Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Besar Sampel Untuk Kasus Kontrol

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Besar Sampel Untuk Kasus Kontrol"— Transcript presentasi:

1 Besar Sampel Untuk Kasus Kontrol
PERTEMUAN 11 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes

2 KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
Mahasiswa mampu menguraikan dan menjelaskan teknik sampling dan menghitung besar sampel untuk penelitian kasus kontrol

3 Learning Of Objective Pendahuluan Teknik sampling
Menghitung besar sampel

4 Pendahuluan Sebab Akibat
Pada desain kasus kontrol, peneliti membandingkan subyek dengan penyakit (kasus) dengan subyek tanpa penyakit (sebagai kontrol) kemudian peneliti menggali informasi paparan (penyebab/ faktor risiko) secara retrospektif Peneliti kemudian menghitung proporsi kasus yang terpajan dan tidak terpajan Serta menghitung proporsi kontrol yang terpajan dan tidak terpajan Kasusyang mengalami sakit Kontrolyang tidak sakit atau memiliki penyakit yang mirip dengan kasus Sebab Akibat

5 Pendahuluan Terpajan Kasus Tidak Terpajan Terpajan Kontrol

6 Contoh Penelitian tentang kebiasaan minum jamu pada waktu hamil dengan kejadian bibir sumbing. Jika peneliti menggunakan disain penelitian kasus kontrol maka ia akan memilih kasus (bayi dengan bibir sumbing) dan memilih kontrol (bayi yang normal) Kemudian tiap subjek yang diteliti baik kasus atau kontrol akan ditanyakan apakah waktu hamil ibu bayi tersebut minum jamu atau tidak Jika minum jamu pada waktu hamil merupakan risiko terjadinya bibir sumbing maka peneliti akan memperoleh proporsi ibu yang minum jamu pada bayi dengan bibir sumbing lebih besar daripada proporsi ibu yang minum jamu pada bayi normal. Jadi pada disain kasus kontrol, jika ada hubungan antara pajanan dengan penyakit, maka proporsi subyek terpajan pada kelompok kasus harus lebih besar dari proporsi subyek terpajan pada kelompok kontrol

7 Penelitian kasus kontrol tidak dapat menghitung insidens atau prevalen terjadinya penyakit
Misalnya : peneliti menggunakan 100 bayi bibir sumbing sebagai kasus dan 200 bayi normal sebagai kontrol. Maka proporsi bayi sumbing =100/( )=33,3% tetapi bukan berarti prevalensi bayi bibir sumbing adalah 33,3% Karena pada penelitian kasus kontrol perbandingan jumlah kasus dan kontrol diatur oleh peneliti Karena jumlah kasus pada sampel ditentukan oleh peneliti maka proporsi kasus atau penyakit pada sampel tidak menggambarkan prevalensi kasus dimasyarakat

8 Ciri utama disain kasus kontrol
Dalam dimensi wakturetrospektif Yang artinya penelitian dimulai pada subyek dengan penyakit (kasus) dan subyek tanpa penyakit (kontrol) Ukuran asosiasi adalah odds ratio

9 Teknik pengambilan sampel kasus kontrol
Identifikasi dan pemilihan kasuskasus harus berasal dari populasi sumber (populasi darimana kasus berasal) Setelah kasus terpilih, maka mengidentifikasi dan memilih kontrolkontrol dipilih secara acak dari populasi sumber yang sama dengan kasus Jika populasi sumber diketahui maka kontrol dipilih dari daftar subyek yang ada di daerah tersebut Dalam pemilihan kontrolpartisipasi subyek dalam penelitian harus tidak bergantung dari keterpajanan subyek Subyek yang terpajan harus memiliki kemungkinan yang sama untuk terpilih dalam penelitian seperti subyek yang tidak terpajan Konsep populasi sumbersangat penting dalam penelitian kasus kontrol karena seharusnya kontrol juga diambil dari populasi sumber yang sama dengan kasus agar generalisai hasil dapat dilakukan pada populasi sumber atau populasi lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan populasi sumber

10 GENERALISASI KASUS POPULASI SUMBER KONTROL
Konsep populasi sumbersangat penting dalam penelitian kasus kontrol karena seharusnya kontrol juga diambil dari populasi sumber yang sama dengan kasus agar generalisai hasil dapat dilakukan pada populasi sumber atau populasi lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan populasi sumber

11 Pajanan Penyakit Jumlah Ada Tidak ada a b a+b Tidak c d c+d b+d
Besar sampel untuk penelitian kasus kontrol dapat ditentukan berdasarkan nilai odds ratio(OR) Pajanan Penyakit Jumlah Ada Tidak ada a b a+b Tidak c d c+d b+d a+b+c+d P1 = a/(a+c)proporsi subjek yang terpajan (exposed) pada kelompok yang sakit P2 = b/(b+d)proporsi subjek yang terpajan (exposed) pada kelompok yang tidak sakit

12 Contoh P1 dan P2 Hubungan antara anemia dengan BBLR Pada disain kohort/cross sectional P1: Proposi BBLR pada ibu anemia P2: Proposi BBLR pada ibu tidak anemia Pada disain kasus-kontrol P1: Proporsi ibu anemia pada BBLR P2: Proporsi ibu anemia pada non BBLR Kesalahan penetapan P1 dan P2 sering terjadi pada desain kasus-kontrol

13 Besar Sampel untuk uji hipotesis Odds ratio
KETERANGAN : P1= Proporsi subjek yang terpajan (exposed) pada kelompok yang sakit (dari penelitan terdahulu) P2= Proporsi subjek yang terpajan (exposed) pada kelompok yang tidak sakit (dari penelitan terdahulu) OR= Odds Ratio P1 dan P2 jangan dari jurnal yang sama Biasanya P2 itu lebih besar kejadiannya dimasyarakat dibandingkan P1

14 Contoh soal Seorang peneliti ingin menguji hipotesis anemia pada ibu hamil sebagai faktor risiko terjadinya bayi berat lahir rendah (BBLR). Hasil penelitian pada peneliti di negara lain menunjukkan odds ratio sebesar 2,5. prevalensi anemia pada ibu yang melahirkan bayi non BBLR perlu diketahui dari hasil survei sebesar 60%%. Berapa sampel yang diperlukan jika peneliti menginginkan tingkat kepercayaan 5% dan kekuatan uji 80% Diketahui : OR= 2,5 P2=60% prevalensi anemia pada ibu yang melahirkan bayi non BBLR α=5% β=80%

15 Berarti sampel yang dibutuhkan adalah 93 bayi BBLR dan 93 bayi non BBLR, Total 186 bayi
Bukan berarti diambil sampel 186 bayi  karena tidak menjamin diperoleh 93 bayi BBLR dan 93 bayi non BBLR

16 Daftar Pustaka


Download ppt "Besar Sampel Untuk Kasus Kontrol"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google