Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Teori Belajar Sosial & Kognitif

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Teori Belajar Sosial & Kognitif"— Transcript presentasi:

1 Teori Belajar Sosial & Kognitif
Created By Kelompok 5

2 Teori Belajar Sosial

3 Pengertian Teori Belajar Sosial
Teori belajar sosial sangat akrab dengan seorang psikolog yang berasal dari Kanada Yaitu Albert Bandura Pengertian Teori Belajar Sosial Teori Belajar Sosial (Social Learning) oleh Bandura menekankan bahwa kondisi lingkungan dapat memberikan dan memelihara respon-respon tertentu pada diri seseorang. Asumsi dasar dari teori ini yaitu sebagian besar tingkah laku individu diperoleh dari hasil belajar melalui pengamatan atas tingkah laku yang ditampilkan oleh individu – individu lain yang menjadi model.

4 Teori belajar sosial adalah modeling (peniruan).
Atensi/ Memperhatikan Retensi/ Mengingat Teori belajar sosial adalah modeling (peniruan). Memproduksi gerak motorik Ulangan-penguatan dan motivasi

5 Kelemahan dan Kelebihan Teori Belajar Sosial
Teori Belajar Sosial sangat mengandalkan peniruan tingkah laku dan adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru. Selain itu juga, sebagian individu yang menggunakan teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang negative, termasuk perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat. Teori belajar sosial lebih menekankan bahwa lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan melalui system kognitif orang tersebut dan memandang tingkah laku manusia bukan semata – mata reflex atas stimulus ( S-R bond), melainkan timbul akibat interaksi antara lingkungan dengan kognitif manusia itu sendiri. Pendekatan teori belajar social lebih ditekankan pada perlunya conditioning ( pembiasan merespon ) dan imitation ( peniruan ). Selain itu pendekatan belajar social menekankan pentingnya penelitian empiris dalam mempelajari perkembangan anak – anak.

6 Penerapan Teori Belajar Sosial Pada Proses Pembelajaran
Berdasarkan Teori Pembelajaran Sosial yang dipelopori oleh Albert Bandura, pemerhati akan meniru setiap tingkah laku 'model' sekiranya tingkah laku model tersebut mempunyai ciri-ciri seperti bakat, kecerdasan, kuasa, kecantikan atau pun populariti yang diminati oleh pemerhati. Sudah tentu, sebagai seorang guru, kita sewajarnya turut mempunyai sedikit/sebanyak mengenai ciri-ciri yang disebutkan di atas. Ia secara tidak langsung amat berkait rapat terhadap proses pengajaran dan pembelajaran.

7 Teori Belajar Kognitif

8 Teori belajar kognitif adalah teori belajar yang lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar dan menganggap bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubung antara stimulus dan respon, tetapi menganggap belajar juga sebagai tingkah laku seseorang untuk menentukan persepsi dan pemahaman tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya.

9 Perkembangan Kognitif Anak
Jean Piaget Perkembangan Kognitif Anak Tahap sensorimotor (0 - 2 tahun) Tahap pre operasional (2 - 7 tahun) Tahap operasional konkret ( tahun) Tahap operasional formal (11 - tahun ke atas) Proses Belajar Asimilasi Akomodasi Equilibrasi

10 Ausubel Menurut Ausubel, siswa akan belajar dengan baik jika “pengatur kemajuan (belajar)” atau advance organizer didefinisikan dan dipresentasikan dengan baik dan tepat kepada siswa. Ausubel berpendapat bahwa keberhasilan belajar siswa sangat ditentukan oleh kebermaknaan bahan ajar yang dipelajari. Ausubel menggunakan istilah “pengatur lanjut” (advance organizers) dalam penyajian informasi yang dipelajari peserta didik agar belajar menjadi bermakna. Ausubel mengidentifikasikan empat kemungkinan tipe belajar, yaitu (1) belajar dengan penemuan yang bermakna, (2) belajar dengan ceramah yang bermakna, (3) Belajar dengan penemuan yang tidak bermakna, dan (4) belajar dengan ceramah yang tidak bermakna. Dia berpendapat bahwa menghafal berlawanan dengan bermakna, karena belajar dengan menghafal, peserta didik tidak dapat mengaitkan informasi yang diperoleh itu dengan pengetahuan yang telah dimilikinya. Dengan demikian bahwa belajar itu akan lebih berhasil jika materi yang dipelajari bermakna.

11 Jerome Bruner Menurut Brunner, pembelajaran hendaknya dapat menciptakan situasi agar mahasiswa dapat belajar dari diri sendiri melalui pengalaman dan eksperimen untuk menemukan pengetahuan dan kemampuan baru yang khas baginya. Dalam teori belajar, Jerome Bruner berpendapat bahwa kegiatan belajar akan berjalan baik dan kreatif jika siswa dapat menemukan sendiri suatu aturan atau kesimpulan tertentu. Dalam hal ini Bruner membedakan menjadi tiga tahap. Ketiga tahap itu adalah: tahap informasi, yaitu tahap awal untuk memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru. tahap transformasi, yaitu tahap memahami, mencerna dan menganalisis pengetahuan baru serta mentransformasikan dalam bentuk baru yang mungkin bermanfaat untuk hal-hal yang lain. evaluasi, yaitu untuk mengetahui apakah hasil tranformasi pada tahap kedua tadi benar atau tidak.

12 Kelemahan Teori Belajar Kognitif:
Pada dasarnya teori kognitif ini lebih menekankan pada kemampuan ingatan peserta didik, dan kemampuan ingatan masing-masing peserta didik, sehingga kelemahan yang terjadi di sini adalah selalu menganggap semua peserta didik itu mempunyai kemampuan daya ingat yang sama dan tidak dibeda-bedakan. Adakalanya juga dalam metode ini tidak memperhatikan cara peserta didik dalam mengeksplorasi atau mengembangkan pengetahuan dan cara-cara peserta didiknya dalam mencarinya, karena pada dasarnya masing-masing peserta didik memiliki cara yang berbeda-beda. Apabila dalam pengajaran hanya menggunakan metode kognitif, maka dipastikan peserta didik tidak akan mengerti sepenuhnya materi yang diberikan. Jika dalam sekolah kejuruan hanya menggunakan metode kognitif tanpa adanya metode pembelajaran lain maka peserta didik akan kesulitan dalam praktek kegiatan atau materi. Dalam menerapkan metode pembelajran kognitif perlu diperhatikan kemampuan peserta didik untuk mengembangkan suatu materi yang telah diterimanya.

13 Kelebihan Teori Belajar Kognitif:
Sebagian besar dalam kurikulum pendidikan negara Indonesia lebih menekankan pada teori kognitif yang mengutamakan pada pengembangan pengetahuan yang dimiliki pada setiap individu. Pada metode pembelajaran kognitif pendidik hanya perlu memeberikan dasar-dasar dari materi yang diajarkan unruk pengembangan dan kelanjutannya deserahkan pada peserta didik, dan pendidik hanya perlu memantau, dan menjelaskan dari alur pengembangan materi yang telah diberikan. Dengan menerapkan teori kognitif ini maka pendidik dapat memaksimalkan ingatan yang dimiliki oleh peserta didik untuk mengingat semua materi-materi yang diberikan karena pada pembelajaran kognitif salah satunya menekankan pada daya ingat peserta didik untuk selalu mengingat akan materi-materi yang telah diberikan. Menurut para ahli kognitif itu sama artinya dengan kreasi atau pembuatan satu hal baru atau membuat suatu yang baru dari hal yang sudah ada, maka dari itu dalam metode belajar kognitif peserta didik harus lebih bisa mengkreasikan hal-hal baru yang belum ada atau menginovasi hal yang yang sudah ada menjadi lebih baik lagi. Metode kognitif ini mudah untuk diterapkan dan juga telah banyak diterapkan pada pendidikan di Indonesia dalam segala tingkatan.

14 Penerapan Teori Belajar Kognitif Pada Proses Pembelajaran
Hakekat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai suatu aktifitas belajar yang berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi perseptual, dan proses internal. Kegiatan pembelajaran yang berpijak pada teori belajar kognitif ini sudah banyak digunakan. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan strategi dan tujuan pembelajaran, tidak lagi mekanistik sebagaimana dilakukan dalam pendekatan behavioristik. Kebebasan dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar amat diperhitungkan, agar belajar lebih bermakna bagi siswa. Sedangkan kegiatan pembelajarannya mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut: Siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya. Mereka mengalami perkembangan kognitif melalui tahap-tahap tertentu. Anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik, terutama jika menggunakan benda-benda kongkrit. Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena dengan hanya mengaktifkan siswa maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik. Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengkaitkan pengalaman atau informasi baru dengan setruktur kognitif yang telah dimiliki si belajar. Pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi pelajaran disusun dengan menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks.

15 a m i R E T h i s a k


Download ppt "Teori Belajar Sosial & Kognitif"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google