Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Tugas Remedial Geografi Disusun oleh : Dea Riskimaila M

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Tugas Remedial Geografi Disusun oleh : Dea Riskimaila M"— Transcript presentasi:

1 Tugas Remedial Geografi Disusun oleh : Dea Riskimaila M
Tugas Remedial Geografi Disusun oleh : Dea Riskimaila M. Aji Triatama Fachreza Yuma Wardana

2 DINAMIKA LITOSFER

3 Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu
Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer berasal dari kata Yunani, lithos (λίθος) yang berarti berbatu, dan sphere (σφαῖρα) yang berarti padat. Litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan. Secara harfiah litosfer adalah lapisan Bumi yang paling luar atau biasa disebut dengan kulit Bumi. Pada lapisan ini pada umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan Si02, itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah (merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian). Pengertian Litosfer

4 Litosfer Bumi meliputi kerak dan bagian teratas dari mantel Bumi yang mengakibatkan kerasnya lapisan terluar dari planet Bumi. Litosfer ditopang oleh astenosfer, yang merupakan bagian yang lebih lemah, lebih panas, dan lebih dalam dari mantel. Batas antara litosfer dan astenosfer dibedakan dalam hal responnya terhadap tegangan: litosfer tetap padat dalam jangka waktu geologis yang relatif lama dan berubah secara elastis karena retakan-retakan, sedangkan astenosfer berubah seperti cairan kental. Litosfer terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya gerak benua akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer.

5 Konsep litosfer sebagai lapisan terkuat dari lapisan terluar Bumi dikembangkan oleh Barrel pada tahun 1914, yang menulis serangkaian paper untuk mendukung konsep itu. konsep yang berdasarkan pada keberadaan anomali gravitasi yang signifikan di atas kerak benua, yang lalu ia memperkirakan keberadaan lapisan kuat (yang ia sebut litosfer) di atas lapisan lemah yang dapat mengalir secara konveksi (yang ia sebut astenosfer). Ide ini lalu dikembangkan oleh Daly pada tahun 1940, dan telah diterima secara luas oleh ahli geologi dan geofisika. Meski teori tentang litosfer dan astenosfer berkembang sebelum teori lempeng tektonik dikembangkan pada tahun 1960, konsep mengenai keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan lapisan lemah (astenosfer) tetap menjadi bagian penting dari teori tersebut.

6 Terdapat dua tipe litosfer
Litosfer samudra, yang berhubungan dengan kerak samudra dan berada di dasar samdura Litosfer benua, yang berhubungan dengan kerak benua Litosfer samudra memiliki ketebalan km, sementara litosfer benua memiliki kedalaman km. Kerak benua dibedakan dengan lapisan mantel atas karena keberadaan lapisan Mohorovicic

7 Batuan Batuan beku = terbentuk langsung dari pembekuan magma contoh batu granit berdasarkan letak pembekuannya Batuan beku dalam (intrusif)/plutonik = batuan yang terjadi dari magma yang membeku jauh di bawah permukaan bumi. Ex batholit dan stock Batuan beku korok (gang)/hipabisal = batuan yang membeku di dalam bumi dekat permukaan. Ex andesit porfiri Batuan beku luar (ekstrusif)/vulkanik = batuan yang terbentuk dari magma yang membeku pada atau di atas permukaan bumi. Ex lava, pumis(batu apung), lapili(pasir gunung api), tuf(abu gunung api), dan obsidian (pendinginan cepat, kristal kecil)

8 Contoh Bantuan Beku

9 Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk di permukaan bumi pada kondisi temperatur dan tekanan yang rendah. Batuan ini berasal dari batuan yang lebih dahulu terbentuk, yang mengalami pelapukan, erosi, dan kemudian lapukannya diangkut oleh air, udara, atau es, yang selanjutnya diendapkan dan berakumulasi di dalam cekungan pengendapan, membentuk sedimen. Material-material sedimen itu kemudian terkompaksi, mengeras, mengalami litifikasi, dan terbentuklah batuan sedimen. Batuan sedimen meliputi 75% dari permukaan bumi. Diperkirakan batuan sedimen mencakup 8% dari total volume kerak bumi.

10 Studi tentang urutan strata batuan sedimen adalah sumber utama untuk pengetahuan ilmiah tentang sejarah bumi, termasuk Paleogeografi, paleoklimatologi dan sejarah kehidupan. Disiplin ilmu yang mempelajari sifat-sifat dan asal batuan sedimen disebut sedimentologi. Sedimentologi adalah bagian dari baik geologi maupun geografi fisik dan tumpang tindih sebagian dengan disiplin lain dalam ilmu bumi, seperti pedologi, geomorfologi, geokimia dan geologi struktur. Batuan sedimen terjadi akibat pengendapan materi hasil erosi. Materi hasil erosi terdiri atas berbagai jenis partikel yaitu ada yang halus, kasar, berat dan ada juga yang ringan. Cara pengangkutannya pun bermacam-macam seperti terdorong (traction), terbawa secara melompat-lompat (saltation), terbawa dalam bentuk suspensi, dan ada pula yang larut (solution).

11 Batuan sedimen klastik
Batuan sedimen klastik terdiri dari mineral silikat dan fragmen batuan yang diangkut menggunakan fluida yang bergerak (sebagai bed load, suspended load, atau sebagai sedimen aliran gravitasi) dan terendapkan ketika fluida ini berhenti. Batuan sedimen klastik sebagian besar terdiri dari kuarsa, feldspar, fragmen batuan (litik), mineral lempung, dan mika; banyak mineral lainnya dapat hadir sebagai mineral aksesoris dan mungkin penting secara lokal. Sedimen klastik, dan akhirnya menjadi batuan sedimen klastik , dibagi sesuai dengan ukuran partikel yang dominan (diameter). Kebanyakan ahli geologi menggunakan skala ukuran butir Udden-Wentworth dan membagi sedimen terkonsolidasi menjadi tiga fraksi: kerikil (diameter> 2 mm ), pasir (diameter 1/16 hingga 2 mm ), dan lumpur (lempung berdiameter <1/256 mm sedang lanau berdiameter antara 1/16 dan 1/256 mm). Klasifikasi batuan sedimen klastik sejajar skema ini; konglomerat dan breksi sebagian besar terbuat dari kerikil, batupasir sebagian besar terbuat dari pasir, dan batulumpur sebagian besar terbuat dari lumpur. Subdivisi tripartit ini mirip dengan pembagian kategori pada literatur yang lebih tua yakni rudit, arenit, dan lutit.

12 Subagian tiga kategori luas ini didasarkan pada perbedaan dalam bentuk klas (konglomerat dan breksi), komposisi (batupasir), ukuran butir dan / atau tekstur (batulumpur).

13 Batuan sedimen biokimia
Batuan sedimen biokimia dibuat ketika biota menggunakan bahan terlarut di udara atau air untuk membangun jaringan mereka. Contohnya termasuk : Sebagian besar batugamping yang terbentuk dari kerangka biota berkapur seperti karang, moluska, dan foraminifera. Batubara, terbentuk dari tanaman yang menghilangkan karbon dari atmosfer dan mengkombinasikannya dengan unsur-unsur lain untuk membentuk jaringannya. Endapan rijang terbentuk dari akumulasi kerangka mengandung silika dari biota mikroskopis seperti radiolaria Dan diatom.

14 Batuan sedimen kimia Batuan sedimen kimia terbentuk ketika konstituen mineral dalam larutan menjadi jenuh dan terpresipitasi secara anorganik . Batuan sedimen kimia yang umum meliputi batugamping oolitik dan batuan-batuan yang terdiri dari mineral evaporit, seperti halit (batuan garam), silvit, barit dan gypsum.

15 Batuan Malihan Batuan malihan adalah batuan yang terbentuk akibat adanya proses perubahan temperatur dan tekanan udara batuan yang telah ada sebelumnya. Contoh batuan malihan adalah batu sabak (slate) yang merupakan perubahan dari batu gamping dan batu marmer. Batuan malihan terbentuk dari batuan beku atau batuan sedimen yang telah berubah wujud. Karena itu, batuan malihan disebut juga batuan metamorfosis. Batuan malihan dapat dibagi berdasarkan proses pembentukannya, yaitu sebagai berikut : Batuan Malihan Kontak Batuan Malihan Dinamo Batuan Malihan Thermal-Pneumatolik

16 Perubahan bentuk permukaan bumi dipengaruhi oleh dua tenaga, yaitu tenaga endogen dan tenaga eksogen. Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang terdiri atas tektonisme, vulkanisme, dan gempa bumi. Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar permukaan bumi, terdiri atas pelapukan erosi, masswasting, dan sedimentasi Pengubahan Litosfer

17 Tenaga Endogen Tektonisme Tektonisme adalah proses yang terjadi akibat pergerakan, pengangkatan, lipatan, dan patahan pada struktur tanah di suatu daerah. Yang dimaksud lipatan adalah bentuk muka bumi hasil gerakan tekanan secara horizontal maupun vertikal yang menyebabkan lapisan permukaan bumi menjadi berkerut dan melipat. Patahan adalah permukaan bumi hasil dari gerakan tekanan horizontal dan tekanan vertikal yang menyebabkan lapisan bumi menjadi retak dan patah. Ada dua jenis tektonisme, yaitu Epirogenesa dan Orogenesa. Epirogenesa adalah proses perubahan bentuk daratan yang disebabkan oleh tenaga lambat dari dalam bumi dengan arah vertikal, baik ke atas maupun ke bawah melewati daerah yang sangat luas. Ada dua Epirogenesa: Epirogenesa positif, yaitu gerakan yang mengakibatkan turunnya lapisan kulit bumi, sehingga permukaan air laut terlihat naik dan daratan menurun. Epirogenesa negatif, yaitu gerakan yang mengakibatkan naiknya lapisan kulit bumi, sehingga permukaan air laut terlihat turun dan daratan menaik. Orogenesa adalah pergerakan lempeng tektonis yang sangat cepat dan meliputi wilayah yang sempit. Tektonik Orogenesa biasanya disertai proses pelengkungan (warping) dan lipatan (folding) yang terjadi akibat adanya tekanan pada arah mendatar pada lapisan batuan yang lentur. Lipatan terbentuk dari 2 bentuk dasar yaitu sinklinal dan antiklinal.

18 Proses Lipatan Lipatan dapat terjadi sebagai akibat dari adanya tekanan horisontal yang berlawanan pada suatu lapisan batuan. Tekanan tersebut biasanya lemah tetapi berlangsung terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Akibatnya lapisan batuan menjadi melengkung membentuk suatu lipatan. Bagian puncak dari lipatan disebut dengan antiklimal, sedangkan bagian lembah disebut denngan sinklinal Bentuk Lipatan a. Lipatan Tegak Lipatan tegak merupakan lipatan yang mempunyai antiklinal dan sinklinal dengan letak simetrik terhadap sumbu lipatan yang ada di sampingnya. Lipatan ini terjadi sebagai akibat dari adanya dua tenaga yang bertemu dengan kekuatan yang seimbang. b. Lipatan Miring Lipatan miring merupakan lipatan yang mempunyai sumbu antiklinal agak miring. Lipatan ini dapat terjadi karena tekanan horisontal dari salah satu sisi lebih besar dari sisi lainnya.

19 c. Lipatan Mengganung Lipatan menggantung merupakan lipatan yang mempunyai antiklinal dan sinklinal yang miring dan lebih miring dibandingkan dengan lipatan miring, Lipatan ini terjadi sebagai akibat dari adanya tekanan horisontal dari salah satu sisi lebih besar dari sisi lainnya. d. Lipatan Isoklinal Lipatan isoklinal merupakan lipatan yang mempunyai beberapa antiklinal yang relatif sejajar. Lipatan ini terbentuk sebagai akibat dari adanya dua tekanan horisontal hampir sama dan mengenai struktur batuan yang lebih elastis. e. Lipatan Rebah Lipatan rebah merupakan lipatan yang terjadi sebagai akibat dari adanya tekanan kuat yang mendorong bagian dasar lipatan, sehingga antiklinalnya rebah, Lipatan ini dapat terjadi karena adanya tekanan horisontal dari satu arah yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan tekanan dari sisi satunya

20 Proses Patahan Patahan terjadi karena adanya gerakan vertikal maupun horizontal pada lapisan kulit bumi yang kaku dalam waktu yang sangat cepat. Bentuk Patahan a. Patahan Normal Patahan normal merupakan patahan yang arah lempeng batuannya mengalami penurunan yang mengikuti arah gaya berat (gravitasi bumi). b. Patahan Reverse Patahan reverse merupakan patahan yang arah lempeng batuannya bergerak naik dan berlawanan arah dengan gaya berat (arahnya kebalikan dari patahan normal). c. Patahan Slip Patahan slip merupakan patahan yang terjadi sebagai akibat dari adanya dua tenaga penggerak lapisan batuan yang horisontal dan berlawanan arah . Patahan ini dibagi menjadi strike slip fault dan oblique slip fault

21 d. Patahan komplek, yaitu patahan yang terjadi sebagai akibat bekerjanya tenaga endogen sehingga menghasilkan retakan, patah naik, patah turun, patah mendatar ke kanan dan ke kiri, dapat berupa pegunungan blok.

22 Vulkanisme Vulkanisme merupkan kegiatan gunung api yang terjadi karena aktivitas keluarnya magma sampai ke permukaan bumi. Proses keluarnya magma ke permukaan bumi disebut letusan gunug api atau eropsi. Gunung api adalah gung yang memiliki lubang kepundan tempat keluarnya magma di permukaan bumi.

23 Magma Intrusi magma adalah peristiwa menyusupnya magma di antara lapisan batuan, tetapi tidak mencapai permukaan Bumi. Intrusi magma dapat dibedakan atas sebagai berikut : Intrusi datar (sill atau lempeng intrusi), yaitu magma menyusup di antara dua lapisan batuan, mendatar, dan paralel dengan lapisan batuan tersebut. Lakolit, yaitu magma yang menerobos di antara lapisan Bumi paling atas. Bentuknya seperti lensa cembung atau kue serabi. Gang (korok), yaitu batuan hasil intrusi magma yang menyusup dan membeku di sela-sela lipatan (korok). Diatermis, yaitu lubang (pipa) di antara dapur magma dan kepundan gunung berapi. Bentuknya seperti silinder memanjang. Batolit, yaitu batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma karena penurunan suhu yang sangat lambat. Sills, yaitu sisipan magma yang yang membeku di antara dua lapisan litosfer, relatif tipis, dan melebar. Apofisis, yaitu gang yang relatif kecil yang merepukan cabang gang.

24 Ekstrusi Magma Ekstrusi magma adalah peristiwa penyusupan magma hingga keluar ke permukaan Bumi dan membentuk gunung api. Hal ini terjadi apabila tekanan gas cukup kuat dan ada retakan pada kulit Bumi sehingga menghasilkan letusan yang sangat dahsyat. Ekstrusi magma inilah yang menyebabkan terjadinya gunung api. Ekstrusi magma tidak hanya terjadi di daratan tetapi juga bisa terjadi di lautan.Oleh karena itu gunung berapi bisa terjadi di dasar lautan. Secara umum ekstrusi magma dibagi dalam tiga macam, yaitu: Erupsi linear terjadi jika magma keluar lewat celah-celah retakan atau patahan memanjang sehingga membentuk deretan gunung berapi. Misalnya Gunung Api Laki di Islandia, dan deretan gunung api di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Erupsi areal terjadi apabila letak magma dekat dengan permukaan bumi, sehingga magma keluar meleleh di beberapa tempat pada suatu areal tertentu. Misalnya Yellow Stone National Park di Amerika Serikat yang luasnya mencapai km2. Erupsi Sentral terjadi magma keluar melalui sebuah lubang (saluran magma) dan membentuk gunung-gunung yang terpisah. Misalnya Gunung Krakatau, Gunung Vesucius, dan lain-lain.

25 Berdasarkan kekuatannya, erupsi dibedakan atas leleran dan ledakan, yaitu sebagai berikut :
Leleran (efusif), yaitu proses erupsi berupa leleran lava melalui retakan-retakan. Ledakan (eksplosif), yaitu proses berupa ledakan yang memuntahkan bahan-bahan piroklastik di samping leleran lava Terdapat empat macam benda vulkanik akibat erupsi, yaitu lava, lahar, eflata, dan gas : Lava, yaitu magma yang meleleh sampai permukaan bumi melalui letusan gunung api. Lahar, yaitu lava yang telah bercampur dengan bahan-bahan di permukaan bumi, seperti batuan pasir, tanah, dan air. Eflata atau piroklastika, berdasarkan ukuran butirnya di bedakan atas bom, lapili, kerikil vulkanik, dan abu vulkanik Eksalasi (gas), berupa nitrogen, belerang, dan gas asam

26 Tipe-tipe Gunugapi Perisai (Tameng) Gunung berapi perisai atau gunung berapi tameng adalah jenis gunung berapi enyang berbentuk mirip dgan bentuk perisai yang melebar dengan sedikit puncak yang tidak terlalu tinggi persis perisai yang diletakan di atas tanah. Gunung api perisai dapat di bedakan dari gunung api lain berdasarkan tingkat ketinggian puncak dan lerengnya. Gunung api perisai memiliki badan gunung yang luas dengan lereng yang landai. Bentuk gunung seperti gunung api perisai tercipta karena magma yang keluar sewaktu erupsi bersifat sangat encer. Akibatnya, magma pijar dapat dengan cepat mengalir dan menyebar di wilayah yang luas. Gunung api perisai mempunyai sifat erupsi efusif karena letak dapur magmanya dangkal dan tekanan gas magmatiknya tidak terlalu kuat. Contoh gunung api perisai: gunung api di Kepulauan Hawaii, yaitu Mauna Loa, Kilauea, dan Mauna Kea.

27 Maar Gunungapi maar (maar volcanoes) terbentuk akibat letusan atau erupsi yang berupa pedakan (eksplosif) dari sebuah dapur magma yang relatif kecil dan dangkal sehingga terjadi hanya satu kali, dengan bahan-bahan yang dikeluarkan berupa eflata. Bentuk gunung ini melingkar. Contohnya Gunug Lamongan (JawaTimu).

28 Strato Gunung Api Strato adalah Gunung api yang terbentuk karena letusan Ekstrusi (Erupsi) Ekslposif dan Ekstrusi (Erupsi) Efusif secara terus-menerus dan saling bergantian. Gunung Api Strato berbentuk kerucut dengan lereng curam. Sudut kemiringan Lereng gunung ini antara 10 – 30 derajat. Karena terbentuk dari letusan yang terus menerus, lereng dari Gunung Api Strato memiliki lapisan-lapisan yang tersusun atas material-material letusan. Sebagian besar gunung api di Indonesia merupakan Gunung Api Strato, contohnya adalah gunung tangkuban perahu dan gunung semeru.

29 Berdasarkan kedalam dapur magma, volume dapur magma, dan kekuatan tekanan magmatikdihasilkan bermacam-macam tipe letusan gunungapi, yaitu sebagai berikut Tipe Hawaii, yaitu letusan gas yang ringan pada permukaan magma di kepundan yang disebut letusan air mancur. Contohnya letusan digunungapi Kepulauan Hawaii, seperti Kilauea dan Mauna Loa

30 Tipe Strombolli, yaitu letusan gas yang tidak begitu kuat, tetapi terus-menerus, dan banyak melemparkan eflata. Contohnya Gunung Vesuvius (Italia) dan Stromboli (gunungapi laut di lepas pantai italia).

31 Tipe Vulkano, yaitu tipe letusan gunungapi pada umumnya
Tipe Vulkano, yaitu tipe letusan gunungapi pada umumnya. Dalam perkembangannya hampir semua umumnya. Letusannya terdiri atas embusan gas magmatik dengan bom, lapili, dan abu vulkanik.

32 Tipe Perret, yaitu letusan berupa tiangan gas yang sangat tinggi dan dihiasi awan berbentuk bunga kol diujungnya.

33 Tipe Merapi, St. Vincent, dan Mt
Tipe Merapi, St. Vincent, dan Mt. Pelee, yaitu tipe letusan dengan magma yang kental, berturut-turut dari tekanan gas yang rendah ke yang tinggi. Contohnya Gunung Merapi di Jawa Tengah

34 Gempa Bumi Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa. Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9, meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo gempa di Jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011), dan itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli.

35 Gempa Tektonik Gempa Bumi tektonik adalah jenis gempa Bumi yang disebabkan oleh pergeseran lempeng plat tektonik. Gempa ini terjadi karena besarnya tenaga yang dihasilkan akibat adanya tekanan antar lempeng batuan dalam perut Bumi. Gempa Bumi ini adalah jenis gempa yang paling sering dirasakan, terutama di Indonesia.

36 Gempa Vulkanik Gempa vulkanik adalah jenis gempa yang terjadi karena aktivitas magma di perut bumi. Gempa ini tergolong gempa yang cukup intensif terjadi di kepulauan Indonesia yang memiliki banyak gunung berapi. Setiap adanya letusan gunung berapi pasti sebelumnya terjadi getaran yang di rasakan oleh masyarakat sekitar gunung tersebut. Gempa inilah yang dimaksud dengan gempa vulkanik. Contoh: Gempa yang terjadi di daerah gunung Kelut sebelum meletus.

37 Gempa Runtuhan (Terban)
Gempa runtuhan atau juga disebut gempa terban adalah gempa Bumi yang terjadi karena adanya runtuhan misalnya di dalam gua atau daerah tambang dan tanah longsor. Getaran yang ditimbulkan akibat gempa runtuhan tidak terlalu hebat, tetapi hanya meliputi daerah sekitar runtuhan. Gempa bumi runtuhan terjadi karena guguran atau runtuhan tanah atau runtuhnya bagian atas litosfer karena sebelah dalam berongga. Daerah yang terjadi gempa guguran adalah daerah tambang yang berbentuk terowongan, pegunungan kapur atau lubang di dalam pegunungan kapur. Kadang-kadang terdapat gua yang terjadi karena pelarutan. Jika atap gua tersebut runtuh, maka timbullah gempa bumi. Bahaya yang di akibatkan gempa bumi runtuhan kecil, umumnya gempa runtuhan terjadi pada wilayah local. Gempa runtuhan atau terban adalah getaran yang dirasakan di permukaan bumi akibat adanya tanah longsor, atap gua runtuh, atau tanah runtuh di lubang pertambangan yang menimbulkan getaran di muka bumi. Akibat gempa ini hanya dirasakan di sekitar gempa runtuhan atau bersifat lokal. Namun, akibat yang dirasakan dapat menimbulkan kematian bagi manusia yang tertimbun dan merusak bangunan di sekitar gempa runtuhan.

38 Gempa Buatan Gempa buatan adalah gempa yang terjadi karena adanya aktivitas manusia sehingga menyebabkan getaran yang cukup berarti Berdasarkan jarak hiposentrum dari permukaan bumi, gempa dibedakan menjadi tiga, yaitu : Gempa dangkal Gempa bumi dangkal yaitu gempa yang letak hiposentrumnya kurang dari 100 km di bawah permukaan bumi. Gempa Pertengahan Gempa bumi Pertengahan yaitu gempa yang letak hiposentrumnya antara 100–300 km di bawah permukaan bumi. Gempa Dalam Gempa bumi Dalam yaitu gempa yang letak hiposentrumnya lebih dari 300 km dari permukaan bumi

39 Berikut merupakan istilah-istilah yang berkaitan dengan gempa bumi. 1
Berikut merupakan istilah-istilah yang berkaitan dengan gempa bumi. 1. Hiposentrum, yaitu pusat gempa di dalam bumi. 2. Episentrum, yaitu pusat gempa di permukaan bumi. 3. Makroseisma, yaitu getaran gempa yang kuat dan terasa oleh umum. 4. Mikroseisma, yaitu getaran gempa yang halus dan hanya tercatat oleh seismograf. 5. Pleistoseista, yaitu daerah gempa yang paling parah mengalami kerusakan. 6. Isoseista, yaitu garis pada peta yang menghubungkan tempattempat yang sama kuat getarannya. 7. Homoseista, yaitu garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat dengan catatan waktu getarannya sama. 8. Seismograf, yaitu alat untuk mengukur getaran gempa. 9. Seismogram, yaitu data yang tercatat pada waktu getaran gempa terjadi.

40 Tenaga Eksogen Tenaga eksogen yaitu tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifat umum tenaga eksogen adalah merombak bentuk permukaan bumi hasil bentukan dari tenaga endogen. Bukit atau tebing yang terbentuk hasil tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga dapat mengubah bentuk permukaan bumi. Secara umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu: Atmosfer, yaitu perubahan suhu dan angin. Air yaitu bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser, dan sebagainya. Makhluk hidup yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia. Di permukaan laut, bagian litosfer yang muncul akan mengalami penggerusan oleh tenaga eksogen yaitu dengan jalan pelapukan, pengikisan dan pengangkutan, serta sedimentasi. Misalnya di permukaan laut muncul bukit hasil aktivitas tektonisme atau vulkanisme. Mula-mula bukit dihancurkannya melalui tenaga pelapukan, kemudian puing-puing yang telah hancur diangkut oleh tenaga air, angin, gletser atau dengan hanya gravitasi Bumi. Hasil pengangkutan itu kemudian diendapkan, ditimbun di bagian lain yang akhirnya membentuk timbunan atau hamparan bantuan hancur dari yang kasar sampai yang halus. Contoh lain dari tenaga eksogen adalah pengikisan pantai. Setiap saat air laut menerjang pantai yang akibatnya tanah dan batuannya terkikis dan terbawa oleh air. Tanah dan batuan yang dibawa air tersebut kemudian diendapkan dan menyebabkan pantai menjadi dangkal. Di daerah pegunungan bisa juga ditemukan sebuah bukit batu yang kian hari semakin kecil akibat tiupan angin. Ada pun siklus geologi yang berlangsung sepanjang masa.

41 Pelapukan Pelapukan adalah peristiwa penghancuran massa batuan, baik secara fisika, kimiawi, maupun secara biologis. Proses pelapukan batuan membutuhkan waktu yang sangat lama. Semua proses pelapukan umumnya dipengaruhi oleh cuaca. Batuan yang telah mengalami proses pelapukan akan berubah menjadi tanah. Apabila tanah tersebut tidak bercampur dengan mineral lainnya, maka tanah tersebut dinamakan tanah mineral.

42 Pelapukan mekanik (fisik)
Pelapukan mekanik (fisis), yaitu peristiwa hancur dan lepasnya material batuan, tanpa mengubah struktur kimiawi batuan tersebut. Pelapukan mekanik merupakan penghancuran bongkah batuan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Ada beberapa faktor yang menyebabkan pelapukan mekanik, yaitu sebagai berikut. (a) Akibat perbedaan temperatur Batuan akan mengalami proses pemuaian apabila panas dan sekaligus pengerutan pada waktu dingin. Apabila proses ini berlangsung terus menerus, maka lambat laun batuan akan mengelupas, terbelah, dan pecah menjadi bongkah-bongkah kecil. (b) Akibat erosi di daerah pegunungan. Air yang membeku di sela-sela batuan volumenya akan membesar, sehingga air akan menjadi sebuah tenaga tekanan yang merusak struktur batuan. (c) Akibat kegiatan makhluk hidup seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan. Akar tumbuhan akan merusak struktur batuan, begitu juga dengan hewan yang selalu membawa butir-butir batuan dari dalam tanah ke permukaan. Selain makhluk hidup dan tumbuh-tumbuhan, manusia juga memberikan andil dalam terjadinya pelapukan mekanis (fisik). Dengan pengetahuannya, batuan sebesar kapal dapat dihancurkan dalam sekejap dengan menggunakan dinamit.

43 (d) Akibat perubahan air garam menjadi kristal Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya menguap dan garam akan mengkristal. Kristal garam ini tajam sekali dan dapat merusak batuan pegunungan sekitarnya, terutama batuan karang.

44 Pelapukan Kimiawi Pelapukan kimiawi, yaitu proses pelapukan massa batuan yang disertai dengan perubahan susunan kimiawi batuan yang lapuk tersebut. Pelapukan ini terjadi dengan bantuan air, dan dibantu dengan suhu yang tinggi. Proses yang terjadi dalam pelapukan kimiawi ini disebut dekomposisi. Terdapat empat proses yang termasuk pada pelapukan kimia, yaitu sebagai berikut. (a) Hidrasi, yaitu proses batuan yang mengikat batuan di atas permukaan saja. (b) Hidrolisa, yaitu proses penguraian air (H2O) atas unsur-unsurnya menjadi ion-ion positif dan negatif. Jenis proses pelapukan ini terkait dengan pembentukan tanah liat. (c) Oksidasi, yaitu proses pengkaratan besi. Batuan yang mengalami proses oksidasi umumnya akan berwarna kecoklatan, sebab kandungan besi dalam batuan mengalami pengkaratan. Proses pengkaratan ini berlangsung sangat lama, tetapi pasti batuan akan mengalami pelapukan.

45 (d) Karbonasi, yaitu pelapukan batuan oleh karbondioksida (CO2)
(d) Karbonasi, yaitu pelapukan batuan oleh karbondioksida (CO2). Gas ini terkandung pada air hujan ketika masih menjadi uap air. Jenis batuan yang mudah mengalami karbonasi adalah batuan kapur. Reaksi antara CO2 dengan batuan kapur akan menyebabkan batuan menjadi rusak. Pelapukan ini berlangsung dengan batuan air dan suhu yang tinggi. Air yang banyak mengandung CO2 (Zat asam arang) dapat dengan mudah melarutkan batu kapur (CaCO2). Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan gejala karst. Proses pelapukan batuan secara kimiawi di daerah karst disebut kartifikasi.

46 Erosi Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya. Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali, namun di kebanyakan tempat kejadian ini diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata guna lahan yang buruk, penggundulan hutan, kegiatan pertambangan, perkebunan dan perladangan, kegiatan konstruksi / pembangunan yang tidak tertata dengan baik dan pembangunan jalan. Tanah yang digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian biasanya mengalami erosi yang jauh lebih besar dari tanah dengan vegetasi alaminya. Alih fungsi hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan erosi, karena struktur akar tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan dengan struktur akar tanaman pertanian yang lebih lemah. Bagaimanapun, praktik tata guna lahan yang maju dapat membatasi erosi, menggunakan teknik semisal terrace-building, praktik konservasi ladang dan penanaman pohon.

47 Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain dari erosi adalah menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi). Penurunan kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan meningkatkan limpasan air permukaan yang akan mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu butiran tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan mengendap di sungai (sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi akan mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga akan memengaruhi kelancaran jalur pelayaran. Erosi dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian yang alami, dan baik untuk ekosistem. Misalnya, kerikil secara berkala turun ke elevasi yang lebih rendah melalui angkutan air. erosi yang berlebih, tentunya dapat menyebabkan masalah, semisal dalam hal sedimentasi, kerusakan ekosistem dan kehilangan air secara serentak.

48 Proses erosi merupakan kombinasi dua sub proses yaitu: 1
Proses erosi merupakan kombinasi dua sub proses yaitu: 1. Penghancuran struktur tanah menjadi butir-butir primer oleh energi tumbuk butir-butir hujan yang menimpa tanah, perendaman oleh air yang tergenang (proses dispersi) dan pemindahan (pengangkutan) butir-butir tanah oleh percikan hujan. 2. Penghancuran struktur tanah diikuti pengangkutan butir-butir tanah oleh air yang mengalir di permukaan tanah. Besar erosi tergantung dari banyaknya aliran permukaan maka dengan menungkatnya aliran permukaan erosi meningkat.

49 Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya erosi tanah terutama iklim, topografi, vegetasi, tanah dan manusia. Secara alami tanpa campur tangan manusia erosi dapat berjalan, tapi prosesnya seimbang dengan proses pembentukan tanah. Dampak yang ditimbulkan oleh adanya erosi dapat meliputi dua daerah yaitu dampak pada sumber kejadian erosi dan di daerah bawahnya (hilir): 1. Kemunduran produktivitas tanah sebagai akibat dari tekstur, perubahan struktur tanah yang menyebabkan kemampuan aerasi dan peresapan berkurang, berkurangnya lapisan top soil sehingga lapisan yang subur berkurang, tanah menjadi relatif kering karena kemampuan menyimpan air berkurang, mengurangi kemampuan untuk usaha pemupukan. 2. Berkurangnya aliran air sungai-sungai dan mata air pada musim kemarau. 3. Mengotori sumber air untuk minum dan keperluan rumah tangga karena air dari sumber akan dikotori oleh pelumpuran akibat terkikisnya tanah. 4. Meningkatnya bahaya banjir baik frekuensi maupun besarnya banjir. Dalam hal ini disebabkan oleh pendangkalan sungai, saluran pembuangan sungai, muara sungai dan waduk akibat pendangkalan sedimen hasil kikisan tanah sebelah hulu (Sunu Sutikno, 1997:482).

50 Jenis-Jenis Erosi 1. Erosi Lembar / Sheet Erosion / Erosi permukaan. Erosi lembar/ sheet erosion atau erosi permukaan adalah pengangkutan lapisan tanah yang merata tebalnya dari suatu permukaan bidang tanah. Kekuatan jatuh butir-butir hujan dan aliran air dipermukaan tanah merupakan penyebab utama erosi ini. 2. Erosi Alur / Riil Erosion. Yaitu erosi yang terjadi akibat terkonsentrasinya air pada tempat terperciknya partikel-partikel tanah yang kemudian membentuk aliran ke bawah. Timpaan air hujan yang keras mempunyai daya pemecah agregat yang lebih kuat sehingga partikel tanah terpecik ke luar dari kedudukannya. 3. Erosi Parit / Gulley Erosion. Proses terjadinya sama dengan erosi alur tetapi saluran-saluran yang terbentuk sudah sedemikian dalamnya sehingga tidak dapat dihilangkan dengan pengolahan tanah biasa. Erosi parit yang baru terbentuk berukuran sekitar 40 cm lebar dan dalamnya sekitar 25 cm. Erosi parit yang telah lanjut dapat mencapai 30 meter dalamnya.

51 4. Erosi Tebing Sungai. Erosi tebing sungai terjadi sebagai akibat pengikisan tebing oleh air yang mengalir dari bagian atas atau oleh terjangan arus air yang kuat pada kelokan sungai. Erosi tebing akan lebih hebat jika vegetasi penutup tebing telah habis atau jika dilakukan pengelolaan terlalu dekat dengan tebing. 5. Longsor /Landslide Longsor adalah suatu bentuk erosi yang pengangkutan atau pemindahan tanahnya terjadi pada suatu saat dalam volume yang besar. 6. Erosi Interal Erosi internal adalah terangkutnya butir-butir primer kebawah kedalam celah-celah atau pori-pori tanah, sehingga tanah menjadi kedap air dan udara. Erosi ini menyebabkan menurunnya kapasitas infiltrasi tanah dengan cepat sehingga aliran permukaan meningkat yang menyebabkan erosi lembar dan erosi alur. (Sitanala Arsyad, 1989 :32)

52 Masswasting Masswasting merupakan proses gerak massa batuan dalam menuruni lereng karena pengaruh adanya gaya gravitasi bumi. Batuan yang berada di muka bumi dapat berpindah secara massal dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Perpindahan tersebut disebabkan antara lain oleh pengaruh gravitasi. Dalam proses gerak massa batuan air juga memegang peranan sebagai pembantu. Pada batuan yang banyak mengandung air, gerakan masa batuan akan lebih cepat daripada batuan yang kering. Pada proses gerak massa batuan, air hanya sebagai pemicu dan jumlahnya sedikit serta fungsinya bukan sebagai pengangkut, melainkan hanya membantyu melancarkan gerakan.

53 Sedimentasi Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan. Delta yang terdapat di mulut-mulut sungai adalah hasil dan proses pengendapan material-material yang diangkut oleh air sungai, sedangkan bukit pasir (sand dunes) yang terdapat di gurun dan di tepi pantai adalah pengendapan dari material-material yang diangkut oleh angin. sedimentasi dapat dibedakan: a.sedimentasi air ,misalnyaterjadi di sungai. b.sedimentasi angin, biasanya disebut sedimentasi aeolis c.sedimentasi gletser, mengahasilkan drumlin,moraine,ketles,dan esker. hasil dari sedimentasi ini dapat berupa batuan breksi dan batuan konglomerat yang terendapkan tidak jauh dari sumbernya, batu pasir yang terendapkan lebih jauh dari batu breksi dan batuan konglomerat, serta lempung yang terendapkan jauh dari sumbernya.

54 Bentukan sedimentasi di daerah pantai, antara lain sebagai berikut
Beach, yaitu puing-puing batu karang di pantai akibat pemecahan oleh gelombang laut Bar, yaitu gosong pasir yang menghubungkan pulau karang dengan pulau utama. Delta, yaitu endapan lumpur atau pasir di muara sungai yang mendekat laut. Bantaran sungai, yaitu dataran pada aliran sungai yang terdiri atas pasir, kerikil, atau lumpur

55 Dampak Perubahan Litosfer terhadap Kehidupan
Perubahan litosfer yang akan dibahas adalah perubahan yang mengarah pada kerusakan di muka bumi yang dinamakan juga sebagai degradasi. Degradasi lahan dapat kita artikan sebagai peristiwa terjadinya penurunan kualitas lahan, hilang, atau berubahnya berbagai organisme pada lahan yang tidak digantikan. Kersakan lahan tidak hanya menyangkut kerusakan pada tanah, tetapi juga sumber daya berupa organisme yanada di atas tanah. Kerusakan tersebut bisa terjadi karena faktor manusia maupun faktor alam. Dampak yang di timbulkan akibat degradasi lahan antara lain sebagai berikut a. Terjadi perubahan kondisi iklim. b. Spesies makhlik hidup yang ada di dalam hutan menjadi hilang bahkan punah karena hutan sebagai habitatnya mengalami kerusakan. c. Banjir dan kekeringan d. Berkembangnya masalah kemiskinan di kalangan petani karena produktivitas lahan terus menurun. e. Terbukanya lahan hutan yang memungkinkan terjadinya erosi sehingga lahan menjadi tidak subur. Dampak Perubahan Litosfer terhadap Kehidupan

56 Faktor Pembentuk Tanah
Tanah adalah benda atau bahan alami yang berfungsi untuk menumbuhkan tanaman. Adapun lahan merupakan suatu lingkungan fisik dan biotik yang berkaitan dengan daya dukungnya terhadap kehidupan dan kesejahteraan hidup manusia. Tanah terbentuk dari hasil interaksi antara berbagai faktor, yaitu iklim, organisme, bahan induk, relief ( topografi), dan waktu. Faktor Pembentuk Tanah

57 Sifat-Sifat Tanah Sifat Fisiki Tanah
Sifat fisik tanah adalah sifat-sifat yang dapat dilihat secara fisik. Sifat fisik tanah ini meliputi tekstur, struktur, konsistensis, dan warna Sifat-Sifat Tanah

58 Tekstur Tanah Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu, dan liat yang terkandung pada tanah

59 Struktur Tanah Struktur tanah terbentuk melalui Agregasi berbagai partikel tanah yang menghasilkan bentuk/susunan tertentu pada tanah.Struktur tanah juga menentukan ukuran dan jumlah rongga antar partikel tanah yang mempengaruhi pergerakan air,udara,akar tumbuhan,dan organisme tanah.Beberapa jenis struktur tanah adalah remah,butir(granular), lempeng, balok,prismatik,dan tiang. Pembagian jenis tanah yang dilakukan oleh para ilmuan ada berbagai macam.Berikut ini adalah beberapa jenis tanah berdasarkan USDA(United States Department of Agriculture) Entisols,adalah tanah yang terbentuk dari sedimen vulkanik serta batuan kapur & metamorf. 1. Tanah Humus Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat. 2. Tanah Pasir Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil. 3. Tanah Alluvial / Tanah Endapan Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian. 4. Tanah Podzolit Tanah podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan yang tinggi dan bersuhu rendah / dingin.

60 5. Tanah Vulkanik / Tanah Gunung Berapi Tanah vulkanis adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi. 6. Tanah Laterit Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Contoh : Kalimantan Barat dan Lampung. 7. Tanah Mediteran / Tanah Kapur Tanah mediteran adalah tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan batuan yang kapur. Contoh : Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan Jawa Timur. 8. Tanah Gambut / Tanah Organosol Tanah organosol adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa. Contoh : rawa Kalimantan, Papua dan Sumatera.

61 Konsistensi Tanah Konsistensi tanah adalah daya kohesi dan adhesi diantara partikel-partikel tanah dan ketahanan (resistensi) massa tanah tersebut terhadap perubahan bentuk oleh tekanan atau berbagai kekuatan yang dapat mempengaruhi. Konsistensi tanah ditentukan oleh tekstur dan struktur tanah. Pentingnya konsistensi tanah ialah untuk menentukan cara penggarapan tanah yang efisien dan penetrasi akar tanaman di lapisan tanah bawahan. Tanah yang bertekstur pasir bersifat tidak lengket, tidak liat (non plastic) dan lepas-lepas. Sebaliknya tanah bertekstur lempung-berat pada keadaan basah berkonsistensi sangat lengket, sangat liat dan bila kering bersifat sangat teguh (kuat) dan keras. Tanah bertekstur geluh (loam) mempunyai sifat diantara tekstur pasir dan lempung. Perekatan partikel tanah membentuk gumpalan agregat dan mempunyai konsistensi keras jika kering, disebabkan adanya bahan-bahan perekat, yaitu lempung itu sendiri kapur atau gamping (CaCO3), silika (SiO2), sesquioksida (Al dan Fe oksida) dan humus. Kecuali lempung semakin basah makin kurang daya rekatnya.

62 Warna Tanah Warna tanah adalah sifat tanah yang paling jelas dan mudah ditentukan. Walaupun warna mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kegunaan tanah, tetapi kadang-kadang dapat dijadikan petunjuk adanya sifat-sifat khusus dari tanah. Misalnya, warna tanah gelap mencirikan kandungan bahan organik tinggi. Warna kelabu menunjukkan bahwa tanah sudah mengalami pelapukan lanjut. Warna tanah ditentukan dengan cara membandingkan dengan warna baku yang terdapat pada “Munsell Soil Color Chart”. Penentuan ini meliputi penetapan warna dasar tanah (matriks), warna bidang struktur dan selaput liat, warna karatan dan konkresi, warna plintit dan warna humus. Warna tanah dinyatakan dalam tiga satuan, yaitu: kilap (hue), nilai (value), dan kroma (chroma). Kilap berhubungan erat dengan panjang gelombang cahaya. Nilai berhubungan dengan kebersihan warna. Kroma kadang-kadang disebut kejenuhan, yaitu kemurnian relative dari spektrum warna.

63 Sifat Kimia Tanah pH Tanah Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ didalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH-, yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H+. pada tanah-tanah masam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada OH-, sedang pada tanah alkalis kandungan OH- lebih banyak daripada H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH- , maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH = 7 (Anonim 1991). Nilai pH berkisar dari 0-14 dengan pH 7 disebut netral sedangkan pH kurang dari 7 disebut masam dan pH lebih dari 7 disebut alkalis. Walaupun dcmikian pH tanah umumnya berkisar dari 3,0-9,0. Di Indonesia unumnya tanahnya bereaksi masam dengan 4,0 – 5,5 sehingga tanah dengan pH 6,0 – 6,5 sering telah dikatakan cukup netral meskipun sebenarnya masih agak masam. Di daerah rawa-rawa sering ditemukan tanah-tanah sangat masam dengan pH kurang dari 3,0 yang disebut tanah sangat masam karena banyak mengandung asam sulfat. Di daerah yang sangat kering kadang-kadang pH tanah sangat tinggi (pH lebih dari 9,0) karena banyak mengandung garam Na (Anonim 1991).

64 Bahan Organik Bahan organik tanah (Inggris:Soil Organic Matter) merupakan bahan di dalam atau permukaan tanah yang berasal dari sisa tumbuhan, hewan, dan manusia baik yang telah mengalami dekomposisi lanjut maupun yang sedang megalami proses dekomposisi. secara substansi bahan organik tersusun dari bahan humus dan non humus (Bohn et al., 1979).

65 Unsur Hara Beberapa Unsur Hara Yang Dibutuhkan Tanaman, yaitu: Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S), Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Mo, Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl). Unsur hara tersebut tergolong unsur hara Essensial.

66 Jenis-Jenis Tanah di Indonesia
Tanah Organik Tanah organik atau organosol secara umum dianamkan tanah ga,bit. Jenis tanah ini mengandung banyak bahan organik sehingga tidak mengalami perkembangan profil ke arah terbentuknya horison-horison yang berbeda, berwarna coklat kelam sampai hitam, berkadarair tinggi dan bereaksi asam (pH antara 3-5). Bahan organik berasal dari akumulasi sisa sisa vegetasi yang telah mengalami humifikasi, tetapi belum mengalami mineralisasi. Jika telah mengalami mineralisasi, struktur tanah biasanya berbentuk granular yang dinamakan muck . Berdasarkan proses pembentukannya, gambut dibedakan sebagai berikut : gambut ombrogen, gambut topogen dan gambut pegunungan. Jenis-Jenis Tanah di Indonesia

67 Tanah Tanpa Diferensiasi Horizon
Tanah diferensiasi horison yaitu tanah yang belum mengalami diferensiasi profil membentuk horison sehingga masih dianggap lapisan-lapisan tanah saja. Jenis tanah ini antara lain litosol, tanah aluvial dan regosol. Tanah regosol dibagi lagi menjadi regosol dibagi lagi menjadi regosol abu-vulkanik, regosol bukit-pasir dan regosol batuan sedimen. Tanah Merah Tanah merah merupakan tanah yang mendominasi sebagian besar wilayah Indonesia muali dari tepi pantai yang landai hingga pegunungan tinggi yang berbukit atau bergelombang, dengan kondisi iklim agak kering hingga basah, terbentuk dari batuan beku, sedimen atau malihan. Variasi tanah merah yang baru dijumpai digolongkan ke dalam Podzolik Merah Kuning, sehingga jenis tanah tersebut mampunyai ciri dan sifat yang terluas.

68 Tanah Andosol Tanahandosol adalah tanah yang berwarna hitam kelam mengandung bahan organik dan lempung tipe amorf. Tanah ini tersebar di daerah vulkanik sekitar Samudra Pasifik mulai dari kepulauan Jepang, Filipina, indonesia, Papua Nugini, selandia baru, Pantai barat amerika selatan, Amerika tengah, kepualauan hawai sampai alaska. DI indonesia, tanah andosol terdapat dilereng gunung wayang,pengalengan dan Bandung Selatan. Tanah Grumosol ( Vertisol) Tanah grumusol (vertisol) memiliki tekstur lempung, tanpa horizon eluvial dan Iluvial. Struktur lapisan atas granuler, sedangkan pada lapisan bawah seperti bunga kubis, mengandung kapur, mengalami kembang kerut, konsistensi sangat kuat, bahan induk berkapurdan berlempung sehingga kedap air. kedalaman solum sampai 75cm dan berwarna kelam (Yani. 2007). Faktor utama yang berperan dalam proses pembentukan tanah adalah batuan induk (komposisi mineral dan kimiawi, ukuran partikel dan struktur, relief batuan), iklim (suhu, air, keseluruhan pengaruh iklim) dan tumbuhan. Pada tanah yang telah dibudidayakan untuk pertanian, manusia juga merupakan faktor pembentuk tanah. Semua faktor tersebut akan berpengaruh dan berinteraksi dalamkurun waktu yang sangat panjang. Tumbuhan bukan faktor independen seperti batuan indukdan iklim, tetapi merupakam hasil interaksi antara batuan, iklim dna tanah (Sutanto. 2005)

69 Tanah Hidrosol Tanah ini memperlihatkan glei dengan porositas dan drainase yang buruk sehingga mengurangi manfaatnya bagi pertanian. Topografi tanah ini datar dan sering tergenang. Jenis tanah ini adalah tanah planosol dan glei humik. Jenis tanah planosol terdapat di Karawang dan Semarang. Tanah Garam Salinitas tanah adalah kandungan garam garam yang berada di tanah. Proses peningkatan kadar garam disebut dengan salinisasi. Garam adalah senyawa alami yang berada di tanah dan air. Salinisasi dapat disebabkan oleh proses alami seperti pencucian mineral atau penarikan deposit garam dari lautan. Salinisasi juga bisa terjadi karena aktivitas manusia seperti irigasi.

70 Tanah Podsol Tanah podsol terbentuk karena pengaruh curah hujan yang tinggi dan suhu yang rendah. Tanah podsol mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, yaitu jenis tanah ini tidak mempunyai perkembangan profil, tekstur lempung hingga pasir, kandungan pasir kuarsanya tinggi, kesuburannya rendah dan warnanya kuning dan kuning kelabu. Penyebarannya di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 2000 mm/tahun tanpa bulan kering. Misalnya daerah Kalimantan Tengah, Sumatra Utara dan Irian Jaya.

71 Potensi Lahan bagi Kehidupan
Lahan Potensial Lahan potensial merupakan lahan yang produktif sehingga jika dikelola dengan baik oleh manusia dapat memberikan hasil yang tinggi walaupun dengan biaya pengelolaan yang rendah. Lahan potensial pada umumnya dikaitkan dengan pertanian sehingga lahan ini mempunyai kemampuan untuk lahan produksi. Letak lahan potensial bervariasi, ada yang berada di dataran rendah, dataran tinggi, daerah pegunungan, atau pantai. Pemanfaatan lahan potensial antara lain untuk pertanian, hutan, perkebunan, atau pemukiman. Keragaman pemanfaatan tersebut sesuai dengan keadaan daerah dan tingkat kebudayaan manusianya. Lahan potensial merupakan modal dasar dalam upaya meningkatkan kesejahteraan hidup manusia, sehingga harus ditangani secara bijaksana jangan sampai pemanfaatan lahan potensial merusak lingkungan. Potensi Lahan bagi Kehidupan

72 Daerah Pegunungan Lahan potensial di daerah oegunungan memiliki kemiringan antara 15 derajat samapi 30 derajat dengan ketinggian 10 meter- 300meter di atas permukaan laut. Daerah ini intensitas erosinya relatif kecil walaupun curah hujannya besar Daerah Dataran Rendah Lahan potensial di daerah dataran rendah memiliki ciri, di antaranya kemiringan lereng antara 3 derajat sampai 15 derajat dengan perbedaan ketinggian antara 5-10 meter di atas permukaan laut. Lahan ini relatif memiliki pengikisan yang kecil, sedangkan tata airnya cukup baik Daerah Pantai Lahan potensial di daerah pantai memiliki kemiringan kurang dari 3 derajat dan perbedaan ketinggian kurang dari 5 meter di atas permukaan laut, serta umumnya terdapat pada pantai yang datar

73 Lahan Kritis Lahan kritis adalah lahan yang kemampuan produksinya sangat kurang, baik dalam bidang petanian, industri, permukiman, atau keperluan lainnya Daerah Pegunungan Lahan kritis di daerah pegunungan disebabkan oleh adanya tanah longsor, erosi, atau tanah rayap. Lapisan tanah yang paling atasnya hampir habis. Sisanya tinggal tanah tandus bahkan dalam bentuk tanah cadas (keras). Daerah dataran Rendah Di dataran rendah juga ditemukan lahan kritis. Lahan ini biasanya disebabkan oleh genangan air atau proses sedimntasi (pengendapan) bahan tertentu yang menutupi lapisan tanah yang subur Daerah Pantai Terjadinya abrasi biasanya menyebabkan terjadinya lahan kritis di sekitar pantai karena lapisan sedimen akan hancur dan lenyap. Kejadian ini biasanya terjadi pada muara sungai yang pantainya terbuka dengan gelombang laut besar


Download ppt "Tugas Remedial Geografi Disusun oleh : Dea Riskimaila M"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google