Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehBudi Indradjaja Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Novar Kurnia Wardana Syafrudin Fathoni Daniel Sinambela
Sterilisasi Novar Kurnia Wardana Syafrudin Fathoni Daniel Sinambela
2
Pengetian Sterilisasi
Menurut Lay dan Hastowo (1992), sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua mikroorganisme yang hidup. Pengetian Sterilisasi
3
Menurut Dadang (2013), sterilisasi dianggap penting karena memiliki manfaat-manfaat dan membantu kita dalam melakukan kegiatan yang berhubungan dengan mikroorganisme. Mencegah terjadinya infeksi. Mencegah bahan makanan menjadi rusak. Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri. Mencegah kontaminasi terhadap bahan – bahan yang dipakai dalam melakukan biakan murni. Mendapatkan pemahaman tentang cara melakukan sterilisasi alat. Mengetahui macam – macam metode untuk sterilisasi. Mengetahui cara pelaksanaan sterilisasi alat laboratorium. Manfaat sterilisasi
4
Faktor Ukuran populasi mikroorganisme
Komposisi populasi mikroorganisme Konsentrasi agensia antimikroba atau intensitas perlakuannya Lama terpaparnya sel terhadap agensia antimikroba. Temperatur Kondisi lingkungan, seperti pH, viskositas medium dan konsentrasi bahan organik. Faktor
5
Metode-metode sterilisasi
Sterilisasi Fisika Pembakaran Pemanasan dengan oven Sterilisasi Basah Otoklaf Perebusan air Sterilisasi tyndalisasi Pasteurisasi Sterilisasi minyak panas Sterilisasi Radiasi Sinar UV Sinar X Sinar gamma Sinar katoda Sterilisasi Mekanik Filtrasi Vibrasi ultrasonik Sterilisasi Gas Sterilisasi Kimia Anteseptik Disinfeksi Sanitasi dekontaminasi Metode-metode sterilisasi
6
Sterilisasi Fisik Sterilisasi Kering
Sterilisasi dengan panas atau kering merupakan metode yang relatif efisien, dapat dipercaya, dan relatif tidak mahal. Mikroorganisme dapat tumbuh pada berbagai temperatur, tetapi pertumbuhannya dapat dihambat atau dihentikan bila suhu tumbuhnya diubah. Bila suhu tumbuhnya maksimum dinaikkan, maka akan terjadi perubahan molekul organiknya sehingga mikroba tersebut akan mati. Dalam sterilisasi kering ada 2 teknik yang digunakan yaitu : Pembakaran Pemanasan dengan Oven Sterilisasi Fisik
7
Sterilisasi Basah Sterilisasi basah adalah sterilisasi yang menggunakan air yang dipanaskan. Biasanya yang digunakan adalah air yang mendidih sehingga mengeluarkan uap panas yang menjadi salah satu proses dalam melakukan kegiatan sterilisasi. Fungsi air pada proses ini adalah dalam proses denaturasi. Denaturasi adalah proses dimana protein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder. Otoklaf Otoklaf sebagai alat sterilisasi yang memiliki banyak kelebihan dibandingkan alat yang lainnya. Kelebihannya antara lain pemanasan berlangsung cepat, mempunyai daya tembus, dan menghasilkan kelembapan tinggi. Semua proses tersebut akan mempermudah koagulasi protein sel – sel mikroorganisme. Sehingga kematian mikroorganisme adalah suhu bukan karena uapnya atau tekanan uapnya.
8
2. Perebusan (Pendidihan) Air Teknik sterilisasi pendidihan dengan air akan dapat membunuh mikroorganisme dengan cara mengkoagulasikan dan mendenaturasi protein sel mikroba. 3. Sterilisasi Fraksi (Tyndallisasi) Sterilisasi fraksi juga dinamakan sterilisasi intermitten. Metode ini dengan mendidihkan medium dengan suhu 100O C dengan uap beberapa menit saja, selama 3 hari berturut – turut. 4. Pasteurisasi Pasteurisasi adalah suatu cara disinfeksi dengan pemanasan yang pertama kalinya dilakukan oleh Pasteur dengan maksud untuk mengurangi jumlah mikroorganisme pembusuk (perusak) di dalam anggur tanpa merusak anggur tersbut.
9
5. Sterilisasi dengan Minyak Panas (Hot Oil) Teknik sterilisasi dengan minyak panas sering dipakai beberapa dokter dan dokter gigi untuk sterilisasi beberapa instrumen. Cara ini dilakukan dengan menggunakan minyak panas dengan suhu 160O C, dan waktu yang digunakan adalah 1 jam.
10
Sterilisasi dengan Pembekuan Perlu kita ketahui bahwa suhu yang rendah dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Dengan cara mematikan enzim- enzim yang berperan dalam proses metabolisme mikroba tersebut. Sterilisasi dengan Liofilisasi Proses sterilisasi ini hampir sama dengan cara pembekuan. Namun bedanya, pada proses liofilisasi ini mikroorganisme diberi perlakuan dehidrasi yang ekstrim dalam keadaan beku dan kemudian ditutup rapat dalam keadaan vakum.
11
Sterilisasi dengan Desikasi
Proses sterilisasi dengan cara desikasi (pengeringan) akan dapat menghentikan atau mengurangi aktivitas metabolik. Kemudian akan diikuti dengan kematian mikroba. Prinsipnya pada proses ini adalah menghilangkan air dari sel mikroorganisme. Faktor yang mempengaruhi lamanya mikroba bertahan hidup setelah melalui sterilisasi ini menurut Waluyo (2008) adalah : Jenis mikroorganisme Bahan pembawa yang dipakai untuk desikasi Kesempurnaan proses desikasi Kondisi fisik (cahaya, suhu, kelembaban)
12
Sterilisasi dengan Radiasi
Sinar Ultraviolet Mikroorganisme yang ada di udara dapat dibunuh penyinaran yang dilakukan oleh sinar ultraviolet. Panjang gelombang yang dapat membunuh mikroorganisme sekitar nm. Tetapi menurut Lay dan Hatowo (1992), daya penetrasi dari UV sangatlah rendah sehingga bila ada lapisan lemak pada permukaan mikroba, maka daya antimikrobial UV akan sangat menurun. Sterilisasi dengan Radiasi
13
Sinar X Sinar X memiliki panjang gelombang yang lebih pendek daripada sinar UV. Bila sinar X mengenai permukaan dari mikroorganisme, maka sinar-sinar tersebut akan mendorong keluar elektron sel yang berperan dalam pembentukan ion-ion. Ion-ion tersebut akan saling mempengaruhi sehingga struktur sel dan kimia sel akan mengalami perubahan. Sinar Gamma Radiasi sinar gamma lebih kuat daripada sinar X. Sinar gamma dipancarkan dari isotop-isotop radioaktif tertentu (misalnya 60𝐶 𝑜 ). Sinar ini mirip dengan sinar X namun mempunyai panjang gelombang yang lebih pendek lagi. Efek mikrobisidal sinar gamma cukup tinggi, karena sinar gamma memiliki daya tembus yang besar.
14
Sinar Katode Sinar katode berasal dari peralatan-peralatan khusus yang mampu menghasilkan elektron. Elektron-elktron dengan intensitas tinggi dipasang sehingga mencapai kecepatan yang teramat tinggi (jutaan Volt). Sinar katode atau berkas elektron yang kuat dan berkecepatan tinggi bersifat mikrobisidal. Keuntungan menggunakan sinar katode adalah menyebabkan benda yang disterilkan pada suhu kamar dalam keadaan terbungkus. Radiasi tersebut memiliki daya tembus yang terbatas, tetapi sterilisasi ini dapat dilakukan dalam waktu yang singkat (Waluyo, 2008).
15
Sterilisasi dengan Filtrasi Beberapa bahan khususnya fluida biologis seperti serum hewan, enzim, vitamin dan antibiotik bersifat termolabil (mudah rusak karena panas). Maka satu-satunya cara untuk melakukan sterilisasi adalah dengan filtrasi. Bakteri tidak akan mati dalam proses filtrasi, tapi secara fisik akan terpisah dari yang lainnya. Sterilisasi Mekanik
16
Filter Anorganik (Seitz Filter), terbuat dari asbestos, porselen, dan gelas (kaca).
Membran Filter, terbuat dari selulosa asetat atau polikarbonat. Filter jenis ini adalah yang paling umum digunakan. Filter Organik (Berkefeld Filter), filter ini terbuat dari diatom (tanah diatom). Filter Udara, alat yang mampu menyaring udara yang berisikan partikel-partikel yang biasanya dikenal dengan HEPA (High Efficiency Particular Air Filter). Filter Chamberland, terbuat dari porselen. Fritted Glass Filter, terbuat dari kaca. Tipe Filter
17
Pada bagian sterilisasi dengan cara filtrasi terdapat proses yang disebut dengan proses aseptis. Proses aseptis adalah suatu kegiatan yang mengupayakan tidak terdapat kontaminasi organisme lain pada pekerjaan yang sedang dilakukan. Proses aseptis sendiri menurut Dadang (2013), merupakan suatu metode sterilisasi dengan menggunakan filter khusus di dalam lingkungan yang terkontrol. Suplai udara, material, dan peralatan dikontrol sedemikian rupa sehingga kontaminasi oleh mikroba menjadi minim dan masih berapa dalam clean zone atau zona bersih.
18
Sterilisasi dengan Vibrasi Ultrasonik.
Vibrasi ultrasonik merupakan metode mekanik dalam teknik penghancuran bakteri. Sterilisasi ini menggunakan gelombang udara yang berfrekuensi tinggi. Bila getaran ini dikenakan pada suatu cairan maka akan terbentuk gelembung-gelembung udara yang akan pecah sehingga menimbulkan gelombang-gelombang kecil. Mikroba yang ada di cairan tersebut akan mengalami desintegrasi. Selain itu, metode mekanik lainnya yaitu triturasi dan agitasi. Triturasi adalah proses pelumatan dan Agitasi adalah proses pengguncangan. Dengan kedua cara tersebut dapat menyebabkan bahan-bahan intraseluler dan dinding sel dapat dipisahkan.
19
Sterilisasi dengan Gas
Sterilisasi gas merupakan pilihan lain yang digunakan untuk sterilisasi alat/bahan yang sensitif terhadap panas. Gas yang digunakan umumnya adalah gas Etilen Oksida. Beberapa parameter sterilisasi gas Et-O mencakup: Semakin tinggi konsentrasi gas umumnya memerlukan waktu untuk proses sterilisasi semakin cepat. Konsentrasi biasa dinyatakan dalam mg/L ruang chamber. Semakin tinggi suhu, semakin cepat reaksi berjalan. Sterilisasi suhu rendah biasa menggunakan suhu 47 –60C. Kelembaban mampu meningkatkan daya penetrasi gas. Waktu siklus satu kali proses sterilisasi sekitar 2 –6 jam, tergantung pada suhu dan konsentrasi. Sterilisasi dengan Gas
20
Antiseptik Antiseptik berasal dari bahasa yunani yaitu sepsis yang artinya busuk atau infeksi. Antiseptik adalah zat kimia yang dipakai untuk tujuan mencegah terjadinya pembusukan/mencegah infeksi. Biasanya antiseptik dipakai terhadap jaringan hidup. Zat-zat Antiseptik : Sterilisasi Kimia Asam Zat warna Alkali Sabun dan detergen Fenol Senyawa aldehid Halogen (Klor & Iodium) Hidrogen peroksida Betapropiolakton Alkohol Sulfonamida
21
Disinfeksi Disinfeksi adalah membunuh organisme-organisme patogen, kecuali spora, kuman dan fisik kimiawi; dilakukan terhadap benda mati. Menurut Waluyo (2008), aktivitas disinfektan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: Konsentrasi disinfektan Waktu kontak Suhu Lingkungan media (pH) Jumlah tipe mikroba Adanya senyawa organik lain
22
Membersihkan mikroorganisme yang bersifat pathogen dari Dekontaminasi
Sanitisasi Membersihkan mikroorganisme yang bersifat pathogen dari Dekontaminasi Dekontaminasi yaitu membuang semua material yang tampak (debu, kotoran) pada benda, lingkungan, permukaan dengan menggunakan pembersih (sabun), air dan gesekan. Dekontaminasi memiliki tujuan prosedur, diantaranya : Mencegah penyebaran infeksi melalui peralatan pasien atau permukaan lingkungan. Untuk membuang kotoran yang tampak. Untuk membuang kotoran yang tidak terlihat (Mikroorganisme). Untuk menyiapkan semua permukaan untuk kontak langsung dengan alat pensteril atau desinfektan. Untuk melindungi personal dan pasien.
23
Cara Memilih Metode Sterilisasi yang Tepat
Pada proses sterilisasi, kita tidak dapat langsung menentukan cara atau metode sterilisasi yang akan kita gunakan. Maka dari perlu diketahui berdasarkan jenis media maupun mikroorganisme yang akan disterilkan, diantaranya : Produk steril haruslah memiliki bahan yang stabil. Jenis mikroba/mikroorganisme yang akan disterilkan. Berdasarkan ketahanan suatu bahan terhadap panas. Ada dua pendekatan yang bisa menjamin sterilitas dari produk cairan, yaitu sterilisasi dan proses aseptik. Pendekatan dengan sterilisasi ditujukan untuk bahan yang tahan panas. Sebaliknya, proses aseptik dipakai untuk material yang rentan panas dan dimulai sejak awal pembuatan produk. Apapun metode sterilisasi yang digunakan, yang penting dan utama sekali, metode tersebut bisa mencapai tingkat sterilitas yang disyaratkan dan baiknya sampai tingkat sterilitas yang sempurna. Cara Memilih Metode Sterilisasi yang Tepat
24
Terima kasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.