Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSuhendra Halim Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Usaha Memperthankan Kemerdekaan Indonesia
2
Nama Kelompok : 1. I Made Oka Aditya ( 17 ) 2. Naufal Hanif ( 18 )
3. I Gusti Agung Jaya H ( 19 ) 4. I Dewa Made Aditya P. ( 20 )
3
Skema Usaha Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Latar Belakang Konflik Indonesia Belanda Penyelesaian Konflik Peran Dunia Internasional Peristiwa Heroik Faktor-faktor Yang Menyebabkan Belanda Keluar Dari Indonesia Skema Usaha Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
4
LATAR BELAKANG KONFLIK INDONESIA – BELANDA
Kekalahan Jepang pada PD 2 mengakibatkan Jepang harus meyerahkan Indonesia pada sekutu sehingga menyebabkan konflik karna: Kedatangan AFNEI Diboncengi NICA Belanda melakukan blokade ekonomi Belanda ingin bekuasa kembali di Indonesia Munculnya kolonialisme Belanda di Indonesia
5
Kedatangan AFNEI bersama NICA
6
Penyelesiaan konflik Indonesia - Belanda
Penyelesaian dengan diplomasi Pertemuan Ir. Soekarno- Van Mook Pertemuan Syahrir - Van Mook Perundingan Hooge Valuwe Perundingan Linggarjati Menghadapi Agresi militer Belanda 1 Perundingan Renville Menghadapi Agresi militer Belanda 2 Perundingan Roem – Royen Konferensi Meja Bundar
7
Pertemuan Soekarno – Van Mook
Pertemuan ini dilaksanakan tanggal 23 oktober 1945 di Gambir selatan. Diwakili oleh Van Mook&Van Der Plaz(Belanda),Soeka rno,Moh Hatta ,Achmad Soebardjo&Haji Agus Salim, Tapi Hasil nya Belum menemukan titik terang yang pas
8
Pertemuan Syahrir – Van Mook
Diaadakan di JL Bonjol No 1 Jakarta tanggal 17 November 1945 Diwakili oleh Wakil Gubernur Van Mook dan PM Sutan Syahrir, Pada saat itu juga belum mendapatkan titik terang yang tepat untuk berdamai
9
Perundingan Hooge Valuwe
Diadakan tanggal April 1946 di kota Hoodge Valuwe Belanda
10
Perundingan Linggarjati
Perundingan Linggarati adalah suatu perundingan antara Indonesia dan Belanda di Linggarjati, Jawa Barat yang menghasilkan persetujuan mengenai status kemerdekaan Indonesia. Hasil perundingan ini ditandatangani di Istana Merdeka Jakarta pada 15 November 1946 dan ditandatangani secara sah oleh kedua negara pada 25 Maret 1947
11
Menghadapi Agresi Militer belanda 1
Pada tanggal 27 Mei 1947 belanda melakukan agresi ke Indonesia yang menempatkan Indonesia sebagai negara persemakmuraan dan Belanda sebagai negara induk
12
AGRESI MILITER BELANDA I
13
Perundingan Renville Perjanjian Renville adalah perjanjian antara Indonesia dengan Belanda yang ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948 di atas geladak kapal perang Amerika Serikat sebagai tempat netral, USS Renville, yang berlabuh di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Perundingan dimulai pada tanggal 8 Desember 1947 dan ditengahi oleh Komisi Tiga Negara (KTN), Committee of Good Offices for Indonesia, yang terdiri dari Amerika Serikat, Australia, dan Belgia.
14
Agresi Militer Belanda 2
pagi hari tanggal 19 Desember 1948, WTM Beel berpidato di radio dan menyatakan, bahwa Belanda tidak lagi terikat dengan Persetujuan Renville.
15
AGRESI MILITER BELANDA II
16
Perundingan Roem Royen
Perundingan ini diselenggarakan pada pertengahan April 1949, Indonesia di pimpin oleh Muh Roem sedangkan Belanda dipimpin oleh Royen, yang dipertemukan oleh UNCI yang dipimpin oleh Merle Cohran dari Amerika Serikat. Pernyataan dari Indonesia : Perintah kepada TNI untuk menghentikan perang Gerilya Bekerja Sama mengendalikan perdamaian,Ketertiban & keamanan Turut serta dalam KMB Pernyataan dari Belanda : Menyetujui pemulihan RI di Yogya Menjamin penghentian Operasi militer Menyetujui RI sebagai Negara NIS Berusaha sungguh sungguh menyelenggarakan KMB
17
Konferensi Meja Bundar (KMB)
Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda, dari 23 Agustus hingga 2 November 1949 antara perwakilan Republik Indonesia, Belanda, dan BFO (Bijeenkomst voor Federaal Overleg), yang mewakili berbagai negara yang diciptakan Belanda di kepulauan Indonesia.[1] Sebelum konferensi ini, berlangsung tiga pertemuan tingkat tinggi antara Belanda dan Indonesia, yaitu Perjanjian Linggarjati (1947), Perjanjian Renville (1948), dan Perjanjian Roem-Royen (1949). Konferensi ini berakhir dengan kesediaan Belanda untuk menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat.
18
Hasil KMB 1. Keradjaan Nederland menjerahkan kedaulatan atas Indonesia jang sepenuhnja kepada Republik Indonesia Serikat dengan tidak bersjarat lagi dan tidak dapat ditjabut, dan karena itu mengakui Republik Indonesia Serikat sebagai Negara yang merdeka dan berdaulat. 2. Republik Indonesia Serikat menerima kedaulatan itu atas dasar ketentuan-ketentuan pada Konstitusinja; rantjangan konstitusi telah dipermaklumkan kepada Keradjaan Nederland. 3.Kedaulatan akan diserahkan selambat-lambatnja pada tanggal 30 Desember 1949
19
Peran Dunia Internasional
20
1. Peranan PBB Untuk menyelesaikan masalah Indonesia Belanda maka PBB Membentuk KTN (Komisi Tiga Negara)
21
2. Konferensi Asia Di New Delhi
Dalam Konferensi ini dihadiri oleh Pakistan, Afganistan, Sri Lanka, Libanon, Sirya,Irak,Birma,& India Negara pertama yang mengakui kedaulatan Indonesia adalah Amerika, Inggris, Mesir lalu diikuti oleh Negara lain nya
22
3. Resolusi Dewan Keamanan PBB
Isi dari Resolusi Dewan Keaman PBB
23
Peristiwa Peristiwa Heroik dalam Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Pertempuran 5 Hari di Semarang Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya Pertempuran Ambarawa Pertempuran Medan Area Bandung Lautan Api Puputan Margarana Serangan Umum 1 Maret 1949
24
Pertempuran 5 hari di Semarang
Pertempuran lima hari di Semarang adalah serangkaian pertempuran antara rakyat Indonesia di Semarang melawan Tentara Jepang pada masa transisi kekuasaan setelah Belanda yang terjadi sejak tanggal 15 Oktober 1945 sampai dengan tanggal 20 Oktober Dua penyebab utama pertempuran ini adalah karena larinya tentara Jepang dan tewasnya dr. Kariadi
25
Pertempuran 10 November di Surabaya
Pertempuran Surabaya merupakan peristiwa sejarah perang antara pihak tentara Indonesia dan pasukan Britania Raya. Peristiwa besar ini terjadi pada tanggal 10 November 1945 di Kota Surabaya, Jawa Timur. Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.[ Pahlawan yang berjaya pada saat itu adalah Bung Tomo
26
Pertempuran Ambarawa Palagan Ambarawa adalah sebuah peristiwa perlawanan rakyat terhadap Sekutu yang terjadi di Ambarawa, sebelah selatan Semarang, Jawa Tengah. Pada tanggal 20 november sampai 15 desember 1945 Tanggal 15 Desember 1945 ditetapkan sebagai Hari Infanteri karena Perjuangan TNI dalam menghadapi Belanda
27
Pertempuran Medan Area
Pertempuran Medan Area adalah sebuah peristiwa perlawanan rakyat terhadap Sekutu yang terjadi di Medan, Sumatera Utara. gal 13 Oktober 1945 dibawah pimpinan T.E.D Kelly.
28
Bandung Lautan Api Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar yang terjadi di kota Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia pada 23 Maret Dalam waktu tujuh jam, sekitar penduduk Bandung[1] membakar rumah mereka, meninggalkan kota menuju pegunungan di daerah selatan Bandung. Hal ini dilakukan untuk mencegah tentara Sekutu dan tentara NICA Belanda untuk dapat menggunakan kota Bandung sebagai markas strategis militer dalam Perang Kemerdekaan Indonesia.
29
Puputan Margarana Pertempuran Puputan Margarana merupakan salah satu pertempuran antara Indonesia dan Belanda dalam masa Perang kemerdekaan Indonesia yang terjadi pada 20 November Pertempuran ini dipimpin oleh Kepala Divisi Sunda Kecil Kolonel I Gusti Ngurah Rai. Dimana Pasukan TKR di wilayah ini bertempur dengan habis habisan untuk mengusir Pasukan Belanda yang kembali datang setelah kekalahan Jepang, untuk menguasai kembali wilayahnya yang direbut Jepang pada Perang Dunia II, mengakibatkan kematian seluruh pasukan I Gusti Ngurah Rai yang kemudian dikenang sebagai salah-satu Puputan di era awal kemerdekaan serta mengakibatkan Belanda sukses mendirikan Negara Indonesia Timur.
30
Serangan Umum 1 Maret 1949 Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah serangan yang dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 1949 terhadap kota Yogyakarta secara besar-besaran yang direncanakan dan dipersiapkan oleh jajaran tertinggi militer di wilayah Divisi III/GM III dengan mengikutsertakan beberapa pucuk pimpinan pemerintah sipil setempat berdasarkan instruksi dari Panglima Divisi III, Kol. Bambang Sugeng,[untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa TNI - berarti juga Republik Indonesia - masih ada dan cukup kuat, sehingga dengan demikian dapat memperkuat posisi Indonesia dalam perundingan yang sedang berlangsung di Dewan Keamanan PBB dengan tujuan utama untuk mematahkan moral pasukan Belanda serta membuktikan pada dunia internasional bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih mempunyai kekuatan untuk mengadakan perlawanan. Soeharto pada waktu itu sebagai komandan brigade X/Wehrkreis III turut serta sebagai pelaksana lapangan di wilayah Yogyakarta.
31
Faktor dari dalam dan luar yang menyebabkan Belanda keluar dari Indonesia
32
Faktor Dari Dalam Dari dalam negri Indonesia,Belanda menyadari bahwa kekuatan militer tidak cukup kuat untuk menundukan RI Perang yang berkepanangan mengakibatkan hancurnya perkebunan dan pabrik2 Belanda.Untuk menghindarkan hal itu Belanda harus mengubah strateginya Belanda tidak mendapat dukungan politik dari dalam negeri Indonesia Para pejuang Indonesia terus melakukan perang geriliya dan serangan umum
33
Faktor Dari Luar PBB dan AS mengambil sikap yang tegas. AS mengancam akan menghentikan bantuan pembangunan yang menjadi tumpuan perekonomian belanda
34
Pada Akhir nya Belanda mengakui Kedaulatan Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.