Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Pteridophyta dan Bryophita

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Pteridophyta dan Bryophita"— Transcript presentasi:

1 Pteridophyta dan Bryophita
DISUSUN OLEH : Dionisus Legionis Nanda Angelus ( ) Kunjungi My Blog

2 Pengertian Pteridophyta (Tumbuhan Paku)
Pteridophyta (Tumbuhan paku) merupakan suatu devisi yang warganya telah mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokok yaitu akar, batang dan daun – daun. Tumbuhan paku (Pteridophyta atau Filicophyta), adalah satu devisi tumbuhan yang telah memiliki sistem pembuluh sejati (kormus) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksinya. kelompok tumbuhan ini masih menggunakan Spora sebagai alat perbanyakan generatifnya, sama seperti Lumut dan fungi.

3 Tumbuhan paku mengalami metagenesis yaitu pergiliran keturunan antara sporofit dan gametifit. Sporofit merupakan tumbuhan paku itu sendiri. Tumbuhan paku hidup ditanah pada tempat yang lembab atau teduh serta ada yang hidup di air.Tumbuhan paku juga disebut sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui hampir (diperkirakan 3000 di antaranya tumbuh di Indonesia), sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembab. Salah satu anggota dari Pteridophyta ialah kelas Lycopodiinae ( paku kawat atau paku rambat ). Merupakan tumbuhan liar di pinggir-pinggir jalan, semak belukar atau di hutan-hutan,sering memanjat di pohon. Tumbuh dari dataran rendah sampai pegunungan dari ketinggian 100 m sampai m di atas permukaan laut.

4 Morfologi Tumbuhan Paku
Bentuk tumbuhan paku bermacam-macam, ada yang berupa pohon (paku pohon, biasanya tidak bercabang), epifit, mengapung di air, hidrofit, tetapi biasanya berupa terna dengan rizoma yang menjalar di tanah atau humus dan ental (bahasa Inggris frond) yang menyangga daun dengan ukuran yang bervariasi (sampai 6 m). Ental yang masih muda selalu menggulung (seperti gagang biola) dan menjadi satu ciri khas tumbuhan paku. Daun pakis hampir selalu daun majemuk. Sering dijumpai tumbuhan paku mendominasi vegetasi suatu tempat sehingga membentuk belukar yang luas dan menekan tumbuhan yang lain.

5 Ciri-Ciri Tumbuhan Paku
Memiliki jaringan pengangkut (xilem dan floem) Secara umum telah dapat dibedakan akar, batang dan daunnya. Alat reproduksi aseksual berupa spora. Spora dihasilkan oleh sporofil (daun fertil). Mengalami metagenesis (Fase sporofit lebih dominan dari fase gametofit)

6 akar dan batangnya (rizoma) terdapat di bawah tanah, daun-daunnya tumbuh ke atas dari rizoma. Tetapi, ada yang batangnya muncul di atas tanah, misalnya Cyathea, Psilotum, dan Alsophyla. Ciri khas daun pteridophyta muda adalah menggulung, dan daunnya ada yang kecil (mikrofil), ada pula yang besar (makrofil). Mikrofil berbentuk rambut atau sisik, tidak bertangkai, dan tidak bertulang kecuali pada paku kawat dan paku ekor kuda. Makrofil sudah bertangkai, bertulang daun, dan memiliki daging daun (mesofil) yang terdapat stomata, jaringan tiang, dan bunga karang. Ada pteridophyta yang tidak menghasilkan spora yang disebut tropofil/daun steril. Tropofil berfungsi untuk fotosintesis. Tetapi ada yang menghasilkan spora yang disebut sporofil /daun fertil. Spora terdapat di dalam sporangium, ada sel penutupnya yang berdinding tebal dan membentuk cincin yang disebut annulus. Sporangium terkumpul dalam sorus. Apabila dalam keadaan kekeringan, maka annulus mengerut dan sporangium akan pecah. Spora tersebut akan tersebar, bila lingkungannya cocok akan tumbuh menjadi individu baru. Bila ada embun yang membeku, maka daun-daunnya akan mati tetapi akar dan batangnya masih hidup, jadi ada kemungkinan untuk hidup kembali.

7 Bagian-Bagian Tumbuhan Paku
Akar tumbuhan paku merupakan akar sesungguhnya karena sel-sel akarnya sudah terdiferensiasi menjadi : kuit luar (epidermis) kulit dalam (korteks), dan silinder pusat, terdpat buluh pengangkut brupa xylem yang dikelilingi oleh floem. Tumbuhan paku mempunyai sistem perakaran serabut. AKAR

8 BATANG Pada sebagian besar jenis paku, batangnya terdapat di dalam tanah yang dinamakan ripang (rhizome). Jika muncul ke permukaan tanah, batangnya sangat pendek sekitar 0.5 m. Namun, ada beberapa batang pohon paku yang tingginya mencapai 5 m atau lebih, misalnya cythea sp. Pada batang, terdapat pembuluh pengangkut berup xilem dikelilingi floem.

9 Daun yang kecil-kecil disebut Mikrofil
Macam-Macam Daun Daun yang kecil-kecil disebut Mikrofil Daun yang besar-besar disebut Makrofil dan telah mempunyai daging daun (Mesofil) Daun yang khusus untuk asimilasi disebut Tropofil Daun yang khusus menghasilkan spora disebut Sporofil DAUN

10

11 Akar Batang Daun Akar paku bersifat sebagai akar serabut, ujungnya dilindungi oleh kaliptra Batang umumnya berupa akar tongkat (rizom) kecuali pada paku tiang dan golongannya Bentuk, ukuran, dan susunan anatomi daun paku bervariasi Akar terdiri atas: -  kulit luar (epidermis) - kulit dalam (korteks) -  silinder pusat yang terdiri dari xylem dan floem yang konsentris, yaitu xylem terdapat di tengah dikelilingi oleh floem Sistem anatomi batang paku berbeda-beda tergantung jenis tumbuhannya - Daun yang berukuran kecil disebut mikrofil. Pada mikrofil belum memperlihatkan diferensiasi, yaitu belum dapat dibedakan antara epidermis daging daun (mesofil) dan tulang daun -Daun yang berukuran besar disebut makrofil. Pada makrofil sudah mempunyai epidermis, mesofil yang terdiri dari jaringan tiang dan jaringan bunga karang dan terdapat tulang- tulang daun. Batang terdiri atas bagian-bagian: -   epidermis : di bawah lapisan epidermis terdapat jaringan penguat yang terdiri atas sel-sel skelerenkim - Korteks : banyak mengandung lubang yaitu ruang antar sel -Silinder pusat : terdiri ata xylem dan floem yang konsentris. Menurut fungsinya dibedakan menjadi dua, yaitu : - Tropofil : daun yang berfungsi khusus untuk fotosintesa - Sporofil : daun yang berfungsi menghasilkan spora.  Tetapi adapula tumbuhan paku yang mempunyai kedua fungsi tersebut.

12 KLASIFIKASI TUMBUHAN PAKU
KINGDOM :Plantae FILUM :Pteridophyta KELAS :Psilotopsida ORDO :Equisetopsida GENUS :Marattiopsida SPESIES :Polypodiopsida Tumbuhan paku dikelompokkan ke dalam 4 disvisi yaitu Divisi Psilophyta atau paku purba, Divisi Lycophyta (Lepidophyta) atau paku kawat, Divisi Arthrophyta atau paku ekor kuda, dan Divisi Filicophyta atau paku sejati. Tiga divisi pertama adalah tumbuhan paku dengan daun berupa mikrofil sedangkan divisi yang ke empat adalah paku dengan daun berupa makrofil.

13 Ø Psilotophyta mempunyai dua generasi
Ø      Psilotophyta mempunyai dua generasi. Psilotum sp tersebar luas di daerah tropik dan subtropik, mempunyai ranting dikotom, tidak memiliki akar dan daun, pengganti akar berupa rizoma diselubungi rambut-rambut yang dikenal rizoid. Contohnya: Psilotum.

14 Ø      Lycopodophyta memiliki daun berupa mikrofil yang tersusun secara spiral. Lycopodophyta memiliki sporangium yang muncul dari ketiak daun dan berkumpul membentuk strobilus (bentuk seperti pentungan kayu). Kebanyakan hidup menempel pada tumbuhan lain sebagai epifit. Contohnya Lycopodium sp dan Selaginella sp.

15 Ø      Equisetophyta sering disebut paku ekor kuda, bersifat homospora, mempunyai akar; batang; daun sejati, batangnya keras karena dinding sel mengandung silika. Mereka biasa tumbuh di tempat yang lembap. Daun berukuran menengah, bersisik, dan tersusun melingkar pada setiap buku. Rizom dapat menghasilkan batang yang menjulang ke atas hingga 1,3 meter, dan pada ujung batang terdapat strobilus berwarna kekuning-kuningan. Contohnya Equisetum debile (paku ekor kuda).

16 Ø      Pteridophyta (paku sejati) umumnya tumbuh di darat pada daerah tropis dan subtropis. Mereka memiliki makrofil dengan tulang-tulang daun dan daging daun (mesofil). Tinggi tumbuhan ini bervariasi mulai dari terpendek hingga yang tinggi menjulang seperti pohon. Contohnya: Adiantum cuneatum (paku suplir untuk hiasan), Marsilea crenata (semanggi untuk sayuran), Asplenium nidus (paku sarang burung), Pletycerium bifurcatum (paku tanduk rusa), Alsophilla glauce (paku tiang).

17 METAGENESIS TUMBUHAN PAKU
Tumbuhan paku mengalami metagenesis atau pergiliran keturunan antara generasi sporofit dan generasi gametofit. Generasi Saprofit merupakan tumbuhan paku itu sendiri yang dapat menghasilkan spora. Spora dihasilkan oleh struktur daun khusus yang disebut sporofil. Spora tersebut mudah menyebar diterbang angin, dan spora yang jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi tumbuhan baru yaitu berupa protalium. Generasi Gametofit merupakan tumbuhan penghasil gamet. Generasi gametofit ditandai dengan adanya protalium yaitu tumbuhan paku baru yang berbentuk seperti jantung, berwarna hijau, dan melekat pada substrat dengan rizoidnya. Generasi gametofit tidak berlangsung lama karena biasanya protaliumnya berukuran kecil dan tidak berumur panjang. Di dalam protalium terdapat suatu gametangium sehingga dapat membentuk anteridium yaitu alat kelamin jantan yang akan menghasilkan sperma, dan arkegonium yaitu alat kelamin betina yang akan menghasilkan sel telur. Jika terjadi pertemuan antara sperma dengan sel telur maka akan terbentuk zigot dan akan tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.

18 Metagenesis Tumbuhan Paku
Ø      Arkegonium Ø      Spora Ø      Mitosis Ø      Protalus atau protalium Ø      (gametofit) Ø      Anteridium Ø      Sel telur Ø      Spermatozoid Ø      Zigot Ø      Tumbuhan paku Ø      (sporofit) Ø      Sporangium Ø      Meiosis

19

20 MACAM-MACAM PAKU SPORA
Paku Homospora (isospora) menghasilkan satu jenis spora saja, misalnya paku kawat (Lycopodium clavatum). Homospora adalah genus dari ngengat dalam keluarga Geometridae .

21 Paku Heterospora (anisospora)
menghasilkan dua jenis spora yaitu: mikrospora (jantan) dan makrospora (betina), misalnya paku rane (Selaginella wildenowii) dan semanggi (Marsilea crenata).

22 Peralihan antara homospora dan heterospora
menghasilkan spora yang bentuk dan ukurannya sama (isospora) tetapi sebagian jantan dan sebagian betina (heterospora), misalnya paku ekor kuda (Equisetum debile)

23

24 MANFAAT TUMBUHAN PAKU Sebagai tanaman hiasan : - Platycerium nidus (paku tanduk rusa) - Asplenium nidus (paku sarang burung) - Adiantum cuneatum (suplir) - Selaginella wildenowii (paku rane) Sebagai pupuk hijau : - Azolla pinnata (bersimbiosis dengan anabaena azollae/ganging biru Sebagai bahan penghasil obat-obatan : - Asipidium filix-mas - Lycopodium clavatum Sebagai sayuran : - Marsilea crenata (semanggi) - Salvinia natans (paku sampan = kiambang) Sebagai pelindung tanaman di persemaian : - Gleichenia linearis Sebagai sumber bahan baku pembentukan batu bara : - Tumbuhan paku yang sudah mati pada zaman purba

25 Pengertian Bryophita (Tumbuhan Lumut)
Lumut merupakan tumbuhan tidak berpembuluh, yang termasuk dalam divisio bryophyta ( berasal dari bahasa yunani, bryum “lumut” ). Divisio ini mempunyai “daun” yang telah menyerupai daun tumbuhan berpembuluhLumut (Briophyta) adalah tumbuhan yang sudah terbentuk embrio. Bentuknya kecil, lembut, mempunyai talus yang tingginya kurang dari 15 cm, berspora tapi belum mempunyai akar, batang dan daun sejati.Divisio ini mempunyai anggota terbanyak, yaitu sekitar spesies.

26 Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor (perintis), yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya. Klasifikasi tradisional menggabungkan pula lumut hati ke dalam Bryophyta (Kimball, 1994: 339).

27 MORFOLOGI TUMBUHAN LUMUT
Tumbuhan lumut susunan tubuhnya lebih kompleks dibanding dengan Thallophyta. Dalam daur hidupnya terdapat pergantian keturunan (metagenesis) antara turunan vegetatif dengan turunan generatif. Gametofit lebih menonjol dibanding sporofit. Gametofit merupakan turunan vegetatif yang melekat pada substrat dengan menggunakan rizoid. Sporofit merupakan turunan vegetatif berupa badan penghasil spora (sporangium). Sporofit itu tumbuh pada gametosit bersifat parasit. Habitatnya di daratan yang lembab, ada pula yang hidup sebagai epifit. Tubuhnya tidak memiliki berkas pembuluh (vaskular seperti pembuluh xilem dan floem). Berdasarkan struktur tubuhnya dibedakan atas lumut hati (Hepaticae) dan lumut daun (Musci).

28 CIRI-CIRI TUMBUHAN LUMUT
Habitat: di tempat lembap, di lantai dasar hutan, di pohon, tembok, sumur, dan permukaan batu bata. merupakan peralihan antara Thallophyta dan Cormophyta Rhizoid (akar semu), fungsinya untuk melekat pada substrat dan mengangkut air dan zat-z at hara ke seluruh bagian tubuh. Koloni lumut : seperti beledu dan lembaran Tidak memiliki sistem pembuluh pengangkut R. vegetatif : pembentukan gemma, penyebaran spora, dan fragmentasi. R. generatif : peleburan dua gamet. Mengalami metagenesis yaitu pergiliran keturunan antara fase vegetatif (fase sporofit) dan fase generatif (fase gametofit). Fase gametofit hidupnya lebih lama dari fase sporofit. Sporofit hidupnya menumpang pada gametofit. Tumbuhan lumut yang sering kita lihat merupakan fase gametofit

29 BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN LUMUT
AKAR Lumut mempunyai rizoid (akar semu) yang berfungsi untuk melekat pada tempat tumbuh, serta menyerap air dan zat hara. Akar dan batang pada lumut tidak mempunyai pembuluh angkut (xilem dan floem)

30 BATANG Batang tidak memiliki pembuluh pengangkut (xilem dan floem). Daun kecil, sempit, mengandung kloroplas berisi klorofil. Lumut hati dan lumut tanduk tanpa batang dan tanpa pembuluh angkut. Tubuh berupa talus. Irisan melintang talus Selapis sel epidermis atas Jaringan parenkim, tempat asimilasi Selapis epidermis bawah, ada yg menjadi rizoi Lumut daun memiliki batang sederhana dg pembuluh angkut tunggal

31 DAUN Hanya mengalami pertumbuhan primer dengan sebuah sel pemula berbentuk tetrader. - Sporofit terdiri atas kapsul dan seta. - Sporofit yang ada pada ujung gametofit berwarna hijau dan memiliki klorofil, sehingga bisa melakukan fotosintesis. Pipih bilateral dengan satu pembuluh angkut (ibu tulang daun). air masuk secara imbibisi dan didistribusikan secara difusi

32 KLASIFIKASI TUMBUHAN LUMUT
TUMBUHAN LUMUT DIBEDAKAN MENJADEI 3 KELAS YAITU : Lumut Daun(Bryopsida) Lumut Hati (Hepaticopsida ) Lumut Tanduk(Anthocerop sida)

33 LUMUT DAUN/LUMUT SEJATI
Lumut ini dapat dengan mudah ditemukan di tempat yang basah atau lembab, menempel pada permukaan batu bata, tembok dan tempat-tempat terbuka. Contoh golongan lumut daun adalah Polytrichum sp yang berbentuk seperti beludru dan sering ditemukan menempel pada permukaan batu bata basah. CIRI-CIRI : Reproduksi vegetatif :fragmentasi, bagian dari tumbuhan menghasilkan tunas atau kuncup – lumut baru. Gametofit tumbuh tegak atau merayap Berkembang dari protonema Mempunyai daun, batang dan rhizoid multiseluler Daun hanya terdiri dari satu lapis sel dengan rusuk tengah, tersusun spiral atau melingkari batang. Arkegonium membentuk kalipra yang menempel diatas kapsul Kapsul bagian bawah fotosintetik dan mempunyai stomata Kapsul mempunyai kolumela, pecah dengan gigi-gigi peristom, tidak dijumpai adanya elater. Tangkai (seta) bertambah panjang secara perlahan selama perkembangan kapsul. Kuat dan biasanya berwarna. LUMUT DAUN/LUMUT SEJATI

34 Lumut hati berbentuk lembaran (talus), rizoidnya tidak bercabang terdapat di bawah tangkai atau lembarannya. Letak antheridium dan arkegonium terpisah. Pada umumnya lumut hati mudah ditemukan pada tebing-tebing yang basah. Contohnya Ricciocarpus sp dan Marchantia sp. CIRI-CIRI : Reproduksi vegetatif: pembentukan gemma dan fragmentasi. Gemma dihasilkan dari bagian dorsal talus. Pada setiap gemma terdapat sekumpulan titik tumbuh. Gemma dewasa terpencar/terlepas dari talusnya karena tetesan air atau sentuhan serangga kecil. Jika gemma jatuh di tempat cocok, akan tumbuh menjadi talus (individu baru). Reproduksi generatif : membentuk gamet. Dari talus yang berbentuk seperti lembaran daun, organ anteridium dan arkegonium muncul mencuat ke atas. peleburan spermatozoid + ovum – zigot – talus atau lumut baru LUMUT HATI

35 LUMUT TANDUK CIRI-CIRI :
Lumut tanduk sering dijumpai hidup di tepi danau, sungai atau sepanjang selokan. Lumut ini juga mengalami pergiliran keturunan antara generasi sporofit dan generasi gametofit. Generasi sporofitnya membentuk kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk. Contohnya Anthoceros sp. CIRI-CIRI : Gametofitnya berupa talus yang lebar dan tipis dengan tepi yang berlekuk. Rizoid berada pada bagian ventral. Pangkal sporofit dibentuk dengan selubung dari jaringan gametofit. Berdasarkan analisis asam nukleat, ternyata lumut ini masih berkerabat paling dekat dengan tanaman berpembuluh dibanding kelas lain pada tumbuhan lumut. Struktur  anatomi talus (gametofit) homogen, tiap sel mengandung satu kloroplas dengan satu pirenoid yang besar. Pada sisi ventral dari talus terdapat stoma dengan dua sel penutup yang berbentuk ginjal. Stoma tersebut hampir selalu terisi dengan lendir, dan melalui stoma tersebut dapat masuk koloni ganggang biru Nostoc. Lumut tanduk ada yang homotalik dan ada yang heterotalik. Spogoronium terdiri atas kaki dan kapsul (tidak ada seta), dinding sporogonium termasuk epidermis terdiri atas sel-sel yang mengandung kloroplas dan sel-sel epidermis yang mempunyai stomata. LUMUT TANDUK

36 METAGENESIS TUMBUHAN LUMUT
Tumbuhan lumut mengalami metagenesis, yaitu mengalami pargiliran yang teratur antara fase vegetatif dan generatif dalam daur hidupnya. Reproduksi tumbuhan lumut secara vegetatif membentuk spora haploid (n) yang dihasilkan oleh fase sporifit, yaitu sporogonium. Reproduksi secara generatif dengan peleburan antara spermatazoid yang dihasilkan anteridium (alat kelamin jantan) dengan ovum yang dihasilkan oleh arkegonium (alat kelamin betina).

37

38 MANFAAT TUMBUHAN LUMUT
Beberapa jenis tumbuhan lumut bermanfaat bagi manusia, antara lain Marchantia polymorpha sebagai obat hepatitis dan Sphagnum untuk bahan pembalut dan bahan bakar. Meskipun ukuran tubuhnya kecil, namun lumut mampu tumbuh dan menutupi areal yang luas sehingga berfungsi untuk menahan erosi, menyerap air, dan menyediakan sumber air pada saat musim kemarau. Lumut melakukan fotosintesis sehingga berperan menyediakan oksigen untuk lingkungannya. Lumut dapat tumbuh di habitat di mana tumbuhan lain tidak dapat tumbuh, maka lumut termasuk vegetasi perintis setelah lichen (lumut kerak). Sebagai bahan pengganti kapas, seperti berbagai jenis Sphagnum Secara ekologi dapat menyerap air dan menahan pengikisan tanah oleh air (erosi)

39

40 DAFTAR PUSTAKA Sembiring, L. dkk Biologi. Jilid 1. Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka. di akses tanggal 17 Maret 2015 di akses tanggal 17 maret 2015 di akses tanggal 17 maret 2015 024&bih=677&tbs=isch:1&tbnid=LqJQvYDi2UImvM:&imgrefu di akses tanggal 17 maret 2015 di akses tanggal 17 maret 2015 pteridophyta/ di akses tanggal 17 maret 2015 di akses 17 maret 2015


Download ppt "Pteridophyta dan Bryophita"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google