Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehErlin Oesman Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Indetifikasi Siswa ABK di SD Sokowaten Baru
PENDIDIKAN INKLUSI Kelompok 6 : Indetifikasi Siswa ABK di SD Sokowaten Baru Di Susun Oleh : M. Syaban Subekti ( ) Bari Setyawan B.P ( ) Rina Meida H ( )
2
Dasar Teori 1. Pengertian ABK
Dasar Teori 1. Pengertian ABK ABK/ anak berkebutuhan khusus adalah mereka yang mempunyai kebutuhan khusus secara sementara atau permanen dan atau kecacatan sehingga membutuhkan penyesuaian layanan pendidikan. 2. Klasifikasi ABK Anak berkebutuhan khusus dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: ABK temporer (sementara) dan permanen (tetap). 3. Pengertian Lamban Belajar Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
3
B. Profil Sekolah 1. Identitas Sekolah Nama sekolah
B. Profil Sekolah 1. Identitas Sekolah Nama sekolah : SD Sokowaten Baru Tahun Berdiri : Status : Negeri NSS : Akreditasi : A Alamat : Jalan Arimbi No 27, Banguntapan, Bantul. Kode Pos : Telepon : Nama Kepala Sekolah : Kasidi, S.Pd. Pendidikan Tertinggi : Sarjana (S1) Jurusan : PGSD
4
2. Letak SD Sokowaten Baru adalah sebagai berikut : Sebelah Utara
2. Letak SD Sokowaten Baru adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Perkampungan Sorowajan. Sebelah Selatan : Pekampungan Babadan. SebelahTimur : Perkampungan Plumbon. Sebelah Barat : Perkampungan Balirejo. 3. Visi, Misi, dan tujuan SD Sokowaten Baru. Visi “Cerdas, Terampil, Berakhlak Mulia, Berbudaya, Berkarakter Indonesia Berdasarkan Imtaq dan Iptek”. Indikator : Unggul dalam bidang akademik Unggul dalam keterampilan, seni, kerajinan serta olahraga. Unggul dalam bidang keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa.
5
Unggul dalam sikap cinta budaya Yogyakarta
Unggul dalam sikap cinta budaya Yogyakarta. Unggul dalam sikap cinta budaya dan berkepribadian bangsa. Unggul dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Misi a. Meningkatkan hasil belajar/prestasi siswa untuk semua mata pelajaran. b. Menumbuhkembangkan rasa disiplin, cinta seni, terampil, sehingga mampu berkarya dan berkreasi. c. Melaksanakan bimbingan pelayanan bakat guna membantu peserta didik untuk mengenali potensi dirinya dengan memberikan wadah dalam kegiatan ekstrakulikuler. d. Meningkatkan kemampuan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. e. Menumbuhkan cinta budaya Yogyakarta dan keterampilan batik.
6
f. Melaksanakan budaya budi pekerti guna membentuk perilaku siswa yang berkarakter Indonesia. g. Meningkatkan minat baca semua warga sekolah melalui perpustakaan sekolah. h. Mengimplementasikan pembelajaran yang berwawasan lingkungan. i. Melaksanakan pendampingan siswa dalam peningkatan kemampuan TIK Tujuan SD Sokowaten Baru UPT PPD kecamatan Banguntapan memiliki tujuan sebagai berikut: a. Semua warga sekolah mematuhi tata tertib. b. Terciptanya kehidupan yang agamis dan berakhlak mulia. c. Meningkatkan rata-rata Ulangan Umum dan UASBN. d. Meningkatkan proporsi lulusan yang diterima di SLTP Negeri. e. Meningkatkan peran serta Dewan Sekolah untuk kemajuan sekolah. f. Sekolah memiliki keunggulan dibidang akademik dan non akademik.
7
Sekolah ini berkategori sebagai SD biasa dengan penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada pagi hari. Sekolah ini memiliki 18 kelas dengan rincian kelas I sampai kelas VI terdiri dari 3 kelas paralel yaitu: kelas A; B; dan C. SD Sokowaten Baru termasuk Sekolah Dasar favorit di wilayah Banguntapan. Sekolah ini memiliki 27 tenaga pendidik dan 8 karyawan serta 2 tenaga pustakawan. Sedangkan siswanya terdri dari 250 siswa laki-laki dan 262 siswa perempuan, sehingga secara keseluruhan ada 512 siswa. Jumlah rata-rata siswa setiap kelasnya adalah 35 siswa.
8
C. Pandangan Sekolah terhadap Sekolah Inklusi
Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi bersama kepala sekolah dan dewan guru di SD Sokowaten Baru, Pendidikan inklusi diakui sebagai model penyelenggaraan program pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus, anak berkelainan atau cacat dimana penyelenggaraannya dipadukan bersama anak normal dan bersekolah di sekolah reguler dengan menggunakan kurikulum yang disesuaikan dengan kondisi anak. Pendidikan inklusif dimaksudkan sebagai sistem layanan pendidikan yang mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan anak sebaya di sekolah reguler yang terdekat dengan tempat tinggalnya.
9
SD Negeri Sokowaten baru belum menyelenggarakan sekolah inklusi dan belum mempunyai pandangan untuk hun-menyelenggarakan sekolah inklusi pada tahun-tahun kedepan karena SD Negeri Sokowaten Baru tidak memiliki guru yang berkompeten dalam menangani anak ABK. Para pendidik yang ada di SD Negeri Sokowaten Baru belum/tidak memiliki bekal pendidikan khusus tentang pendidikan inklusi pada umumnya. Selain itu, ketersediaan sarana dan prasarana juga belum mendukung untuk menjadikan SD Negeri Sokowaten Baru ini sebagai sekolah inklusi.
10
Beberapa nara sumber yang kami wawancarai KS, ID, dan NV memaparkan bahwa sekolah ini tidak sanggup untuk menampung anak berkebutuhan khusus atau cacat tubuh lainnya karena para guru sudah cukup kewalahan mengatasi siswa siswi yang ada di SD Sokowaten Baru ini. Siswa siswi SD Sokowaten Baru sudah cukup hiperaktif. Mereka semua memerlukan pendampingan khusus karena mereka berasal dari berbagai latar belakan keluarga dan pendidikan yang berbeda, dengan letak geografis Sokowaten Baru berada di daerah perbtasan pinggiran sungai antara kota Yogyakarta dan Bantul Keterbatasan yang dimiliki SD Negeri Sokowaten Baru pihak sekolah menyatakan kesiapannya bila ada keharusan untuk menyelenggarakan pendidikan inklusi dengan catatan ketersediaan sarana prasarana dan tenaga kependidikan yang memadai. Nara sumber KS memaparkan bahwa untuk menyelenggaraan sekolah inklusi alangkah baikanya diperlukan suatu pelatihan khusus terladap sekolah, kepala sekolah dan pendidik/guru, serta karyawan. Dengan pelatihan ini diharapakan penyelenggaraan pendidikan inklusi dapat mencapai tujuan yang diharapkan penyelenggaraan pendidikan inklusi dapat mencapai tujuan .
11
D. Identifikasi Siswa ABK
Meskipun SD Negeri Sokowaten Baru bukan merupakan sekolah inklusi, namun dilapangan banyak kedapatan anak berkebutuhan khusus diantaranya masuk dalam klasifikasi Slow Learner atau lamban belajar dan hipperaktif. Berikut adalah daftar beberapa anak yang dapat kami identifikasi: Nama : Fedri Kelas : 1.B Usia : 8th Hambatan yang dimiliki yaitu kesulitan dalam belajar. Fedri masih suka bermain, malas belajar, dan belum dapat menerima pembelajaran di kelas. Fedri sangat tertinggal dengan temen-teman di kelasnya. Ia mengalami kesulitan dalam membaca (Dysgraphia), namun dalam berhitung dia sedikit bisa. Bila guru dan teman-temannya sedang aktif belajar, Fedri asik bermain atau melamun.
13
Nama. : Nur Rahmat Yusuf Usia. : 9th Cita – cita. : Pilot Hobby
Nama : Nur Rahmat Yusuf Usia : 9th Cita – cita : Pilot Hobby : Membaca puisi Pekerjaan orang tua : Buruh Karakter yang dimiliki Yusuf adalah sangat malas saat mengerjakan tugas, kurang semangat dalam belajar, kurang konsentrasi, suka cari perhatian, aktif tetapi yang mengarah kepada menjaili temannya bukan aktif dalam pembelajaran. Hambatan yang dihadapi Yusuf dalam mengikuti pelajaran adalah ia tidak mau memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan materi pelajaran, tidak membawa buku-buku pelajaran, dan lambat dalam menerima suatu perintah dari guru atau petunjuk mengerjakan suatu soal. Siswa tersebut tergolong dalam ABK jenis “lambat belajar” karena sulit dalam menerima pelajaran dan tidak mau mengikuti proses kegiatan belajar mengajar.
14
E. Pengelolaan 1. Sekolah Pengelolaan yang dilakukan dari pihak sekolah dalam hal ini guru kelas bertanya kepada wali murid yang anaknya satu kelas dengan siswa penyandang hambatan yang rumahnya berdekatan untuk mengetahui informasi keseharian anak penyandang hambatan tersebut. Selain itu orang tua penyandang hambatan tadi telah diberi surat untuk datang ke sekolah memberikan informasi tentang kebiasaan dan aktivitas anak di rumah. Selain itu dengan melihat kondisi latar belakang ekonomi yang berbeda dan letak geografis SD Negeri Sokowaten Baru yang berada di daerah perbatasan, Kepala Sekolah beserta guru dan komite bersepakat utuk membentuk paguyuban wali murid pada setiap kelasnya. Jadi pada setiap kelas terbentuklah kelompok walimurid yang terorganisasi sebagai upaya untuk menjalin kerjasama antara guru kelas dan wali murid dalam membimbing anak.
15
Dalam setiap bulan pasti terdapat beberapa kali pertemuan anatar wali murid dan guru kelas sebagai tempat musyawarah dan sharing tentang keadaan anak, merumuskan solusi bersama-sama, dan lain sebagainya. Misal untuk mengatasi kesulitan belajar anak, wali murid dan guru bersepakat untuk menambah jam pelajaran, atau untuk mengatasi masalah keuangan, wali murid dan guru juga bersepakat untuk mengadakan tabungan untuk anak. Disini, anak juga terlatih untuk belajar menabung. Kesepakatan-kesepakatan yang didapat oleh wali murid dan guru kemudian disampaikan kepada kepala sekolah dan komite sekolah untuk selanjutnya dilaksanakan Guru Pengelolaan yang dilakukan oleh guru kepada anak penyandang hambatan adalah guru menasihati dengan suara yang lembut dan pelan, memberi pujian atau sanjungan, dalam pemilihan tempat duduk anak penyandang hambatan ditempatkan di depan guru supaya dapat dipantau secara terus menerus.
16
F . Kendala yang Dihadapi
Kendala yang dihadapai guru dalam proses belajar mengajar adalah pembelajaran menjadi lama/ terganggu karena apabila guru menjelaskan materi dan para siswa yang lainnya sudah memahami anak penyandang hambatan tidak paham akan materi yang telah dijelaskan, selain itu ketika siswa yang lain sudah mengerjakan tugas yang diberikan bahkan dikumpulkan, anak penyandang hambatan justru tidak mau mengerjakan tugas tersebut dan tidak mau mengumpulkannya. Anak penyandang hambatan tersebut juga sulit dalam menyampaikan kembali pengetahuan yang ia dapat.
17
G. Profil sekolah yang diharapkan dalam pendidikan inklusi
Saat ini keberagaman anak semakin banyak terjadi. Anak-anak dengan kebutuhan khusus semakin banyak ditemui. Namun banyak dari kalangan orang tua mereka yang keberatan anaknya disebut sebagai anak berkebutuhan khusus. Hal ini banyak terjadi karena kurang pahamnya mereka terhadap definisi anak berkebutuhan khusus. Anggapan yang terlintas dalam pemikiran para orang tua tersebut masih didominasi oleh pengertian sebagai anak luar biasa yang harus diasingkan dari pendidikan dengan anak normal lainnya. Padahal kebutuhan khusus itu bermacam- macam ragamnya. Kebutuhan ini juga dapat dipenuhi dalam sekolah umum yang menerapkan pendidikan inklusi dalam pelaksanaan pembelajaran.
18
Sekolah umum dapat melaksanakan pendidikan inklusi untuk anak berkebutuhan khusus. Hal ini dapat dilakukan dengan menerima keberadaan anak dan tidak mengucilkannya. Sekolah harus dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk semua siswa dan menghargai perbedaan yang ada. Guru seharusnya lebih aktif dan intensif dalam menangani keberagaman siswa dalam proses pembelajaran maupun di luar proses pembelajaran. Untuk melaksanakan dan mengoptimalkan hasil, maka sekolah juga harus melibatkan orang tua dalam perencanaan pembelajaran sehingga meskipun keanekaragaman yang dimiliki siswa sangat bermacam-macam dapat diharapkan tujuan pendidikan dapat tercapai.
19
Kesimpulan Pendidikkan inklusi memang tengah bergerak, namun masih banyak ditemukan kendala untuk melaksanakannya. Fasilitas yang terbatas, misalnya fasilitas program khusus maupun sumber daya manusia. Di pihak lain sekolah inklusi masih asing didengar oleh sebagian masyarakat kita. Bahkan tak jarang ada orang tua yang keberatan anaknya disatukan dalam satu kelas dengan anak berkebutuhan khusus. SD Sokowaten Baru memiliki beragam siswa dengan kebutuhan masing-masing siswa yang berbeda dan beragam. Terdapat anak berkebutuhan khusus di sekolah ini, namun sekolah belum dapat mengoptimalkan kemampuannya untuk melayani anak-anak yang berkebutuhan khusus. Hal ini didukung dengan terlalu banyak jumlah siswa dalam satu kelas sehingga guru kewalahan dalam penanganannya karena siswa memiliki karakter dan sifat yang beranekaragam.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.