Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KARET
2
Luas Tanaman Perkebunan Besar Menurut Jenis Tanaman, Indonesia (000 Ha), 1995 - 2013**
Tahun Karet Kelapa Sawit Coklat Kopi Teh Kina Tebu Tembakau 1995 471,9 992,4 125,4 49,3 81,0 4,6 496,9 9,1 1996 538,3 1146,3 129,6 46,7 88,8 2,2 400,0 4,3 1997 557,9 2109,1 146,3 61,8 89,3 2,3 378,1 4,5 1998 549,0 2669,7 151,3 62,5 91,2 0,6 405,4 5,7 1999 545,0 2860,8 154,6 63,2 91,6 1,3 391,1 5,2 2000 2991,3 157,8 90,0 388,5 2001 506,6 3152,4 158,6 83,3 1,2 393,9 5,3 2002 492,9 3258,6 145,8 58,2 84,4 375,2 5,4 2003 517,6 3429,2 145,7 57,4 3,3 340,3 2004 514,4 3496,7 87,7 52,6 3,2 344,8 2005 512,4 3593,4 85,9 52,9 81,7 3,1 381,8 4,8 2006 513,2 3748,5 101,2 53,6 78,4 396,4 5,1 2007 514,0 4101,7 106,5 52,5 77,6 3,0 427,8 5,8 2008 515,8 4451,8 98,4 58,3 78,9 436,5 2009 482,7 4888,0 95,3 48,7 66,9 422,9 4,2 2010 496,7 5161,6 92,2 47,6 66,3 436,6 3,4 2011 523,1 5349,8 94,3 66,5 192,5 2,9 2012* 527,3 5456,5 94,4 65,5 198,8 2013** 528,6
3
5 negara yang menjadi produsen utama karet di dunia yang dikutip detik Finance sebagai berikut :
1.Thailand , Produksi karet alam negeri gajah putih mencapai ton pada Produksi karet alam Thailand merupakan produksi paling besar di dunia saat ini dimana pada 2011 persentase produksi karet Thailand terhadap produksi karet dunia mencapai 30,80%. Hampir 70% karet alam digunakan sebagai bahan baku industri ban.
4
2. Indonesia, Produksi karet alam Indonesia pada 2011 merupakan terbesar ke dua di dunia yakni mencapai ton. Dimana kontribusinya terhadap produksi karet dunia mencapai 27,06%. Indonesia memiliki luas area karet mencapai ha dengan 85% merupakan perkebunan karet rakyat. Namun produktivitas Indonesia masih lemah yakni hanya 986 kg/ha/th.
5
3. Malaysia, Produksi karet alam Malaysia menduduki produksi 3 terbesar di dunia dimana produksi karet alamnya pada 2011 mencapai ton. Kontribusi terhadap produksi karet dunia 9,04%.Luas areal karet yang dimiliki Malaysia pada tahun 2010 mencapai ha dengan 93,7% merupakan perkebunan karet rakyat dengan produktivitas kg/ha/th.
6
4. India, Negara Bollywood tersebut produksi karet alamnya cukup besar
4. India, Negara Bollywood tersebut produksi karet alamnya cukup besar. Produksi karet India tahun 2011 mencapai ton. Produksi karet India berkontribusi 8,10% dari produksi karet dunia. Konsumsi karet alam dunia saat ini mencapai sekitar 10,94 juta ton.
7
5. Vietnam, Produksi karet alam Vietnam merupakan salah satu negara dari 5 negara produksi karet terbesar. Berdasarkan data produksi tahun 2011 produksi karet alam vietnam mencapai ton. Dengan produksi tersebut, Vietnam berkontribusi 7,37% produksi karet dunia.
8
Pengantar Karet alam dihasilkan dari tanaman karet Hevea brasiliensis. Tanaman karet termasuk tanaman tahunan yang tergolong dalam famili Euphorbiaceae, tumbuh baik di dataran rendah hingga menengah (0-400 dpl) dengan curah hujan mm/th dan mampu hidup di lahan dengan keasaman tinggi (pH ), pada tanah bersolum dalam dan miskin hara.
9
Sumber Limbah Industri Karet
Apabila dilihat dari tahapan poduksi baik dari bahan baku berasal dari lateks dan bahan olahan karet rakyat (bokar), maka limbah yang terbentuk pada industri karet dapat berupa limbah padat, limbah cair, dan limbah gas. Kualitas bahan baku berpengaruh terhadap tingkat kuantitas dan kualitas limbah yang akan terjadi dengan rincian sebagai berikut : 1.Semakin kotor bahan karet olahan akan semakin banyak air yang diperlukan untuk proses pembersihannya, sehingga debit limbah cairpun akan meningkat.
10
2. Semakin kotor dan Semakin tinggi kadar air dari bahan baku karet olahan, akan semakin mudah terjadinya pembusukan, sehingga kuantitas limbah gas/bau pun meningkat. 3. bahan baku karet olahan yang kotor menyebabkan kuantitas lumpur, tatal dan pasir relatif tinggi.
11
Pembersihan dilakukan melalui pengecilan ukuran, proses ini juga bertujuan untuk memperbesar luas pemukaan karet agar waktu pengeringan relatif singkat. Dengan demikian, limbah yang terbentuk dominan berbentuk limbah cair Sumber limbah cair dapat dikategorikan dari proses produksi dengan rincian sebagai berikut: 1. Bahan baku olahan karet rakyat 2. Bahan baku berasal dari lateks kebun
12
1. Bahan baku olahan karet rakyat
Bahan baku karet rakyat berbentuk koagulum (bongkahan) yang telah dibubuhi asam semut, dan banyak mengandung air dan unsur pengotor dari karet baik disengaja maupun tidak disegaja oleh kebun rakyat. Sumber limbahnya antara lain: a. penyimpanan koagulum b. sebelum produksi terlebih dulu karet disempot air sehingga menghasilkan limbah
13
c. pencacahan koagulum lalu di cuci dengan
air lagi, d. proses peremahan dengan hammer mill juga menghasilkan limbah cair walaupun jumlahnya relatif kecil. 2. Bahan baku berasal dari lateks kebun Dalam proses produksi untuk meghasilkan karet digunakan air lebih sedikit, tetapi mempunyai bahan kimia di dalam air limbahnya. Sumber limbahnya adalah dari proses pencacahan dan peremahan.
14
Pengaruh tiap parameter terhadap lingkungan dapat dijelaskan sebagai berikut:
BOD, merupakan salah satu parameter limbah yang memberi gambaran atas tingkat polusi air. Semakin tinggi nilai BOD menunjukkan makin besar oksigen yang dibutuhkan oleh mikro organisme merubah organik. Semakin tinggi kandungan bahan organik akan menyebabkan semakin berkurangnya konsentrasi oksigen terlarut di dalam air yang akhirnya berakibat kematian berbagai biota air. Pengurangan konsentrasi oksigen terlarut menyebabkan kondisi aerob bergeser ke kondisi anaerob.
15
b. COD, mirip dengan BOD, bedanya oksigen yang diperlukan merupakan oksigen kimiawi seperti O2 atau oksidator lainnya untuk mengoksidasi secara kimia bahan organik menjadi senyawa lain seperti gas metan, amoniak, dan karbon dioksida. Nilai COD selalu lebih tinggi dari pada nilai BOD karena hampir seluruh jenis bahan organik dapat teroksidasi secara kimia termasuk bahan organik yang teroksidasi secara biologis.
16
c. Padatan Terendap Padatan terendap menunjukkan jenis padatan yang terkandung di dalam cairan limbah yang mampu mengendap di dasar cairan secara gravitasi dalam waktu paling lama sekitar 1 jam. d. Padatan Tersuspensi Padatan tersuspensi adalah padatan yang membentuk suspensi atau koloid. Secara kasat mata padatan ini terlihat mengapung atau mengambang serta mengeruhkan air karena berat jenisnya relatif rendah.
17
e. Padatan Terlarut Padatan ini bersama-sama dengan suspensi koloid tidak dapat dipisahkan secara penyaringan. Pemisahannya hanya dapat dilakukan dengan proses oksidasi biologis atau koagulasi kimia. f. Kandungan Nitrogen, bentuk senyawa nitrogen yang paling umum adalah protein amonia, nitrit dan nitrat.Ketiga jenis terakhir ini dihasilkan dari perombakan protein, sisa tanaman dan pupuk yang tersisa di dalam cairan limbah.
18
g. Derajat Keasaman (pH) suatu cairan dikatakan bersifat normal bila pH = 7 . Semakin rendah nilai pH artinya air semakin bersifat asam, sebaliknya semakin tinggi bersifat basa. Karakteristik dan Dampak Limbah Cair Karakteristik dan jumlah limbah yang dihasilkan dari proses produksi karet dipengaruhi oleh bahan baku yang digunakan
19
1.Perkiraan Debit Limbah Cair
Proses pengolahan karet tergolong proses basah, banyaknya kebutuhan air untuk keperluan pengolahan akan menentukan banyaknya limbah cair yang dihasilkan, sekaligus menentukan rancangan ukuran sarana pengolah limbah. Jumlah air yang digunakan dalam proses produksi, hampir seluruhnya menjadi limbah, karena karet baik berupa bahan baku maupun setengah jadi tidak menyerap air.
20
Pengaruh kebutuhan air adalah tingkat kotoran yang ada dalam bahan baku, serta efesiensi kinerja sarana pengolahan. Nilai parameter limbah pada setiap bagian proses pengolahan berbeda-beda.
21
Nilai parameter BOD atau COD yang sangat besar dari air buangan menunjukkan tingginya kadar bahan organiknya, peningkatan kadar bahan organik akan semakin mengganggu ekosistem lingkungan yang menerima air buangan karena oksigen banyak digunakan oleh bakteri pengurai untuk menghancurkan bahan organik tersebut. Total padatan merupakan bahan yang berasal dari pemecahan komponen organik, sedangkan padatan tersuspensi merupakan bahan yang tidak larut di dalam air dan cenderung mengalami pembusukan jika suhu air meningkat (musim panas).
22
Dampak negatif juga timbul jika air limbah langsung dibuang ke sungai atau perairan umum. Bagi pabrik yang berlokasi di areal perkebunan, penanganan limbah cair relatif mudah, bahkan dapat dimanfaatkan menjadi pupuk tanaman karetnya
23
2. Karakteristik dan Dampak Limbah Padat
Secara umum limbah padat yang terbentuk pada pengolahan karet tidak tergolong limbah beracun. Limbah biasanya hanya berupa tatal, lumpur, pasir rotan, kayu, daun, dan plastik bekas kemasan. Bokar yang kotor merupakan sumber utama pembawa limbah padat. Beberapa jenis padatan dalam jumlah yang sudah sedemikian besar akan mengganggu keseimbangan ekosistem. Limbah tersebut jika dibuang ke sungai, dalam jangka waktu tertentu akan menyebabkan pendangkalan badan air. Limbah padat akan dikirim ke TPA dalam keadaan sudah cukup kering, lebih baik lagi jika sudah bersifat kompos, sehingga di TPA tinggal proses pelapukan akhir.
24
Beberapa akibat merugikan yang disebabkan oleh adanya limbah produk karet alam adalah :
1. Gangguan terhadap kesehatan; 2. Gangguan terhadap kehidupan biotik; 3. Gangguan terhadap keindahan dan kenyamanan. Limbah padat ini karena tidak dapat didaur-ulang, maka biasanya dibiarkan menumpuk begitu saja, ditimbun atau dibakar.
25
Hal ini disebabkan karena karet alam merupakan bahan polimer yang bersifat termoset atau bahan polimer yang tidak dapat diolah kembali dengan cara pemanasan dan pengepresan. Selain itu karet alam juga merupakan bahan polimer yang sulit terdegradasi di alam, sehingga limbah karet alam tersebut akan menumpuk di permukaan bumi
26
Dalam mengatasi limbah produk karet alam, beberapa upaya telah dilakukan antara lain pembakaran ataupun penimbunan, dimana hal ini menimbulkan masalah baru karena dengan pembakaran (insenerasi) selain biayanya cukup mahal juga menghasilkan asap hitam yang mengganggu pernafasan dan mengganggu kenyamanan.
27
Limbah lateks pekat merupakan polutan yang potensial jika tidak ditangani dengan baik. Pengolahan limbah lateks untuk memenuhi persyaratan lingkungan semata, akan membutuhkan biaya yang cukup besar. Kini limbah lateks dapat dikonversi secara mikrobiologis untuk menghasilkan berbagai produk yang bernilai tambah ekonomis tinggi seperti: IAA (hormon tumbuhan), pupuk bio organik, dan biomassa mikro alga.
28
Proses biokonversi dapat dibuat berlangsung simultan dengan pengolahan limbah, sehingga bisa mengurangi volume limbah dan sekaligus menghilangkan bau busuk. Pupuk bio organik yang dihasilkan terbukti dapat menghemat sampai 50% pupuk kimia pada tanaman pangan, tanaman perkebunan, serta tanaman penutup tanah
29
Pengolahan limbah dapat dikelompokkan ke dalam :
1. pengolahan limbah dari sumbernya yang disebut sebagai proses produksi bersih, dan 2. pengelolaan saat limbah tersebut keluar dari proses produksi. Pengolahan limbah dari sumbernya/ pengolahan limbah dapat dilakukan mulai dari sumber limbah itu dihasilkan, yaitu dengan meminimalisasi limbah yang dihasilkan, reuse, reycling.
30
Dalam industri karet meminimalisasi limbah cair dapat dilakukan dengan cara: a. Gudang penyimpanan bahan baku sebaiknya beratap dan air yang keluar dari bahan baku berupa limbah dialirkan langsung ke Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL). b. Limbah yang berasal dari pencucian awal koagulum dan pencacahan di mesin . Pre Beaker, dan di Hammer Mill dipisahkan saluran airnya serta diarahkan langsung ke IPAL.
31
c. Air limbah yang berasal dari proses di tahap ke dua atau ketiga di creper, tngkat kualitas air tersebut masih dapat digunakan pencucian tanpa pengolahan. d. Pemisahan dari saluran air limbah yang harus diolah terpisah dengan air limbah yang masih dapat digunakan e. Air yang keluar dari IPAL dapat digunakan kembali sebagai pencuci dilantai gudang baha baku.
32
Sedangkan bila ditimbun di dalam tanah, akan mengganggu masuknya unsur hara dan menghambat resapan air ke dalam tanah. Untuk mengantisipasi semakin menumpuknya limbah karet,saat ini sedang dikembangkan bermacam-macam penelitian untuk menanggulangi limbah tersebut sesuai dengan kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Pedoman Minimisasi Limbah (BAPEDAL,1992).
33
2. Dalam pengolahan limbah cair dari industri karet adalah karakteristik limbahnya dan teknologi prosesnya serta jenis produk yang dihasilkan sehingga dapat dihasilkan keandalannya, keamanan berproduksi. Dalam pengolahan limbah cair ini perlu diperhatikan menajemen pengolahan limbah di perusahaan dan pengolahan fisik limbah sebagai efluen dari proses produksi.
34
Pengolahan limbah pendahuluan bertujuan untuk memisahkan zat atau unsur padatan kasar yang ada dalam air limbah dengan cara penyaringan untuk meminimalisasi gangguan dalam proses pengolahan limbah berikutnya. Proses pengolaha awal ini juga disebut sebagai pengolahan proses fisika. a. penyaringan bertujuan untuk memisahkan pengotor yang berupa padatan kasar atau serpihan yang terbawa oleh limbah cair. b. Sedimentasi. adalah proses pemisahan padatan dari cairannya dengan cara mengendapkan secara gravitasi.
35
Proses ini juga dapat memisahkan jenis padatan berupa flok hasil proses kimiawi dan hasil proses biologi c. Netralisasi limbah cair industri pengolahan karet bersifat asam, maka proses penetralan perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum pengolahan lanjutan. d.EqualisasiPross equalisasi sangat dibutuhkan agar aliran relatif konstan dan kinerja prosesoperasi pada sistem pengolahan meningkat.
36
Pengolahan limbah lanjutan dapat dilakukan dengan beberapa cara,yaitu :
a. Pengolahan secara kimiawi b. Pengolahan secara sistim kolam/flokulasi (aerob atau anaerob) c. Pengolahan secara lumpur aktif (biologi) d. Pengolahan secara pemanenan ganggang
37
Pengolahan secara kimia a
Pengolahan secara kimia a. koagulasi proses koagulasi adalah perlakuan kimiawi terhadap limbah cair dengan cara penambahan bahan elektrolit yang berlawanan muatan dengan koloid. Bahan kimia yang bisa digunakan sebagai koagulan adalah tawas/ alum, fero sulfat, ferisulfat dan feri khlorida. b. flokulasiflokulasi adalah proses pengadukan lambat dan terus menerus terhadap air yang dikoagulasikan dengan tujuan membentuk flok
38
Pengolahan secara sekunder
Pengolahan secara sekunder juga disebut pengolahan secara biologi yang bertujuan untuk mengurangi senyawa organik terlarut dalam air limbah. Pengolahan secara kolam fakultatif Pabrik karet yang terletak di lokasi dengan ketersediaan lahan terbuka yang masih luas seperti di PT Perkebunan atau perkebunan swasta besar, sistem kolam aerobik/anaerobik yang dilanjutkan dengan kolam fakultatif dinilai merupakan sistem penanganan limbah yang paling memadai.
39
a. proses aerob bahan-bahan organik terlarut akan masuk ke dalam sel secara absorpsi, sedangkanyang bersifat koloid masuk secara adsorpsi. Proses respirasi sel mengoksidasi senyawa organik dan menghasilan senyawa fosfat yang digunakan sebagai sumber tenaga. 1. kolam stabilisasi proses pengolahan limbah cair dengan cara kolam stabilisasi berdasarkan konsep pemurnian di alam. Proses biologis dapat terjadi secara aerobik, fakultatif dan anaerobik.
40
Lumpur-lumpur yang mengendap dan organik terlarut yang berada di bagian bawah akan didegradasi oleh bakteri anaerobik menghasilkan bahan-bahan anorganik dan komponen-komponen lain yang berbau. 2. kolam aerasi, merupakan pengolahan degan sistem aerasi dimana pelarutan oksigen diperoleh dari alat-alat mekanis. Alat-alat untuk aerasi ada yang di permukaan dan ada pula ditempatkan di dalam air. Pada bagian akhir kolama erasi harus dilengkapi dengan alat pengendapan untuk pemisahan lumpur yang dihasilkan dari proses.
41
b. proses anaerob pada kolam anaerobik berlangsung serangkaian reaksi seperti hidrolisis senyawa organik oleh enzym ekstra selular menjadi organik terlarut, reaksi aerogenesis terhadap produk hidrolisis oleh bakteri fakultatif/obligat anaerob menjadi molekul-molekul. Pengolahan secara lumpur aktif Proses lumpur aktif banyak diterapkan karena mempunyai efisiensi pengolahanyang tinggi dan lahan yang diperlukan tidak seluas seperti pengolahan sistem kolam
42
Biomassa lumpur dalam tangki sedimentasi akan terpisah dan cairan sebagai endapan.
Sebagian lumpur tersebut didaur ulang dan sisanya dibuang. Konsentrasi oksigen terlarut dalam proses lumpur aktif diperlukan untuk kehidupan mikroorganisma, yaitu untuk melakukan oksidasi sumber karbon (BOD) dan oksidasi senyawa nitrogen (nitrifikasi)
43
Perlakuan lumpur Lumpur yang dikeluarkan dari unit pengolahan limbah cair dibedakan atas lumpur primer dan lumpur sekunder. Lumpur primer berasal dari hasil perlakuan fsika atau kimia, sedangkan lumpur sekunder berasal dari perlakuan biologi. Lumpur sekunder umumnya masih memiliki kadar air yang cukup tinggi. Perlakuan ini dengan pengurangan kadar air dan meningkatkan kestabilan sift lumpur menjadi lebih baik agar penanganan selanjutnya tidak menimbulkan permasalahan baru dalam lingkungan. a. Pemekatan b. Stabilisasi
44
Pemanfaatan sludge Sludge merupakan padatan hasil pengolahan limbah cair yang perlu dilakukan penangannya atau tempat penyimpanan. Sludge ini selain mengandung berbagai jenis mikro organisme juga mengandung berbagai jenis senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme. Lumpur yang dibiarkan di tempat terbuka tanpa penanganan lebih lanjut berpotensi sebagai sumber pencemar.
45
Pemanfaatan lumpur sebagai pupuk tanaman merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan sebagai upaya untuk pengelolaan lingkungan. Pemanfaatan limbah lumpur sebagai pupuk juga harus memperhatikan kondisi yang mendukung aktivitas mikroorganisme dalam proses melepaskan nutrien yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman, yaitu kondisi lembab dan hangat, serta kecukupan bahan makanannya. Meski berpotensi sebagai pupuk, namun ”sludge” mempunyai berbagai sifat yang kurang baik yaitu : tekstur yang halus, unsur hara
46
DAFTAR PUSTAKA Anonim Gambaran sekilas industri karet. PaketInformasi/Karet/ Karet.pdf. Optimisasi produksi biogas dari limbah lateks cair pekat dengan penambahan logam. 0SBtMhqf8sx5DHiY2v0Fik8kv74JjXnMhl81&sig= AHIEtbQbX2dtDazQC16pEasnnj-csSAeBQ.
47
Modifikasi produk dan daur-ulang limbah karet alam http://www. digilib
Limbah Cair Industri Karet Ancam Perikanan Pemanfaatan Limbah Karet Menjadi Pupuk Proses Pembuatan Bahan Bakar Cair Dengan Menggunakan Limbah Ban Bekas Menggunakan Katalis Zeolit Y dan ZSM-5
48
Terima Kasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.