Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Inherni Marti Abna, S.Si, M.Si Prodi Kesehatan Masyarakat

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Inherni Marti Abna, S.Si, M.Si Prodi Kesehatan Masyarakat"— Transcript presentasi:

1 Inherni Marti Abna, S.Si, M.Si Prodi Kesehatan Masyarakat
VIRUS Pertemuan 6 Inherni Marti Abna, S.Si, M.Si Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan

2 KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
Mahasiswa dapat memahami kharakteristik virus, habitat virus,struktur sel virus, reproduksi virus dan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus.

3

4 2. Sejarah Penemuan Virus
Ilmu tentang Virus disebut Virologi. Virus (bahasa latin) virion yang berarti racun Virus adalah organisme aselular (bukan sel) yang tidak memiliki organel-organel. 2. Sejarah Penemuan Virus 1. Edward Jenner ( ) adalah ilmuwan pertama yang berhasil menemukan vaksin mencegah penyakit cacar (variola). Penyakit cacar (variola) disebabkan virus. 2. Louis Pasteur adalah ilmuwan Perancis yang berhasil menemukan pusat infeksi penyakit terdapat pada otak dan medula spinalis. Selain itu, ia juga mampu memindahkan infeksi tsb ke hewan percobaan di dalam laboratorium.

5 Sejarah Penemuan Virus
3. Adolf Meyer (jerman), 1883 adalah ahli mikrobiolog bahwa : daun tembakau berbintik-bintik kuning  organisme lebih kecil dari bakteri. Buktinya : menyemprotkan getah tanaman yang sakit ke tanaman yang sehat ternyata tertular. 4. Dimitri Ivanowsky (Rusia), ahli botani  tanaman tembakau terkena penyakit mosaik. Kemudian menyaring melalui pori-pori yg sgt halus ternyata masih mampu menginfeksi daun tembakau. 5. M.W. Beijerinck, 1897.( Belanda) penyakit tembakau mengandung jasad hidup yang disebut virus 6. Wendell Stanley (Amerika Serikat), 1935.

6 Para Ilmuwan Penemuan Virus
Para Ilmuwan Penemuan Virus 7. Loffler dan Forsch (1897) ilmuwan dari Jerman Virus yang menyerang hewan yakni penyakit kuku dan mulut pada hewan ternak. Reed (1900) menemukan virus menyebabkan penyakit demam berdarah pada manusia. Penyakit disebabkan nyamuk Aedes aegypti. Laidraw dan Stuart Harris ( ) Menemukan virus influenza. 10. Jonas Salk (1953) menemukan vaksin pencegah penyakit polio.

7 4. Struktur dan Fungsi Bagian-bagian partikel virus (virion)
Kapsid (protein) Bagian luar Selubung protein (pembungkus asam nukleat) Partikel (virion) Molekul asam nuklet (pembawa informasi genetika) Bagian dalam Berbagai protein (enzim)

8 Bagian-bagian struktur virus: 1
Bagian-bagian struktur virus: 1. Pembungkus atau selubung (kapsid) yang tersusun oeh protein, satu unit pembentuk kapsid disebut kapsomer. Kapsid berfungsi sebagai pembungkus DNA dan RNA, pembentuk tubuh, pelindung bagi virus dari kondisi lingkungan luar. 2. Bahan inti yang terdiri dari asam nukleat, yaitu terdiri dari DNA saja atau RNA saja. Asam nukleat berfungsi untuk mengendalikan aktivitas replikasi (reproduksi) virus. 3. Kepala yang tersusun atas nukleokapsid yang berbentuk polihedral (segi banyak), yaitu di sebelah dalam terdapat asam nukleat dan diluar tersusun atas kapsid.

9 4. Pada beberapa virus, bagian sebelah luar dari kapsid diketemukan adanya selubung virus (envelope) atau membran yang menyelubungi kapsid yang berasal dari membran inang. Selubung ini tersusun atas fosfolipid dan protein dari sel inang serta protein dan glikoprotein dari virus. Selubung virus berfungsi untuk membantu menginfeksi sel inang dan membawa beberapa molekul enzim. 5. Ekor merupakan bagian dalam struktur tubuh virus yang berfungsi sebagai alat untuk menempelkan diri pada sel inang. Ekor yang melekat di kepala ini umumnya terdiri atas beberapa tabung tersumbat yang berisi benang dan serat halus. Adapun pada virus yang hanya menginveksi sel eukariotik, bagian tubuh ini umumnya tidak dijumpai.

10 GAMBAR VIRUS STRUKTUR VIRUS

11

12

13

14

15

16

17 Multiplikasi Virus Perkembangan virus hanya akan terjadi pada sel inang yang hidup. Pasa perkembangbiakan virus ada yang disebut periode eclipse, yaitu fase dimana virion yang menginfeksi dirusak dan infektifitas yang dapat diukur hilang setelah interaksi dengan sel inang.

18 Lama siklus replikasi virus juga bervariasi dari 6-8 jam (picornavirus) sampai lebih dari 40 jam (beberapa virus herpes). Tidak semua infeksi menghasilkan virus baru. Infeksi yang produktif terjadi di dalam sel yang permisif dan menghasilkan produksi virusn yang infeksius. Infeksi yang abortif akan gagal memproduksi keturunan virus.

19

20

21 Multiplikasi Bakteriofag
Daur Litik Fase Adsorbsi Melekatnya virus pada dinding sel bakteri, pada dinding sel bakteri yang memiliki protein khusus yang dapat ditempeli oleh protein virus. Virus mengelurkan enzim lisozim sehingga terbentuk lubang pada dinding bakteri. Fase Penetrasi Kapsid virus memasukan asam nukleat (DNA atau RNA) ke dalam sel.

22 Fase Biosintesis Produksi enzim penghancur oleh DNA virus untuk menghancurkan DNA bakteri yang merupakan pengendali mesin biosintetik bakteri. DNA virus mengambil alih kendali kehidupan sel. DNA virus menginduksi mesin metabolik untuk menghasilkan komponen-komponen virus. Kemudian mereplikasi diri berulang kali dengan jalan mengkopi diri membentuk DNA virus dalam jumlah banyak. DNA virus tersebut melakukan sintesis protein virus yang akan dijadikan kapsid dengan menggunakan ribosom bakteri dan enzim-enzim bakteri.

23 Fase Perakitan Fase litik
Kapsid yang terpisah-pisah, antara bagian kepala, ekor dan serabut ekor, dirakit membentuk kapsid yang utuh. Dan DNA virus masuk kedalamnya. Fase litik Ketika perakitan virus selesai, virus telah memproduksi enzim lisozim lagi, yakni enzim yang akan menghancurkan dinding sel bakteri. Dinding sel bakteri hancur, sel bakteri mengalami lisis dan mati. Sedangkan virus-virus baru akan keluar untuk mencari inang baru.

24 Daur Lisogenik Fase Adsorbsi Fase Penetrasi Fase penggabungan
Penempelan bakteriofaga pada dinding sel bakteri sebagaimana pada daur litik. Fase Penetrasi Pemasukan asam nukleat ke dalam tubuh bakteri. Fase penggabungan DNA virus masuk ke tubuh bakteri dan menyisip ke dalam DNA bakteri atau melakukan pneggabungan DNA bakteri berbentuk sirkuler, yakni kalung yang berbetuk panjang sirkuler. Fase Pembelahan Dalam keadaan tersambung sirkuler, DNA virus tidak aktif dan dikenal sebagai profaga. Karena DNA virus menyatu dengan DNA bakteri, maka Jika DNA ]bakteri mengalami replikasi, DNA bakteri mengkopi diri dengan proses replikasi. Akan terbentuk dua bakteri yang mengansung profaga yang identik

25 Fase Biosintesis Fase Perakitan Fase Litik
Dalam keadaan tertentu akibat rangsangan dari luar (radiasi atau zat kimia) profaga menjadi aktif. Profaga memisahkan diri dari DNA bakteri dan kemudian melakukan mutiplikasi DNA virus, mensintesa protein yang digunakan sebagai penyusun kapsid virus. Fase Perakitan Kapsid-kapsid tersebut dirakit menjadi kapsid yang utuh yang akan dijadikan sebagai selubunga virus. Selanjutnya DNA hasil replikasi masuk ke dalamnya guna membentuk virus-virus baru. Fase Litik Kemudian terjadi lisis sel bakteri. Virus-virus akan keluar dari sel bakteri dan menyerang bakteri baru.

26 Multiplikasi Virus Manusia
Multiplikasi virus pada manusia pada dasarnya sama dengan daur multiplikasi bakteriofaga. Perbedaan terletak pada mekanisme atau cara masuknya ke dalam sel hospes dan pada proses biosintesisnya di dalam sel hospes. Perbedaan terjadi karena sel prokariot pada sel hospes bakteriofaga dan sel eukariotik pada sel hospes manusia.

27 Perbedaan Multiplikasi Bakteriofaga dan Virus Manusia
Fase Multiplikasi Bakteriofaga Virus Manusia atau Binatang Penempelan Serabut ekor menempel pada protein yang terdapat pada dinding sel bakteri. Virus menempel pada protein dan glikoprotein yang terdapat pada membran sel hospes Penetrasi DNA virus diinjeksikan ke dalam sel hospes. Kapsid virus masuk melalui proses endositosis atau fusi sel. Pelepasan Selubung Tidak diperlukan Pelepasan kapsid dilakukan dengan bantuan enzim. Biosintesis Terjadi pada sitoplasma Terjadi pada inti sel (virus DNA dan sitoplasma virus RNA)

28 Virus Manusia atau binatang
Fase Multiplikasi Bakteriofaga Virus Manusia atau binatang Infeksi Kronis Lisogeni Infeksi laten, infeksi berjala lambat, menyebabkan kanker Pembebesan sel virus Melisiskan sinsing sel hospes Pembentukan sel budding (virus bersimpai) dan perusakan plasma sel hospes pada virus yang tidak bersimpai.

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40


Download ppt "Inherni Marti Abna, S.Si, M.Si Prodi Kesehatan Masyarakat"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google