Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Studi Grouping & Studi Furniture Toko Pertemuan 16-18

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Studi Grouping & Studi Furniture Toko Pertemuan 16-18"— Transcript presentasi:

1

2 Studi Grouping & Studi Furniture Toko Pertemuan 16-18
Matakuliah : DESAIN INTERIOR III Tahun : 2009/2010 Studi Grouping & Studi Furniture Toko Pertemuan 16-18

3 Flipchart Flip Chart , merupakan laporan hasil survey lapangan.
Dilengkapi dengan : - Foto-foto, - Keterangan Lokasi dan Situasi Lingkungan, - Data Program Ruang, Data Penghuni, Data Material dan Bahan yang digunakan pada lantai, dinding dan ceiling Dan detail lainnya ( furniture, asesoris, suasana ruang ) Flip Chart digunakan untuk membuat perbandingan dan analisa dari beberapa rumah contoh yang disurvey Flip Chart untuk membantu proses presentasi mahasiswa di depan kelas Bina Nusantara University Bina Nusantara University 3

4 Flip Chart Kriteria toko1 toko2 toko3 lokasi Arsitektur gedung Analisa
Kesimpulan lokasi Arsitektur gedung Program Ruang Bina Nusantara University

5 Flip Chart Kriteria toko 1 toko 2 Toko 3 Analisa Kesimpulan
Target pengunjung Profesi Lay-out furniture Bina Nusantara University

6 Flip Chart Kriteria toko 1 toko 2 toko 3 Analisa Kesimpulan Floor Plan
Bahan Lantai Ceiling Plan Bina Nusantara University

7 Flip Chart Kriteria toko1 toko 2 toko 3 Analisa Kesimpulan
Furniture Assesories Fasilitas kebakaran Lain-lain Bina Nusantara University

8 Bina Nusantara University

9 Bina Nusantara University

10 Bina Nusantara University

11 *Task lighting: Jenis penerangan ini biasanya digunakan untuk menerangi area kerja misalnya seperti lampu meja, lampu yang ditempatkan dibawah rak pada area kerja dan lampu yang ditempatkan di ruang ganti pakaian. Tempat yang paling baik untuk menempatkan lampu ini adalah di antara kepala pengguna dengan permukaan area kerja. Jika lampu ditempatkan tepat di atas area kerja maka nantinya area kerja tersebut akan tertutup oleh bayangan pengguna itu sendiri. Dalam penerangan jenis ini lampu yang digunakan sebaiknya diberi reflektor, akan lebih baik lagi jika lampu tidak terlihat oleh pengguna supaya nantinya tidak menyilaukan, karena silau akan dapat membuat mata menjadi cepat lelah. kaca patri. Bina Nusantara University Bina Nusantara University 11

12 *Decorative lighting:
Penerangan jenis ini biasa memainkan peran yang penting dalam menciptakan kesan psikologis, karena penerangan ini mempunyai peran sebagai pemersatu dan fokus di dalam ruangan. Oleh karenanya supaya tidak muncul bayangan yang tidak menguntungkan, lampu ini harus sedikit dikurangi terangnya dengan dimmer. Contoh decorative lighting : lampu chandelier atau lampu neon yang berbentuk patung. kaca patri. Bina Nusantara University Bina Nusantara University 12

13 *Kinetic lighting: Hingga sekarang jenis penerangan ini masih kurang dikenali oleh orang, akan tetapi dapat memberikan karakteristik yang unik pada ruangan. Biasa jenis penerangan ini disebut dengan cahaya yang bergerak, bisa berasal dari lilin ataupun dari cahaya yang muncul dari api, tetapi dapat juga dari lampu yang berkedip pada papan iklan. Dengan menggunakan penerangan semacam ini, maka ruangan akan menjadi terkesan tradisional dan ritual, misalnya lampu halloween yang dalamnya dipasang lilin, lampu obor yang ada di parade dan di gereja masih tetap mengutamakan penggunaan lilin yang biasanya ditambah dengan wewangian ditambah dengan kaca patri. Bina Nusantara University Bina Nusantara University 13

14 Dari 5 jenis penerangan diatas, masing-masing dapat diklasifikasikan lagi menjadi 6 sistem pencahayaan, yaitu : Direct lighting : 0-10% sinar dipancarkan keatas, % sinar dipancarkan kebawah. Semi direct lighting : 10-40% sinar dipancarkan keatas, 60-90% dipancarkan kebawah. General diffuse lighting : 40-60% sinar dipancarkan keatas, 40-60% sinar dipancarkan kebawah. Direct-indirect lighting : 40-60% sinar dipancarkan keatas, 40-60% sinar dipancarkan kebawah. Semi indirect lighting : 60-90% sinar dipancarkan keatas, 10-40% sinar dipancarkan kebawah. Indirect lighting : % sinar dipancarkan keatas, 0-10% sinar dipancarkan kebawah (E. Kaufman, John, 1966: 10-1). Bina Nusantara University Bina Nusantara University 14

15 Dalam mengatur pencahayaan toko, penggunaan alat kontrol dimmer juga sangat disarankan karena selain mempunyai keuntungan memperpanjang umur lampu juga mempunyai keuntungan dalam mengatur terang gelapnya lampu di ruangan, sebab ada kalanya sinar matahari dapat masuk secara berlebihan ke dalam toko dan membuat ruang menjadi silau. Jika penggunaan alat kontrol dimmer dianggap terlalu mahal, maka ada beberapa cara untuk mengakalinya, metode pertama misalnya pemasangan alat kontrol dimmer hanya pada ½ jumlah lampu yang ada pada ruangan sehingga pada siang hari 50% dari lampu yang ada dapat dimatikan dan hanya dinyalakan ketika malam. Cara kedua adalah dengan memasang lampu di dekat jendela dengan saklar yang terpisah, sehingga pada siang hari lampu dapat dimatikan. Bina Nusantara University Bina Nusantara University 15

16 Tata udara : Tata udara dari suatu toko sangat perlu diperhatikan karena jika sirkulasi udara tidak lancar, akan dapat menyebabkan toko menjadi tidak nyaman. Apalagi jika suatu toko dalam kondisi yang penuh oleh pengunjung, dimana setiap orang menyerap oksigen dan mengeluarkan karbondioksida di saat yang bersamaan, maka kapasitas oksigen yang tersedia di dalam toko tersebut pun harus banyak agar orang merasa nyaman. Berikut ini kutipan rekomendasi udara untuk mencapai kenyamanan fisik yaitu: “Temperatur rata-rata: 23 derajat C; kelembaban udara : 50-60%; kecepatan angin : 2-3 m per detik”. Bina Nusantara University Bina Nusantara University 16

17 Untuk mengatasi hal tersebut maka solusinya adalah dengan ventilasi atau lubang udara. Ventilasi ini yang nantinya akan berfungsi sebagai tempat bertukarnya udara kotor dengan udara bersih sehingga udara di dalam toko tetap segar, nyaman, sejuk dan tidak lembab. Dasar pemikiran tata udara dalam toko juga harus mempertimbangkan pengunjung yang merokok karena asap rokok merupakan masalah khusus yang menyebabkan polusi udara. J. Pamudji Suptandar, Disain Interior: Pengantar Merencana Interior untuk Mahasiswa Disain dan Arsitektur, (Jakarta, Djambatan, 1999), hlm. 60. Bina Nusantara University Bina Nusantara University 17

18 Bina Nusantara University

19 Ruang yang tidak untuk merokok 30 m/jam/orang.
Berikut ini akan disampaikan data rekomendasi asap rokok dalam suatu ruang, adalah sebagai berikut: Ruang yang tidak untuk merokok 30 m/jam/orang. Ruang yang boleh untuk merokok 50 m/jam/orang. (Suptandar, Pamudji, 1982: 66). Kini dalam memenuhi tuntutan penyejukan udara dalam ruangan tidak lagi hanya mengandalkan sistem aliran udara alami saja atau yang biasa disebut cross ventilation system akan tetapi sudah mulai digunakan alat pengatur udara mekanis yang disebut AC (Air Conditioner). Air conditioner yang umum dipergunakan dalam toko biasanya adalah jenis AC central. AC jenis ini ada 2 macam yaitu: AC Central all air system AC Central water to air system Bina Nusantara University Bina Nusantara University 19

20 Pencegahan kebisingan/suara yang masuk dari luar ruangan.
Tata suara : Penataan suara dalam toko sangat penting untuk diperhatikan agar suara yang tidak diingikan tidak mengganggu tamu. Oleh karena itu pengontrol kebisingan dalam toko harus memperhatikan hal-hal dibawah ini: Pengurangan kebisingan yang berasal dari dalam ruangan, khususnya area display (pergerakan dan pembicaraan pengunjung). Pencegahan kebisingan/suara yang masuk dari luar ruangan. Pencegahan kebisingan/suara yang berasal dari ruangan-ruangan servis. Pengontrolan suara yang berasal dari penggunaan musik sebagai background maupun acara-acara spesial lainnya. Bina Nusantara University Bina Nusantara University 20

21 50 – 60 db : agak sepi / mulai bising
Berikut ini daftar klasifikasi kebisingan yang bisa ditolerir sebagai berikut: 30 – 40 db : sangat sunyi 50 – 60 db : agak sepi / mulai bising diatas 60 db : mengganggu percakapan per telepon 70 db : suara mobil, pesawat sangat bising (Suptandar, Pamudji, 1999: 58). Untuk meredam suara dalam toko dapat dipergunakan berbagai macam bahan antara lain tirai, karpet, upholstery, vynil, accoustic tile, glasswool dan lain-lain. Bina Nusantara University Bina Nusantara University 21

22 Bina Nusantara University

23 Bina Nusantara University

24 Bina Nusantara University


Download ppt "Studi Grouping & Studi Furniture Toko Pertemuan 16-18"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google