Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehDeddy Sudirman Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
ASSALAMUALAIKUM Wr. Wb. TO __ OUR Presentation Created by: Aqmarani
Adzani Fitriana Sherfina Indah Aprilia M. Khasan Fadly
2
Kami akan mempresentasikan tentang
MANUSIA SISTEM EKSKRESI SERANGGA IKAN
3
Sistem Ekskresi Sisa-sisa metabolisme yang ada di dalam tubuh tidak dapat digunakan lagi di tubuh dan sebagian merupakan racun jika terakumulasi di dalam tubuh organisme sehingga harus dikeluarkan atau dibuang dari dalam tubuh. Proses pembuangan atau pengeluaran senyawa-senyawa tersebut dinamakan EKSKRESI. Ekskresi berarti suatu proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh. BACK
4
Sistem Ekskresi pada Manusia
Sistem Ekskresi pada manusia terdiri atas beberapa alat ekskresi yang masing-masing mengekskresikan zat atau bahan buangan yang berbeda. Zat-Zat yang Harus Diekskresikan a. Karbon Dioksida (CO ₂) dan Air (H₂O) Karbon dioksida harus dibuang dari dalam tubuh karena jika jumlahnya berlebihan dapat menyebabkan keracunan. Dalam keadaan berlebihan, air juga harus dibuang dari tubuh karena dapat mengganggu tekanan osmosis sel.
5
b. Amonia (NH₃) Amonia merupakan sisa pembongkaran senyawa protein atau asam amino. Amonia yang terbentuk merupakan bahan yang sangat beracun bagi sel-sel tubuh sehingga harus dikeluarkan dari dalam tubuh. c. Urea (CO(NH₂)₂) Urea lebih sukar larut dalam air dan lebih tidak beracun dibandingkan amonia. Oleh karena itu, hanya sedikit air yang dibutuhkan untuk melepaskan urea dari dalam tubuh. Urea dibentuk dari amonia dan karbon dioksida melalui reaksi dengan asam amino ornitin.
6
d. Asam Urat Asam urat merupakan sisa metabolisme asam nukleat, khususnya purin (adenin dan guanin). Senyawa ini bersifat tidak larut sehingga tidak beracun bagi organisme. Asam urat juga termasuk kedalam bahan-bahan buangan yang mengandung nitrogen. e. Zat Warna Empedu Hasil perombakan dari sel-sel darah merah, terutama hemoglobin, menghasilkan zat warna empedu, yaitu bilirubin dan biliverdin, yang berwarna hijau kebiru-biruan. Kedua zat itu selanjutnya akan diubah menjadi urobuli yang berwarna kekuning-kuningan yang akan memberi warna pada tinja (feses) dan urine.
7
2. Alat-Alat Ekskresi A. GINJAL (ren) Manusia dan hewan vertebrata lainnya memiliki sepasang ginjal yang terletak di bagian belakang rogga perut sekitar daerah pinggang, menempel pada dinding dorsal kiri dan kanan tulang belakang. Letak antara ginjal kiri sedikit lebih tinggi dari ginjal kanan. Fungsi ginjal antara lain : • Mengekskresi sisa-sisa metabolisme yang mengandung nitrogen. • Mengekskresi kelebihan air, garam, hormon, obat-obatan, dan vitamin. • Memelihara tekanan osmosis dan pH cairan tubuh. • Hasil dari eksresi ginjal adalah larutan yang berupa urine.
8
B. Struktur Ginjal Ginjal manusia berbentuk seperti kacang merah dengan berat sekitar 0,5 % dari berat tubuh. Panjangnya sekitar 7-10 cm dengn lebar 6 cm dan tebal 3 cm. Urine yang dihasilkan oleh tiap ginjal masuk kedalam saluran atau pembuluh yang disebut ureter. Dengan cara kontraksi otot, urine menuju kantong berotot yang dinamakan kantung kemih (vesika urinaria). Jika otot sfingter yang ada di bagian bawah kantong kemih berelaksasi, urine masuk ke uretra dan keluar dari dalam tubuh.
9
FILTRASI REABSORPSI PEMBENTUKAN URINE AUGMENTASI
10
a. Filtrasi (penyaringan) Dalam proses filtrasi, yang disaring oleh ginjal adalah darah. Penyaringan darah terjadi dari kapiler glomerulus menuju lumen kapsul Bowman karena adanya tekanan darah yang tinggi dalam glomerulus. Hasil dari penyaringan ini disebut filtrat glomerulus atau urine primeter. BACK
11
b. Reabsorpsi (Penyerapan Kembali) Pada tahap ini, zat-zat yang masih berguna yang terdapat dalam urine primer diserap kembali ke dalam darah. Proses reabsorpsi berfungsi untuk mempertahankan komposisi air serta garam dalam cairan tubuh. Dari proses reabsorpsi, akan dihasilkan filtrat tubulus atau urine sekunder. BACK
12
c. Augmentasi (penambahan)
Urine sekunder yang terbentuk di dalam tubulus konvolusi proksimal akan diteruskan ke tubulus konvolusi distal. Didalam tubulus ini terjadi augmentasi, yaitu proses penambahan zat-zat sisa yang tidak dibutuhkan oleh tubuh.
13
B. PARU-PARU Selain digunakan untuk alat pernapasan, paru-paru juga termasuk alat ekskresi. Selama proses pernapasan, di samping mengambil oksigen, paru-paru juga membuang atau mengekskresi sisa-sisa proses pembakaran zat-zat makanan yangt berupa karbon dioksida dan air (dalam bentuk uap air). Sebagian besar (75%) karbon dioksida yang diangkut oleh darah berbentuk senyawa asam karbonat (H2CO3), sedangkan sisanya 25 diikat oleh hemoglobin membentuk senyawa karboksihemoglobin (HbCO2).
14
C. HATI Cairan empedu (bilus)yang dihasilkan oleh hati merupakan produk ekskresi yang dibentuk dari perombakan atau pemecahan hemoglobin sel-sel darah merah yang telah usang. Hemoglobin yang terdapat pada di dalam sel-sel darah merah akan dipecah menjadi globin, besi, dan hem. Berbagai senyawa racun yang masuk ke dalam tubuh (dari obat-obatan ataupun dari hasil kerja bakteri usus besar) diubah oleh hati menjadi bahan-bahan yang tidak berbahaya untuk kemudian diekskresikan oleh ginjal dalam bentuk urine.
15
D. KULIT Fungsi utama kulit adalah sebagai pelindung tubuh dari berbagai gangguan fisik, sepreti suhu, radiasi, kekeringan, benturan fisik, dan infeksi kuman penyakit. Kulit manusia terdiri atas dua lapisan utama, yaitu lapisan epidermis dan lapisan dermis. Pada lapisan epidermis terdapat beberapa lapisan, yaitu stratum korneum (lapisan kerating atau zat tanduk), stratum lusidum, stratum granulosum yang mengandung pigmen, dan stratum germinativum yang selalu membentuk sel-sel kulit ke arah luar. Sementara itu, lapisan dermis terdapat kelenjar minyak (glandula sebasea), kelenjar keringat (glandula sudorifera), pembuluh darah, ujung serabut akar, serta otot penegak rambut. Selain alat ekskresi, kulit berfungsi mengeluarkan keringat yang dihasilkan oleh kelenjar keringat.
16
3. KELAINAN ATAU GANGGUAN pada SISTEM EKSKRESI
a. Albuminaria Pada penyakit albuminaria, terjadi kegagalan proses filtrasi (penyaringan) oleh ginjal, terutama filtrasi protein (albumin). Akibatnya, albumin lolos dari proses filtrasi dan ditemukan dalam urine. b. Anuria Anuria merupakan kelainan yang ditandai dengan tidak terbentuknya urine. Kelainan tersebut disebabkan oleh adanya kerusakan pada glomerolus sehingga ginjal tidak mampu memfiltrasi darah, akibatnya, tidak ada urine yang dihasilkan.
17
c. Batu Ginjal Batu ginjal terbentuk dari pengendapan garam-garam mineral, misalnya kalsium folfat, di dalam ginjal atau di saluran urine (ureter atau uretraa). Hal itu tentu menimbulkan rasa sakit pada saat buang air kecil. Terbentuknya batu ginjal dapat dipicu oleh beberapa kebiasaan yang kurang baik, seperti sering menahan buang air kecil dan kurang minum. d. Diabetes Insipidus Diabetes Insipidus adalah penyakit yang menghasilkan urine sangat banyak dan encer (hipotonis). Kondisi seperti ini dapat muncul karena tubuh penderita tidak dapat membuat atau melepaskan hormone antidiuretik (ADH). Akibatnya, dinding tubulus konvolusi distal dan saluran pengumpul menjadi tidak permeable terhadap air sehingga air yang direabsorpsi dari bagian-bagian nefron tersebut sangat sedikit dan air tetap ada di dalam urine.
18
e. Diabetes Mellitus Diabetes mellitus (kencing manis) merupakan suatu gangguan yang ditandai urine penderita mengandung glukosa. Hal itu disebabkan karena kekurangan hormone insulin sehingga proses perombakan glokosan menjadi glikogen terganggu atau berkurang. Glukosa yang tidak dapat direabsorpsi diekskresi bersama urine. f. Nefritis (Radang Ginjal) Nefritis adalah suatu radang pada glomeruli yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Radang tersebut menyebabkan glomeruli tidak dapat menyaring darah sehingga bahan-bahan buangan tetap ada di dalam darah. g. Sistitis dan Uretritis Sistitis merupakan radang atau infeksi pada kantong kemih, sedangkan uretritis merupakan radang atau infeksi pada uretra. Uretriti dapat disebabkan oleh penyakit gonorea. Karena adanya perbedaan anatomi alat kelamin,laki-laki lebih sedikit menderita infeksi dibandingkan perempuan. Hal ini disebabkan pada perempuan bakteri-bakteri dari feses lebih mudah masuk ke uretra.
19
SISTEM EKSKRESI PADA SERANGGA
Alat pengeluaran pada serangga dinamakan buluh malpighi yang berfungsi seperti ginjal. Serangga juga mempunyai sistem trakea untuk mengeluarkan zat sisa hasil proses oksidasi berupa karbon dioksida. Sistem trakea ini berfungsi seperti paru - paru.
20
Sistem Ekskresi Pada Serangga
Insekta (serangga) mempunyai alat ekskresi berbentuk buluh-buluh halus berwarna kekuning-kuningan yang disebut dengan tubulus Malphigi (buluh Malphigi). Buluh-buluh Malphigi terikat pada ujung anterior usus belakang. BACK
21
Sistem Ekskresi Ikan Sistem ekskresi ikan seperti juga pada vertebrata yang lain, yang mempunyai banyak fungsi. Diantara fungsi sistem ekskresi ikan yaitu untuk regulasi kadar air tubuh, menjaga keseimbangan garam dan mengeliminasi sisa nitrogen hasil dari metabolisme protein. Alat pengeluaran ikan terdiri dari: Insang yang digunakan untuk mengeluarkan CO2 dan H2O Kulit (kelenjar kulit) untuk mengeluarkan lendir sehingga ubuh ikan senantiasa licin untuk memudahkan bergerak dalan air. Sepasang ginjal untuk mengeluarkan urine.
22
Pada ikan berkembang dua tipe ginjal, yaitu:
Ø Pronefros Ginjal pronefros adalah ginjal primitif. Pada ginjal ini, tubulus – tubulus bagian anterior tidak ada,beberapa tubulus bagian tengah berhubungan dengan testis serta terdapat konsentrasi dan pelipatgandaan tubulus di bagian posterior. Fungsi ginjal ini akan digantikan oleh ginjal mesonefros. Perkecualian pada ikan Hagfish dan Lamprey. Ø Mesonefros Ginjal bertipe mesonefros berfungsi hampir sam dengan ginjal pronefros, perbedaan prinsip adalah kaitannya dengan sistem peredaran darah, tingkat kompleksitas, dan pada efesiensi kerja.
23
Sistem Ekskresi pada Ikan Air Laut
Air garam pada air laut cenderung menyebabkan tubuh ikan air laut terdehidrasi berbeda dengan kadar garam pada air tawar yang rendah menyebabkan naiknya konsentrasi dalam tubuh. Ikan air laut cenderung untuk kehilangan air di dalam sel – sel tubuhnya karena proses osmosis. Untuk mengatasi kehilangan air, ikan air laut meminum air yang kandungan garam tinggi akan meningkat dalam cairan tubuh. Sebaliknya, dehidrasi dicegah dengan proses osmosis dan kelebihan garam harus dihilangkan. Tubulus ginjal berfungsi sebagai penahan air. Oleh sebab itu, jumlah glomerulus ikan air laut cenderung lebih sedikit dan bentuknya lebih kecil daripada ikan air tawar.
24
Sistem Ekskresi pada Ikan Air Tawar
Ikan air tawar cenderung menyerap air dari lingkungannya dengan cara osmosis. Dinding tubulus ginjal bersifat impermeable atau tidak dapat ditembus oleh air. Air seni yang dihasilkan mengandung konsentrasi air yang tinggi. Cairan tubuh dari ikan air tawar memiliki konsentrasi ion yang lebih tinggi dibanding dengan lingkungan sekitarnya, kondisi ini disebut dengan hiperosmotik. Epitelia parietalis dan visceralis membentuk “Bowman’s space” yang memisahkan glomerulus dengan bagian-bagian lain dari ginjal. Glomeruli berukuran kecil dan avasculer dengan tubuli renalis yang mempunyai enam regio sitologis yang berbeda.
25
WASSALAMUALAIKUM Wr.Wb.
SEMOGA BERMANFAAT !!! atas Perhatiannya atas Perhatiannya WASSALAMUALAIKUM Wr.Wb.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.