Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Industri Makanan dan Minuman
2
Kontribusi Industri Makanan dan Minuman
Sektor makanan dan minuman menopang pertumbuhan industri pengolahan non migas, di mana pada kuartal I/2016 pertumbuhan industri mamin mencapai 7,55 persen. Angka tersebut tumbuh tipis bila dibandingkan dengan periode yang sama pada 2015 sebesar 7,54 persen. Industri mamin merupakan industri yang sangat strategis dan berkontribusi terhadap industri pengolahan non migas sebesar 31,51 persen.
3
Nilai ekspor produk makanan dan minuman yang mencapai 2,37 miliar dollar AS pada kuartal I/2016, kendati angkanya turun 8,02 persen dibandingkan periode yang sama pada 2015 yang mencapai 2,56 miliar dollar AS. Pertumbuhan industri mamin juga dipengaruhi oleh realisasi investasi, yang pada kuartal I/2016 sebesar RP8,9 triliun untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar 468,86 juta dollar AS.
4
Industri makanan dan minuman menduduki posisi strategis dalam penyediaan produk siap saji yang aman, bergizi dan bermutu. Agar memenuhi ke tiga aspek utama tersebut, langkah yang dilakukan antara lain: Mendorong penerapan SNI, Good Manufacturing Practices (GMP), Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP), Food Hygiene, Food Safety, Food Sanitation, dan Penerapan Standar Pangan Internasional (CODEX Alimentarius).
5
Permasalahan Industri Makanan dan Minuman
Industri makanan nasional masih menghadapi kendala dalam ketersediaan bahan baku. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan-Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi S. Lukman, mengatakan pasokan bahan baku ini menjadi batu sandungan bagi industri makanan Tanah Air untuk menguasai pasar ASEAN. Syarat untuk menjadi industri makanan yang dapat menguasai pasar adalah kepastian pasokan bahan baku. Sementara itu, di Indonesia, pengusaha makanan masih sangat bergantung pada pasokan bahan baku impor.
6
Strategi Tingkat Bisnis
Diferensiasi Strategi diferensiasi pada produk makanan dan minuman sudah sering kita jumpai di pasaran, baik itu diferensiasi pada olahan makanan dan minuman ataupun kemasannya. Contoh : produk keripik singkong PT Maicih Inti Sinergi, cukup berani untuk memasukkan cita rasa pedas dalam produknya sehingga kripik maicih pun beberapa tahun lalu menjadi salah satu produk makanan yang paling banyak dicari masyarakat.
7
Low Cost Bersaing dengan menggunakan biaya yang relative rendah dibanding pesaingnya. Contoh : minuman soda Big Cola. Meskipun memilih segmen pasar yang sama, Big Cola mampu menjual minuman soda dengan harga yang lebih murah dibandingkan produsen lain seperti Pepsi ataupun Coca Cola. Big Cola mampu menjual minuman soda yang lebih murah karena mereka menggunakan bahan – bahan lokal dan awal stategi marketing Big Cola adalah mensponsori acara sepak bola, terutama acara sepak bola Inggris, dengan tagline Big Cola Be England.
8
Fokus Perusahaan memusatkan usahanya untuk melayani sebagian kecil segmen pasar dan tidak melayani pasar secara luas. Contoh : Anmum yang hanya ditujukan sebagai susu untuk ibu hamil.
9
Weaknesses/ Kelemahan
Analisis SWOT Strengths/ Kekuatan Weaknesses/ Kelemahan Opportunities/Peluang Threaths / Ancaman
10
Streghts / Kekuatan Kekuatan industri makanan minuman di tanah air bukan hanya karena ditopang pasar domestik tapi juga karena kemampuan mengekspor. Terbukti dari kinerja ekspor yang meningkat. Jika pada 2013 tercatat sebesar 5,38 miliar dolar AS maka pada tahun 2014 menguat menjadi 5,51 miliar dolar AS. Sebaliknya, nilai impor produk makanan minuman justru menurun dari 5,80 miliar dolar AS menjadi 5,76 miliar dolar AS.
11
Weaknesses / Kelemahan
Ketersediaan bahan baku hasil pertanian lebih difokuskan untuk pemenuhan kebutuhan pangan langsung. Volume pasokan bahan baku hasil pertanian dalam negeri yang terbatas, diperparah dengan kondisi mutu yang tidak seragam dan jaminan pengiriman yang tidak menentu serta harga yang lebih mahal. Belum berkembangnya industri pascapanen untuk memasok kebutuhan bahan baku industri hilir makanan dan minuman. Higienitas perorangan dan sanitasi pengolahan baik untuk industri makanan dan minuman skala menengah dan besar maupun skala rumah tangga.
12
Opportunities / Peluang
Menteri perindustrian menyampaikan bahwa sumber daya alam Indonesia menempati peringkat atas di dunia, seperti kelapa sawit, rumput laut, kelapa, perikanan, kopi, dan coklat. Kondisi ini mendorong pertumbuhan industri di Indonesia. Kinerja industri nasional pada tahun 2014 cukup menggembirakan, khususnya industri makanan dan minuman dengan kontribusi 20% pada tahun 2014.
13
Threaths / Tantangan Tantangan industri makanan dan minuman di tanah air adalah bahan bakunya yang kebanyakan di dapatkan secara impor, hal ini membuat naiknya biaya produksi dikarenakan pelemahan mata uang rupiah yang kondisinya tidak pasti.
14
Model Lima Kekuatan Persaingan Porter
Ancaman Pesaing Ancaman Pendatang Baru Ancaman Produk Pengganti Daya Tawar Pemasok Daya Tawar Konsumen
15
Ancaman Pesaing Persaingan meningkat manakala konsumen dapat beralih merk dengan mudah, ketika hambatan untuk meninggalkan pasar tinggi, dimana biaya tetap tinggi, serta ketika perusahaan pesaing beragam dalam hal strategi, asal-usul, dan budaya. Persaingan antarperusahaan yang semakin tinggi mengakibatkan profitabilitas industri ikut meningkat, tapi profitabilitas perusahaan cenderung menurun Intensitas pesaing tinggi dalam industri makanan dan minuman, contoh: Indomie vs Mie Sedap
16
Ancaman Pendatang Baru
Jika hambatan terhadap masuknya pendatang baru cukup tinggi dan pendatang baru mengharapkan adanya tindakan balasan yang tajam dari pesaing yang ada, maka pendatang baru tersebut mungkin tidak akan membawa ancaman serius ketika masuk. Ancaman pendatang baru kuat karena pendatang baru memiliki strategi yang lebih segar dari efisiensi biaya, diferensiasi produk, teknologi mutakhir, tenaga ahli yang lebih banyak dan pengalaman. Contoh: Awal mula susu peninggi badan Milo, diikuti pesaing susu Ovaltine
17
Ancaman Produk Substitusi
Produk-produk substitusi yang memiliki tren membaiknya kinerja harga dibandingkan dengan produk industri tersebut, diproduksi oleh industri yang memperoleh laba tinggi. Jika industri tidak dapat meningkatkan kualitas produk atau melakukan diferensiasi, maka industri itu akan mengalami kemunduran dalam laba dan mungkin juga dalam pertumbuhannya. Ancaman dari produk substitusi sedang, tergantung selera dan kebutuhan konsumen. Contoh: makanan berat / roti yang digantikan dengan sereal berserat (misalnya Energen)
18
Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli
Daya tawar pembeli lebih tinggi ketika produk yang dibeli adalah standar atau tidak terdifferensiasi. Faktor yang mempengaruhi tingginya daya tawar pembeli : Produk tidak terdiferensiasi dan banyak pemasok Pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan Switching cost pemasok adalah kecil Produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembeli,sehingga pembeli mudah mencari subtitusinya Daya beli konsumen rendah ketika konsumen membeli produk dalam jumlah kecil dan produk penjual sangat berbeda dari pesaingnya
19
Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok
Daya tawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan di suatu industri khususnya ketika terdapat sejumlah besar pemasok, atau ketika hanya terdapat sedikit bahan mentah pengganti yang bagus, atau ketika biaya peralihan ke bahan mentah lain sangat tinggi. Kekuatan tawar menawar dari pemasok lemah karena pemasok tidak mampu mengendalikan perusahaan dalam hal penyediaan input, sedangkan industri mempunyai kemampuan untuk mengandalikan pemasok.
20
Regulasi UU no.7 tahun tentang pangan. Kategori pangan ini dibagi dua yaitu pengaturan mutu dan pengaturan keamanan. Pengaturan mutu terkait bahan penyusun utama produk, seperti penamaan yang sesuai dengan kelaziman dan ekspektasi konsumen. Pengaturan keamanan merupakan batas maksimum cemaran dan BTP yang diatur berdasarkan kategori pangan.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.