksi lainnya untuk melepaskan lock.

34 Kesimpulan : Kontrol konkurensi adalah masalah yang timbul ketika beberapa proses terjadi pada berbagai tempat di sistem. Solusi awal untuk hal ini adalah dengan memastikan kelas-kelas serializability, two- phase locking, dan formalisasi pendekatan optimistic. Mekanisme populer untuk kontrol konkurensi adalah two-phase locking.

35 Kontrol konkurensi yang dapat disesuaikan diimplementasikan pada sistem RAID.
Penelitian diharapkan berlanjut, pada bidang semantik dari transaksi dan terutama pada sistem yang berorientasi objek. Pada sistem berskala besar, sangat sulit untuk mem-blok akses ke objek basis data untuk melakukan transaksi. Locking pada masa yang akan datang tidak akan relevan lagi pada kasus seperti ini.

36 Recoverability Recovery dari kegagalan transaksi artinya database dikembalikan ke kondisi yang terdahulu,mendekati waktu terjadinya kegagalan.Untuk melakukan hal tersebut, perlu disimpan informasi mengenai perubahan terhadap data selama pelaksanaan transaksi di luar database. Informasi tersebut disebut sebagai sistem log. Teknik recovery berhubungan erat dengan mekanisme kontrol konkurensi yang digunakan pada sistem bersangkutan. Sistem Basis Data harus melaksanakan tindakan tertentu untuk menjamin sifat transaksi yang Atomik dan Durable.

37 Testing For Serializability
Serializability adalah level isolasi yang menyediakan isolasi transaksi yang paling ketat. Level ini mengemulasikan eksekusi transaksi secara serial, menjadikan transaksi dieksekusi satu setelah yang lainnya,seperti secara serial, bukan secara bersamaan (pararel). 

38  Serializable berarti jika jadual (nonserial) menghasilkan hasil yg sama seperti halnya jadual serial lainnya.  Pada saat mendesain skema kontrol konkurensi, kita harus tunjukan bahwa jadwal yang dibuat oleh skema tersebut adalah serializable. Terdapat metode simpel dan efisien untuk menentukan conflict serializability dari suatu jadwal.  Misalkan sebuah jadwal S. Kita dapat membuat suatu grafik langsung yang diberi nama grafik preseden (presedence graph).

39 Grafik preseden terdiri dari sepasang G = (V,E), dimana V adalah serangkaian simpul dan E adalah serangkaian tepian / busur.  Serangkaian simpul terdiri dari semua transaksi yang berperan serta di dalam penjadwalan. Serangkaian tepian / busur terdiri dari semua bentuk Ti -> Tj untuk masing – masing dari ketiga kondisi berikut : – Ti eksekusi write(Q) sebelum Tj eksekusi read(Q) – Ti eksekusi read(Q) sebelum Tj eksekusi write(Q) – Ti eksekusi write(Q) sebelum Tj eksekusi write(Q) Jika bentuk Ti -> Tj ada di dalam grafik preseden, maka di setiap jadwal S’ serial yang ekivalen ke jadwal S, Ti harus muncul sebelum Tj.


Download ppt "Manajemen Transaksi D. SINAGA, M.KOM."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google