Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
BIO-TOILET, INOVASI JAMBAN SEHAT
UNTUK DESA KRISIS AIR DI NUSA TENGGARA TIMUR (BIO-TOILET, INNOVATION HEALHTY LATRINES FOR RULAR WATER CRISIS IN EAST NUSA TENGGARA) OLEH: NAMA: CHRISTIN HENDRIYANI BONNU NIM:
2
BAB I PENDAHULUAN
3
Bersih dan Sehat (PHBS)
A. LATAR BELAKANG Derajat kesehatan di Indonesia Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Indikator rumah tangga Inovasi: Bio-toilet *Air bersih *Jamban sehat Pedesaan: Tidak ada jamban karena ketersediaan air minim dan biaya pembuatan toilet yang mahal Indonesia: 38,7% (Simbolan,2009) 50 juta BABS NTT: 26,8% PHBS terendah kedua (RISKESDAS,2007)
4
B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana pengolahan limbah hasil buangan manusia melalui jamban di NTT? 2. Bagaimanakah prinsip dasar penguraian limbah hasil buangan manusia dan penerapannya dalam Bio-toilet? 3. Bagaimana analisis berbagai aspek untuk penggunaan Bio-toilet di daerah pedesaan di NTT? 4. Bagaimana cara membuat dan memelihara Bio-toilet yang benar? 5. Apakah kelebihan dan kekurangan Bio-toilet?
5
D. TUJUAN Mengetahui kelebihan dan kekurangan Bio-toilet
Mengetahui cara masyarakat pedesaan NTT mengolah limbah hasil buangan manusia. Memahami prinsip dasar penguraian limbah hasil buangan manusia dan penerapannya dalam Bio-toilet. Mengetahui analisis berbagai faktor yang mendukung penggunaan Bio-toilet di kawasan pedesaan NTT. Mengetahui dan memahami cara membuat dan memelihara Bio-toilet dengan benar. Mengetahui kelebihan dan kekurangan Bio-toilet
6
1. 2. E.MANFAAT F.METODE STUDI PUSTAKA
Sebagai salah satu sumber informasi mengenai pemanfaatan Bio-toilet di kawasan pedesaan dengan sanitasi lingkungan yang buruk. 1. Sebagai salah satu pedoman pembuatan Bio-toilet di kawasan pedesaan dengan sanitasi lingkungan yang buruk. 2. F.METODE STUDI PUSTAKA Pendekatan penelitian deskriptif eksploratif, metode pengumpulan datanya teknik studi dokumenter.
7
BAB II TELAAH PUSTAKA
8
Bio-Toilet? = =
10
Toilet: kakus, tempat buang air, jamban
Bio-Toilet Toilet: kakus, tempat buang air, jamban
11
Pemanfaatan mikroorganisme alami pendegradasi selulosa
A. PRINSIP DASAR BIO-TOILET Pemanfaatan mikroorganisme alami pendegradasi selulosa
12
B.KONDISI TOILET DI DAERAH PEDESAAN NTT
Gambar 2. Jenis-jenis toilet di daerah pedesaan di NTT (Sumber: Li,dkk, 2013)
13
C.BIOTOILET: PENERAPAN PRINSIP BIOREMIDIASI
14
BAB III ANALISIS DAN SINTESIS
15
A. Analisis Kebutuhan Kondisi Teknis Pembiayaan Sosial
Toilet per KK: unit Toilet umum: unit Kondisi Krisis air di 170 desa 40% air hanya untuk kebutuhan BAB dan BAK Jamban, pengolahan urin, pengolahan tinja, air pembilas, penempatan bangunan, lokasi pengembangan model Teknis Pembiayaan Bio-toilet lebih murah dan efisien dari pada toilet konvensional Sosial Penerimaan masyarakat Dukungan pemerintah desa
16
B.Sintesis
18
Penampungan urine dan feses Bio-toilet
19
Kelebihan *Menghemat pemakaian air bersih *Tidak menebarkan bau
*Dapat digabungkan menjadi alat pengolah sampah dapur *Limbah yang sudah terurai dapat dijadikan pupuk organic *Kontruksi bangunan cukup sederhana dan mudah dilaksanakan sendiri tanpa memerlukan persyaratan khusus *Dapat mencegah pencemaran lingkungan
20
Kekurangan Pembersihan dilakukan di tempat terpisah
Penyuluh mungkin mendapatkan kesulitan saat Memperkenalkan Bio-toilet di desa
22
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB III SIMPULAN DAN REKOMENDASI
23
A. SIMPULAN *Masih banyak masyarakat desa yang BABS
* Prinsip dasar: penguraian limbah hasil buangan manusia dilakukan oleh bakteri selulolitik *Analisis berbagai aspek menunjukan bahwa Bio-toilet dapat menjadi solusi masalah sanitasi di desa krisis air *Pembuatan dan pemeliharaan Bio-toilet sangat sederhana
24
B.Rekomendasi *Bio-toilet perlu dimodifikasi sesuai kondisi desa yang membutuhkan *Feses: kompos dan/atau biogas *Urine: dijadikan sebagai pupuk cair *Penelitian lanjutan kualitas pupuk yang diperoleh dari Bio-toilet *Perlu dukungan pemerintah dan LSM untuk penerapan Bio-toilet di NTT
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.