Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

AKTUALISASI AHLUSSUNNAH WAL-JAMAAH

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "AKTUALISASI AHLUSSUNNAH WAL-JAMAAH"— Transcript presentasi:

1 AKTUALISASI AHLUSSUNNAH WAL-JAMAAH
ASWAJA CENTRE PWNU JAWA TIMUR

2 DEFINISI AHLUSSUNNAH WAL-JAMAAH
Ahlussunnah Wal-Jamaah merupakan istilah yang terbentuk dari tiga komponen: 1) Ahlun 2) Al-Sunnah 3) Al-Jama’ah

3 DEFINISI AHLUSSUNNAH WAL-JAMAAH
Ahlun bermakna: 1 Keluarga (Ahlul bayt, keluarga rumah tangga) 2 Pengikut (Ahlussunnah, pengikut sunnah) 3 Penduduk (Ahlul Jannah, penduduk surga)

4 DEFINISI AHLUSSUNNAH WAL-JAMAAH
Makna al-Sunnah Secara kebahasaan: jalan Secara syar’i: jalan yang diridhai oleh Allah , menjadi pijakan dalam agama, dan telah dilalui oleh Rasulullah  atau orang yang menjadi panutan dalam agama seperti sahabat

5 DEFINISI AHLUSSUNNAH WAL-JAMAAH
اَلسُّنَّةُ لُغَةً الطَّرِيْقَةُ وَلَوْ غَيْرَ مَرْضِيَّةٍ، وَشَرْعًا اِسْمٌ لِلطَّرِيْقَةِ الْمَرْضِيَّةِ الْمَسْلُوْكَةِ فِي الدِّيْنِ سَلَكَهَا رَسُوْلُ اللهِ  أَوْ غَيْرُهُ مِمَّنْ هُوَ عَلَمٌ فِي الدِّيْنِ كَالصَّحَابَةِ ، لِقَوْلِهِ : عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ مِنْ بَعْدِيْ، وَالسُّنِّيُّ مَنْسُوْبٌ إِلَى السُّنَّةِ اهـ (حضرة الشيخ محمد هاشم أشعري، رسالة أهل السنة والجماعة ص/5).

6 DEFINISI AHLUSSUNNAH WAL-JAMAAH
Makna al-Jama’ah: menjaga kekompakan, kebersamaan dan kerukunan, kebalikan dari kata al-furqah (golongan yang berpecah belah dan bercerai berai). Dikatakan al-jama’ah, karena golongan ini selalu memelihara kekompakan, kebersamaan dan kerukunan terhadap sesama. Meskipun terjadi perbedaan pandangan di kalangan mereka, perbedaan tersebut tidak melahirkan sikap saling membid’ahkan, memfasikkan dan mengkafirkan terhadap sesama mereka.

7 DEFINISI AHLUSSUNNAH WAL-JAMAAH

8 SIAPA AHLUSSUNNAH WAL-JAMAAH?
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ  قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ  :« افْتَرَقَتِ الْيَهُودُ عَلَى إِحْدَى أَوْ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً وَتَفَرَّقَتِ النَّصَارَى عَلَى إِحْدَى أَوْ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِى عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً ». Yahudi terpecah belah menjadi 71 aliran, Kristen terpecah belah menjadi 72 aliran, dan Umat Islam terpecah belah menjadi 73 aliran. DARI 73 ALIRAN UMAT ISLAM YANG ADA, SIAPAKAH AHLUSSUNNAH WAL- JAMAAH?

9 SIAPA AHLUSSUNNAH WAL-JAMAAH?
Tidak semua aliran dalam Islam mengklaim sebagai Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Khawarij menganggap dirinya al- syurat. Syi’ah menganggap dirinya Syi’ah Ali dan Ahlul Bayt. Mu’tazilah menganggap dirinya ahlul ‘adli wat tauhid dan lain sebagainya.

10 DALAM PERJALANAN SEJARAH, HANYA DUA GOLONGAN YANG MENGAKU AHLUSSUNNAH WAL-JAMAAH
1) Golongan mayoritas kaum Muslimin (jumhur al-muslimin) yang mengikuti madzhab al- Asy’ari dan al- Maturidi 2) Kelompok minoritas yang mengikuti paradigma pemikiran Syaikh Ibnu Taimiyah, yang dewasa ini dikenal dengan nama Wahabi dan “Salafi”.

11 PERTARUNGAN IDEOLOGIS
Jumhur al-Muslimin (Asy’ari-Maturidi) Salafi-Wahabi Dalam sebuah pertarungan, sudah pasti ada pihak yang menang dan ada yang kalah Siapakah pemenang dalam pertarungan ideologis tersebut?

12 PEMENANG PERTARUNGAN IDEOLOGIS
Dalam pertarungan ideologis, antara Jumhur al-Muslimin (Asy’ari-Maturidi) vs kelompok minoritas pengikut madzhab Ibn Taimiyah (Wahabi), selalu dimenangkan oleh golongan mayoritas kaum Muslimin (Asy’ari-Maturidi). Karena konsep-konsep ideologi madzhab Asy’ari-Maturidi selalu memiliki dalil-dalil yang kuat dari al- Qur’an, Sunnah dan dalil rasional (dalil ‘aqliy).

13 AHLUSSUNNAH WAL-JAMAAH IDENTIK DENGAN MADZHAB ASY’ARI-MATURIDI
Apabila Ahlussunnah Wal- Jamaah disebutkan, maka maksudnya adalah golongan madzhab Asy’ari dan Maturidi.

14 AHLUSSUNNAH WAL-JAMAAH IDENTIK DENGAN MADZHAB ASY’ARI-MATURIDI
DALIL-DALIL NAQLIY BAHWA GOLONGAN ASY’ARI-MATURIDI, ADALAH REPRESENTASI AHLUSSUNNAH WAL-JAMAAH

15 DALIL PERTAMA, MEMEGANG TEGUH KONSEP AL-JAMA’AH
Dari Mu'awiyah bin Abi Sufyan , bahwa Rasulullah  bersabda: "Sesungguhnya umat ini akan terpecah belah menjadi 73 golongan, 72 golongan akan masuk ke neraka, dan satu golongan yang akan masuk surga, yaitu golongan al-jama'ah.“ (HR. Abu Dawud dan Ahmad).

16 MAKNA AL-JAMA’AH Para ulama memberikan makna al- Jama’ah dalam hadits di atas dengan beberapa makna: Pertama, disebut aliran al-Jama’ah Kedua, mengikuti ijma’ ulama Ketiga, memelihara kebersamaan dan kolektifitas Keempat, golongan mayoritas kaum Muslimin

17 MAKNA PERTAMA DISEBUT ALIRAN AL-JAMA’AH
وَمِنْهَا جَاءَ فِيْ رِوَايَةٍ أُخْرَى أَنَّهُ  سُئِلَ عَنِ الْفِرْقَةِ النَّاجِيَةِ فَقَالَ: الْجَمَاعَةُ، وَهَذِهِ صِفَةٌ مُخْتَصَّةٌ بِنَا، لأَنَّ جَمِيْعَ الْخَاصِّ وَالْعَامِّ مِنْ أَهْلِ الْفِرَقِ الْمُخْتَلِفَةِ يُسَمُّوْنَهُمْ أَهْلَ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ. (الإمام أبو المظفر الاسفراييني، التبصير في الدين، ص/ ). Nabi  pernah ditanya tentang golongan yang selamat, lalu beliau menjawab: “Mereka adalah al-jama'ah". Ini adalah identitas yang khusus pada kami (Asy'ari-Maturidi), karena semua orang yang alim dan yang awam dari berbagai golongan, menamakan mereka dengan nama Ahlussunnah Wal-Jama'ah

18 DISEBUT ALIRAN AL-JAMA’AH
وَكَيْفَ يَتَنَاوَلُ هَذَا اْلاِسْمُ الْخَوَارِجَ وَهُمْ لاَ يَرَوْنَ الْجَمَاعَةَ، وَالرَّوَافِضَ وَهُمْ لاَ يَرَوْنَ الْجَمَاعَةَ، وَالْمُعْتَزِلَةَ وَهُمْ لاَ يَرَوْنَ صِحَّةَ اْلإِجْمَاعِ، وَكَيْفَ تَلِيْقُ بِهِمْ هَذِهِ الصِّفَةُ الَّتِيْ ذَكَرَهَا الرَّسُوْلُ اهـ. (الإمام أبو المظفر الاسفراييني، التبصير في الدين، ص/ ). Nama al-Jama’ah tidak mungkin mencakup terhadap sekte Khawarij dan Syi’ah karena mereka tidak memiliki konsep jamaah, dan tidak pula terhadap sekte Mu’tazilah, karena mereka tidak mengakui otoritas dalil ijma’

19 WAHABI MENURUT ULAMA HANAFIYAH, KHAWARIJ
Pengikut Ibnu Abdil Wahhab (kaum Wahabi), Khawarij masa sekarang. (6/ 413).

20 WAHABI MENURUT ULAMA MALIKIYAH, KHAWARIJ
Kaum Khawarij, mereka yang mendistori penafsiran al- Qur’an dan Sunnah, karenanya mereka halalkan darah dan harta kaum Muslimin, mereka adalah satu golongan di tanah Hijaz yang bernama Wahabi (3/307)

21 WAHABI MENURUT ULAMA SYAFI’IYAH, KHAWARIJ
Sekian banyak hadits yang menjelaskan tentang Khawarij menegaskan bahwa sesungguhnya Ibnu Abdil Wahhab dan pengikutnya termasuk Khawarij, ciri-ciri mereka; dari Najd, dari arah Timur Kota Madinah dan mencukur rambut

22 WAHABI MENURUT ULAMA HANABILAH, KHAWARIJ
Hadits-hadits tentang Khawarij diberlakukan oleh para ulama terhadap mereka yang melawan Khalifah Ali dan kelompoknya, tetapi Khawarij masa sekarang (Wahabi), sama dengan Khawarij masa lalu dalam sifat-sifat-nya.

23 MAKNA KEDUA MENGIKUTI IJMA’ ULAMA
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengumpulkan umatku, atas kesesatan. Pertolongan Allah selalu bersama jama'ah. Dan barangsiapa yang mengucilkan diri dari jama'ah, maka ia mengucilkan dirinya ke neraka."

24 MAKNA KEDUA MENGIKUTI IJMA’ ULAMA
Di dalam dalil-dalil syar’i mereka menggunakan al- Kitab, Sunnah, Ijma’ ulama dan Qiyas

25 KONSISTENSI WAHABI TERHADAP IJMA’ ULAMA
قَالَ اْلإِمَامُ الْحَافِظُ وَلِيُّ الدِّيْنِ الْعِرَاقِيُّ فِيْ كِتَابِهِ اْلأَجْوِبَةِ الْمَرْضِيَّة عَلَى اْلأَسْئِلَةِ الْمَكِّيَّةِ: (عِلْمُهُ أَيْ اِبْنِ تَيْمِيَّةَ أَكْبَرُ مِنْ عَقْلِهِ). وَقَالَ أَيْضًا: إِنَّهُ خَرَقَ اْلإِجْمَاعَ فِي مَسَائِلَ كَثِيْرَةٍ قِيْلَ تَبْلُغُ سِتِّيْنَ مَسْأَلَةً بَعْضُهَا فِي اْلأُصُوْلِ وَبَعْضُهَا فِي الْفُرُوْعِ خَالَفَ فِيْهَا بَعْدَ انْعِقَادِ اْلإِجْمَاعِ عَلَيْهَا). Al-Hafizh Waliyuddin al-’Iraqi berkata: Ibnu Taimiyah melanggar ijma’ ulama dalam sekian banyak masalah, sekitar 60 masalah, sebagian dalam bidang akidah dan sebagian dalam bidang furu’. Ia menyalahi ijma’ sesudah terjadinya kesepakatan para ulama.”

26 TESTIMONI SANG PENDIRI WAHABI, “AKU TIDAK TAHU”
Pada waktu (belajar kepada guru-guruku), aku tidak tahu makna laa ilaaha illallaah dan tidak tahu agama Islam, sebelum memperoleh anugerah (ajaran Wahabi) dari Allah. Ulama-ulama Aridh (Najd) dan guru-guruku juga tidak mengetahuinya

27 PENDIRI WAHABI, DALAM TESTIMONI ORANG DEKATNYA

28 PENDIRI WAHABI, DALAM TESTIMONI KAKAK KANDUNGNYA
فَإِنَّ الْيَوْمَ اُبْتُلِيَ النَّاسُ بِمَنْ يَنْتَسِبُ اِلَى الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ، وَيَسْتَنْبِطُ مِنْ عُلُوْمِهِمَا، وَلاَ يُبَالِيْ بِمَنْ خَالَفَهُ، وَإِذَا طَلَبْتَ مِنْهُ اَنْ يَعْرِضَ كَلاَمَهُ عَلَى أَهْلِ الْعِلْمِ لَمْ يَفْعَلْ، بَلْ يُوْجِبُ عَلَى النَّاسِ اْلأَخْذَ بِقَوْلِهِ وَبِمَفْهُوْمِهِ، وَمَنْ خَالَفَهُ فَهُوَ عِنْدَهُ كَافِرٌ، هَذَا وَهُوَ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ خَصْلَةٌ وَاحِدَةٌ مِنْ خِصَالِ أَهْلِ اْلاِجْتِهَادِ وَلاَ وَ اللهِ عُشُرُ وَاحِدَةٍ، وَمَعَ هَذَا رَاجَ كَلاَمُهُ عَلىَ كَثِيْرٍ مِنَ الْجُهَّالِ، فَإِنَّا للهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ. (الشيخ سليمان بن عبد الوهاب النجدي أخو مؤسس الفرقة الوهابية، الصواعق الإلهية، ص 37). Hari ini umat manusia diuji dengan seseorang yang menisbatkan dirinya kepada al-Qur’an dan Sunnah dan menggali langsung dari keduanya. Ia tidak peduli dengan ulama yang menyelisihinya. Jika Anda memintanya supaya dia memperlihatkan pendapatnya kepada ahli ilmu, ia tidak mau. Justru dia mewajibkan manusia mengambil pendapatnya dan pemahamannya. Orang yang menyelisihinya, menurutnya telah kafir. Padahal ia tidak memiliki satu pun karakter ahli ijtihad, bahkan demi Allah 1 % pun tidak punya. Meski demikian, pendapatnya laris di banyak kalangan orang-orang bodoh. Inna lillah wainna ilayhi roji’un.

29 MAKNA KETIGA MEMELIHARA KEBERSAMAAN
Kata al-jama'ah juga mengacu pada arti menjaga kebersamaan dan kerukunan. Perbedaan pendapat di kalangan mereka tidak melahirkan sikap saling mengkafirkan, membid'ahkan dan memfasikkan di antara sesama mereka.

30 MAKNA KETIGA MEMELIHARA KEBERSAMAAN
اَلْفَصْلُ الْخَامِسُ فِيْ بَيَانِ عِصْمَةِ اللهِ أَهلَ السُّنَّة عَنْ تَكْفِيْرِ بَعْضِهِمْ بَعْضًا. أَهْلُ السُّنَّةِ لاَ يُكَفِّرُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا، وَلَيْسَ بَيْنَهُمْ خِلاَفٌ يُوْجِبُ التَّبَرِّيَ وَالتَكْفِيْرَ، فَهُمْ إِذَنْ أَهْلُ الْجَمَاعَةِ الْقَائِمُوْنَ بِالْحَقِّ، وَاللهُ تَعَالَى يَحْفَظُ الْحَقَّ وَأَهْلَهُ، فَلاَ يَقَعُوْنَ فِي تَنَابُذٍ وَتَنَاقُضٍ، (الإمام ابو منصور البغدادي، الفرق بين الفرق، 282). Bab lima, tentang penjagaan Allah terhadap Ahlussunnah dari saling mengkafirkan antara sesama. Ahlussunnah tidak saling mengkafirkan antara sesama. Di antara mereka tidak ada perselisihan yang membawa pada pemutusan hubungan dan pengkafiran. Oleh karena itu, mereka memang golongan al-jama'ah (selalu menjaga kebersamaan dan keharmonisan) yang melaksanakan kebenaran. Allah selalu menjaga kebenaran dan pengikutnya, sehingga mereka tidak terjerumus dalam ketidakharmonisan dan pertentangan.

31 SELAIN AHLUSSUNNAH WAL-JAMAAH TIDAK MEMELIHARA KEBERSAMAAN
وَلَيْسَ فَرِيْقٌ مِنْ فِرَقِ الْمُخَالِفِيْنَ إِلاَّ وَفِيْهِمْ تَكْفِيْرُ بَعْضِهِمْ لِبَعْضٍ، وَتَبَرِّىْ بَعْضِهِمْ مِنْ بَعْضٍ كَالْخَوَارِجِ وَالرَّوَافِضِ وَالْقَدَرِيَّةِ، حَتَّى اجْتَمَعَ سَبْعَةٌ مِنْهُمْ فِيْ مَجْلِسٍ وَاحِدٍ فَافْتَرَقُوْا عَنْ تَكْفِيْرِ بَعْضِهِمْ بَعْضًا. (الإمام ابو منصور البغدادي، الفرق بين الفرق، 282). Tidak ada satu pun golongan di luar Ahlussunnah Wal-Jamaah, kecuali di antara mereka saling mengkafirkan dan memutus hubungan, seperti aliran Khawarij, Syiah dan Qadariyah (Mu'tazilah). Sehingga pernah suatu ketika, tujuh orang dari mereka berkumpul dalam satu majlis, lalu mereka berbeda pendapat dan mereka berpisah dengan saling mengkafirkan antara mereka.

32 APAKAH KAUM WAHABI MEMELIHARA KEBERSAMAAN
Bid’ah identik dengan perpecahan, sebagaimana Sunnah identik dengan kebersamaan, sehingga dikatakan Ahlussunnah Wal-Jamaah, sebagaimana halnya dikatakan Ahlul-bid’ah wa al- Furqah.

33 TESTIMONI ULAMA WAHABI TENTANG PERPECAHAN DI KALANGAN WAHABI
Dr. Abdul Muhsin al-Abbad al-Badar, ulama Wahabi Madinah: Sesama Wahhabi telah terjadi tafarruq (perpecahan), ikhtilaf (perselisihan), tabdi’ (saling membid’ahkan), tahajur (saling tidak bertegur sapa), taqathu’ (saling memutus hubungan).

34 AL-ALBANI (WAHABI), KAFIRKAN SYAIKH ISMAIL AL-ANSHARI (WAHABI)
(Syaikh Ismail al-Anshari) laki-laki yang buruk, hatinya hampir meneteskan darah hasud dan dendam, ia bertanya dengan tujuan menipu, dan menjawab sendiri dengan tujuan jahat, atau ia termasuk guru ahli kasyaf yang berasumsi mengetahui isi hati orang lain dan mengungkap rahasia hati mereka karena kufur kepada firman Allah ...

35 PERPECAHAN WAHABI INDONESIA

36 MAKNA KEEMPAT GOLONGAN MAYORITAS UMAT
لِيُعْلَمْ أَنَّ أَهْلَ السُّنَّةِ هُمْ جُمْهُوْرُ اْلأُمَّةِ الْمُحَمَّدِيَّةِ وَهُمُ الصَّحَابَةُ وَمَنْ تَبِعَهُمْ فِي الْمُعْتَقَدِ اَيْ فِيْ اُصُوْلِ اْلاِعْتِقَادِ وَالْجَمَاعَةُ هُمُ السَّوَادُ اْلاَعْظَمُ. Hendaklah diketahui bahwa Ahlussunnah adalah mayoritas umat Muhammad . Mereka adalah para sahabat dan golongan yang mengikuti mereka dalam prinsip-prinsip akidah Sedangkan al-jama'ah adalah mayoritas terbesar (al-sawad al-a'zham) kaum Muslimin.

37 MAKNA KEEMPAT GOLONGAN MAYORITAS UMAT
"Sesungguhnya umatku tidak akan bersepakat pada kesesatan. Oleh karena itu, apabila kalian melihat terjadinya perselisihan, maka ikutilah kelompok mayoritas.“

38 MAYORITAS UMAT ISLAM MENGIKUTI MADZHAB ASY’ARI-MATURIDI

39 DALIL KEDUA, MENGIKUTI AJARAN NABI  & SAHABAT 
“Umatku akan terpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya akan masuk neraka kecuali satu golongan yang akan selamat." Para sahabat bertanya: "Siapa satu golongan yang selamat itu wahai Rasulullah?" Beliau  menjawab: "Golongan yang mengikuti ajaranku dan ajaran sahabatku.”

40 DALIL KEDUA, MENGIKUTI AJARAN NABI  & SAHABAT 
وَلْيُعْلَمْ أَنَّ كُلاًّ مِنَ اْلإِمَامَيْنِ أَبِي الْحَسَنِ وَأَبِيْ مَنْصُوْرٍ - رَضِيَ الله عَنْهُمَا - وَجَزَاهُمَا عَنِ اْلإِسْلاَمِ خَيْراً لَمْ يُبْدِعَا مِنْ عِنْدِهِمَا رَأْياً وَلَمْ يَشْتَقَّا مَذْهَباً إِنَّمَا هُمَا مُقَرِّرَانِ لِمَذَاهِبِ السَّلَفِ مُنَاضِلاَنِ عَمَّا كَانَتْ عَلَيْهِ أَصْحَابُ رَسُوْلِ اللهِ  ...وَنَاظَرَ كُلٌّ مِنْهُمَا ذَوِي الْبِدَعِ وَالضَّلاَلاَتِ حَتَّى انْقَطَعُوْا وَوَلّوْا مُنْهَزِمِيْنَ. (الحافظ الزبيدي،إتحاف السادة المتقين). Hendaknya diketahui, bahwa al-Imam Abu al-Hasan al- Asy'ari dan al-Imam Abu Manshur al-Maturidi –semoga Allah meridhai keduanya dan membalas kebaikan mereka kepada Islam-, tidak membuat pendapat baru dan tidak menciptakan madzhab baru dalam Islam. Mereka hanya menetapkan pendapat-pendapat ulama salaf, dan membela ajaran sahabat Rasulullah . Mereka telah berdebat dengan kalangan ahli bid'ah dan kesesatan sampai mereka takluk dan melarikan diri.

41 WAHABI MENYALAHI AJARAN NABI , SYIRIKKAN UMAT ISLAM
Mayoritas umat Islam kembali ke agama Jahiliyah, terjerumus dalam berbagai macam syirik, tidak mengerti makna kalimat tauhid

42 NABI : MAYORITAS UMAT ISLAM TIDAK AKAN SYIRIK
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ قال رَسُولُ اللهِ  إِنِّي فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ وَإِنَّ عَرْضَهُ كَمَا بَيْنَ أَيْلَةَ إِلَى الْجُحْفَةِ إِنِّي لَسْتُ أَخْشَى عَلَيْكُمْ أَنْ تُشْرِكُوا بَعْدِي وَلَكِنِّي أَخْشَى عَلَيْكُمْ الدُّنْيَا أَنْ تَنَافَسُوا فِيهَا وَتَقْتَتِلُوا فَتَهْلِكُوا كَمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ. (رواه مسلم). Sesungguhnya aku tidak khawatir kalian akan syirik sesudahku, namun aku khawatir kalian akan rebutan dunia dan saling membunuh karenanya, sehingga kalian binasa karena dunia sebagaimana orang-orang sebelum kalian telah binasa

43 NABI : MAYORITAS UMAT ISLAM TIDAK AKAN SYIRIK
عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ  يَقُولُ أَتَخَوَّفُ عَلَى أُمَّتِي الشِّرْكَ وَالشَّهْوَةَ الْخَفِيَّةَ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ أَتُشْرِكُ أُمَّتُكَ مِنْ بَعْدِكَ قَالَ نَعَمْ أَمَا إِنَّهُمْ لَا يَعْبُدُونَ شَمْسًا وَلَا قَمَرًا وَلَا حَجَرًا وَلَا وَثَنًا وَلَكِنْ يُرَاءُونَ بِأَعْمَالِهِمْ (رواه أحمد ). “Umatku tidak akan menyembah matahari, bulan, batu dan berhala. Akan tetapi mereka akan mencari muka dengan amal-amal mereka (syirik khafi)”.

44 NABI : MAYORITAS UMAT ISLAM TIDAK AKAN SYIRIK
ولابن أبي حاتم من حديث أبي هريرة رفعه سألت ربي لأمتي أربعا فأعطاني ثلاثا ومنعني واحدة سَأَلْتُهُ أَنْ لاَ يَكْفُرَ أُمَّتِيْ جُمْلَةً فَأَعْطَانِيْهَا وسألته أن لا يظهر عليهم عدوا من غيرهم فأعطانيها وسألته أن لا يعذبهم بما عذب به الأمم قبلهم فأعطانيها وسألته أن لا يجعل بأسهم بينهم فمنعنيها. (ذكره الحافظ ابن حجر في فتح الباري، 8/293، وهو حديث حسن عنده). “Aku memohon kepada Allah, agar umatku tidak kufur bersama-sama, lalu Allah mengabulkannya.”

45 WAHABI SYIRIKKAN SAHABAT NABI 
Apa yang dilakukan oleh laki-laki sahabat tersebut adalah munkar dan menjerumuskan pada kesyirikan

46 DALIL KETIGA, ULAMA ASY’ARI-MATURIDI MENJADI RUJUKAN UMAT ISLAM
قَالَ الشِّهَابُ الْخَفَاجِيُّ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى فِي نَسِيْمِ الرِيَاضِ: وَالْفِرْقَةُ النَّاجِيَةُ هُمْ أَهْلُ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ. هُمْ أَبُو الْحَسَنِ اْلأَشْعَرِيُّ وَجَمَاعَتُهُ أَهْلُ السُّنَّةِ وَأَئِمَّةُ الْعُلَمَاءِ، لأَنَّ اللهَ تَعَالَى جَعَلَهُمْ حُجَّةً عَلىَ خَلْقِهِ، وَإِلَيْهِمْ تَفْزَعُ الْعَامَّةُ فِيْ دِيْنِهِمْ. (حضرة الشيخ محمد هاشم أشعري، رسالة أهل السنة والجماعة). Golongan yang selamat adalah Ahlussunnah Wal- Jama'ah. Mereka adalah Abu al-Hasan al-Asy'ari dan pengikutnya yang merupakan Ahlussunnah dan pemimpin para ulama, karena Allah  menjadikan mereka sebagai hujjah atas makhluk-Nya dan hanya mereka yang menjadi rujukan kaum Muslimin dalam urusan agama.

47 DALIL KETIGA, ULAMA ASY’ARI-MATURIDI MENJADI RUJUKAN UMAT ISLAM
عَنْ إِبْرَاهِيْمَ الْعُذْرِيِّ  قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : يَحْمِلُ هَذَا الْعِلْمَ مِنْ كُلِّ خَلَفٍ عُدُوْلُهُ يَنْفُوْنَ عَنْهُ تَحْرِيْفَ الْغَالِيْنَ وَانْتِحَالَ الْمُبْطِلِيْنَ وَتَأْوِيْلَ الْجَاهِلِيْنَ. (رواه الخطيب البغدادي وابن عساكر). "Ilmu agama ini akan dibawa/disampaikan oleh golongan terbaik dalam setiap generasi. Mereka akan membersihkan ilmu agama dari distorsi (pemalsuan) kelompok yang ekstrem, kebohongan mereka yang bermaksud jahat dan penafsiran mereka yang bodoh."

48 DALIL KETIGA, ULAMA ASY’ARI-MATURIDI MENJADI RUJUKAN UMAT ISLAM
Mayoritas ulama di seluruh wilayah mengikuti Asy’ari, para imam berbagai kota di seluruh generasi mengajak kepada madzhabnya, dan para pengikutnya adalah mereka yang menjadi rujukan hukum- hukum agama

49 DALIL KETIGA, ULAMA ASY’ARI-MATURIDI MENJADI RUJUKAN UMAT ISLAM
Madzhab Asy’ari-Maturidi diikuti oleh: Mayoritas ulama ahli tafsir Mayoritas ulama ahli hadits Mayoritas ulama ahli fiqih Mayoritas ulama ahli akidah Mayoritas ulama ahli sejarah Mayoritas ulama ahli nahwu Mayoritas ulama ahli tashawuf Mayoritas ulama ahli bahasa Mayoritas ulama berbagai bidang

50 TESTIMONI ULAMA WAHABI, MAYORITAS ULAMA MENGIKUTI MADZHAB ASY’ARI
Di antara sebab-sebab tersebarnya madzhab Asy’ari adalah, mayoritas ulama mendukung dan membelanya, lebih-lebih fuqaha Syafi’iyah dan Malikiyah, mereka antara lain al-Baqillani, Ibnu Furak, al-Baihaqi, al- Isfarayini, al-Syirazi dll

51 DALIL KEEMPAT, GOLONGAN ASY’ARI-MATURIDI MENDAPAT HIDAYAH ALLAH 
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ (٦٩) العنكبوت Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.

52 JIHAD MEMILIKI DUA MAKNA

53 JIHAD MEMILIKI DUA MAKNA
MAKNA PERTAMA MAKNA KEDUA Jihad dengan lidah dan pena untuk membela Islam dari serangan berbagai aliran, baik melalui penulisan buku-buku, maupun perdebatan terbuka. Hal ini telah diperankan oleh ulama pengikut madzhab Asy’ari dan Maturidi. Jihad dengan pedang dan perjuangan untuk menyebarkan Islam ke berbagai negeri dan menghadang serangan non Muslim di berbagai daerah. Hal ini juga diperankan oleh para pengikut madzhab al- Asy’ari dan al- Maturidi.

54 Para pejuang Islam seperti Sultan Muhammad al-Fatih (penakluk Konstantinopel), Nuruddin Mahmud, Shalahuddin al-Ayyubi dan lain-lain adalah pengikut madzhab Asy’ari

55 AHLI BID’AH TIDAK PUNYA PERAN DALAM JIHAD PENYEBARAN DAN PERTAHANAN NEGARA ISLAM
Tak satu pun kelompk Ahli bid’ah yang sesat mempunyai peran penaklukan negara kafir, dan tidak pula kota dikelilingi benteng yang mereka taklukkan.

56 SENJATA AHLI BID’AH, HANYA UNTUK MEMBUNUH UMAT ISLAM DI NEGARA ISLAM
Sementara bala tentara ahli bid’ah tidaklah keluar dari sarangnya kecuali untuk memerangi umat Islam di negara Islam, seperti tentara Khawarij yang melawan Ali di Nahrawan, kaum Azariqah di Ahwaz, Persia dan Kirman, kaum Najdat di Yamamah, kaum Ajaridah di Sijistan dan Fihimsan, kaum Manshuriyah di seberang sungai Transoxiana dll

57 TESTIMONI ULAMA WAHABI, KAUM WAHABI TELAH MEMBANTAI DAN MENJARAH UMAT ISLAM JAZIRAH ARAB
Kitab Tarikh Najd, karya Husain bin Ghannam, sejarawan Wahabi. Dalam buku ini, Bin Ghannam telah mencatat 300 pembantaian dan penjarahan kaum Wahabi terhadap kaum Muslimin di Jazirah Arab, dengan justifikasi bahwa kaum Wahabi Muslim, sementara umat Islam di Jazirah Arab telah musyrik, darah dan hartanya telah halal.

58 MEMBANTAI UMAT ISLAM DAN MENGABAIKAN PENYEMBAH BERHALA, CIRI KHAS KHAWARIJ
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ لَمَّا وَلَّى رَجُلٌ غَائِرُ الْعَيْنَيْنِ نَاتِئُ الْجَبِينِ كَثُّ اللِّحْيَةِ مُشْرِفُ الْوَجْنَتَيْنِ مَحْلُوقُ الرَّأْسِ قَالَ النَّبِيُّ  إِنَّ مِنْ ضِئْضِئِ هَذَا قَوْمًا يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنْ الْإِسْلَامِ مُرُوقَ السَّهْمِ مِنْ الرَّمِيَّةِ يَقْتُلُونَ أَهْلَ الْإِسْلَامِ وَيَدَعُونَ أَهْلَ الْأَوْثَانِ لَئِنْ أَدْرَكْتُهُمْ لَأَقْتُلَنَّهُمْ قَتْلَ عَادٍ. متفق عليه Setelah laki-laki dari Najd yang kedua matanya cekung, dahinya menonjol, jenggotnya lebat, kedua pipinya dekat dan kepalanya gundul pergi, Nabi  bersabda: “Dari keturunan laki- laki ini akan lahir suatu kaum yang membaca al-Qur’an, tetapi al-Qur’an tidak melewati kerongkongannya. Mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari sasaran. Mereka akan membunuh kaum Islam, tetapi membiarkan pemuja berhala. Seandainya aku menjumpai mereka, tentu aku bunuh mereka seperti membunuh kaum ‘Ad.

59 MEMBANTAI UMAT ISLAM DENGAN ALASAN SYIRIK, CIRI KHAS AHLI BID’AH
عَنْ حُذَيْفَةَ  قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ : إِنَّ مِمَّا أَتخَوفُ عَلَيْكُمْ رَجُلاً قَرَأَ الْقُرْآنَ حَتَّى إِذَا رُئِيَتْ بَهْجَتُهُ عَلَيْهِ وَكَانَ رِدْءًا اِلإِسْلاَمِ غَيَّرَهُ إِلَى مَا شَاءَ اللهُ فَانْسَلَخَ مِنْهُ وَنَبَذَهُ وَرَاءَ ظَهْرِهِ وَسَعَى عَلَى جَارهِ بِالسَّيْفِ وَرَمَاهُ بِالشِّرْكِ، قَالَ : قُلْتُ : يَا نَبِيَّ اللهِ ، أَيُّهُمَا أَوْلَى بِالشِّرْكِ الْمَرْمِيُّ أَوِ الرَّامِي ، قَالَ : بَلِ الرَّامِي. ورواه أبو يعلى والبزار في مسنده برقم (175). وصححه ابن حبان (1/282) قال الحافظ الهيثمي في مجمع الزوائد (1/188): "إسناده حسن". قال الحافظ ابن كثير في تفسيره: إسناده جيد. Sesungguhnya sesuatu yang aku takutkan atas kalian adalah seorang laki-laki yang membaca al-Qur'an, sehingga setelah ia kelihatan indah karena al-Qur'an dan menjadi penolong agama Islam, ia merubahnya pada apa yang telah menjadi kehendak Allah. Ia melepaskan dirinya dari al-Qur'an, melemparnya ke belakang dan menyerang tetangganya dengan pedang dengan alasan telah syirik.” Aku bertanya: “Wahai Nabi Allah, siapakah di antara keduanya yang lebih berhak menyandang kesyirikan, yang dituduh syirik atau yang menuduh?” Beliau menjawab: “Justru orang yang menuduh syirik [yang lebih berhak menyandang kesyirikan].”

60 KEUTAMAAN MADZHAB ASY’ARI
"Kelak umatku akan benar- benar menaklukkan kota Konstantinopel. Maka sebaik- baik pemimpin, adalah pemimpin penaklukan itu dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan penakluk tersebut."

61 KEUTAMAAN MADZHAB ASY’ARI
Kostantinopel telah berusaha ditaklukkan oleh para khalifah dan penguasa Muslim sejak masa sahabat. Kostantinopel baru ditaklukkan oleh Sultan Muhammad al-Fatih al-Utsmani pada Selasa 20 Jamadal Ula 857 H/29 Mei 1453 M.

62 KEUTAMAAN MADZHAB ASY’ARI
عَنْ عِيَاضْ اْلأَشْعَرِيِّ قَالَ : لَمَّا نَزَلَتْ فَسَوْفَ يَأتِي اللهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ ويحبونه ...(المائدة : 54) قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : هُمْ قَوْمُ هَذَا، وَأَشَارَ إِلَى أَبِيْ مُوْسَى اْلأَشْعَرِيِّ. رواه الحاكم في المستدرك وصححه. قَالَ الْقُشَيْرِيُّ: فَأَتْبَاعُ أَبِي الْحَسَنِ مِنْ قَوْمِهِ، لأَنَّ كُلَّ مَوْضِعٍ أُضِيْفَ فِيْهِ قَوْمٌ إِلَى نَبِيٍّ أرِيْدَ بِهِ اْلاَتْبَاعُ. (تفسير القرطبي). Iyadh al-Asy'ari , berkata: "Ketika ayat, "Allah  akan mendatangkan satu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya", maka Rasulullah  bersabda sambil menunjuk kepada Abu Musa al-Asy'ari: "Mereka adalah kaumnya laki-laki ini". Al-Qusyairi berkata: "Pengikut madzhab Abi al-Hasan al- Asy'ari termasuk kaum Abu Musa al-Asy'ari, karena setiap terjadi penisbahan kata kaum terhadap seorang nabi di dalam al-Qur'an, yang dimaksudkan adalah pengikutnya."


Download ppt "AKTUALISASI AHLUSSUNNAH WAL-JAMAAH"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google