Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

GANGGUAN PADA SISTEM ORGAN REPRODUKSI

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "GANGGUAN PADA SISTEM ORGAN REPRODUKSI"— Transcript presentasi:

1 GANGGUAN PADA SISTEM ORGAN REPRODUKSI
OVARIUM Kongenital: Absen atau kegagalan terbentuknya normal ovarium (jarang), umumnya akibat abnormalitas kromosomal. Oophritis bisa akibat infeksi: (1) virus mumps (parotitis epidemika, gondongan) (2) infeksi kuman lain, di antaranya bakteri gonokoken GO (gonorrhea) (transmisi infeksi seksual) (3) PID (pelvis inflammatory diseases) 1

2 Kista (cyst) ovarian bisa tumbuh pada segala masa usia; 95% jinak.
OVARIUM (Lanjutan-1) Kista (cyst) ovarian bisa tumbuh pada segala masa usia; 95% jinak. Polycystic ovary syndrome, jarang, diduga akibat gangguan stimulasi hormonal yang abnormal. Kiste bisa menghasilkan hormon sek pria  amenorrhae, infertilitas dan hirsutism (kelaki-lakian) Kanker ovari: timbul pada usia > 50tahun, kadang asimtomatis. Kegagalan ovarium (ovarian faiure): terjadi pada 5% wanita, ovarium berhenti berfungsi dan terjadi premature menopause. 2

3 CA-OVARIUM (Kanker Indung Telur)
OVARIUM (Lanjutan-2) CA-OVARIUM (Kanker Indung Telur) Pertumbuhan ganas ovarium yang menduduki peringkat ke-4 mortalitas akibat kanker pada wanita. Bisa timbul pada setiap usia, terumum pada usia > 50 tahun. 3x lebih banyak pada wanita yang tidak pernah hamil, dan kurang terjadi pada wanita dengan KB-pil oral. Bisa primer bisa sekunder (> dari Ca-mammae). Bisa tanpa gejala, atau sakit perut dan bengkak, tanda-tanda gangguan digestif, perdarahan vaginal abnormal dan asites. 3

4 TUBA FALOPII Salpingitis: inflamasi tuba Falopii, umumnya mengikuti suatu infeksi bakterial. Menimbulkan 15% kasus infertilitas. Ectopic pregnancy (Kehamilan ektopik, extra- uterin), umumnya terjadi di tuba Falopii, akibat terhambatnya transportasi telur yang terfertilisasi sepanjang jalur tuba  sehingga telur yang terbuahi ter-implantasi (tertanam) di dinding tuba  pertumbuhan telur,  tuba akan rupture (robek, pecah)  haemorrhage (perdarahan). ADNEXITIS = inflamasi dari ovarium, tuba Falopii dan jaringan sekitarnya. 4

5 UTERUS Kongenital: - Malformasi akibat gangguan fusi bagian kanan
dan kiri ( > persalinan premature, letsu, retentio placentae) Yang jarang adalah absennya uterus, atau kanan- kiri terpisah masing-masing berserviks dan vagina, - Malformasi mengakibatkan wanita terkait sulit mengandung dan bisa harus memerlukan pembedahan koreksi. 5

6 Infeksi dan Inflamasi:
UTERUS (Lanjutan-1) Infeksi dan Inflamasi: Endometritis bisa akibat infeksi primer di uterus atau penjalaran dari infeksi di bagian lain: - serviks, - tuba falopii, - retensio-placenta - atau abortus. Injury (cedera): Jarang terjadi, kecuali post tindakan bedah (>abortus) atau perforasi akibat IUD. 6

7 Tumor: Benign: Polyps, fibroid dari endometrium (leio-mioma uteri)
UTERUS (Lanjutan-2) Tumor: Benign: Polyps, fibroid dari endometrium (leio-mioma uteri) Malignant: Ca endometrium yang bisa menyerang kedua uterus dan serviks uteri. Tumor hidatidiform mole (benign) menyerang plasenta, dan yang malignant choriocarcinoma. 7

8 Gangguan Hormonal: Produksi prostaglandin berlebih oleh uterus
Utreus (Lanjutan-3) Gangguan Hormonal: Produksi prostaglandin berlebih oleh uterus  dysmenorrhae atau menorrrhagia (heavy periods). Disrupsi pertumbuhan endometrium pada daur haid  gangguan siklus mens, bisa: - amenorrhae, - iregular - atau perdarahan berat. 8

9 Gangguan lain-lain: INVESTIGASI:
UTERUS (Lanjutan-4) Gangguan lain-lain: Uterus proplaps, adenomyosis (invasi otot utreus oleh endometrium yang mengakibatkan dysmenorhea, menorrhagia, sakit saat senggama (dyspareunea), dan infertility. INVESTIGASI: - Pemeriksaan fisik diikuti - test darah, - biopsy, - hysterosalpingography, US-scan, dan - laparoscopy, 9

10 READING 5: ENDOMETRIOSIS
A condition in which fragment of the endometrium (lining of the uterus) are found in other parts of (or on organs within) the pelvic cavity. Incidence and Cause Endometriosis is most prevalent between 25 and 40 and is of common cause of infertility. About 10 to 15% of infertility patients have endometriosis and about 30 to 40% of women suffering from endometriosis are infertile. 10

11 ENDOMETRIOSIS (Lanjutan-1)
The exact cause of endometriosis is uncertain, but in some cases, it is thought to occur because fragment of the endometrium that are shed during menstruation do not leave the body with the menstrual flow. Instead they travel up the fallopian tubes and into the pelvic cavity. There, they may adhere to and grow on any of the pelvic organs. 11

12 ENDOMETRIOSIS (Lanjutan-2)
These displaced pachtes of endometrium continue to respond to the menstrual cycle as if they were still inside the uterus, so each month they bleed. This blood connot escape, however, and causes the of slowly growing cyste form the size of a pinhead to the size of grapefruit. The growth and swelling of the cysts are responsible for much of the pain associated with endometrriosis. 12

13 CERVIKS UTERI (UTERUS CERVIX)
Bagian uterus yang berkedudukan di bagian tengah ini mudah terkena gangguan: - cedera, - infeksi dan - tumor. Cedera: Cedera minor umum terjadi pada proses melahirkan bayi, terutama pada kala persalinan macet/lama, forceps Bentuk cedera umumnya laserasi (robek) pada dinding samping, umumnya bisa langsung dijahit, kadang ada yang mengakibatkan perdarahan ke dalam yang perlu tindakan pembedahan mayor. 13

14 CERVIKS UTERI (UTERUS CERVIX) (Lanjutan-1)
Cedera bisa terjadi apabila serviks didilatasi dengan alat pada tindak pertolongan (abortus dll), terutama pada yang belum pernah melahirkan Kekhawatiran adalah otot uterusnya ikut cedera, maka lemah dan menimbulkan cervical inpompetence, yang akan tidak bisa menahan janin mudah abortus. 14

15 CERVIKS UTERI (UTERUS CERVIX) (Lanjutan-2)
Infeksi: Umumnya transmisi seksual (GO, Chlamydial) yang dapat menjalar ke uterus/tuba falopii  infertiliti. Infeksi lain adalah trichomonas. Virus infeksi: papiloma dan herpes simplex (PMS)  infeksi kronis ini dikhawatirkan cancerous di kemudain hari. 15

16 Serviks Uteri (Lanjutan-3)
Tumor: - Bisa benign (umumnya polyps) bisa malignant. - Proses keganasan selalu didahului perubahan pada lapisan sel permukaan = cervical dyplasias yang dideteksi melalui tes Pap-smear. Gangguan Lain: Lapisan mukosa dengan tipe sel kanal servikalis kadang timbul di bagian luar serviks (erosi servikal = cervical erosion, cervical eversion)  mudah menimbulkan perdarahan. 16

17 CERVIKS UTERI (UTERUS CERVIX) (Lanjutan-4)
PEMERIKSAAN: - Pemeriksaan fisik pelvis. - Cervical smear test - Colposcopy. 17

18 VAGINA Gangguan pada Vagina:
- Vaginal discharge:  gatal pada vagina dan vulva: umum pada infeksi: - jamur candidiasis (lendir kental putih) dan - parasit trichomonas (lendir hijau-kuning). - bisa akibat pessaria yang tertinggal. - pada anak premenstrual bisa akibat infeksi atau benda asing. 18

19 - Tumor benign/malignant? - Kongenital: - Abnormalitas termasuk:
VAGINA (Lanjutan-1) Vaginal bleeding  di luar daur haid perlu pemeriksaan lebih lanjut: apa ada - Infeksi? - Fragile vaginal wall? - Tumor benign/malignant? - Kongenital: - Abnormalitas termasuk: - atresia vaginal partial atau komplit - Imperforate hymen

20 VAGINA (Lanjutan-1) Vaginal prolaps: - Urethrocele, - Rectocele Kanker (tumor ganas) Pruritis Vulvae (Rasa gatal pada vagina) - >> akibat alergi zat kimiawi, - kadar estrogen rendah (> pada manula) - dan infeksi. 20

21 READING 6: VAGINISMUS Painfull, involuntary spasm of the muscles that
surround the vaginal entrance, interfering with sexual intercourse. When penetration is attempted, the woman’s pelvic floor muscle tighten and virtually close the vaginal entrance, marking penetration very painful; her legs may straighten and come together. This spasm usually also occurs when a physician attempts a vaginal examination, which may require anesthesia. 21

22 Causes: Usually occurs in women who fear that penetration
will be painful. Often they have been previously unable to insert a tampon or a finger, into the vagina. Any traumatic experience with painful penetration, such as rape, or a history of sexual molestation as a child may predispose a woman to vaginismus. In some women, a contributing factor may be underlying guilt or fear associated with the sexual act due to a restricted upbringing or an inadequate sex education. Chronic vaginitis is another cause. 22

23 VAGINITIS Inflammation of the vagina.
Vaginitis may be caused by infection, allergic reaction, hormone deficiency associated with aging, or foreign body, such as a forgotten tampon. Vaginal infection is commonly caused by the fungus Candica Albicans and the protozoan parasite Trichomonas Vaginalis, both of which cause irritation and vaginal discharge. 23

24 Vaginitis is also commonly caused by bacteria that are
VAGINITIS (Cont.-1) Vaginitis is also commonly caused by bacteria that are normal inhabitants of the vagina but which, for unknown reasons (possibly stress or a change of sexual partner), multiply and cause an offensive fishy-smelling discharge; this is called nonspecific vaginitis. Vaginitis may also caused by a reaction to spermaticidal creams used with barrier contraceptives, to chemicals in vaginal douches, or to soaps, bath oils, or bath salts. 24

25 Such as inflammation, known as atrophic vaginitis,
Vaginitis (Contin-2) After the menopause, the lining of the vagina becomes thin and dry and prone to inflammation. Such as inflammation, known as atrophic vaginitis, is due to a reduction in the production of estrogen hormone. Treatment: - Antibiotic drugs or antifungal drugs, as appropriate. - In cases of allergy, irritant agents should be avoided. - Any foreign body should be removed and any secondary infection treated with drugs. - Atrophic vaginitis is treated by giving estrogen. 25

26 VULVITIS - Radang vulva akibat banyak penyebab.
Infeksi: meliputi candidiasis, herpes genitalis (warts, genital), bisa juga akibat infestasi kutu pubis atau scabies. - Vulvitis bisa timbul akibat perubahan kulit vulva, yang umumnya menyerang wanita menopaus, walau tidak ada sebab jelas. Bentuk bercak merah-keputihan atau penebalan atau penipisan area yang meradang. Dulu disebut: krausosis vulva, lichen sclerosis et atrophicus, yang sekarang dikenal sebagai dystrophy vulva. 26

27 - Bergantung pada causa, krim kombinasi dan higiene yang baik.
VULVITIS (Lanjutan) Sebab lain: reaksi alergi terhadap sabun, cream, detergent, discharge vaginal yang ekstensif, incontinentia urinae. Terapi: - Bergantung pada causa, krim kombinasi dan higiene yang baik. - Perlu biopsi untuk mengesampingkan kemungkinan cancer. 27

28 VULVA CANCER Gangguan yang jarang yang umum menyerang wanita menopause. Bisa didahului serangan gatal pada vulva, walau seringnya tanpa gejala pendahulu sebelum terdeteksi adanya lump (pembengkakan) atau ulcer (luka borok) yang sakit di atas vulva. Diagnosis ditegakkan atas dasar temuan biopsi. Terapi: operasi pengangkatan area terserang. Prognose sangat bergantung pada diagnosis dan terapi dini. 28

29 VULVOVAGINITIS Inflamasi vulva dan vagina.
Umumnya akibat infeksi candidiasis atau trichomoniasis . Menimbulkan vaginal discharge yang juga menyerang vulva. Terapi: - obat antifungal atau - antibiotic yang sesuai 29

30 ISTILAH MEDIS UMUM OBSTETRIK dan KEHAMILAN
ISTILAH ARTI antepartum = sebelum dimulainya persalinan, sebelum melahirkan. Braxton Hicks = kontraksi iregular & nonproduktif dari uterus yang timbul selama kehamilan. effacement = penipisan dan dilatasi normal serviks uteri yang terjadi selama proses persalinan. embriologist = spesialis kajian dan terapi pertumbuhan dan perkembangan organisme manusia embriology = ilmu kajian dan - idem di atas - 30

31 ISTILAH MEDIS UMUM OBSTETRIK dan KEHAMILAN (Lanjutan-1)
ISTILAH ARTI meconium = feces pertama yang keluar dari bayi baru lahir (newborn). multigravida = seorang yang telah beberapa kali hamil (> dari 2x) multipara = seorang yang telah beberapa kali (> dari 2x) melahirkan bayi hidup. nulligravida = seorang yang belum pernah hamil nullipara = seorang yang belum pernah mela hirkan bayi hidup. primigravida = kehamilan pertama 31

32 ISTILAH MEDIS UMUM OBSTETRIK dan KEHAMILAN (Lanjutan-2)
ISTILAH ARTI obstetrician = dokter spesialis kajian dan terapi kehamilan dan persalinan obstetrics = ilmu medis yang terkait kehamilan dan persalinan parturition = bersalin, melahirkan, persalinan post-partum = setelah melahirkan primipara = seorang yang pertama kali melahir kan, setelah masa gestasi minggu. puerperium = masa nifas, minggu (atau hari) 32

33 ISTILAH PENYAKIT & GANGGUAN PERSALINAN DAN KEHAMILAN
ISTILAH ARTI abortion = terminasi kehamilan disengaja atau spontan amnionitis = radang amnion amniorrhea = pengeluaran air ketuban, bocornya kantung ketuban breech birth = lahir sungsang dystocia = kesulitan dan sakit pada persalinan eclampsia = hipertensi gestasional berat, ditandai dengan kejang. 33

34 ISTILAH PENYAKIT & GANGGUAN PERSALINAN DAN KEHAMILAN (Lanjutan-1)
ISTILAH ARTI ectopic pregnancy = kehamilan di luar kandungan tubal pregnancy (KET) gestational diabetes = diabetes timbul akibat kehamilan. gestational hypertension = hipertensi timbul akibat kehamilan hydatidiformn mole = masa kistik mirip setangkai (kehamilan mola, buah anggur yang tumbuh di hamil anggur) lokasi normal plasenta dan bayi 34

35 ISTILAH PENYAKIT & GANGGUAN PERSALINAN DAN KEHAMILAN (Lanjutan-2)
ISTILAH ARTI hyperemesis gravidarum = keadaan abnormal ditandai dengan muntah berat yang sering yang bisa mengaki batkan dehidrasi dan penurunan BB pada bumil hysterorrhexis = ruptur uterus placenta previa = plasenta letak rendah, menda hului janin saat persalinan. incompetent cervix = ketidakmampuan serviks untuk mempertahankan isi uterus, sehingga terjadi abortus 35

36 ISTILAH PENYAKIT & GANGGUAN PERSALINAN DAN KEHAMILAN (Lanjutan-3)
ISTILAH ARTI pre-eclampsia = hipertensi gestasional ditandai dengan edem dan proteiuria (adanya protein dalam urine). Rh-incompatibility = reaksi darah bumil RH (-) dengan janin RH (+) yang pertama, yang menimbulkan dalam darah ibu terbentuk antibodies yang bisa menyerang sel darah merah dari janin RH (+) berikutnya Tubal pregnancy =implantasi ovum yang telah dibuahi di dinding tuba falopii = ectopic pregnancy. (KET)

37 KEHAMILAN NORMAL (NORMAL PREGNANCY)
Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya bayi. Lama kehamilan normal 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) terhitung dari hari pertama haid terakhir. Dibagi dalam 3 trimester: Trimester pertama: dari mulai konsepsi sampai 3 bulan; Trimester kedua: dari bulan keempat sampai 6 bulan; Trimester ketiga: dari bulan ketujuh sampai 9 bulan. Pada kehamilan akan terjadi perubahan fisik, emosional dan sosial di dalam keluarga. 37

38 Kehamilan normal (Lanjutan-1)
Pada umumnya kehamilan berkembang normal dan menghasilkan bayi yang diharapkan. Adalah sulit untuk mengetahui sebelumnya bahwa kehamilannya akan menjadi masalah. Sistem penilaian risiko tidak bisa memprediksi apakah bumil akan bermasalah selama kehamilannya. Inilah perlunya pelayanan asuhan antenatal agar dapat memonitor dan mendukung kesehatan bumil normal serta mendeteksi bumil dengan kehamilan normal. 38

39 Tujuan Antenatal Care (asuhan):
- Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan bumil dan tumbuh kembang bayi. - Meningkatkan & mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial bumil & bayi - Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan. 39

40 Kehamilan Normal (Lanjutan-2)
Bumil sebaiknya memeriksakan diri sedini mungkin di pelayanan kesehatan asuhan antenatal (care). - Mempersiapkan persalinan cukup bulan, mela- hirkan dengan selamat, bumil maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. - Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif. - Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. 40

41 Kehamilan Normal (Lanjutan-3)
Kebijakan Program: Kunjungan antenatal sebaiknya 4x selama kehamilan (minimum): - Satu kali pada triwulan pertama - Satu kali pada triwulan kedua - Dua kali pada triwulan ketiga. 41

42 “7 T” Pelayanan/asuhan standar minimal “7T” (oleh tenaga profesional):
- Timbang (BB) - Ukur Tekanan darah - Ukur Tinggi fundus uteri - Pemberian imunisasi TT lengkap - Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet - Tes terhadap Penyakit Menular Seksual - Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. 42

43 Kehamilan Normal (Lanjutan-4)
Kebijakan Teknis: Masalah/komplikasi bisa timbul setiap saat, oleh karenanya bumil memerlukan pemantauan selama kehamilannya. - Penatalaksanaan bumil secara menyeluruh meliputi komponen-komponen sebagai berikut: - Mengupayakan kehamilan sehat. - Melakukan deteksi dini komplikasi. melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan. - Persiapan persalinan yang bersih & aman. - Perencanaan antisipatif & persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi. 43

44 Kehamilan Normal (Lanjutan-6)
Jadwal Kunjungan Ulang: - Kunjungan ke I: 16 minggu dilakukan untuk: - Penapisan dan pengobatan anemia - Perencanaan persalinan - Pengenalan komplikasi akibat kehamilan/obat-2 - Kunjungan ke II: (24-28 minggu) dan ke III (32 minggu) dilakukan untuk: - Pengenalan komplikasi akibat kehamilan/obat-2 - Penapisan pre-eklampsia, gemelli, infeksi alat reproduksi & saluran perkemihan. - Kunjungan ke IV 36 minggu sampai akhir: - idem II dan III - Mengenal adanya kelainan letak & presentasi - Memantapan rencana persalinan - Mengenali tanda-2 persalinan. 44

45 Kebiasaan yang Lazim Dilakukan namun tidak Menguntungkan
Keterangan: -> Hipertensi bukan karena retensi garam. -> Dianjurkan pakai kondom agar semen (prostaglan-din) tidak merangsang kontraksi uterus. -> Kram kaki tidak semata karena kurang kalsium. -> Bayi besar disebabkan karena gangguan meta- bolisme ibu (contoh: DM) Kebiasaan: Mengurangi garam untuk mencegah preeklampsia. Membatasi hubungan seksual  mencegah abortus & kelahiran pre-matur. Pemberian kalsium untuk mencegah kram kaki. Membatasi makan dan minum untuk mencegah bayi besar. 45

46 PERAWATAN KEHAMILAN Asuhan ini memberikan:
- pengawasan/pemeliharaan bumil sampai dengan melahirkan bayi dengan tujuan:  menurunkan: (1) laju morbiditas dan laju mortalitas bumil, melahirkan serta nifas. (2) laju mortalitas bayi s/d umur 1 tahun, berserta anak-anak prasekolah.  oleh karena itu bumil perlu pengawasan atau perawatan agar: (1) selalu dalam kondisi sehat dan selamat (2) terdiagnosis dini bila ada gangguan (3) memperoleh penyuluhan tentang cara memelihara kesehatan bumil (4) diberikan suntikan kekebalan terhadap tetanus. 46

47 Pelaksanaan Perawatan Kehamilan
Memberi penyuluhan/anjuran untuk bumil memeriksa- kan kehamilannya secara teratur ke BKIA/Puskesmas b. Memberi penyuluhan tentang: - kebersihan perorangan, mandi setiap hari, kuku pendek, cukup istirahat dan tidur, makan bergizi, KB, dan anjuran untuk menyiapkan alat-alat keperluan persalinan dan bayi yang lahir. Merujuk bumil ke BKIA/Puskemas untuk pemeriksaan dan pengobatan bila didapati kelainan-kelainan. Memberi penyuluhan tentang pentingnya pemberian suntikan kekebalan tetanus TT untuk melindungi bumil dan bayi di dalam kandungan. 47

48 PEMERIKSAAN KEHAMILAN
Pemeriksaan kehamilan umumnya dilakukan bumil di Puskesmas, sedangkan untuk pertolongan persalinan di pedesaan tidak selalu bumil meminta pertolongan Puskesmas, ataupun bidan, malah memanggil dukun bayi  untuk ini semua penolong persalinan hendaknya telah memiliki keterampilan asuhan persalinan dan pertolongan persalinan sesuai standard yang diterapkan, mengenal tanda-tanda hamil muda dan hamil tua. 48

49 Tanda-Tanda hamil muda:
- haid tidak datang, payu dara membesar dan mengeras, morning-sickness. - Perut membesar: pada usia kehamilan 6 bulan puncak uterus mencapai sekitar umbilikus. - Sifat bumil bisa berubah, ngidam dsb. (ini normal). Tanda-Tanda hamil tua: - Puncak rahim bumil bisa mencapai sekitar 2-3 jari di bawah lengkungan costa dan umbilikus. Umbilikus makin mendatar & rasa pegal-pegal pada pinggang. 49

50 PEMERIKSAAN KEHAMILAN (Lanjutan-1)
Pemeriksaan dilaksanakan sesuai runtunan sebagai berikut: Anamnesis Anamnese sosial (termasuk nama bumil, nama suami, umur) riwayat kehamilan pertama dan terdahulu. - Bumil > 35 dan di < 16 tahun ada kemungkinan besar proses persalinan tidak berjalan lancar. Oleh karenanya bumil kelompok ini perlu dirujuk ke BKIA/Puskesmas 50

51 Anamnesis Kebidanan: - Riwayat kehamilan/persalinan yang lampau (apa ada kesulitan, perdarahan, atau operasi?) - Apabila bumil mengalami seperti tersebut di atas  perlu dirujuk. - Adanya hal-2 yang berhubungan dengan kehamilan kini: - pusing, - mual-muntah dan - kapan merasakan gerakan janin. 51

52 Inspeksi (periksa Pandang)
- Dari kepala s/d kaki; kelopak mata, lidah pucat? - Papilla mammae tertarik ke dalam atau tidak? - Pembesaran perut sesuai usia kehamilan? Gerakan janin ada atau tidak, janin membesar melintang atau memanjang. - Extrimitas inferior bengkak?, Badan tinggi atau pendek? 52

53 Palpasi dilakukan dengan kedua tangan pemeriksa
 untuk menentukan usia kehamilan. Contoh: - kehamilan usia 3-4 bulan, tinggi puncak rahim teraba di bawah pusat. - > 6 bulan, puncak rahim teraba di atas pusat. - Di bagian bawah perut, kepala janin akan teraba keras, bulat, dan melenting, - Apabila kedudukan kepala janin bukan dalam kedudukan letak kepala  bumil harus dirujuk ke Puskesmas/Rumah Sakit untuk pemeriksaan dan tindakan lebih lanjut. 53

54 PENGENALAN BUMIL BERISIKO TINGGI
Ditemukannya kelainan-kelainan yang diperkirakan dapat mempengaruhi jalannya persalinan, bumil termasuk berisiko tinggi  perlu dirujuk ke Puskemas/Rumah Sakit. Termasuk ini: - Usia bumil < 16 th.; - Multipara dengan usia > 35 th. - Cebol, tinggi < 140cm; - Anemia; - Kurang gizi. 54

55 PENGENALAN BUMIL BERISIKO TINGGI (Lanjutan)
Riwayat persalinan lampau buruk, di antaranya: - pernah perdarahan hebat pascapersalinan. - persalinan lampau terpaksa dirujuk ke rumah sakit; - tidak kuat mengejan, - persalinan sukar dsb. - edem kaki & muka, pusing, pengelihatan kabur. Edem kaki dan pusing bisa disusul dengan kejang  rujuk ke Puskesmas/Rumah Sakit. Bumil dengan jarak persalinan < 2 tahun juga termasuk yang berisiko. 55

56 TANDA-TANDA KELAINAN pada KEHAMILAN
Panas yang perlu terapi  rujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut. Pucat  selalu merasa letih, tak nafsu makan  anemia berat, dikhawatirkan bisa perdarahan. Hyperemesis  sepanjang hari dan > 6x/hari  bisa mempengaruhi keadaan umum  rujuk. Perdarahan pada kehamilan sebelum waktunya  terjadi pada kehamilan > 7 bulan,  rujuk. Letak bayi yang salah: Yang normal lahir dengan letak kepala, bisa juga letak bokong (sungsang)  pesalinan lama/macet, bayi bisa meninggal,  sebaiknya letak bayi salah segera  rujuk ke Puskemas/Rumah Sakit. 56

57 TANDA-TANDA PERSALINAN SEBELUM WAKTUNYA
Ini adalah persalinan pada usia kehamilan < 9 bulan dan sesudah 7 bulan: - bayi akan BBLR,  perlu perawatan khusus (NICU), maka Rujuk ke Puskesmas/Rumah Sakit yang memiliki unit rawat NICU. (NICU = Neonatal Intensive Care Unit) 57

58 Kelainan lain yang perlu perhatian:
- Hamil muda tiba-tiba pingsan (anemia berat kronik, tersumbatnya aliran darah kapiler oleh emboli air ketuban)  rujuk ke Ahli Penyakit Dalam demi keselamatan bumil dan bayi. - Gerak janin mendakak berhenti; umumnya disebab- kan perdarahan banyak keluar dari liang senggama, ini sering akibat ablatio plasenta  segera rujuk ke Puskemas/Rumah Sakit. (Ablatio plasenta = plasenta lepas dini) 58

59 CLASSIFICATION OF RISK FACTORS IN HIGH RISK PREGNANCY
PRE-EXISTING RISKS - Age under 18, over 35 - Parity: Fisrt and 5th and over - Interval: Short spacing of less than 2 years - Social: Low status - Marital: The unmarried - Education: The illiterate - Height: Short stature (<140 cm) - Weight: Obesity - Personal hygiene: Poor - Neighborhood: Rural and Urban, Slum, Espicially in LDCs (Less Developed Countries)

60 PRE-EXISTING PATHOLOGY - Poor general health - Anemia, malnutrition
Cont.-1 PRE-EXISTING PATHOLOGY - Poor general health - Anemia, malnutrition - Diabetes, hypertension - VD (venereal disease = PSM), AIDS, Tuberculosis - chronic infection - Cardio-renal disease - Structural abnormality - History of fetal loss - History of obstetric difficulties - Smoking & Drug abuse


Download ppt "GANGGUAN PADA SISTEM ORGAN REPRODUKSI"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google