Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
UNSUR-UNSUR MEMBANGUN LOGIKA ILMIAH
INKE MALAHAYATI S2 KEBIDANAN UNAND
2
Unsur-unsur dalam membangun proses berpikir ilmiah
Lima komponen informasi pokok membangun proses berpikir ilmiah Enam himpunan metode dasar ilmiah Berpikir deduktif. Teori, hipotesa, penjabaran instrumentasi, skala dan sampel. Berpikir induktif Pengukuran, ringkasan sampel, estimasi parameter dan generalisasi empiris serta pembentukan konsep baru,
3
Ad.1. Lima komponen informasi pokok membangun proses berpikir ilmiah
Teori Hipotesa Pengamatan Menerima/menolak hipotesa Generalisasi empiris
4
Ad 2. Enam himpunan metode dasar ilmiah
Deduksi logis Penjabaran Instrumen Pengukuran Pengujian Hipotesa Logika Kesimpulan Pemb Konsep Baru
5
Ad 3. Dasar Berpikir Deduktif
Berpikir deduktif adalah cara bepikir dalam menjelaskan gejala alam dengan menarik kesimpulan secara logis dari premis-premis yang telah ditetapkan sebelumnya (dari hal umum kepada hal khusus) Berpikir deduktif adalah sistem penalaran yang menelaah prinsi-prinsip penyimpulan yg sah (runtut, sesuai dengan pertimbangan akal, tepat).
6
Penarikan kesimpulan secara deduktif ini menggunakan pola berpikir yang disebut silogisme.
Silogisme terdiri atas dua pernyataan dan sebuah kesimpulan Kedua pernyataan itu disebut premis mayor dan premis minor. Sedangkan simpulan diperoleh dengan penalaran deduktif dari kedua premis tersebut
7
Simpulan yang diambil dalam penalaran deduktif ini hanya benar, bila kedua premis yang digunakan benar dan cara menarik simpulannya juga benar. Jika salah satu saja dari ketiga hal ini salah, berarti simpulan yang diambil juga tidak benar.
8
Ad 4. Logika Deduksi (Teori, Hipotesa, Instrumen, Skala
a. Teori bersifat universal, umum dibangun dari beberapa konsep merupakan pengetahuan ilmiah yg mencakup penjelasan mengenai faktor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan Komponen teori : Abstrak kalkulus Satu set aturan Interprestasi / model dari abstrak kalkulus
9
Sifat teori: Utuh dan konsisten Universal Kebenaran tidak absolut / pragmatis Kriteria teori A lebih dari teori B, bila: Keakuratan ramalan Perimbangan antara pokok masalah sehari-hari dgn masalah keahlian Jumlah problema yg sudah dipecahkan Kesederhanaan, ruang lingkup dan kesesuaian dgn kekhususan lainnya.
10
b. Hipotesa Merupakan proposisi yang masih perlu diuji
Ukuran untuk menilai hipotesis: Relevansi Mampu untuk diuji Bersesuaian dgn hipotesis yg telah diterima sbg pengetahuan yg benar Mempunyai daya ramal Sederhana
11
c. Instrumen Alat untuk pengamatan Terdiri dari:
Dokumen : pencatatan & pelaporan, pustaka, jurnal Kuesioner : terbuka, tertutup, gabungan Wawancara : terstruktur, tdk terstruktur, wawancara mendalam Observasi : kontinum, intermiten, laboratorium Alat ukur : antropometri, stopwatch
12
d. Skala Tujuan pengukuran : mengidentifikasi besar kecilnya suatu gejala atau sifat dari objek/orang yg sedang diselidiki. Karakteristik skala pengukuran Karakteristik Nominal Ordinal Interval Rasio Dpt dibedakan ya Ya Urutan menurut besar tidak Interval yg sama Nol absolut Dapat dihitung Dapat diukur Tidak Ditambah/dikurangi Dikalikan/dibagi
13
Ad 5. Berpikir Induktif Berpikir Induktif merupakan suatu cara berpikir dgn menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Proses berpikri induktif : Generalisasi Analogi Hubungan sebab akibat Hipotesis dan teori
14
a). Generalisasi Bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum Macam : Generalisasi sempurna Generalisasi tidak sempurna Pengujian generalis: perlu informasi apakah : Jumlah sampel cukup mewakili (representatif)? Sampel bervariasi? Hal yg menyimpang dg fenomena umum? Kesimpulan konsisten dg fenomena individual?
15
b). Analogi Bertolak dari satu/sejumlah peristiwa menuju kepada peristiwa lain yg sejenis Unsur pokok analogi: Peristiwa pokok dasar analogi Persamaan prinsipal pengikat Simpulan peristiwa Macam analogi: Anlogi induktif Analogi deklaratif benchmarking
16
Cara menilai analogi Jumlah peristiwa sejenis yg dianalogikan
Sedikit banyak aspek yg menjadi dasar analogi Sifat analogi yang dibuat Mempertimbangkan unsur-unsur yang berbeda Relevan
17
c). Hubungan sebab akibat
Necessary causa (sebab yg mesti) suatu keadaan bila tidak ada, maka akibatnya tidak akan ada, tetapi adanya sesuatu keadaan (sebab) tidak harus ada akibat. Sufficient causa sesuatu yg karena keberadaannya, menyebabkan lahirnya akibat, sedangkan tidak adanya sesuatu tersebut, akibat juga tidak mungkin terlaksana/terjadi.
18
Hubungan sebab akibat dapat dapat dianalogikan dg istilah peril, hazard dan lost
Konsep Peril (bencana) akibat Hazard (bahaya) = chance of loss yg memperbesar terjadinya peril sufficient causa : physical hazard, moral hazard, legal hazard Loss atau kerugian itu sendiri (exposure to loss) konsekuensi akibat berikutnya Necessary causa Bensin kebakaran penjual kerusakan Puntung rokok bensin (peril) (loss) Sufficient causa
19
d). Hipotesis dan teori hipotesis adalah proposisi yg masih perlu diuji, teori adalah proposisi yg telah teruji Hubungan dalam hipotesis dapat berupa: Independen (tak ada hubungan) Fungsional (simetris) Timbal balik (interaksi) Sebab akibat (asimetris)
20
Ad 6. Penjelasan komponen Induktif
(pengukuran, ringkasan sampel, estimasi parameter dan generalisasi empiris serta pembentukan konsep baru) 1. Pengamatan Proses Pengumpulan informasi/data Wasit utama dalam proses ilmiah (Nagel) Pencarian langsung yang dilakukan secara seksama dan penuh pikiran (Kaplan)
21
2. Pengukuran Proses yang dilakukan pada pengamatan
Pengukuran: menggunakan alat ukur yg valid dan reliabel Pengukuran sampel Estimasi parameter analisa dari pengukuran seperti: meringkas, mengambil rerata (statistik)
22
Pembentukan Konsep Baru Bisa Melahirkan Teori Baru
3. Generalisasi Empiris Pengambilan kesimpulan dari pengamatan Sering disebut generalisasi statistik (Kuantitaif) Pembentukan Konsep Baru Bisa Melahirkan Teori Baru
23
Terima kasih.....
24
Pertanyaan
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.