Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Memahami Konsep Perencanaan Dalam Manajemen Pendidikan Islam

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Memahami Konsep Perencanaan Dalam Manajemen Pendidikan Islam"— Transcript presentasi:

1 Memahami Konsep Perencanaan Dalam Manajemen Pendidikan Islam
Pengertian perencanaan Jenis-jenis perencanaan Model-model perencanaan Metode-metode perencanaan Teknik-teknik perencanaan Menyusun anggaran

2 Pengertian Perencanaan
Perencanaan menentukan apa yang harus dicapai (menentukan waktu secara kualitatif), dan bila hal itu harus dicapai, dimana hal itu harus dicapai, bagaimana hal itu harus dicapai, siapa yang bertanggung jawab, mengapa hal itu harus dicapai. Beishline (1957)

3 Membuat Perencanaan 5 W+I H What : Apa yang harus dikerjakan? Why : Mengapa pekerjaan itu harus dilakukan? Who : Siapa yang akan mengerjakan? When : Kapan pekerjaan tersebut dikerjakan? Where : Dimana pekerjaan itu dilakukan? How : Bagaimana cara mengerjakannya?

4 Pentingnya Perencanaan Pendidikan
Menetapkan atau memformulasikan tujuan yang dipilih. (Memberikan arah usaha pendidikan dengan jelas). Memudahkan mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul dalam usaha mencapai tujuan pendidikan. Menghindari pertumbuhan dan perkembangan suatu usaha yang tak terkontrol, misalnya dalam mengembangkan kurikulum, kita mempunyai kecenderungan untuk selalu menambah jumlah dan jenis mata kuliah dari yang sudah ada.

5 Perencanaan Baik Substansi isi perencanaan dan proses penyusunannya.
a. Isi perencanaan tidak terlalu muluk-muluk dan sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat dan sesuai dengan kapasitas daerah untuk melaksanakannya. b.Perencanaan harus benar-benar dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan program dan kegiatan. (Penggunaan data dan informasi yang akurat). c. Perencanaan harus jelas jangka waktunya (tahunan, lima tahunan, sepuluh tahunan atau lebih dari itu). (Hal ini diperlukan untuk mengalokasikan sumber daya yang tersedia dengan tepat).

6 2. Dari sisi proses penyusunannya, perencanaan harus dibuat secara transparan, akuntabel, partisipatif dan aspiratif. Untuk itu, berbagai pihak yang berkepentingan dengan pendidikan harus dilibatkan sejak awal proses penyusunan perencanaan. Selain itu, sebelum disahkan menjadi dokumen resmi, perencanaan perlu dipublikasikan terlebih dahulu ke masyarakat luas melalui media masa lokal dan lokakarya-lokakarya untuk memperoleh masukan-masukan. Jika proses penyusunan seperti dilaksanakan, akan diperoleh kepedulian dan dukungan masyarakat dalam implementasi program dan kegiatan pendidikan.

7 Jenis Perencanaan Menurut Prosesnya
Policy Planning: Suatu rencana yang memuat kebijkan kebijakan saja, tentang garis besar atau pokok dan bersifat umum. Mengenai apa dan bagaimana melaksanakan kebijakan itu tidak dirumuskan. Contohnya ada pada GBHN. Program Planning: Merupakan perincian dan penjelasan daripada policy planning. Dalam perencanaan ini biasanya memuat, hal-hal berikut:(a) Ikhtisar tugas-tugas yang harus dikerjakan (b) Sumber-sumber dan bahan-bahan yang dapat digunakan (c) Biaya, personalia, situasi dan kondisi pekerjaan (d) Prosedur kerja yang harus dipatuhi (e) Struktur organisasi yang harus dipenuhi.

8 3. Operational Planning: (perencanaan kerja)
3. Operational Planning: (perencanaan kerja). Suatu perencanaan yang memuat hal- hal yang bersifat teknis seperti cara-cara pelaksanaan tugas agar berhasil mencapai tujuan yang lebih tinggi. Hal-hal yang seringkali dimuat dalam perencanaan ini adalah: Analisa program perencanaan(a) Penetapan prosedur kerja (b) Metode-metode kerja(c) Tenaga-tenaga pelaksana(d) Waktu, dan sebagainya.

9 Prinsip-prinsip Perencanaan Pendidikan
Prinsip interdisipliner, yaitu menyangkut berbagai bidang keilmuan atau beragam kehidupan. Hal ini penting karena hakikat layanan pendidikan kepada peserta didik harus menyangkut berbagai jenis pengetahuan, beragam ketrampilan dan nilai-norma kehidupan yang berlaku di masyarakat. Prinsip fleksibel, yaitu bersifat lentur, dinamik dan responsif terhadap perkembangan atau perubahan kehidupan di masyarakat. Hal ini penting, karena hakikat layanan pendidikan kepada peserta didik adalah menyiapkan siswa untuk mampu menghadapi perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dan beragam tantangan kehidupan terkini.

10 3.Prinsip fleksibel, yaitu bersifat lentur, dinamik dan responsif terhadap perkembangan atau perubahan kehidupan di masyarakat. Hal ini penting, karena hakikat layanan pendidikan kepada peserta didik adalah menyiapkan siswa untuk mampu menghadapi perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dan beragam tantangan kehidupan terkini. 4. Prinsip efektifitas-efisiensi, artinya dalam penyusunan perencanaan pendidikan didasarkan pada perhitungan sumber daya yang ada secara cermat dan matang, sehingga perencanaan itu ‘berhasil guna’ dan ‘bernilai guna’ dalam pencapaian tujuan pendidikan.

11 5. Prinsip progress of change, yaitu terus mendorong dan memberi peluang kepada semua warga sekolah untuk berkarya dan bergerak maju ke depan dengan beragam pembaharuan layanan pendidikan yang lebih berkualitas, sesuai dengan peranan masing-masing. 6. Prinsip objektif, rasional dan sistematis, artinya perencanaan pendidikan harus disusun berdasarkan data yang ada, berdasarkan analisa kebutuhan dan kemanfaatan layanan pendidikan secara rasional (memungkinkan untuk diwujudkan secara nyata), dan mempunyai sistematika dan tahapan pencapaian program secara jelas dan berkesinambungan.

12 7. Prinsip kooperatif–komprehensif, artinya  perencanaan yang disusun mampu memotivasi dan membangun mentalitas semua warga sekolah dalam bekerja sebagai suatu tim (team work) yang baik. Disamping itu perencanaan yang disusun harus  mencakup seluruh aspek esensial (mendasar) tentang layanan pendidikan akademik dan non akademik setiap peserta didik.

13 Jenis Perencanaan Menurut Jangka Waktunya
Long Range Planning, yaitu perencanaan jangka panjang yang dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu lebih dari tiga tahun. Intermediate Planning, yaitu perencanaan jangka menengah yang waktu pelaksanaanya membutuhkan waktu antara 1hingga tiga tahun. Short Range Planning, yaitu perencanaan jangka pendek yang pelaksanaannya membutuhkan waktu kurang dari 1 tahun.

14 Jenis Perencanaan Menurut Wilayah Pelaksanaannya
National Planning, yakni rencana yang diperuntukkan bagi seluruh wilayah Negara.  Regional Planning, yakni rencana untuk suatu daerah. Local Planning, yakni rencana untuk suatu daerah yang sangat terbatas.

15 Jenis Perencanaan Menurut Penggunaannya
Single Use Planning, yaitu suatu perencanaan hanya untuk sekali pakai saja. Dalam artian jika rencana tersebut telah tercapai, maka tidak akan digunakan lagi. Repeats Planning, yaitu perencanaan yang dipakai secara berulang-ulang,walaupun sudah dilaksanakan berkali-kali.

16 Jenis Perencanaan Dilihat dari Segi Luasnya Usaha Kegiatan
General Planning, suatu rencana yang dibuat secara garis besar dan menyeluruh untuk kegiatan kerja sama yang lebih luas.Misalnya rencana Kepala Bidang Kanwil untuk satu tahun pelajaran. Special (Concentrated) Planning, Suatu rencana mengenai kegiatan khusus, misalnya perencanaan yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk mengatasi kesulitan belajar dikelas IPA.

17 Metode Perencanaan Pendidikan
 Metode analisis sumber-cara-tujuan. Metode  ini dipakai untuk meneliti sumber-sumber dan beberapa alternatif pelaksanaan program untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai penyusun perencanaan pendidikan yang menggunakan metode ini, hal-hal yang perlu dilakukan adalah: (a) melakukan analisis tentang sumber daya yang ada, baik sumber daya internal atau eksternal yang dimiliki; (b) melakukan analisis tentang beberapa metode (cara) atau strategi yang dapat dilakukan dalam proses pelaksanaan program yang telah dirancang, agar efektif dalam pencapaian tujuan; dan (c) melakukan analisis tentang tujuan jangka pendek, menengah dan tujuan jangka panjang secara integral dan berkesinambungan,

18 2. Metode analisis masukan-keluaran
2. Metode analisis masukan-keluaran. Metode ini dipakai untuk menganalisis beberapa faktor input pendidikan, proses pendidikan dan output pendidikan. Sebagai penyusun perencanaan pendidikan yang menggunakan metode ini, hal-hal yang perlu dilakukan adalah: (1)  melakukan analisis tentang faktor-faktorinput pendidikan, misalnya: (a) analisis memiliki kebijakan mutu sekolah; (b) analisis sumber daya tersedia dan siap; (c) analisis tentang harapan prestasi yang tinggi; (d) analisis terhadap pelanggan (khususnya pada peserta didik yang masuk);  dan (e) analisis manajemen MBS   (Dirjen Dikdasmen, 2006; Bafadal, I. 2003); (2) melakukan analisis tentang proses layanan pendidikan, misalnya: (a) analisis efektivitas proses belajar mengajar; (b) analisis kepemimpinan sekolah yang demokratis; (c) analisis pengelolaan SDM dan keuangan yang efektif, transparan dan akuntabel; (d) analisis sekolah berbudaya mutu; (e) analisis sekolah yang memiliki teamwork yang kompak, cerdas, visioner dan dinamik; (f) analisis kemandirin dalam pengelolaan sumber daya sekolah; dan sebagainya (Dirjen Dikdasmen, 2006); dan (3) melakukan analisis output pendidikan, misalnya: (a) analisis kualitas karya sekolah; (b) analisis produktivitas warga sekolah; (c) analisis lulusan dengan kebutuhan masyarakat; dan sebagainya.

19 3. Metode analisis ekonometrik
3. Metode analisis ekonometrik. Metode ini memakai data empirik, statistik, kuantitatif dan teori ekonomi dalam mengukur perubahan untuk hubungannya dengan ekonomi. Metode ini lebih dekat dengan pendekatan perencanaan pendidikan model untung rugi atau  keefektifan biaya. Sebagai penyusun perencanaan pendidikan yang menggunakan metode ini, hal-hal yang perlu dilakukan adalah: (1) melakukan analisis secara empirik atau kuantitatif tentang sumber daya dan sumebr dana yang dimiliki oleh lembaga, yang berpotensi untuk bisa dikembangkan secara maksimal dalam rangka meraih keuntungan finansial secara maksimal; dan (2) melakukan analisis  tentang peluang output dari layanan pendidikan yang dapat terserap oleh dunia usaha atau industri, sehingga layanan pendidikan yang diberikan betul-betul mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Oleh karena proses layanan pendidikan yang tidak bernilai produktif (memberi nilai ekonomis) harus ditiadakan.

20 4. Metode diagram sebab akibat
4.  Metode diagram sebab akibat. Metode ini dipakai dalam perencanaan yang menggunakan sekuen hipotetik untuk mendapatkan gambaran masa depan yang lebih baik. Metode ini hampir sama dengan pendekatan strategik. Sebagai penyusun perencanaan pendidikan yang menggunakan metode ini, hal-hal yang perlu dilakukan adalah: (1) melakukan analisis beragam problem atau beragam tantangan yang akan dihadapi oleh dunia pendidikan di masa yang akan datang. Oleh karena itu diperlukan adanya analisis SWOT (Strength atau kekuatan, Weakness ataukelemahan, Opportunity atau kesempatan, and Threat atau ancaman) secara cermat pada semua aspek atau bidang-bidang pendidikan yang akan dikembangkan. Tujuan dilakukan analisis SWOT adalah untuk mengenali tingkat kesiapan setiap bidang pendidikan atau aspek kelembagaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan pendidikan; dan (2) melakukan analisis tindakan atau langkah-langkah yang tepat, yang dapat dilaksanakan dalam menghadapi beragam tantangan atau problem yang muncul pada era yang akan datang.

21 5. Metode analisis siklus kehidupan
5. Metode analisis siklus kehidupan. Metode ini dipakai untuk mengalokasikan sumber daya yang ada di sekolah dengan memperhatikan siklus kehidupan produksi atau output layanan pendidikan (lulusan), proyek, program dan proses kegiatan layanan pendidikan. Tahapan yang perlu diperhatikan oleh penyusun perencanaan pendidikan yang menggunakan metode ini, adalah: (1) melakukan konseptualisasi program-program dalam perencanaan pendidikan; (2) spesifikasi program-program dalam perencanaan pendidikan; (3) pengembangan prototipe layanan pendidikan; (4) pengujian dan evaluasi program-program dalam perencanaan pendidikan; (5) operasi; dan (6) produk atauoutput layanan pendidikan (lulusan).

22 Model-Model Perencanaan Pendidikan
Model Perencanaan Komprehensif Model ini digunakan untuk menganalisis perubahan-perubahan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan. Disamping itu berfungsi sebagai suatu patokan dalam menjabarkan rencana-rencana yang lebih spesifik ke arah tujuan yang lebih luas.

23 Model Target Setting Model ini diperlukan dalam upaya melaksanakan proyeksi ataupun memperkirakan tingkat perkembangan dalam kurun waktu tertentu. Dalam persiapannya dikenal: 1) model untuk analisis demografis dan proyeksi penduduk, 2) model untuk memproyeksikan enrolmen (jumlah siswa terdaftar) sekolah, 3) model untuk memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja.

24 Model Costing (pembiayaan) dan Keefektifan Biaya
Model ini sering digunakan untuk menganalisis proyek-proyek dalam kriteria efisien dan efektifitas ekonomis. Dengan model ini dapat diketahui proyek yang paling fisibel dan memberikan suatu perbandingan yang paling baik diantara proyek-proyek yang menjadi alternatif penanggulangan maslah yang dihadapi. Model ini didasari pada pertimbangan bahwa pendidikan itu tidak terlepas dari masalah pembiayaan, dan dengan sejumlah biaya yang dikeluarkan selama proses pendidikan, diharapkan dalam kurun waktu tertentu dapat memberikan benefit tertentu.

25 Model PPBS (planning, programing, budgeting system)
PPBS dalam bahasa Indonesia adalah sistem perencanaan, penyusunan program dan penganggaran (SP4). Model ini bermakna bahwa perencanaan, penyusunan program dan penganggaran dipandang sebagai suatu sistem yang tak terpisah satu sama lainnya. PPBS; pendekatan sistematis untuk menetapkan tujuan, mengembangkan program, menemukan besarnya biaya dengan menggunakan proses penganggaran.

26 Esensi PPBS Memperinci secara cermat dan menganalisis secara sistematik terhadap tujuan yang hendak dicapai. Mencari alternatif-alternatif yang relevan, cara yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan. Menggambarkan biaya total dari setiap alternatif, baik biaya langsung ataupun tidak langsung, biaya yang telah lewat ataupun biaya yang akan datang, baik biaya yang berupa uang maupun biaya yang tidak berupa uang. Memberikan gambaran tentang efektiftas setiap alternatif dan bagaimana alternatif itu mencapai tujuan. Membandingkan dan menganalisis alternatif tersebut, yaitu mencari kombinasi yang memberikan efektifitas yang paling besar dari sumber yang ada dalam pencapaian tujuan

27 METODE-METODE PERENCANAAN PENDIDIKAN
Metode mean-ways and analysis (analisis mengenai alat-cara-tujuan) Metode ini digunakan untuk meneliti sumber-sumber dan alternatif untuk mencapai tujuan tertentu. Tiga hal yang perlu dianalysis dalam metode ini, yaitu: means yang berkaitan dengan sumber-sumber yang diperlukan, ways yang berhubungan dengan cara dan alternatife tindakan yang dirumuskan dan bakal dipilih dan ends yang berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai. Ketiga aspek tersebut ditelaah dan dikaji secara timbal balik.

28 b. Metode input-output analysis Metode ini dilakukan dengan mengadakan pengkajian terhadap interelasi dan interdependensi berbagai komponen masukan dan keluaran dari suatu system. Metode ini dapat digunakan untuk menilai alternative dalam proses transformasi.

29 TEKNIK-TEKNIK PERENCANAAN
DIAGRAM BALOK Diagram yang melukiskan waktu, kegiatan dalam bentuk grafik balok. DIAGRAM MILISTONE Diagram struktur perincian kerja. Pert dan CPM (network planning)

30 Menyusun Anggaran Penganggaran (budgeting) merupakan satu langkah perencanaan dan sebagai instrumen perencanaan yang fundamental. (Koonts, 1982)

31 Sumber-Sumber Pembiayaan Pendidikan
Dana Sumber APBN (SISDIKNAS tahun 2003). Dana APBD. Dana dari orang tua murid. Dana dari sumber lain.


Download ppt "Memahami Konsep Perencanaan Dalam Manajemen Pendidikan Islam"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google