Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PENALARAN & ANALOGI. Disusun oleh: Dame Angela Parsaulian (140050909)

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PENALARAN & ANALOGI. Disusun oleh: Dame Angela Parsaulian (140050909)"— Transcript presentasi:

1 PENALARAN & ANALOGI. Disusun oleh: Dame Angela Parsaulian ( )

2 Penalaran Induktif Analogi Klausal Deduktif Generalisasi

3 PENALARAN Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Didasari sejumlah proposisi (pernyataan/fakta) yang diketahui atau dianggap benar (pengamatan), Proses seorang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui disebut menalar. penalaran merupakan proses penafsiran fakta sebagai dasar untuk menarik kesimpulan.

4 Pengertian PENALARAN Menurut Tim Balai Pustaka (dalam Shofiah, 2007 :14), istilah Penalaran mengandung tiga pengertian, diantaranya: Cara → menggunakan nalar, pemikiran atau cara berfikir logis. Hal → mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan perasaan atau pengalaman. Proses → proses mental dalam mengembangkan atau mengendalikan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip

5 PENALARAN Dua bagian dalam penalaran, yaitu :
Proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) Hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi

6 PENALARAN Contoh: Semua manusia mempunyai rambut. (premis) Sebagian yang mempunyai rambut adalah manusia. (konklusi) Semua pistol adalah senjata berbahaya. (premis) Tidak satu pun pistol adalah senjata tidak berbahaya. (konklusi)

7 PENALARAN Penalaran dikelompokkan menjadi dua, yaitu: penalaran deduktif dan induktif

8 Pengertian PENALARAN DEDUKTIF
Penalaran Deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi.

9 PENALARAN DEDUKTIF Contoh:
Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

10 PENALARAN DEDUKTIF Penarikan kesimpulan deduktif dibagi menjadi dua, yaitu penarikan langsung dan tidak langsung. Simpulan secara langsung adalah penarikan simpulan yang ditarik dari satu premis. simpulan secara tidak langsung adalah penarikan simpulan dari dua premis. Premis yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus.

11 PENALARAN DEDUKTIF Contoh: a. Simpulan secara langsung:
- Semua S adalah P. (premis)        Sebagian P adalah S. (simpulan) - Semua manusia tangan. (premis) Sebagian yg memiliki tamemiliki ngan adalah manusia. (simpulan) b. Simpulan secara tidak langsung: - Premis 1: Semua mahluk hidup adalah ciptaan Tuhan. (U) Premis 2: Manusia adalah mahluk hidup. (U) Kesimpulan: Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan. (K)

12 Pengertian PENALARAN INDUKTIF
Penalaran Induktif adalah cara berpikir dengan menarik kesimpulan umum dari pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus. Contoh: Jika dipanaskan, besi memuai. Jika dipanaskan, tembaga memuai. Jika dipanaskan, emas memuai. Jika dipanaskan, platina memuai. Jika dipanaskan, logam memuai.

13 PENALARAN INDUKTIF Terdapat 3 macam Penalaran Induktif, yaitu:
Generalisasi, adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomenal individual untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena. Analogi, adalah proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan. Klausul, adalah dalah paragraph yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat.

14 Pendahuluan ANALOGI Dalam menjelaskan suatu hal yang baru, kita terkadang kesulitan untuk mencari kata yang tepat yang dapat membuat orang yang kita ajak bicara paham akan apa yang sedang kita jelaskan, untuk itu kita perlu padanan kata yang sudah ada untuk membuat sesuatu yang baru itu mudah dipahami. Metode menyamakan satu hal dengan hal yang lain inilah yang disebut dengan analogi.

15 Pengertian ANALOGI Analogi adalah proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan. Kesimpulan yang diambil dengan Analogi, yaitu kesimpulan dari pendapat khusus dengan beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan kondisinya. Tujuan analogi adalah meramalkan kesamaan, menyingkap kekeliruan dan menyusun sebuah klasifikasi.

16 ANALOGI Analogi terkadang disebut juga Analogi Induktif, yaitu proses penalaran dari satu fenomena menuju fenomena lain yang sejenis, kemudian disimpulkan bahwa apa yang terjadi pada fenomena yang pertama akan terjadi juga pada fenomena yang lain.

17 ANALOGI Contoh: Jika dipanaskan, logam memuai. Jika ada udara, manusia akan hidup. Jika ada udara, hewan akan hidup. Jika ada udara, tumbuhan akan hidup. Untuk menjadi seorang penari professional atau ternama dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Demikiannya dengan seorang atlit untuk dapat menjadi atlit professional dan berprestasi dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Oleh karena itu untuk menjadi seorang penari maupun seorang atlit diperlukan latihan yang rajin dan ulet.

18 ANALOGI Dalam setiap tindakan penyimpulan analogik terdapat 3 unsur, yaitu: peristiwa pokok yang menjadi dasar analogi, persamaan prinsipal yang menjadi pengikat, ketiga fenomena yang hendak kita analogikan.

19 ANALOGI Contoh: Kita mengetahui kemiripan yang terdapat antara bumi dengan planet-planet lain, seperti Saturnus, Mars, Yupiter, Venus, Merkurius. Planet-planet ini kesemuanya mengelilingi matahari sebagaimana bumi, meskipun dalam jarak dan waktu yang berbeda, semuanya meminjam sinar matahari sebagaimana bumi, sehingga padanya juga berlaku pergantian siang dan malam. Sebagiannya mempunyai bulan yang memberikan sinar manakala matahari tidak muncul, dan bulan-bulan ini meminjam sinar matahari sebagaimana bulan pada bumi. Mereka semua sama, merupakan subyek dari hukum gravitasi sebagaimana bumi. Atas dasar persamaan yang sangat dekat antara bumi dengan planet-planet tersebut maka kita tidak salah menyimpulkan bahwa kemungkinan besar planet-planet tersebut dihuni oleh berbagai jenis makhluk hidup.

20 Macam-macam Analogi ANALOGI Analogi dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
Analogi Deklaratif / (Analogi penjelas) merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Analogi Argumentatif merupakan metode yang didasarkan pada kesimpulan bahwa apabila suatu hal mempunyai satu atau lebih ciri yang sama seperti terdapat pada suatu hal lain.

21 ANALOGI Contoh: Analogi Deklaratif
Ilmu pengetahuan itu dibangun oleh fakta-fakta sebagaimana rumah itu dibangun oleh batu-batu. Tetapi tidak semua kumpulan pengetahuan itu ilmu, sebagaimana tidak semua tumpukan batu adalah rumah. Otak itu menciptakan pikiran sebagaimana buah ginjal mengeluarkan air seni. Analogi Argumentatif Anjing hitam menyalak, mengejar orang dan menggigit. Anjing coklat menyalak dan mengejar orang.

22 Cara Menilai Analogi ANALOGI
Dalam sebuah Analogi diperlukan alat ukur untuk mengukur keterpercayaan dari analogi tersebut, dengan alat berikut: 1. Sedikit banyaknya peristiwa sejenis yang dianalogikan. Semakin besar peristiwa sejenis yang dianalogikan, semakin besar pula taraf keterpercayaanya. Contoh: A menggunakan jasa sebuah biro penerbangan dan ternyata pelayanannya tidak memberikan kepuasan pada A, maka atas dasar analogi, A menyarankan kepada temannya untuk tidak menggunakan biro penerbangan yg sama dengan yg digunakan tadi. Analogi A akan semakin kuat dengan adanya B yg juga tidak merasa puas dengan biro penerbangan tersebut. Analogi menjadi semakin kuat lagi setelah ternyata si C, D, E, F dan G juga mengalami hal yg serupa.

23 ANALOGI 2. Sedikit banyaknya aspek-aspek yang menjadi dasar Analogi.
Contoh: tentang sepatu yang telah kita beli pada sebuah toko. Bahwa sepatu yang baru saja kita beli tentu akan awet dan enak dipakai karena sepatu yang dulu dibeli di toko ini juga awet dan enak dipakai. Analogi di atas menjadi lebih kuat lagi misalnya diperhitungkan juga persamaan harganya, mereknya, dan bahannya.

24 ANALOGI 3. Sifat dari analogi yang kita buat.
Contoh: Apabila kita mempunyai mobil dan satu liter bahan bakarnya dapat menempuh 10 km, kemudian kita menyimpulkan bahwa mobil B yang sama dengan mobil kita akan bisa menempuh jarak 10 km tiap satu liternya, maka analogi demikian cukup kuat. Analogi ini akan lebih kuat jika kita mengatakan bahwa mobil B akan menempuh 8 km setiap liter bahan bakarnya, dan menjadi lemah jika kita mengatakan bahwa mobil B akan dapat menempuh 15 km setiap liter bahan baakarnya. Jadi, semakin rendah taksiran yang kita analogikan semakin kuat analogi itu.

25 ANALOGI 4. Mempertimbangkan ada tidaknya unsur-unsur yang
berbeda pada peristiwa yang dianalogikan. Semakin banyak pertimbangan atas unsu-unsurnya yang berbeda semakin kuat keterpercayaan analoginya. Contoh: Zaini pendatang baru di Universitas X akan menjadi sarjana yang ulung karena beberapa tamatan dari universitas tersebut juga merupakan sarjana ulung ANALOGI Analogi ini menjadi lebih kuat jika kita mempertimbangkan juga perbedaan yang ada pada para lulusan sebelumnya, menjadi: A,B,C,D dan E yang mempunyai latar belakang yang berbeda dalam ekonomi, pendidikan SLTA, daerah, agama, pekerjaan orang tua toh kesemuanya adalah sarjana yang ulung.

26 ANALOGI 5. Relevan tidaknya masalah yang dianalogikan.
Bila tidak relevan, sudah barang tentu analogikanya tidak kuat dan bahkan bisa gagal. Analogi yang mendasarkan pada suatu hal yang relevan jauh lebih kuat daripada analogi yang mendasarkan pada selusin persamaan yang tidak relevan Analogi yang relevan biasanya terdapat pada peristiwa yang mempunyai hubungan kausal. Meskipun hanya mendasarkan pada satu atau dua persamaan, analogi ini cukup terpercaya kebenarannya

27 Analogi yang Pincang ANALOGI
Meskipun analogi merupakan corak penalaran yang populer, namun tidak semua penalaran analogi merupakan penalaran induktif yang benar. Ada masalah yang tidak memenuhi syarat atau tidak dapat diterima, meskipun sepintas sulit bagi kita menunjukkan kekeliruannya. Kekeliruan ini terjadi karena membuat persamaan yang tidak tepat. Contoh: kekeliruan pada Analogi Induktif: Saya heran mengapa orang takut bepergian dengan pesawat terbang karena sering terjadi kecelakaan pesawat terbang dan tidak sedikit meminta korban. Bila demikian sebaiknya orang jangan tidur di tempat tidur karena hamper semua manusia menemui ajalnya di tempat tidur.

28 ANALOGI Analogi pincang banyak terjadi dalam perdebatan maupun dalam propaganda untuk menjatuhkan pendapat lawan maupun mempertaahankan kepentingan sendiri. Karena sifatnya seperti benar analogi ini sangat efektif pengaruhnya terhadap pendengar.

29 Kesimpulan ANALOGI Analogi adalah kesimpulan yang ditarik dengan jalan menyampaikan atau memperbandingkan suatu fakta khusus dengan fakta khusus lain. Terdapat 3 unsur dalam penyimpulan Analogik, yaitu: Peristiwa pokok yang menjadi dasar analogi, Persamaan principal yang menjadi pengikat, dan Ketiga fenomena yang hendak kita analogikan. Macam Analogi ada 2, yakni:  Analogi Deklaratif, dan Analogi Argumentatif.

30 ANALOGI Dalam menilai keterpercayaan suatu analogi hendaknya melihat factor-faktor berikut: Sedikit banyaknya peristiwa sejenis yang dianalogikan, Sedikit banyaknya aspek-aspek yang menjadi dasar analogi, Sifat dari analogi yang kita buat, Ada tidaknya unsur-unsur yang berbeda pada peristiwa yang dianalogikan, dan Relevan tidaknya masalah yang dianalogikan. Analogi yang pincang merupakan penalaran induktif yang tidak memenuhi syarat atau tidak dapat diterima karena membuat persamaan yang tidak tepat.

31 Thank You for Your Attention


Download ppt "PENALARAN & ANALOGI. Disusun oleh: Dame Angela Parsaulian (140050909)"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google