Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Assalammuallaikum Wr. Wb.
2
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTHIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Cooperative Learning ARDI YULIS HUTRI HELIZARSYAH PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTHIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SUSKA RIAU PEKANBARU 2015
3
Pengertian Cooperative Learning
Cooperative learning (pembelajaran kooperatif) adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas. Berdasarkan pengertian diatas dapat di kemukakan bahwa pembelajaran kooperatif disini belajar kelompok, kelompok itu dapat terdiri dari dua orang saja, tetapi juga dapat terdiri dari banyak orang
4
Lanjutan Pembelajaran kooperatif tidak sama sekedar belajar dalam kelompok, ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan Model pembelajaran koopertif akan dapat menumbuhkan pembelajaran pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang bercirikan: (1) “memudahkan siswa belajar” sesuatu yang “bermanfaat” seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama. (2) pengetahuan, nilai, dan keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai.
5
Fase Model pembelajaran kooperatif
Perilaku Guru Fase-fase Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik siap belajar Mempresentasikan informasi kepada peserta didik secara verbal Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan transisi yang efesien Membantu tim-tim belajar selama peserta didik melakukan tugasnya Menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompok-kelompok mempresentasikan hasil kerjanya Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok Present goals and set Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik Present information Menyajikan informasi Organize Students into learning teams Mengorganisir peserta didik kedalam tim-tim belajar Assist team work and study Membantu kerja tim dan belajar Test on the materials Mengevaluasi Provide recognition Memberikan pengakuan atau penghargaan
6
3 Metode Pembelajaran Kooperatif
JIGSAW SFAE CIRC
7
1. JIGSAW Model pembelajaran ini dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot Aronson dan teman-temannya di Universitas Texas. Arti jigsaw dalam bahasa inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka-teki yang menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji (zigzag),yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan sebuah teknik yang dipakai secara luas yang memiliki kesamaan dengan teknik “ pertukaran dari kelompok ke kelompok” (group to group exchange) dengan suatu perbedaan setiap siswa mengajarkan sesuatu. Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dari materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaiannya.
8
Lanjutan Dalam model pembelajaran jigsaw, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang (kelompok asal). Setiap anggota masing-masing kelompok diberi materi yang berbeda . kemudian siswa yang mendapat materi yang sama membentuk kelompok baru (kelompok ahli) dan membahasnya bersama. Setelah selesai berdiskusi, setiap anggota ahli kembali kepada kelompok asalnya dan menjelaskan kepada teman-teman yang lain. Jadi dalam model pembelajaran jigsaw siswa bekerja kelompok sebanyak dua kali, yakni dalam kelompok mereka sendiri dan dalam kelompok ahli.
9
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
1 Kajian materi Guru menyampaikan dasar-dasar materi yang telah ditentukan . 2 Membentuk kelompok yang heterogen Guru membagi siswa dalam kelompok yang berjumlah 4-6 orang disebut kelompok asal 3 Membagi tugas materi Membagi tugas materi yang berbeda pada tiap siswa dalam tiap kelompok dan meminta siswa berkelompok dengan siswa yang mendapatkan materi yang sama, yang disebut dengan kelompok ahli. 4 Diskusi kelompok ahli Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli masing-masing berdasarkan ketentuan guru 5 Diskusi kelompok asal Siswa berdiskusi kembali dalam kelompok asalnya masing masing berdasarkan ketentuan guru 6 Pemberian kuis individu semua materi Guru melakukan penilaian untuk mengukur kemampuan dan hasil belajar siswa mengenai seluruh pembahasan 7 Pemberian penghargaan Memberikan penghargaan kepada kelompok dan siswa berprestasi
10
Gambar Langkah-Langkah Teknik Jigsaw
Kelompok Asal A C B D A C B D A C B D A C B D B B C C D D D D A A A A Kelompok Ahli
11
Kelebihan dan Kekurangan Cooperative Learning Tipe Jigsaw
Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengerjakan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain, sehingga pengetahuannya jadi bertambah. Menerima keragaman dan menjalin hubungan sosial yang baik dalam hubungan dengan belajar Meningkatkan berkerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan. Jika guru tidak mengingatkan agar siswa selalu menggunakan keterampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing maka dikhawatirkan kelompok akan macet dalam pelaksanaan diskusi. Jika anggota kelompoknya kurang akan menimbulkan masalah. Membutuhkan waktu yang lebih lama, apalagi bila penataan ruang belum terkondisi dengan baik sehingga perlu waktu untuk merubah posisi yang dapat menimbulkan kegaduhan.
12
2. SFAE (STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING)
Student Facilitator and Explaining merupakan salah satu dari tipe model pembelajaran kooperatif. Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar mengajar. Student Facilitator and Explaining merupakan model pembelajaran dimana siswa/peserta didik belajar mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta didik lainnya. Model pembelajaran ini efektif untuk melatih siswa berbicara untuk menyampaikan ide/gagasan atau pendapatnya sendiri. Model ini memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai seorang “pengajar/penjelas materi dan seorang yang memfasilitasi proses pembelajaran” terhadap peserta didik lain. Dengan model ini, peserta didik yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif.
13
Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe SFAE
1 Guru menyampaikan materi dan kompetensi yang ingin dicapai. 2 Guru mendemonstrasikan atau menyajikan garis-garis besar materi pembelajaran. 3 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya, misalnya melaluibaik melalui bagan atau peta konsep, hal ini bisa dilakukan secara bergiliran. 4 Guru menyimpulkan ide atau pendapat dari siswa 5 Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat ini. 6 Penutup
14
Kelebihan dan Kekurangan Cooperative Learning Tipe SFAE
Materi yang di sampaikan lebih jelas dan konkret Dapat meningkatkan daya serap siswa karena pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi. Melatih siswa untuk menjadi guru karena siswa diberikan kesempatan untuk mengulangi penjelasan guru yang telah dia dengar. Memacu motivasi siswa untuk menjadi yang terbaik dalam menjelaskan materi ajar. Mengetahui kemampuan siswa dalam menyampaikan ide atau gagasan Siswa yang malu tidak mau mendemonstrasikan apa yang diperintahkan oleh guru kepadanya atau banyak siswa yang kurang aktif. Tidak semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk melakukannya atau menjelaskan kembali kepada teman-temannya karena keterbatasan waktu pembelajaran Adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian saja yang terampil Tidak mudah bagi siswa untuk membuat peta konsep atau menerangkan materi ajar secara ringkas.
15
3. CIRC ( Cooperative Integrated Reading and Composition)
CIRC merupakan termasuk salah satu model pembelajaran Cooperative Learning yang pada mulanya merupakan pengajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis untuk kelas-kelas tinggi sekolah dasar. Namun, CIRC telah berkembang bukan hanya dipakai pada pelajaran bahasa tetapi juga pelajaran eksak seperti pelajaran matematika. Dalam model pembelajaran CIRC, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri dari 4 atau 5 siswa. Tujuan utama dari CIRC adalah menggunakan tim-tim kooperatif untuk membantu para siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas.
16
Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC
1 Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang heterogen 2 Guru memberikan wacana / kliping sesuai dengan topik pembelajaran 3 Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana / kliping dan ditulis pada lembar kertas 4 Mempresentasikan / membacakan hasil kelompok 5 Guru membuat kesimpulan bersama. 6 Penutup
17
Kelebihan dan Kekurangan Cooperative Learning Tipe CIRC
Untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah Domonasi guru dalam pemebelajaraan berkurang Siswa termotifasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam kelompok Para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya Meningkatkan hasil belajar Khususnya dalam menyelesaikan soal yang berbentuk pemecahan masalah Pada saat presentasi hanya siswa aktif yang tampil Persiapan yang perlu dilakukan yang akan mennggunakan model pembelajaran cukup rumit Pengelolaan kelas dan pengorganisasian peserta didik lebih sulit
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.