Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN 1 “ANGYOSPERMAE-DICOTYLEDONAE”

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN 1 “ANGYOSPERMAE-DICOTYLEDONAE”"— Transcript presentasi:

1 STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN 1 “ANGYOSPERMAE-DICOTYLEDONAE”
Oleh : Vikriya Fardiani ( ) Dwi Fithrotusy Syaharoh ( ) Jauharaatul Lailiah ( ) Diyah Ayu Trifatmawati ( ) Prodi : Biologi /A Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas PGRI Adi Buana Surabaya 2015

2 Pengertian Angyospermae
Angiospermae (bahasa Yunani, angieo = ‘botol’, sperma = ‘biji’). Berbeda dengan Gymnospermae, tumbuhan anggota Angiospermae mempunyai biji yang dilindungi oleh bakal buah. Anggotanya dapat berupa tumbuhan berkayu atau berbatang basah (herba), mempunyai bentuk dan susunan bunga bermacam-macam. Mikrosporangia terdapat pada mikrosporofil yang disebut benang sari. Angiospermae merupakan tumbuhan biji tertutup. Hampir semua tumbuhan yang ada di daratan merupakan angiospermae. Berdasarkan bagian-bagiannyabunga Angiospermae dibedakan menjadi bunga lengkap dan tidak lengkap. Bunga lengkap mempunyai perhiasan bunga yang lengkap, yaitu kelopak dan mahkota. Bunga tak lengkap tidak mempunyai salah satu bagian perhiasan bunga (mahkota atau kelopak). Sementara itu, berdasarkan alat kelaminnya, bunga Angiospermae dibedakan menjadi bunga sempurna dan bunga tak sempurna. Bunga sempurna mempunyai alat kelamin betina (putik) dan alat kelamin jantan (benang sari), sedangkan bunga tak lengkap hanya mempunyai satu alat kelamin (putik atau benang sari saja).Angiospermae dibedakan atas dua kelas yakni dikotil dan monokotil. Klasifikasi angiospermae menjadi dikotiledon dan monokotiledon didasarkan sejumlah perbedaan, yaitu perbedaan struktur vegetatif (batang, daun, akar) dan struktur generatif (bunga dan biji).

3 Struktur tubuh tumbuhan Angyospermae Dicotyledonae
Bagian tumbuhan yang secara nyata dapat menunjukkan perbedaan (diferensiasi) dinamakan kormus yang merupakan bagian pokok tumbuhan, terdiri dari tiga bagian yaitu: Akar (radix). Batang (caulis). Daun (folium).

4 Organ-organ lain dapat digolongkan sebagai organ sekunder karena terbentuk dari modifikasi bagian pokok atau kombinasi bagian-bagian pokok yaitu: Kuncup (gemma), modifikasi dari batang dan daun. Bunga (flos), modifikasi dari batang dan daun. Duri (spina), modifikasi dari dahan maupun daun. Alat-alat pembelit (cirrhus), dapat berupa modifikasi daun maupun dahan. Umbi (tuber), modifikasi dari batang. Rimpang (rhizome), modifikasi dari batang beserta daun-daunnya. Umbi lapis (bulbus), modifikasi dari batang dan daun. Selain itu pada organ tumbuhan tertentu dapat ditemukan alat-alat lain yang biasanya lebih kecil atau lebih halus yang dinamakan alat tambahan atau alat pelengkap (organa accessoria), misalnya: Rambut atau bulu (pilus). Sisik (lepis). Lentisel (lenticulus).

5 Daun Pengertian Daun Daun merupakan alat hara yang hanya terletak pada batang dan tidak pernah terdapat pada bagian lain, bagian batang tempat duduk atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang, sedangkan tempat di atas daun yang berupa sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla).

6 Pada sebagian besar  Angiospermae bagian-bagian daun dapat dibedakan antara lain; dasar daun, tangkai daun, dan helai daun. Daun terbagi menjadi daun tunggal dan daun majemuk, pada daun majemuk terdapat sejumlah anak daun yang melekat pada tangkai daun atau perpanjangannya pada sumbu (rachis) yang sama. Anak daun yang muncul pada sisi lateral dari sumbu disebut daun majemuk bersirip, sedangkan jika semua anak daun muncul pada ujung sumbu yang amat pendek sehingga dapat dikatakan melekat pada ujung tangkai daun bersama maka daun seperti itu disebut daun majemuk menjari. Selain itu terdapat lagi daun majemuk bangun kaki dan daun majemuk campuran, pembagian daun majemuk sebagai berikut: Daun majemuk menyirip (Pinnatus) Daun majemuk menyirip beranak daun satu (unifoliolatus) Daun majemuk menyirip genap (abruptepinnatus) Daun majemuk menyirip ganjil (imparipinnatus)

7 Selain itu dapat pula penggolongan daun majemuk menyirip berdasarkan kedudukan anak daun pada ibu tangkainya: Menyirip berpasangan. Menyirip berseling. Menyirip berselang-seling. Pada daun menyirip ganda dapat dibedakan menurut tingkat kedudukan pada ibu tangkainya, antara lain: Majemuk menyirip ganda dua (bipinnatus), jika anak daun berada pada cabang tingkat satu dari ibu tangkai. Majemuk menyirip ganda tiga (tripinnatus), jika anak daun berada pada cabang tingkat dua dari ibu tangkai

8 Pada posisi anak daun pada tingkat berikutnya dinamakan menyirip ganda empat, namun pada umumnya jarang ditemukan daun yang menyirip ganda lebih dari tiga. Daun majemuk menjari (Palmatus atau Digitatus) Daun majemuk menjari beranak dua (bifoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat dua anak daun contohnya pada daun Cynometra cauliflora L. Daun majemuk menjari beranak daun tiga (trifoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat tiga anak daun contohnya pada daun para atau karet (Hevea brasiliensis) Daun majemuk menjari beranak daun lima (quinquefoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat tiga anak daun contohnya pada daun Gynandropsis pentaphylla Daun majemuk menjari beranak daun tujuh (septemfoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat tujuh anak daun contohnya pada daun randu (Ceiba pentandra). Daun majemuk bangun kaki (Pedatus), daun ini memiliki susunan mirip daun majemuk menjari, tetapi dua anak daun paling pinggir tidak duduk pada ibu tangkai melainkan pada tangkai anak daun yang di sampingnya. Daun majemuk campuran (Digitatopinnatus), berupa daun majemuk ganda yang memiliki cabang-cabang ibu tangkai memencar seperti pada jadi dan terdapat anak-anak daun yang menyirip, singkatnya daun majemuk campuran merupakan campuran susunan yang menjari dan menyirip.

9 Bagian – bagian Daun Daun lengkap mempunyai bagian - bagian berikut: Upih daun atau pelepah daun (vagina) Biasanya terdapat pada tumbuhan berbiji tunggal (Monocotyledoneae). Upih daun merupakan bagian daun yang melekat atau memeluk batang. Fungsinya: Sebagai pelindung kuncup yang masih muda Memberi kekuatan pada batang tanaman Tangkai daun (petiolus) Tangkai daun merupakan bagian yang mendukung helaiannya dan bertugas untuk menempatkan helaian daun pada posisi sedemikian rupa sehingga memperoleh cahaya matahari yang sebanyak – banyaknya. Bentuk penampang melintang tangkai daun: Bulat dan berongga Pipih dan tepinya melebar (bersayap) Setengah lingkaran seringkali sisi atasnya berakur dangkal atau dalam. Bersegi Umumnya berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada pangkalnya.

10 Helaian Daun (Lamina) Tumbuhan yang demikian banyak macam dan ragamnya itu mempunyai daun yang helaiannya berbeda-beda pula, baik mengenai bentuk, ukuran maupun warnanya. Helaian daun merupakan bagian daun yang terpenting dan lekas menarik perhatian. Maka suatu sifat yang sesungguhnya hanya berlaku untuk helaian, di sebut pula sebagai sifat daunnya. Contoh : jika kita mengatakan daun nangka jorong sesungguhnya yang jorong itu bukan daunnya melainkan helaiannya.

11 Variasi, bentuk dan ukuran helaian daun
1. Ujung Daun (Apex Folii) a. Runcing (acutus); kedua tepi kanan dan kiri ibu tulang daun bertemu dengan membentuk sudut lancip, contohnya pada daun olenader (Nerium olender L.) Gambar: Ujung daun runcing pada Daun Muntingia carabula L.; Daun Durio zibethinus Murr.; Daun Artocarpus heterophyllus Lam.; Daun Mangifera indica

12 b. Meruncing (acuminatus); seperti pada ujung runcing tetapi titik pertemuan lebih ke depan lagi, contohnya daun sirsak (Annona muricata L.)  Gambar: Ujung daun meruncing pada Daun Averrhoa carambola L.; Daun Syzygium malaccense; Daun Lansium domesticum Corr; dan Daun Stelechocarpus burahol

13 c. Tumpul (obtusus); contohnya pada sawo kecik (Manilkara kauki Dub.)
Gambar: Ujung daun tumpul pada Daun Mangifera odorata; Daun Psidium guajava L.; Daun Citrus aurantifolia; dan  Daun Eugenia aquea

14 d. Membulat (rotundatus); ujung daun membentuk semacam busur, contohnya daun kaki kuda (Centella asiatica Urb.), daun teratai besar (Nelumbium nelumbo Druce).  Gambar: Ujung daun membulat pada Daun Anacardium occidentale L.; Daun Nephelium lappaceum L

15 5. Rompang (truncatus); ujung daun membentuk garis rata, contohnya anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl.), daun jambu monyet (Anacardium occidentale L.).

16 f. Terbelah (retusus); ujung daun membentuk lekukan, contoh
f. Terbelah (retusus); ujung daun membentuk lekukan, contoh. daun sidaguri (Sida retusa L.) 

17 g. Berduri (mucronatus); ujung daun merupakan suatu duri, contohnya daun nenas seberang (Agave sp).

18 2. Pangkal Daun (Basis Folii)
Tepi daunnya di bagian itu tidak pernah bertemu, tetapi terpisah oleh pangkal ibu daun/ujung tangkai daun. Dalam keadaan demikian pangkal daun dapat: Runcing (acutus) Meruncing (acuminatus) Tumpul (obtusus) Membulat (rotundatus) Rompang atau rata (truncatus) Berlekuk (emarginatus)

19 b. Tepi daun dapat bertemu dan berlekatan satu sama lain:
Pertemuan tepi daun pada pangkal terjadi pada sisi yang sama Pertemuan tepi daun terjadi pada sisi berlawanan

20 3. Susunan Tulang – tulang Daun (Nervatio atau Venatio)
Tulang daun berguna untuk: Memberi kekuatan pada daun sehingga dinamakan rangka daun (sceleton) Tulang daun sesungguhnya adalah berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan pengangkutan zat – zat, yaitu: Jalan pengangkutan zat yang diambil dari tanah (air dan garam mineral) Jalan pengangkutan hasil asimilasi dari daun ke bagian yang memerlukan.

21 Tulang daun menurut besar kecilnya dibedakan dalam tiga macam, yaitu:
Ibu tulang (costa), biasanya tulang terbesar, merupakan terusan tangkai daun, dan terdapat di tengah membujur dan membelah daun. Tulang – tulang cabang (nervus lateralis), tulang yang lebih kecil dari ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang. Urat – urat daun (vena), tulang – tulang cabang tetapi lebih kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang – tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala, kisi, atau lainnya Tulang cabang mencapai tepi daun Tulang cabang berhenti sebelum mencapai tepi daun Tulang cabang dekat tepi daun lalu membengkok ke atas dan bertemu tulang cabang di atasnya.

22 4. Tepi daun (Margo Folii) Dalam garis besarnya dibedakan dalam dua macam:
1. Rata (interger)

23 2. Bertoreh (divisus)

24 Berdasarkan sifatnya dibedakan dua golongan:
1. Toreh yang tidak mempengaruhi atau mengubah bangun asli daun (Toreh yang merdeka) Pinggiran daun yang menonjol disebut angulus, sedangkan yang menjorok ke dalam disebut sinus.

25 Ragam tepi daunnya: a. Bergerigi (serratus) misalnya, bergerigi kasar atau halus contohnya : Gb.Daun Bunga sepatu

26 b. Bergerigi ganda atau rangkap (biserratus) c. Bergigi (dentatus) d
b. Bergerigi ganda atau rangkap (biserratus) c. Bergigi (dentatus) d. Bergigit (crenatus) e. Berombak (repandus)

27 2. Tepi daun dengan toreh mempengaruhi bentuk
Berdasarkan dalamnya toreh – toreh dibedakan dalam yang: Berlekuk (lobatus) Bercangap (fissus) Berbagi (partitus)

28 Ragam daun tepi berlekuk:
Berlekuk menyirip (pinnatilobus) Bercangap menyirip (pinnatifidus) Berbagi menyirip (pinnatipartitus) Berlekuk menjari (palmatilobus) Bercangap menjari (palmatifidus) Berbagi menjari (palmatipartitus)

29 Tipis seperti selaput (membranaceus), contoh : paku selaput
5. Daging Daun (Intervenium), Ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang – tulang daun dan urat – urat daun. Ada yang: Tipis seperti selaput (membranaceus), contoh : paku selaput Seperti kertas (papyraceus atau chartaceus), contoh : pisang Tipis lunak (herbaceus), contoh : selada air Seperti perkarmen (perkamenteus),contoh : kelapa, daun jambu Seperti kulit/belulang (coriaceus),contoh : Nyamplung Berdaging (carnosus), contoh : Lidah buaya

30 4. Urat Daun Tumbuhan dikotil memiliki urat daun yang membentuk jaringan. Urat daun tersebut bercabang-cabang hingga menjadi percabangan kecil dan membentuk susunan seperti jaring atau jala.

31 5. Tulang Daun Berdasarkan susunan tulangnya daun dibedakan menjadi empat golongan, yaitu: 1. Daun bertulang menyirip (penninervis), mempunyai ibu tulang yang berjalan ke ujung dan merupakan terusan tangkai daun, dari ibu tulang daun ini ke samping keluar tulang-tulang cabang. Tulang daun jenis ini memiliki susunan seperti sirip-sirip ikan. Contoh tumbuhan yang memiliki jenis tulang seperti ini adalah tulang daun jambu, mangga, dan rambutan.Umumnya terdapat pada Dicotyledoneae.

32 2. Daun bertulang menjari (polminervis), kalau dari ujung tangkai daun keluar beberapa tulang yang memencar, memperlihatkan susunan seperti jari – jari tangan. Tulang daun menjari bentuknya seperti jari-jari tangan manusia. Misalnya, tulang daun pepaya, jarak, ketela pohon, dan kapas.Pada umumnya hanya terdapat pada Dicotyledoneae.

33 3. Daun bertulang melengkung (cervinervis), daun ini mempunyai beberapa tulang besar, satu ditengah paling besar yang lain mengikuti jalan tepi daun, jadi semula memencar lalu menuju ke satu arah ujung daun, hingga selain yang ditengah semua tulangnya kelihatan melengkung. Tulang daun melengkung berbentuk seperti garis-garis melengkung. Tulang daun jenis ini dapat kita temukan pada berbagai tumbuhan di lingkungan sekitar kita. Misalnya, tulang daun sirih, gadung, dan genjer.Hanya terdapat pada Monocotyledoneae.

34 Daun bertulang sejajar atau lurus (rectinervis), biasanya terdapat pada daun bangun garis atau pita, mempunyai satu tulang di tengah yang besar membujur daun, sedang tulang lainnya lebih kecil dan nampaknya arahnya sejajar dengan ibu tulang. Tulang daun sejajar berbentuk seperti garis-garis sejajar. Tiap-tiap ujung tulang daun menyatu. Misalnya, tulang daun tebu, padi, dan semua jenis rumput-rumputan. Lazim ditemui pada Monocotyledoneae.

35 Selain bagian-bagian diatas, daun pada tumbuhan seringkali mempunyai alat-alat tambahan atau pelengkap antara lain berupa: 1. Daun penumpu (stipula), yaitu 2 helai serupa daun kecil yang ada dekat dengan pangkal tangkai daun yang berfungsi melindungi kuncup yang masih muda. Ada kalanya stipula itu besar dan lebar sebagai alat untuk berasimilasi seperti pada kacang kapri (Pisum sativum). Daun penumpu ini ada yang mudah gugur seperti pada nangka (Artocarpus integra) dan ada juga yang tinggal lama dan baru gugur bersama-sama daunnya, misalnya pada mawar (Rosa sp.). Menurut letaknya daun penumpu dapat dibedakan dalam: Daun penumpu yang bebas terdapat di kanan kiri pangkal tangkai daun, disebut daun penumpu bebas (stipulae liberae)

36 Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu yang mengambil tempat berhadapan dengan tangkai daun dan biasanya agak lebar hingga melingkari batang (stipula petiole opposite atau stipula antidroma) Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat diantara dua tangkai daun, dinamakan daun penumpu antar tangkai (stipula interpetiolaris)

37 2. Selaput bumbung (ocrea atau ochrea), yaitu berupa  selaput tipis yang menyelugungi pangkal suatu ruas batang, jadi terdapat di atas suatu tangkai daun. selaput bumbung dianggap sebagai daun penumpu yang kedua sisinya saling berlekatan dan melingkari batang. 3. Lidah – lidah (ligula) , yaitu suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas antara upih dan helaian daun pada rumput (Gramineae). alat ini berguna untuk mencegah mengalirnya air hujan kedalam ketiak antara batang dan upih daun sehingga kemungkinan pembusukan dapat dihindari.

38 Variasi Daun 1. Bangun (Bentuk) Daun (Circumscriptio)
Berdasarkan letak bagian daun yang terlebar dapat dibedakan dalam empat golongan, yaitu: a. Bagian terlebar berada di tengah-tengah helaian daun Jika panjang : lebar  = 1: 1 disebut bulat atau bundar (orbicularis). Contoh : pada teratai besar (Jatropa curcas). Jika panjang : lebar = (1,5-2) : (1) disebut jorong (ovalisatau ellipticus) seperti pada nangka (Arthrocarpus communis). Jika panjang : lebar = (2,5-3) : (1) disebut memanjang (oblongus), seperti pada srikaya (Annona squamosa) Jika panjang : lebar = (3,5) : (1) disebut lanset ( lanceolatus) Jika tangkai daun tertanam pada bagian tengah disebut bangun perisai (peltatus), contoh pada keladi (Caladium bicolor).

39 2. Bagian terlebar di bawah tengah helaian daun:
a. Pangkal daun tidak bertoreh Bulat telur (ovatus), contoh pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis). Segi tiga (triangularis), segi tiga sama kaki, seperti pada kembang bunga pukul empat ( Mirabilis jalapa). Delta (deltoids), segi tiga sama sisi, seperti pada daun air mata pengantin ( Antigonon leptopus). Belah ketupat (rhomboiides), bangun segi empat tetapi sisinya tidak sama panjang, contoh pada anak daun yang di ujung pada bengkuang (Pachyrrhizus erosus).

40 2. Pangkal daun bertoreh atau berlekuk
Jantung (cordatus), seperti bulat telur tapi pangkalnya berlekuk,    seperti pada daun waru (Hibiscus tilliaceus), sirih

41 Ginjal atau kerinjal (reniformis), seperi pada pegagan (Centela asiatica).
Anak panah (sagitatus), seperti pada enceng (Saginataria shitifolia) Tombak (hastatus), pada wewehan (Monocharia hastata) Bertelinga (auriculatus), pada tempuyung (Sonchus arvensis).

42 3. Bagian terlebar terdapat di atas tengah-tengah helaian daun
Bulat telur sungsang (obovatus), pada sawo kecik (Manikara kauki) Jantung sungsang (obcordatus), seperti pada sidaguri (Sida retusa) Segi tiga terbalik (cuneatus), pada anak daun semanggi (Marsilea crenata) Sudip (sphatulatus), pada daun tapak liman (Elephantopus scaber)

43 4. Tidak ada bagian yang terlebar, dari pangkal sampai ke ujung hampir sama lebar
Garis (linearis), contoh pada daun padi (Oryza sativa) Pita (ligulatus), serupa garis tetapi lebih panjang lagi dan agak lebar, contoh pada jagung (Zea mays) Pedang (ensiformis), seperti bangun garis tetapi daun tebal dibagian tengahnya dan tipis dibagian tepinya, pada nenas seberang (Agave sisalana). Paku atau dabus (subulatus), bentuk daun seperti silindr, ujung runcing, seluruh bagian kaku, pada daun cemara (Araucaria cuninghamii) Jarum (acerosus), serupa paku lebih kecil dan meruncing panjang, pada Pinus merkusii.

44 2. Warna Daun Daun biasanya berwarna hijau sesuai dengan fungsinya sebagai alat fotosintesis, namun kita temukan daun tidak berwarna hijau seperti merah kuning kecoklatan dan lain lain. Misalnya pada daun Acalypha wilkesiana yang berwarna merah disebabkan karena warna antosianin menutupi warna hijau klorofil. Untuk mengamati daun sebaiknya dilihat pada tanaman yang sudah dewasa, karena adakalanya daun muda dari beberapa tumbuhan mempunyai warna yang tidak sama dengan daun yang sudah dewasa.

45 3. Permukaan Daun Permukaan atas daun biasanya berwarna lebih hijau dan mengkilat dibandingkan dengan permukaan bawah daun. Kadang kadang permukaan daun dapat ditumbuhi oleh sisik, rambut, duri dan lain lain.Berdasarkan hal yang demikian maka permukaan daun dibedakan atas: a. Licin (laevis), permukaan daun kelihatan: Mengkilat (nitidus),contoh : kopi dan beringin

46 Suram (opacus), contoh : ketela rambat
Berselaput lilin (pruinosis), contoh : tasbih

47 b. Gundul (glaber), contoh : jambu air, jarak merah

48 c. Kasap (scaber), contoh : jati

49 d. Berkerut (rugosus), contoh : pada daun Jarong (Stachytarpheta jamaicensis Vahl.)

50 e. Berbingkul – bingkul (bullatus),seperti berkerut tapi kerutannya lebih besar, contoh : air mata pengantin. f. Berbulu jarang (pilosus), contoh : tembakau g. Berbulu halus dan rapat (villosus), contoh : kedele h. Berbulu kasar (hispidus), contoh : gadung Bersisik (lepidus), terdapat pada sisi bawah daun durian.

51 j. Berambut (pilus) Berambut (pilosus), rambut pendek dan tersebar (bulu halus dan jarang). Berambut panjang (villosus), rambut panjang dan lunak. Berambut beludru (velutinus), rabut pendek dan rapat. Berambut kasar (hirsutus), jika rambut kaku, jika diraba terasa kasar. Berambut bintang (stellato-pillosus), rambut bercabang. Berambut duri (sedtotus), rambut amat kaku dan tegar. Berambut bulu (plumosus), rambut seperti bulu yakni rambut yang masing masing berambut lagi. Berambut empuk (pubescens), rambut pendek, lunak merapat pada permukaan. Berambut sutera (sericeus), rambut tegak, rapat, lurus, lunak dan mengkilap. Berambut wol (lonatus), panjang, keriting tidak teratur. Berambut seperti vilt (tomentosus), jika rambut kacau yang tidak teratur namun padat membentuk suatu lapisan padat. Berambut seperti sikat dan merapat (strigosus), jika rambut kaku dan merapat ke permukaan.

52 Macam-macan daun Berdasarkan macamnya dikenal: 1. Daun tunggal (Folium Simplek) Dalam satu tangkai daun mendukung satu helaian daun, pada ketiak daunnya terdapat tunas. 2. Daun majemuk (Folium Compositum) Dalam satu tangkai daun terdapat lebih dari satu helaian daun, pada ketiak daun tidak terdapat tunas.

53 Bagian – bagian daun majemuk: a.Ibu tangkai daun (potiolus communis) b.Tangkai anak daun (petiololus) c.Anak daun (foliolum)

54 1. Daun majemuk menyirip (pinnatus)
Menurut susunan anak daun pada ibu tangkainya, daun majemuk dapat dibedakan dalam empat golongan, yaitu: 1. Daun majemuk menyirip (pinnatus) Menurut besar kecilnya anak daun yang terdapat pada ibu tangkai, dibagi menjadi: Daun majemuk menyirip dengan anak daun yang berpasang – pasangan. Menyirip berseling Menyirip berselang – seling (interrupte pinnatus)

55 2. Daun majemuk menyirip beranak daun satu (unifoliolatus) Terlihat seperti daun tunggal tetapi bukan, karena ada persendian (articulatio) pada tangkai daun sehingga helaian daun tidak langsung terdapat pada ibu tangkai. Daun ini sebenarnya mempunyai lebih dari 1 helaian daun, namun daun yang lain telah tereduksi sehingga tinggal 1 anak daun saja. Contohnya pada daun Jeruk Besar (Citrus maxima Merr.), Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Sw.), dll.

56 3. Daun majemuk menyirip genap (abrupte pinnatus) Biasanya terdapat sejumlah anak daun yang berpasangan di kanan kiri ibu tulang, sehingga anak daunnya berjumlah genap. Akan tetapi, mengingat bahwa pada suatu daun majemuk menyirip anak-anak daun tidak selalu berpasangan, maka untuk menentukan daun majemuk menyirip ganda atau bukan dilihat ujung ibu tangkainya, bukan jumlah anak daunnya. Jika ujung ibu tangkai terputus (pada ujung ibu tangkai tidak terdapat anak daun) sehingga ujung ibu tangkai bebas, atau kadang tertutup oleh pucuk kecil yang mudah runtuh, maka berarti bahwa daun tersebut menyirip ganda. Oleh karena itu daun majemuk menyirip ganda mungkin juga mempunyai jumlah anak daun yang gasal (ganjil). Contoh tumbuhan dengan daun majemuk menyirip ganda dengan jumlah anak daunnya genap adalah Pohon Asam (Tamarindus indica L.) dan bunga pukul empat

57 4. Daun majemuk menyirip gasal (imparipinnatus) Pedomannya adalah ada tidaknya anak daun yang menutup ujung ibu tangkainya. Ditinjau dari jumlah anak daunnya, akan didapati jumlah yang gasal jika berpasangan, sedang di ujung ibu tangkai terdapat anak daun yang tersendiri (biasanya lebih besar dari yang lainnya), misalnya pada daun Pacar Cina (Aglaia odorata Lour.) dan Mawar (Rosa sp.). Sebagai kebalikan daun majemuk menyirip ganda yang dapat mempunya jumlah anak daun yang gasal, daun majemuk menyirip gasal dapat pula mempunyai jumlah anak daun yang genap, seperti pada Pacar Cina.

58 Daun majemuk menyirip ganda dapat dibedakan dalam:
Majemuk menyirip ganda dua (bipinnatus) Majemuk menyirip ganda tiga (tripinnatus) Majemuk menyirip ganda empat Daun menyirip ganda dibedakan lagi menjadi: Menyirip ganda dengan sempurna Menyirip ganda tidak sempurna 2.Daun Majemuk Menjari (Palmatus atau Digitatus) Berdasarkan jumlah anak daunnya, dibedakan seperti berikut: a.Beranak daun dua (bifoliolatus) b.Beranak daun tiga (trifoliolatus) c.Beranak daun lima (quinquefoliolatus) d.Beranak daun tujuh (septemfoliolatus)

59 3. Daun Majemuk Bangun Kaki ( Pedatus)
Seperti daun majemuk menjari,tetapi dua anak daun yang paling pinggir tidak duduk pada ibu tangkai,melainkan pada tangkai anak daun yang sampingnya. 4. Daun Majemuk Campuran (Digitatopinnatus)

60 Perkembangan Daun Bakal daun terbentuk dari satu sisi meristem apeks pada pucuk batang. Meristem apeks itu sendiri akan tumbuh membesar dengan adanya pembelahan dan pembesaran sel. Hal ini membuat meristem apeks menjadi lebih tinggi. Pada tumbuhan dikotil pangkal bakal daun biasanya terbatas pada sebagian kecil di sekeliling meristem apeks batang. Sedangkan pada tumbuhan monokotil pangkal daun biasanya menempati sebagian besar keliling batang. Ukuran daun bertambah melalui pembelahan dan pembesaran sel daun lambat laun mencapai ukuran dan bentuk akhir. Penambahan ukuran disebabkan penambahan dalam pembelahan sel dan perluasan sel. Pada perkembangan daun ada beberapa meristem yang bekerja yaitu :

61 Meristem apeks (apical meristem) yang menyebebkan daun menjadi tinggi.
Meristem tepi (marginal meristem) yang menyebabkan daun menjadi lebar. Meristem lebar (plate meristem) yang menyebabkan daun menjadi pipih. Meristem antara (intercalary meristem) memperpanjang tangkai daun dan juga ikut   memperpanjang daun terutama pada graminea. Meristem adaksial yang menyebabkan tulang daun lebih tebal dari helaian daun. Pada tumbuhan dikotil dan monokotil terdapat perbedaan yang mendasar dalam aktifitas meristematiknya ke arah bagian atas (distal) atau ke arah bagian bawah (proksimal) daun. Pada daun dikotil bagian proksimal daun berkembang menjadi pangkal daun dan daun penumpu jika ada. Bagian distal daun akan berkembang menjadi helaian daun. Sedangkan pada daun monokotil ternyata hanya sebentar saja aktif. Untuk pembentukan seluruh hlaian daun dan pelepah serta tangkai daun jika ada berasala dari bagian bawah bakal daun. Bagian distal hamper tidak aktif dan kadang-kadang terlihat sebagai ujung daun yang bersifat rudimen

62 2. Batang (caulis) Secara morfologi seperti yang tampak dari luar, batang mempunyai beberapa bagian yang telah dikenal seperti buku atau "node" dan bagian di antara kedua node disebut ruas atau "internode". 

63 Sifat – sifat batang pada umumnya, yaitu
Umumnya panjang bulat seperti silender atau bentuk lain tetapi selalu bersifat aktinomorf, artinya dapat dengan sejumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang setangkup. Terdiri atas ruas yang masing-masing dibatasi buku-buku, pada buku-buku terdapat daun. Biasanya tumbuh ke atas, menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau heliotrop). Mengadakan percabangan. Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya rumput dan waktu batang masih muda

64 Tugas batang, yaitu: 1. Mendukung bagian tumbuhan yang ada di atas tanah, yaitu: daun, bunga, dan buah. 2. Percabangannya memperluas bidang asimilasi 3. Jalan pengangkutan air dan zat makanan dari bawah ke atas dan jalan pengangkutan hasil asimilasi dari atas ke bawah. 4. Menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan.

65 Berdasarkan jelas tidak kelihatan batangnya, batang dibedakan menjadi:
a. Tumbuhan yang tidak berbatang (planta acaulis), batangnya amat pendek, sehingga semua daunnya seakan keluar dari bagian akar dan tersusun rapat satu sama lain merupakan suatu roset (rosula). Jadi, kelihatan seperti tidak berbatang. Contoh : lobak (Raphanus sativus L.) b. Tumbuhan yang jelas berbatang. Batang tumbuhan dapat dibedakan sebagai berikut: Batang basah (herbaceus), batangnya lunak dan berair Contohnya batang bayam (Amaranthus spinosus L.) Batang berkayu (lignosus), batangnya keras dan kuat karena sebagian besar terdiri atas kayu. Contohnya batang mangga (Mangifera indica L.) Batang rumput (calmus), batang tidak keras mempunyai ruas nyata dan seringkali berongga. Contohnya batang padi (Oryza sativa L.) Batang mendong (calamus), seperti batang rumput tapi ruasnya lebih panjang. Contohnya pada batang mendong (Fimbristylis globulosa Kunth).

66 Untuk mengamati bentuk, dapat dilihat dari penampang melintang batang tersebut. Berdasarkan penampang melintang dapat dibedakan, yaitu a. Bulat (teres) Contohnya bambu (Bambusa sp) b. Bersegi (angularis) atau bersudut. Dalam hal ini ada kemungkinan: Bangun segi tiga (triangularis), contohnya batang teki (Cyperus rotundus) Segi empat (quadrangularis), pada batang markisah (Passiflora qudadrangularis L) c. Pipih dan biasanya lalu melebar menyerupai daun dan mengambil alih tugas daun pula. Batang yang bersifat demekian dinamakan: Filokladia (phyllocladium), jika amat pipih dan mempunyai pertumbuhan yang terbatas. contohnya pada Muehlenbeckia platycladaMeissn. Kladodia (cladodium), jika masih tumbuh terus dan mengadakan percabangan. contohnya kaktus (Opuntia vulgaris Mill) d. Tertekan e. Setengah bulat

67 Sedangkan menurut tekstur permukaanya batang dibedakan menjadi:
Licin (laevis), Contoh Batang jagung (Zea mays L.) Kasar Berusuk (costatus), jika pada permukaanya terdapat rigi-rigi yang membujur. Contoh pada iler (Coleus scutellarioides Benth) Beralur (sulcatus), jika membujur batang terdapat alur-alur yang jelas. Contohnya pada Cereus peruvianus (L) ). , Haw. Bersayap (alatus), biasanya pada batang yang bersegi, tetapi pada sudut-sudutnya terdapat pelebaran yang tipis.contohnya pada markisah (Passiflora quadrangularis L) Bertekuk

68 Selain dari itu permukaan batang dapat pula:
Berambut (pilosus), pada tembakau (Nicotiana tabacum L.) Berduri (spinosus), pada mawar (Rosa sp) Memperlihatkan berkas-berkas daun, misalnya pada papaya (Carica papaya L.) Memperlihatkan berkas-berkas daun penumpu, , misalnya pada keluwih (Artocarpus communis forst) Memperlihatkan banyak lentisel, misalnya pada sengon (Albizzia stipulata Boiv) Keadaan-keadaan lain, misalnya lepasnya kerak (bagian kulit yang mati), misalnya pada jambu biji (Psidium guajava L.)

69 Arah tumbuh batang Tegak lurus (erectus), jika arahnya lurus ke atas. misalnya papaya (Carica     papaya L.) Menggantung (dependens, pendulus), pada tumbuhan yang tumbuh di lereng atau tepi jurang.misalnya jenis Anggrek (Orchidaceae) dan Zebrina pendula Schnitzl. Berbaring (humifusus), jika batangnya terletak pada permukaan tanah, hanya ujungnya saja sedikit membengkok ke atas.misalnya pada semangka (Citrullus vulgaris Schrad.) Menjalar atau merayap (repens), batang berbaring tetapi dari buku-bukunya keluar akar-akar.misalnya batang ubi jalar (Ipomoea batatas Poir.) Serong ke atas atau condong (ascendens), pangkal batang seperti hendak berbaring tetapi bagian lainnya lalu membelok ke atas.), misalnya pada batang kacang tanah (Arachis hypogaea L.)

70 Menggangguk (nutans), batang tumbuh tegak lurus ke atas tetapi ujungnya lalu membengkok lagi ke bawahmisalnya pada bunga matahari (Helianthus annuus L) Memanjat (scandens), jika batang tumbuh ke atas dengan menggunakan penunjang. Alat khusus untuk “berpegangan” pada penunjang. Misalnya dengan: Akar pelekat, contohnya sirih (Piper betle L) Akar pembelit, misalnya panili (Vanilla planifolia Andr.) Cabang pembelit, misalnya anggur (Vitis vinifera L) Daun pembelit, misalnya kembang sungsang (Gloriosa superba L Tangkai pembelit Duri Duri daun Kait

71 Membelit (volubilis), jika batang naik ke atas dengan menggunakan penunjang tidak menggunakan alat khusus seperti batang memanjat tapi batangnya sendir naik dengan melilit penunjangnya. Menurut arah melilitnya dibedakan lagi batang yang: Membelit ke kiri (sinistrosum volubilis), arah belitan berlawanan arah jarum jam. Membelit ke kanan (dextrorsum volubilis), arah belitan sama dengan arah gerakan jarum jam.

72 Percabangan Pada Batang
Cara percabangan ada tiga macam, yaitu: Cara percabangan monopodial, jika batang pokok selalu tampak jelas karena lebih besar dan panjang (pertumbuhannya lebih cepat) daripada cabang – cabangnya., misalnya pada pohon cemara (Casuarina equisetifolia L.) Percabangan simpodial, batang pokok sukar ditentukan karena mungkin dalam pertumbuhannya kalah cepat dibandingkan batangnya.Contohnya pada sawo manila (Achras zapota L.) Percabangan menggarpu atau dikotom, cara percabangan yang batangnya menjadi dua batang yang sama besar.Misalnya pada paku andam (Gleichenia linearis). Cabang yang besar biasanya langsung keluar dari batang pokok lazimnya disebut dahan (ramus), sedang cabang kecil dinamakan ranting (ramulus).

73 Berdasarkan sifatnya cabang dibedakan menjadi:
Geragih (flagellum, stolo) yaitu cabang kecil panjang tumbuh merayap,dan dari buku – bukunya ke atas keluar tunas baru dank e bawah tumbuh akar – akar. Cabang dibedakan jadi dua macam, yaitu: Merayap di atas tanah Merayap di dalam tanah Wiwilan atau tunas air (virga singularis), cabang yang biasanya tumbuh cepat dengan ruas-ruas panjang dan seringkali berasal dari kuncup tidur atau liar. Sirung panjang (virga), cabang ini biasanya merupakan pendukung daun dan mempunyai ruas yang cukup panjang. Cabang ini tidak pernah menghasilkan bunga jadi disebut cabang mandul (steril). Sirung pendek (virgula atau virgule sucrescens), cabangnya kecil dengan ruas pendek dan pendukung daun, bunga, buah. Cabang ini menghasilkan alat perkembangan bagi tumbuhan jadi disebut cabang yang subur (fertil).

74 Arah tumbuh cabang Tegak (fastigiatus) Condong ke atas (patens) Mendatar (horizontalis) Terkulai (declinatus) Bergantung (Pendulus)

75 Perkembangan Batang Batang dikotil berasal dari meristem apikal. Meristem apikal pada ujung batang ini, sel-selnya senantiasa membelah, menyebabkan batang selalu tumbuh memanjang. Bagian inilah yang disebut titik tumbuh. Di belakang titik tumbuh batang tersebut bakal daun muda yang membulat, melindungi bakal cabang batang sehingga setelah daun mekar, calon cabang batang tampak dari luar. Oleh karena itu, cabang batang dikatakan bersifat eksogen. Meristem apikal batang belum mengalami differensiasi. Proses differensiasi terjadi pada bagian batang di belakang meristem apikal. Sel-sel jaringan pada bagian ini akan mengalami differensiasi menjadi beberapa jaringan primer, seperti epidermis, korteks, dan silinder pusat (stele).

76 Akar (radix) Akar biasanya mempunyai sifat – sifat berikut:
Bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah,dengan arah tumbuh ke pusat bumi(geotrop) atau menuju ke air (hidrotrop),meninggalkan udara dan cahaya. Tidak berbuku-buku. Warna biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan Tumbuh terus pada ujungnya,tapi pertumbuhannya masih kalah dibandingkan pertumbuhan batang. bentuk seringkali merucing hingga lebih mudah menembus tanah

77 Pada akar umumya dapat dibedakan bagian-bagian berikut:
Leher akar atau pangkal akar (collum).yaitu bagian akar yang bersambungan dengan pangkal batang. Ujung akar (apex radicis), bagian akar yang paling muda terdiri atas jaringan-jaringan yang masih dapat mengadakan pertumbuhan. Batang akar (corus radicis), bagian akar yang terdapat antara leher akar dan ujungnya. Cabang-cabang akar (radix lateralis), yaitu bagian-bagian akar yang tak langsung bersambungan dengan pangkal batang,teapi keluar dari akar pokok,dan masing-masing dapat mengadakan percabangan lagi. Serabut akar (fibrilla radicalis), cabang-cabang akar yang halus-halus dan berbentuk serabut. Rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar (pilus radicalis), bagian akar yang sesungguhnya hanyalah merupakan penonjolan sel-sel kulit luar akar yang panjang.Bentuknya seperti bulu atau rambut sehingga dinamakan rambut akar atau bulu akar.Dengan adanya rambut akar ini bidang penyerapan akar menjadi amat diperluas,sehingga lebih banyak air dan zat makanan yang dihisap. Tudung akar (calyptra), bagian akar yang letaknya paling ujung, terdiri atas jaringan yang berguan untuk melindungi ujung akar yang masih muda dan lemah.

78 Calon akar telah ada sejak tumbuhan masih kecil (dalam bentuk lembaga di dalam biji) disebut akar lembaga.kalau biji mulai berkecambah sampai tumbuhan dewasa akar lembaga memperlihatkan perkembangan berbeda, sehingga pada tumbuhan lazimnya ada dua system perakaran yaitu: Sistem akar tunggang (radix primaria) jika akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar – akar yang lebih kecil. Biasanya terdapat pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) dan tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae). Sistem akar serabut (radix adventicia) jika akar lembaga dalam perkembangan selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh sejumlah akar yang sama besar dan semuanya keluar dari pankal batang. Akar ini dinamakan akar liar karena bukan berasal dari calon akar yang asli, bentuknya seperti serabut. Akar tunggang biasanya terdapat pada tumbuhan yang ditanam dengan biji.

79 Melihat percabangan dan bentuknya, akar tunggang dibedakan dalam:
Akar tunggang yang tidak bercabang atau sedikit, biasanya cabang terdiri atas akar halus berbentuk serabut karena berhungan dengan fungsinya sebagai tempat penimbunan zat makanan cadanagn lalu mempunyai bentuk yang istimewa, misalnya: Berbentuk sebagai tombak (fusiformis), pangkalnya besar meruncing ke ujung dengan serabut-serabut akar sebagai percabangan, biasanya menjadi tempat penimbunan makanan. Berdasarkan bentuknya akar ini dinamakan pula akar tombak atau akar pena. Berbentuk gasing (napiformis), pangkal akar besar membulat, akar-akar serabut sebagai cabang hanya pada ujung yang sempit dan meruncing.Menurut bentuknya dinamakan akar gasing. Berbentuk benang (filiformis), bentuknya kecil panjang seperti serabut dan sedikit cabang. Akar tunggang yang bercabang (ramosus). Bentuknya kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah, cabang banyak, cabangnya bercabang lagi sehingga memberi kekuatan lebih besar kepada batang, zat makanan lebih banyak terserap karena daerah perakaran jadi luas. Biasanya ditemui pada tumbuhan yang ditanam dengan biji.

80 Berhubungan dengan cara hidup yang harus disesuaikan dengan keadaan, pada berbagai jenis tumbuhan akarnya punya sifat dan tugas khusus, misalnya: Akar udara atau akar gantung (radix aereus). Akar ini keluar dari bagian – bagian atas tanah, menggantung di udara dan tumbuh ke arah tanah mempunyai jaringan khusus yang disebut velamen untuk menimbun air dan udara. Misalnya: pada Beringin (Ficus benjamina L.). Akar penggerek atau akar penghisap (haustorium). Akar ini terdapat pada tumbuhan yang hidup sebagai parasit dan berguna untuk menyerap air dan makanan dari inang, seperti pada benalu (Loranthus). Akar pelekat (radix adligans). Akar keluar dari buku – buku batang tumbuhan memenjat dan berguna untuk menempel pada penunjangnya. Akar pembelit (cirrhus radicalis), untuk memanjat tetapi dengan memeluk penunjangnya. Akar nafas (pneumatophora), cabang-cabang akar yang tumbuh tegak lurus ke atas hingga muncul dari permukaan tanah dan punya banyak celah sebagai jalan masuk udara untuk pernafasan. Akar tunjang atau akar egrang, akar tumbuh dari bagian bawah batang ke segala arah berguna untuk menunjang batang dan mengambil oksigen. Akar lutut, bagian akar tumbuh ke atas kemudian membengkok lagi ke dalam tanah. Akar banir, akar berbentuk papan yang diletakkan miring untuk memperkokoh batang.

81 Perkembangan Akar Akar  berkembang  dari  meristem  apikal  di ujung  akar  ada  yang  di lindungi oleh  kaliptra (tudung akar).Tudung  akar  berasal  dari meristem  apikal dan terdiri atas sel-sel parenkim, tudung  akar berfungsi  sebagai  pelindung. Meristem apikal selalu membelah diri menghasilkan sel-sel baru .sel- sel baru terbentuk pada bagian tudung akar atau bagian dalam meristem apikal. Pembelahan  meristem apikal membentuk daerah jona pendewasaan sel. Pada jona defereniasi, selakar berkembang menjadi beberapa sel permanen misalnya beberapa sel terdefereniasi menjadi xylem, floem, parenkim, dan sklerankim.

82 BUNGA Bunga (flos) atau kembang adalah struktur reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga (divisio Magnoliophyta atau Angiospermae, “tumbuhan berbiji tertutup”). Pada bunga terdapat organ reproduksi (benang sari dan putik). Bunga secara sehari-hari juga dipakai untuk menyebut struktur yang secara botani disebut sebagai bunga majemuk atau inflorescence. Bunga majemuk adalah kumpulan bunga-bunga yang terkumpul dalam satu karangan. Dalam konteks ini, satuan bunga yang menyusun bunga majemuk disebut floret.

83 Fungsi Bunga Fungsi biologi bunga adalah sebagai wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) untuk menghasilkan biji. Proses dimulai dengan penyerbukan, yang diikuti dengan pembuahan, dan berlanjut dengan pembentukan biji. Beberapa bunga memiliki warna yang cerah dan secara ekologis berfungsi sebagai pemikat hewan pembantu penyerbukan. Beberapa bunga yang lain menghasilkan panas atau aroma yang khas, juga untuk memikat hewan untuk membantu penyerbukan. Manusia sejak lama terpikat oleh bunga, khususnya yang berwarna-warni. Bunga menjadi salah satu penentu nilai suatu tumbuhan sebagai tanaman hias.

84 Bagian-bagian Bunga Bunga pada umunya mempunyai bagian-bagian berikut : Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas bersifat batang, padanya seringkali terdapat daun-daun peralihan Dasar bunga  (receptaculum), yaitu ujung tangkai yang seringkali melebar, dengan ruas-ruas yang amat pendek, sehingga daun-daun yang telah mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga yang duduk amat rapat satu sama lain Hiasan bunga (perianthum), yaitu bagian bunga yang merupakan penjelmaan daun yang masih tampak berbentuk lembaran dengan tulang-tulang atau urat-urat yang masih jelas. Kelopak (kalyx), yaitu bagian hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar, biasanya berwarna hijau, dan sewaktu bunga masih kuncup merupakan selubungnya, yang melindungi kuncup tadi terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. Tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla), yaitu bagian hiasan bunga yang terdapat pada lingkaran dalam, biasanya tidak berwarna hijau lagi. Alat-alat kelamin jantan (androecium), bagian ini sesungguhnya juga merupakan metamorfosis daun yang menghasilkan serbuk sari. Androecium terdiri atas sejumlah benang sari (stamen). Alat-alat kelamin betina (gynaecium), yang pada bunga merupakan bagian yang biasanya disebut putik (pistillum).

85 Melihat bagian-bagian yang terdapat pada bunga (tangkai dan dasar bunganya tidak diperhitungkan), maka bunga dapat dibedakan dalam : Bunga lengkap atau bunga sempurna (flos completus), yang terdiri atas : 1 lingkaran daun-daun kelopak, 1 lingkaran daun-daun mahkota, 1 atau 2 lingkaran benang-benang sari dan satu lingkaran daun-daun buah. Misalnya : bunga kopi Klasifikasi : Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub Divisio : Angiospermae Klas : Dycotyledon Ordo : Rubiales Family : Rubiaceae Genus : Coffea Spesies : Coffea Arabica Struktur : Bunga kopi terbentuk pada akhir musim hujan dan akar menjadi buah hingga siap petik pada awal musim kemarau. Setelah penyerbukan,  kopi akan menghasilkan kuntum bunga. Setiap ketiak daun menghasilkan 2-4 kelompok bunga. Setiap kelompok bunga menghasilkan 4-6 kuntum bunga sehingga di setiap ketiak daun menghasilkan 8-24 kuntum bunga. Kuntum bunga kopi berukuran kecil yang tersusun dari kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, tangkai putik dan bakal buah. Kelopak bunga berwarna hijau. Mahkota bunga terdiri dari 3-8 helai daun. Sementara itu, benang sari terdiri dari 5-7 helai. Tangkai putik terdiri dari dua sirip berukuran kecil yang panjang.

86 Bunga tidak lengkap  atau bunga tidak sempuran (flos incompletus), jika salah satu bagian hiasan bunganya atau salah satu alat kelaminnya tidak ada. Contoh bunga tidak sempurna adalah bunga salak, vanili, pepaya (pada beberapa spesies), sawit, kelapa, jagung dan melinjo. Klasifikasi : Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Dilleniidae Ordo : Violales Famili : Caricaceae Genus : Carica Spesies : Carica papaya L. Struktur : Bunga termasuk bunga majemuk yang tersusun pada sebuah tangkai atau poros bunga (pedunculus). Kelompok bunga majemuk tersebut disebut inflresensia yang duduk pada ketiak daun. Bunga jantan berbentuk tabung ramping dengan panjang kira-kira 2,5 cm. Corolla (mahkota bunga) terdiri dari lima helai dan berukuran kecil-kecil. Stamen (benag sari) berjumlah sepuluh yang tersusun menjadi dua lapis dan melekat pada leher tabung. Bunga betina berukuran agak besar dan memiliki bakal buah yang berbentuk bulat sehingga akan menghasilkan buah yang berbentuk bulat juga. Jenis bunga ini mempunyai lima buah pistillum (putik).

87 Letak dan Susunan Bagian-bagian Bunga
a. Bunga yang bagian-bagiannya tersusun menurut garis spiral (acyclis), Klasifikasi : Regnum : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub Divisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Sub Kelas : Dialypetalae Bangsa : Polycarpicae/ Ranales/ Ranunculales Famili : Magnoliaceae Genus : Michelia Spesies : Michelia champaca L. Struktur : Bunga berdiri sendiri, oranye, sanget harum baunya. Daun tenda bunga panjangnya 3-5 cm, yang terdalam lebih sempit dan lebih runcing daripada yang terluar. Pada dasar bunga yang berbentuk tiang, bakal buah dan benang sari jelas dipisahkan oleh suatu ruang. Bunga Cempaka (Michelia champaka L.)

88 b. Bunga yang bagian-bagiannya tersusun dalam lingkaran-lingkaran (cyclis)
Klasifikasi : Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil) Sub Kelas : Asteridae Ordo : Solanales Famili : Solanaceae (suku terung-terungan) Genus : Solanum Spesies : Solanum melongena L. Struktur : Terung berbunga sempurna dengan benang sari tidak berlekatan (lepas). Jumlah bunga terung dalam satu tandan banyak. Umumnya bunganya berwarna ungu, tetapi ada pula yang berwarna putih. Bunga Terong (Solanum melongena L)

89 c. Bunga yang sebagian bagian-bagiannya duduk dalam lingkaran dan sebagian lainnya terpencar atau menurut garis spiral (hemicyclis) Klasifikasi : Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil) Sub Kelas : Magnoliidae Ordo : Magnoliales Famili : Annonaceae  Genus : Annona Spesies : Annona muricata L. Struktur : Perbungaan pada ketiak daun atau pada ranting dan cabang, 1-2 kuntum, bertangkai pendek. Kuntum bunga kuning kehijauan, panjang tangkai 2,5 cm, daun kelopak 3 helai, berbetuk segitiga, tidak rontok, panjang sekitar 4 mm. Bunga tunggal, dalam berkas, 1-2 berhadapan atau di samping daun. Daun kelopak segitiga, yang terluar berdaging tebal, putih kekuningan, dengan pangkal yang berongga berubah ungu, waktu kuncup bersambung seperti katup kecil. Daun mahkota 6 helai dalam dua baris, tiga daun kelopak terluar berbentuk bundar telur melebar, 3-5 cm x 2-4 cm, daun kelopak bagian dalam mempunyai pangkal bertaji pendek, 2-4 cm x 1,5-3,5 cm. Dasar bunga bentuk tugu (tinggi). Bunga Sirsak (Annona muricata L)

90 Jumlah Bunga dan Tata Letaknya pada Suatu Tumbuhan
Jumlah bunga pada tumbuhan 1. Tumbuhan berbunga satu/tunggal (planta uniflora) contohnya Bunga Coklat (Zephyranthus rosea Lindl)

91 (Hibiscus rosa sinensis)
2. Tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora) umumnya terdapat disemua tumbuhan Klasifikasi : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Malvales Famili : Malvaceae Genus : Hibiscus Spesies : Hibiscus rosa-sinensis Struktur : Bunga terdiri dari 5 helai daun kelopak yang dilindungi oleh kelopak tambahan (epicalyx) sehingga terlihat seperti dua lapis kelopak bunga. Mahkota bunga terdiri dari 5 lembar atau lebih jika merupakan hibrida. Tangkai putik berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk sari. Biji terdapat di dalam buah berbentuk kapsul berbilik lima. Bunga berbentuk terompet dengan diameter bunga sekitar 5 cm. hingga 20 cm. Putik (pistilum) menjulur ke luar dari dasar bunga. Bunga bisa mekar menghadap ke atas, ke bawah, atau menghadap ke samping. Pada umumnya, tanaman bersifat steril dan tidak menghasilkan buah. kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis)

92 (Caesalpinia pulcherrima Swartz)
Tata Letaknya pada Suatu Tumbuhan Bunga pada ujung batang (flos terminalis) Klasifikasi : Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) SuperDivisi :Spermatophyta(Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil) Sub Kelas : Rosidae Ordo : Fabales Famili : Caesalpiniaceae Genus : Caesalpinia Spesies : Caesalpinia pulcherrima (L.) Swartz Struktur : Bunga merak merupakan golongan bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa) yang ibu tangkainya tidak bercabang-cabang sehingga bunga langsung terdapat pada ibu tangkainya. Bunganya berbentuk tandan (racemus), bentuk tandan yaitu bunga bertangkai nyata yang duduk pada ibu tangkai, Cabang-cabang ini masing-masing mendukung satu bunga pada ujungnya. Bunga terletak pada ujung batang (flos terminalis). kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz)

93 b) Bunga diketiak daun (flos laterallis atau flos axillaris), misalnya pada kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L), kembang telang (Clitoraternatea L).

94 Bunga Majemuk (Anthotaxis, Inflorescentia)
1. Pada suatu bunga majemuk lazimnya dapat kita bedakan bagian-bagian berikut : Bagian-bagian yang bersifat batang atau cabang, yaitu : Ibu tangkai bunga (pedunculus, pedunculus comunis atau  rhachis). Tangkai bunga (Ipedicellus). Dasar bunga (receptaculum).

95 B. Bagian-bagian yang bersifat seperti daun, yaitu :
Daun-daun pelindung (brectea), bagian-bagian serupa daun yang dari ketiaknya muncul cabang-cabang ibu tangkai atau tangkai bunganya. Daun tangkai (bracteola), yaitu satu atau dua daun kecil yang terdapat pada tangkai bunga. Seludang bunga (spatha), yaitu daun pelindung yang besar, yang seringkali menyelubungi seluruh bunga majemuk waktu bekum mekar. Daun-daun pembalut (bractea involucralis, involucrum), yaitu sejumlah daun-daun pelindung yang tersusun dalam suatu lingkaran. Kelopak tambahan (epicalyx), yaitu bagian-bagian serupa daun yang berwarna hijau, tersusun dalam suatu lingkaran dan terdapat dibawah kelopak. Daun-daun kelopak (sepalae). Daun-daun mahkota atau daun tajuk (petalae). Daun-daun tenda bunga (tepalae), jika kelopak dan mahkota sama bentuk dan warnanya. Benang-benang sari (srtamina). Daun-daun buah (carpella)

96 2. Sifat-sifat Bunga Majemuk
Sifat-sifat bunga majemuk dibedakan dalam tiga golongan : Bunga majemuk tak terbatas (Inflorescentia racemosa, inflorescentia bortyoides atau inflorescentia centripetala), yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus, dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak, dan mempunyai susunan “acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan ibu tangkai), dan bunga-bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut-turut dari bawah keatas. Struktur : Inflorescentia

97 Beberapa Tipe Racemosa Lainnya

98 Bunga majemuk tak terbatas terdapat misalnya pada : mangga (Mangifera indica L).
Klasifikasi : Kingdom : Plantae(Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta(Menghasilkanbiji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhanberbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil) SubKelas : Rosidae Ordo : Sapindales Famili : Anacardiaceae Genus : Mangifera Spesies : Mangifera indica L. Struktur : Bunga Berumah satu (monoecious), bunga merupakan bunga majemuk yang berkarang dalam mulai bercabang banyak di ujung ranting. Bunga majemuk ini terdiri dari sumbu utama yang mempunyai banyak cabang utama. Setiap cabang utama ini mempunyai banyak cabang-cabang, yakni cabang kedua.Ada kemungkinan cabang bunga kedua ini mempunyai suatu kelompok yang terdiri dari 3 bunga atau mempunyai cabang tiga. Setiap kelompok tiga bunga terdiri dari tiga kuntum bunga dan setiap kuntum bertangkai pendek dengan daun kecil. Jumlah bunga pada setiap bunga majemuk bisa mencapai Bunga Mangga (Mangifera indica L)

99 Dalam golongan ini dapat dibedakan lagi yang berdasarkan :
Ibu tangkainya tidak bercabang-cabang, sehingga bunga (bertangkai atau tidak) langsung terdapat pada ibu tangkainya. Tandan (recemus atau botrys) Bulir (spicap) Untai atau bunga lada (amentum) tongkol (spadix) Bunga payung (Umbella) Bunga cawan (carymbus atau  anthodium) Bunga bongkol(capitulum) Bunga periuk (hypanthodium) II. Ibu tangkai bercabang-cabang, dan cabang-cabangnya dapat bercabang lagi, sehingga bunga-bunga tidak terdapat pada ibu tangkainya. Malai (panicula) Malai rata (corymbus ramosus) Bunga payung majemuk (umbella composita) Bunga tongkol majemuk Bulir majemuk

100 Struktur Bunga Tandan Struktur Bunga Bulir Struktur Bunga Untai Struktur Bunga Tongkol Struktur Bunga Payung Struktur Bunga Cawan Struktur Bunga Bongkol

101 Struktur Bunga Malai Struktur Bunga Malai Rata Struktur Bunga Payung Majemuk Struktur Bunga Tongkol Majemuk Struktur Bunga Bulir Majemuk

102 Bunga majemuk berbatas (Inflorescentia cymosa atau inflorescentia centrifuga, inflorescentia definita), yaitu bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya selalu ditutup dengan suatu bunga, jadi ibu tangkai mempunyai pertumbuhan yang terbatas. Melihat jumlah cabang pada ibu tangkai, bunga majemuk berbatas dibedakan lagi dalam tiga maacam: Yang bersifat: ”monochsial”,jika ibu tangkai hanya mempunyai satu cabang, ada kalanya lebih (dua cabang) , tetapi tidak pernah berhadapan, dan yang satu lebih besar daripada yang lainnya. Yang bersifat: “dichasial”, jika dari ibu tangkai keluar dua cabang yang berhadapan, terdapat pada tumbukan dengan bunga berbibir (Labiatea), dll.Misalnya : Kemangi (Ocimum basilicum). Yang bersifat “pleiochasial”, jika dari ibu tangkai keluar letak dari dua cabang pada suatu tempat yang sama tingginyapada ibu tangkai tadi, misalnya pada bunga majemuk oleander (Nerium oleander L).

103 Dalam golongan bunga majemuk berbatas ini juga dapat dibedakan lagi, antara lain :
Anak payung menggarpu (dichasium), pada ujung ibu tangkai terdapat satu bunga. Dibawahnya terdapat dua cabang yang sama panjangnya, masing-masing emendukung satu bunga pada ujungnya. Bunga tangga atau bunga bercabang seling (cicinnus), yaitu suatu bunga majemuk yang ibu tangkainya bercabang dan selanjutnya, cabang-cabangnya bercabang lagi, tetapi setiap kali bercabang hanya terbentuk satu cabang saja, yang arahnya berganti-ganti kekiri dan kekanan. Bunga sekrup (bostryx), ibu tangkai bercabang-cabang, tetapi setiap kali bercabang juga hanya terbentuk satu cabang, yang semuanya terbentuk kekiri dan kekanan dan cabang yang satu berturut-turut membentuk sudut sebesar 90º,. Bunga sabit (drepanium), seperti bunga sekerup tetapi semua percabangan terletak apada satu bidang, hingga bunga seluruhnya menampakkan bentuk seperti sabit,. Bunga kipas (rhipidium), seperti bunga bercabang seling, semua percabangan terletak pada satu budang dan cabang tidak sama panjang, sehingga semua bunga pada bunga majemuk itu terdapat pada tempat yang sama tingginya.

104 Struktur Bunga Dichasium
Bostryx Struktur Bunga Cicinnus Struktur Bunga Drepanium Struktur Bunga Rhipidium

105 (Orthosiphon stamineus Benth)
Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta), yaitu suatu bunga majemuk yang merupakan campuran antara sifat-sifat bunga majemuk  berbatas dan tak berbatas. Bunga johar misalnya, inbu tangkai mengadakan percabangan seperti pada suatu malai, tetapi cabang-cabangnya bersifat seperti malai rata. Bunga soka (Ixora paludosa Kurz) seluruhnya merupakan suatu malai rata, tetapi bagian-bagiannya menggarpu. Bunga kenari (Canarium commune L) mempunyai susunan seperti malai, tetapi ujungnya berupa sekerup. Lain-lain bunga majemuk Gubahan semu atau karangan semu (verticillaster). Pada bunga ini tampaknya seperti ibu tangkainya berbuku-buku, dan pada buku-bukunya terdapat sejumlah bunga yang tersusun berkarang (melingkari buku-buku tadi).Misalnya pada remujung (Orthosiphon stamineus Benth) dan tumbuhan suku Labiatae umumnya. Bunga Remujung (Orthosiphon stamineus Benth)

106 (Rhoeo discolor Hance)
b) Lembing  (anthela),  jika cabang-cabang ibu tangkai yang sebelah bawah jauh lebih panjang daripada ibu tangkai dan cabang-cabang yang diatasnya, terdapat pada bunga Juncus dan Luzula. c) Tukal (glomerulus), suatu bunga majemuk yang bisanya bersifat berbatas (cymosus), terdiri atas kelompokan bunga-bunga kecil tidak bertangkai, yang tersusun rapat pada cabang-cabang bunga majemuknya, misalnya pada rami (Boehmeria nivea Gaud). d) Berkas (fassiculus), juga suatu bunga majemuk yang umumnya bersifat berbatas (cymosus) dengan ibu tangkai yang pendek, bunga lebih besat daripada bunga pada tukal, mempunyai tangkai yang tidak sama panjang, seringkali dengan warna yang menarik, misalnya pada jadam (Rhoeo discolor Hance). Bunga Jadam (Rhoeo discolor Hance)

107 Kelamin Bunga Berdasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-­masing bunga, orang membedakan: Bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus), yaitu bunga, yang padanya terdapat benang sari (alat kelamin jantan) maupun putik (alat kelamin betina), misalnya bunga terung (Solanum melongena L.). bunga berkelamin tunggal (unisexualis), jika pada bunga hanya terdapat salah satu dari kedua macam alat kelaminnya. Berdasarkan alat kelamin yang ada padanya dapat dibedakan lagi dalam : Bunga jantan (flos masculus) Bunga betina (flos femineus) Bunga Jantan Jagung Bunga Betina Jagung

108 Bunga Pita pada Bunga Matahari
c. Bunga mandul atau tidak berkelamin, jika pada bunga tidak terdapat baik benang sari maupun putik, misalnya bunga pinggir (bunga pita) pada bunga matahari (Helianthus an­nuus L.). Bunga Pita pada Bunga Matahari

109 Simetri pada Bunga Simetri adalah sifat suatu benda atau badan yang juga biasa disebut untuk bagian-bagian tubuh. tumbuhan (batang, daun. maupun bunga), jika benda tadi oleh sebuah bidang dapat dibagi menjadi dua bagian, sedemikian rupa, sehingga kedua bagian itu saling dapat menutupi. Bunga sebagai suatu bagian tubuh tumbuhan dapat pula mempunyai sifat tersebut di atas, dan bertalian dengan simetri itu dapat dibedakan bunga yang: asimetris atau tidak simetris, jika pada bunga tidak dapat dibuat satu bidang simetri dengan jalan apapun juga, misalnya bunga tasbih (Canna hybrida Hort.), setangkup tunggal (monosimetris atau zygomorphus), jika pada bunga hanya dapat dibuat satu bidang simetri saja yang membagi bunga tadi menjadi dua bagian yang setangkup. Sifat ini biasanya ditunjukkan dengan lambang9(anak panah).

110 Bergantung pada letaknya bidang simetri, bunga yang setangkup tunggal dapat dibedakan lagi dalam 3 macam: setangkup tegak, jika bidang simetrinya berimpit dengan bidang median, misalnya bunga telang (Clitoria ternatea L.) setangkup mendatar, jika bidang simetrinya tegak lurus pada bidang median, dan tegak lurus pula pada arah vertikal, misalnya bunga Corydalis. setangkup miring, jika bidang simetrinya memotong bidang median dengan sudut yang lebih kecil (lebih besar) dari 90°, misalnya bunga kecubung (Datura mete) L.), setangkup menurut dua bidang (bilateral simetris atau disimetris), dapat pula dikatakan setangkup ganda, yaitu bunga yang dapat dijadikan dua bagian yang setangkup menurut dua bidang simetri yang tegak lurus satu sama lain, misalnya bunga lobak (Raphanus satiuus L.) dan bunga tumbuhan lain yang sesuku (Cruciferae). beraturan atau bersimetri banyak (polysimetris, regularis, atau actinomorphus), yaitu jika dapat dibuat banyak bidang simetri urTh-i membagi bunga itu dalam dua bagiannya yang setangkup, misalnya bunga lilia gereja (Lilium longiflorum Thunb.). Bunga yang beraturan seringkali ditunjukkan dengan lamban (bintang).

111 Diagram Bunga Dalam mendiskripsikan bunga, disamping secara verbal (dengan kata-kata) dapat ditambahkan gambar-gambar, agar pembaca dapat memperoleh kesan lebih mendalam tentang keadaan bunga. Salah satu gambar yang melukiskan keadaan bunga dan bagian-bagiannya adalah diagram bunga. Bagaimanakah caranya untuk membuat suatu diagram bunga? Jika kita hendak membuat diagram bunga, kita harus memperlihatkan hal-hal berikut : 1. Letak bunga pada tumbuhan. Dalam hubungannya dengan perencanaan suatu diagram, kita hanya membedakan dua macam letak bunga : Bunga pada ujung batang  atau  cabang  (flos terminalis) Bunga yang terdapat dalam ketiak daun  ( flos axillaris) 2. Bagian-bagian bunga yang akan kita buat diagram tadi tersusun dalam beberapa lingkaran. Bagian-bagian lain pada bunga yang seringkali dapat menjadi ciri yang khas untuk golongan tumbuhan tertentu dan sewajarnya pula jika dinyatakan pada diagram bunga : Kelopak tambahan (epicalyx), umum terdapat pada tumbuhan suku Malvaceae, misalnya : kapas (Gossypium sp.), kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.), dll. Mahkota (tajuk) tambahan (corona), yang biasa terdapat pada suku Asclepiadaceae, misalnya : biduri (Calotropis gigantea Dryand.)

112 Dikemukakan pula dalam membicarakan perihal bagian-bagian bunga, bahwa ada bagian-bagian bunga yang mengalami metamorfosis atau terduksi atau lenyap sama sekali. Bertalian dengan soal ini dalam menyusun diagram bunga kita dapat berpendirian : Hanya menggambarkan bagian-bagian bunga menurut apa adanya. Membuat diagram bunga yang tidak hanya memuat bagian-bagian yang benar-benar ada , tetapi juga menggambarkan bagian-bagian yang sudah tidak ada (tereduksi), namun menurut teori seharusnya ada Contoh Diagram bunga

113 Rumus Bunga Susunan bunga dapat pula dinyatakan dengan sebuah rumus, yang terdiri atas lambang-lambang, huruf-huruf, dan angka-angka, yang semua itu dapat memberikan gambaran mengenai berbagai sifat bunga beserta begian-bagiannya. Lambang-lambang yang dipakai dalam rumus bunga memberitahukan sifat bunga yang bertalian dengan simetrinya atau jenis kelaminnya, huruf-huruf merupakan singkatan nama bagian-bagian bunga, sedang angka-angka menunjukkan jumlah masing-masing bagian bunga. Oleh suatu rumus bunga hanya dapat ditunjukkan hal-hal mengenai 4 bagian pokok bunga sebagai berikut: Kelopak, yang dinyatakan dengan huruf K singkatan kata kalix (calyx), yang merupakan istilah ilmiah untuk kelopak, Tajuk atau mahkota, yang dinyatakan dengan huruf C singkatan kata corolla Benang-benang sari, yang dinyatakan dengan huruf A singkatan kata androecium, Putik, yang dinyatakan dengan huruf G, singkatan dari kata gynaecium.

114 Di bawah ini diberikan berbagai contoh diagram beserta rumus bunga berbagai jenis tumbuhan yang tergolong dalam beberapa suku tumbuhan yang lazim sudah dikenal : Suku Palmae (Arecaceae) misalnya kelapa (Cocos nucifera L.) U K 3. C 3. A (6). G 0 T K 3. C 3. A 0. G (3) Suku Graminaeae (Poaceae), misalnya padi (Oriza sativa L.) S  K 1 + (2). C 2  + 0. A 3. G 1 Suku Cannaceae, misalnya bunga tasbih (Canna indica Hort.) S K 3. C 3. A 5. G Suku Orchidaceae, misalnya anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis Bl.) yang hanya mempunyai 1 benang sari yang subur. Dan anggrek kasut (Cypripedium javanicum Reinw.), yang mempunyai 2 benang sari yang subur: S  P A G (3) (Phalaenopsis) S  P A G (3) (Cypripedium) Suku Liliaceae, misalnya kembang sungsang (Gloriosa superba L.) S ‘ P A G (3) Suku Papilionaceae, misalnya orok-orok, kembang telang (Clitoria ternatea L.) S  K (5) C 5. A 1 + (9). G 1 Suku Malvaceae, misalnya kapas (Cossypium sp.), waru (Hibiscus tiliaceus L.), dan lain-lain. S ‘ K (5). [C 5. A (∞)]. G (5) Suku Bombacaceae, misanya kapok randu (Ceiba pentandra Gaertn.), durian (Durio zibethinis L.) S ‘ K (5). C 5. A (∞). G (5) Suku Solanaceae, misalnya kecubung (Datura metel L.), tembakau (Nicotiana tabacum L.), dll. S  K (5). C 5. A 5. G (2) Suku Cruciferae (Brassicaceae), misalnya lobak (Raphanus sativus L.) S ‘ K 4. C 4. A G (2) Suku Nyctaginaceae, misalnya bunga pagi sore (Mirabilis jalapa L.) S ‘ K (5). C (5). A 5. G (5)

115 Buah Buah merupakan organ tumbuhan yang mengandung biji. Buah yang mengalami penyerbukan akan diikuti oleh pembuahan, sehingga akan merangsang pembentukan embrio dan biji. Bersama dengan itu bunga mengalami perubahan yang menyebabkan pembentukan buah. Perhiasan bunga serta benang sari biasanya layu lalu gugur dan kemudian tangkai putik mengering kecuali pada beberapa spesies tumbuhan. Buah dapat berkembang tanpa pembuahan dan perkambangan biji. Peristiwa tersebut dikenal sebagai partenokarpi. Hal ini sering terjadi pada spesies yang buahnya berbiji banyak, misalnya pisang, semangka, nenas, dan tomat. Partenokarpi dapat terjadi tanpa penyerbukan atau hanya memerlukan rangsangan proses penyerbukan. Buah yang berkembang hanya dari bakal buah dinamakan buah sejati. Tetapi jika bagian lain selain bakal buah juga ada bagian tambahan lain yang berasal dari sekitar bakal buah maka disebut buah semu.

116 Pada perkembangannya dinding buah sering menebal, bahkan berdaging
Pada perkembangannya dinding buah sering menebal, bahkan berdaging. Dalam hal ini dapat dibedakan beberapa lapisan, yaitu : 1. Eksokarp (epikarp) yaitu bagian luar yang lebih keras dan bersifat seperti jangat 2. Mesokarp yaitu lapisan bagian tengah yang terdiri dari jaringan renggang, berdaging, atau berserat dan merupakan bagian terlebar 3. Endokarp yaitu lapisan paling dalam dan paling tipis

117 Jika tidak dapat dibedakan, dinding buah disebut perikarp
Jika tidak dapat dibedakan, dinding buah disebut perikarp. Di dalam buah dapat ditemukan biji yang melekat pada plasenta. Jaringan yang menghubungkan antara plasenta dan biji disebut funikulus. Menurut perkembangan bakal buah dikenal : Buah tunggal, yaitu hasil perkembangan dari satu atau lebih daun buah (karpel), dapat berasal dari bunga tunggal atau bunga majemuk . Buah majemuk, yaitu buah yang didapat dari perkembangan suatu perbungaan (bunga majemuk) secara bersama. Buah ganda (agregat), yaitu buah yang dibentuk oleh ginesium apokarp. Setiap daun buah mempertahankan diri hingga buah masak, misalnya pada cempaka (Michelia champaka)

118 a. buah conifer: dapat kering atau berdaging
buah yg terdiri dari satu biji yg sebagian atau seluruhnya tertutup oleh aril (daging biji). buah yang terdiri dari beberapa sisik berkayuatau keras atau sisik berdaging, masingmasingdengan 1 biji atau lebih dan tersusunpada sumbu membentuk kerucut (cone).  b. buah angiospermae buah tunggal terbentuk oleh satu putik majemuk terbentuk oleh dua atu lebih putik yang terdapat pada dasar bunga yang Buah Majemuk buah Aggregate adalah sekumpulan buah tunggal yang berasal dari putik-putik terpisah pada bunga yang sama yang terdapat pada dasar bunga persekutuan. Contoh : srikaya, sirsak. Buah Multiple adalah sekumpulan buah tunggal yang berasal dari putik-putik bunga-bunga yang terpisah-pisah.Contoh : Nangka, nanas.

119 Dari asal terbentuknya buah, dapat dikelompokan lagi menjadi :
Buah Sejati adalah buah yang terbentuk dari bakal buah. Buah sejati terdiri dari : Buah sejati tunggal, misalnya buah alpukat (Persea americana), pepaya (Carica papaya), durian (Durio zibentinus) Buah sejati ganda, misalnya buah cempaka (Michelia champaka) Buah sejati majemuk, misalnya buah Ficus (Ficus sp). Buah Semu buah yang terbentuk dari bakal buah dan bagian-bagian lain dari bunga tersebut.  Buah semu tunggal, misalnya buah jambu monyet (Anacardium occidentale) Buah semu ganda, misalnya buah arbei (Fragraria ananasa) Buah semu majemuk, misalnya buah nangka (Arthrocarpus heterophila)

120 Perkembangan Buah Pembentukan buah
      Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan isinya tumbuh menjadi buluh serbuk sari yang berisi sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya.       Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp, tumbuh menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux). Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil) akan gugur atau bisa jadi bertahan sebagian hingga buah menjadi. Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji menjadi masak. Pada sebagian buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan jumlah bakal biji yang terbuahi.   

121 Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering berkembang lebih jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di bagian luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp (epicarpium); yang di dalam disebut dinding dalam atau endokarp (endocarpium); serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang disebut dinding tengah atau mesokarp (mesocarpium). Pada sebagian buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah tenggelam, kadang-kadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah dan turut berkembang membentuk buah. Jika bagian-bagian itu merupakan bagian utama dari buah, maka buah itu lalu disebut buah semu. Itulah sebabnya menjadi penting untuk mempelajari struktur bunga, dalam kaitannya untuk memahami bagaimana suatu macam buah terbentuk.

122 Biji   Biji adalah alat reproduksi, penyebaran, dan kelangsungan hidup suatu tumbuhan. Selain itu, bagi tumbuhan berbiji, biji merupakan awal dari kehidupan tumbuhan baru di luar induknya. Jika biji tanaman dikotil seperti kacangkacangan, kamu belah menjadi dua, kamu akan mendapatkan struktur biji yang terdiri atas plumula, hipokotil, radikula, kotiledon dan embrio. Sedangkan, struktur biji tanaman monokotil, misalnya jagung terdiri atas koleoptil, plumula, radikula, koleoriza, skutelum dan endosperma.             Bagian-bagian biji tersebut mempunyai fungsi masingmasing untuk pertumbuhan tanaman. Pada biji tanaman dikotil maupun monokotil, plumula merupakan poros embrio yang tumbuh ke atas yang selanjutnya akan tumbuh menjadi daun pertama, sedangkan radikula adalah poros embrio yang tumbuh ke bawah dan akan menjadi akar primer.

123 Struktur biji: Embrio, zigot yang telah berkembang dan siap berkecambah. Endosperm, cadangan makanan utama biji monokotil (berendosperm). Kotiledon, cadangan makanan utama biji dikotil (tak berendosperm). Aleuron (lapisan luar endosperm) Testa (kulit biji) Radikula (akar lembaga) Kaulikulus (batang lembaga) a. Hipokotil, sumbu embrio yang berada di bawah tempat munculnya kotiledon. b. Epikotil, sumbu embrio yang berada di atas tempat munculnya kotiledon. 8) Plumula (daun lembaga)

124 Perkecambahan     Perkecambahan adalah peristiwa tumbuhnya embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Biji akan berkecambah jika berada dalam lingkungan yang sesuai. Proses perkecambahan ini memerlukan suhu yang cocok, banyaknya air yang memadai, persediaan oksigen yang cukup, kelembapan, dan cahaya. Struktur biji yang berbeda antara tumbuhan monokotil dan dikotil akan menghasilkan struktur kecambah yang berbeda pula. Pada tumbuhan monokotil, struktur kecambah meliputi radikula, akar primer, plumula, koleoptil, dan daun pertama. Sedangkan, pada kecambah tumbuhan dikotil terdiri atas akar primer, hipokotil, kotiledon, epikotil, dan daun pertama. Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dapat dibedakan menjadi dua, yaituepigeal dan hipogeal. 1. Pada perkecambahan epigeal, kotiledon terdapat di permukaan tanah karena terdorong oleh pertumbuhan hipokotil yang memanjang ke atas. 2. Pada perkecambahan hipogeal, kotiledon tetap berada di bawah tanah, sedangkan plumula keluar dari permukaan tanah disebabkan pertumbuhan epikotil yang memanjang ke arah atas.

125

126

127

128


Download ppt "STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN 1 “ANGYOSPERMAE-DICOTYLEDONAE”"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google