Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

IMPLEMENTASI SOSIO BUDAYA DALAM ASUHAN KEPERAWATAN

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "IMPLEMENTASI SOSIO BUDAYA DALAM ASUHAN KEPERAWATAN"— Transcript presentasi:

1 IMPLEMENTASI SOSIO BUDAYA DALAM ASUHAN KEPERAWATAN

2 NAMA ANGGOTA KELOMPOK ANDI SUARI (P07120014070)
PITRI RAHAYU (P ) YULI UMARDEWI (P ) IRMA RIYANTI (P ) NAMA ANGGOTA KELOMPOK

3 IMPLEMENTASI SOSIO BUDAYA DALAM ASUHAN KEPERAWATAN
Perawat harus memiliki pengetahuan tentang kesehatan masyarakat. Dengan menguasai pengetahuan tersebut, akan membantu mereka dalam menentukan pengetahuan mana yang perlu ditingkatkan, diubah, dan pengetahuan mana yang perlu dilestarikan dalam memperbaiki status kesehatan. KEMENTERIAN KESEHATAN RI – POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

4 KONSEP SEHAT SAKIT Sakit dapat diinterpretasikan secara berbeda berdasarkan pengetahuan secara ilmiah dan dapat dilihat berdasarkan pengetahuan secara budaya dari masing-masing penyandang kebudayaannya. Hal ini berarti dapat dilihat berdasarkan pemahaman secara "etik" dan "emik". Secara konseptual dapat disajikan bagaimana sakit dilihat secara "etik" yang dikutib dari Djekky (2001: 15) sebagai berikut : Secara ilmiah penyakit (disease) diartikan sebagai gangguan fungsi fisiologis dari suatu organisme sebagai akibat terjadi infeksi atau tekanan dari lingkungan, jadi penyakit itu bersifat obyektif. Sebaliknya sakit (illness) adalah penilaian individu terhadap pengalaman menderita suatu penyakit (Sarwono, 1993:31). KEMENTERIAN KESEHATAN RI – POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

5 CONT. Sedangkan secara "emik" sakit dapat dilihat berdasarkan pemahaman konsep kebudayaan masyarakat penyandang kebudayaannya sebagaimana dikemukakan oleh Foster dan Anderson (1986) menemukan konsep penyakit (disease) pada masyarakat tradisional, bahwa konsep penyakit masyarakat non barat, dibagi atas dua kategori umum yaitu: KEMENTERIAN KESEHATAN RI – POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

6 CONT. Personalistik, munculnya penyakit (illness) disebabkan oleh intervensi dari suatu agen yang aktif, yang dapat berupa mahluk supranatural (mahluk gaib atau dewa), mahluk yang bukan manusia (hantu, roh leluhur, atau roh jahat) maupun mahluk manusia (tukang sihir, tukang tenung). Naturalistik, penyakit (illness) dijelaskan dengan istilah-istilah yang sistematik dan bukan pribadi. Naturalistik mengakui adanya suatu model keseimbangan, sehat terjadi karena unsur-unsur yang tetap dalam tubuh seperti panas, dingin, cairan tubuh berada dalam keadaan seimbang menurut usia dan kondisi individu dalam lingkungan alamiah dan lingkungan sosialnya, apabila keseimbangan terganggu, maka hasilnya adalah penyakit (1986;63-70) KEMENTERIAN KESEHATAN RI – POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

7 MENURUT UNDANG – UNDANG No. 23 TAHUN 1992
UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur –unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. KEMENTERIAN KESEHATAN RI – POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

8 DEFINISI SAKIT Definisi sakit:
seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis), atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu. Walaupun seseorang sakit (istilah sehari -hari) seperti masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya, maka ia di anggap tidak sakit. Istilah sehat mengandung banyak muatan kultural, social dan pengertian profesional yang beragam. Dulu dari sudut pandangan kedokteran, sehat sangat erat kaitannya dengan kesakitan dan penyakit. Dalam kenyataannya tidaklah seseder hana itu, sehat harus dilihat dari berbagai aspek. KEMENTERIAN KESEHATAN RI – POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

9 KONSEP SEHAT MENURUT WHO
WHO melihat sehat dari berbagai aspek. Definisi WHO (1981): “Health is a state of complete physical, mental and social well -being, and not merely the absence of disease or infirmity.” WHO mendefinisikan pengertian sehat sebagai suatu keadaan sempurna baik jasmani, rohani, maupun kesejahteraan social seseorang. KEMENTERIAN KESEHATAN RI – POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

10 CONT. Oleh para ahli kesehatan, antropologi kesehatan di pandang sebagai disiplin biobudaya yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosial budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara -cara interaksi antara keduanya sepanjang sejarah kehidupan manusia yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit. Penyakit sendiri ditentukan oleh budaya: hal ini karena penyakit merupakan pengakuan sosial bahwa seseorang tidak dapat menjalankan peran normalnya secara wajar. Cara hidup dan gaya hidup manusia merupakan fenomena yang dapat dikaitkan dengan munculnya berbagai macam penyakit, selain itu hasil berbagai kebudayaan juga dapat menimbulkan penyakit. KEMENTERIAN KESEHATAN RI – POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

11 KONSEP SEHAT SAKIT MENURUT MASYARAKAT INDONESIA
Sebagai contoh, hasil penelitian Sudarti Kresno (2008) menunjukkan bahwa konsep masyarakat tentang penyebab penyakit diare berbeda dengan konsep medis. Menurut masyarakat, penyebab penyakit diare pada bayi adalah karena bayi tersebut sedang mengalami proses peningkatan kepandaiannya. Bayi yang semula hanya bisa merangkak kemudian meningkat bisa berdiri, maka dalam proses perubahan tersebut, bayi akan mengalami diare dan hal tersebut dianggap wajar sehingga tidak perlu diobati. Selain itu, bayi yang baru tumbuh gigi juga bisa mengakibatkan diare. Masyarakat juga berpendapat bahwa penyakit disebabkan oleh guna-guna, gangguan roh halus, pergantian cuaca, atau dosa manusia. KEMENTERIAN KESEHATAN RI – POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

12 CONT. Penelitian yang dilakukan di pedesaan daerah Kabupaten Soe, Nusa Tenggara Timur, menunjukkan bahwa bayi yang sakit disebabkan oleh dosa kedua orang tuanya sehingga untuk menyembuhkan anak yang sakit ISPA, kedua orang tuanya harus mengutarakan dosa-dosa mereka dan meminta maaf. Pertama kali mereka mencari pertolongan pengobatan kepada tim doa, dan jika tidak sembuh, kemudian mereka mencari pertolongan pengobatan ke pelayanan kesehatan (Sudarti Kresno, 2008). KEMENTERIAN KESEHATAN RI – POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

13 CONT. Petugas kesehatan perlu mempelajari bahasa lokal dan istilah lokal tentang penyakit. Penguasaan bahasa lokal, tidak hanya sekedar untuk memudahkan berkomunikasi dengan masyarakat. Umumnya masyarakat mempunyai istilah lokal tentang suatu penyakit yang berbeda dengan istilah penyakit yang digunakan perawat. KEMENTERIAN KESEHATAN RI – POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

14 CONTOH KONSEP SEHAT SAKIT MENURUT MASYARAKAT PAPUA
Dalam jurnal antropologi papua oleh A.E. Dumatubun (2002) yaitu pada masyarakat suku di Papua antara lain : Orang Moi di sebelah utara kota Jayapura mengkonsepsikan sakit sebagai gangguan keseimbangan fisik apabila masuknya kekuatan alam melebihi kekuatan manusia. Gangguan itu disebabkan oleh roh manusia yang merusak tubuh manusia (Wambrauw, 1994). Hal ini berarti, bahwa bagi orang Moi yang sehat, ia harus selalu menghindari gangguan dari roh manusia tersebut dengan menghindari diri dari tempat-tempat dimana roh itu selalu berada (tempat keramat, kuburan, hutan larangan, dan sebagainya). KEMENTERIAN KESEHATAN RI – POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

15 CONT. Karena kekuatan-kekuatan alam itu berada pada lingkungan-lingkungan yang menurut adat mereka adalah tempat pantangan untuk dilewati sembarangan. Biasanya untuk mencari pengobatan, mereka langsung pergi ke dukun, atau mengobati sendiri dengan pengobatan tradisional atau melalui orang lain yang dapat mendiagnosa penyakitnya (dukun akan mengobati kalau hal itu terganggu langsung oleh roh manusia). KEMENTERIAN KESEHATAN RI – POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

16 CONT. Orang Biak Numfor mengkonsepsikan penyakit sebagai suatu hal yang menyebabkan terdapat ketidak seimbangan dalam diri tubuh seseorang. Hal ini berarti adanya sesuatu kekuatan yang diberikan oleh seseorang melalui kekuatan gaib karena kedengkiannya terhadap orang tersebut (Wambrauw, 1994). KEMENTERIAN KESEHATAN RI – POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

17 CONT. Orang Marind-anim yang berada di selatan Papua juga mempunyai konsepsi tentang sehat dan sakit, dimana apabila seseorang itu sakit berarti orang tersebut terkena guna-guna (black magic). Mereka juga mempunyai pandangan bahwa penyakit itu akan datang apabila sudah tidak ada lagi keimbangan antara lingkungan hidup dan manusia. Lingkungan sudah tidak dapat mendukung kehidupan manusia, karena mulai banyak. Bila keseimbangan ini sudah terganggu maka akan ada banyak orang sakit, dan biasanya menurut adat mereka, akan datang seorang kuat (Tikanem) yang melakukan pembunuhan terhadap warga dari masing-masing kampong secara berurutan sebanyak lima orang, agar lingkungan dapat kembali normal dan bisa mendukung kehidupan warganya (Dumatubun, 2001). KEMENTERIAN KESEHATAN RI – POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

18 CONT. Orang Amungme, dimana bila terjadi ketidak seimbangan antara lingkungan dengan manusia maka akan timbul berbagai penyakit. Yang dimaksudkan dengan lingkungan di sini adalah yang lebih berkaitan dengan tanah karena tanah adalah "mama" yang memelihara, mendidik, merawat, dan memberikan makan kepada mereka (Dumatubun, 1987). Untuk itu bila orang Amungme mau sehat, janganlah merusak alam (tanah), dan harus terus dipelihara secara baik. KEMENTERIAN KESEHATAN RI – POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

19 CONT. Orang Moi di Kepala Burung Papua (Sorong) percaya bahwa sakit itu disebabkan oleh adanya kekuatan-kekuatan supernatural, seperti dewa-dewa, kekuatan bukanmanusia seperti roh halus dan kekuatan manusia dengan menggunakan black magic. Pada masyarakat ini, ibu hamil dan suaminya itu harus berpantang terhadap beberapa makanan, dan kegiatan, atau tidak boleh melewati tempat- tempat yang keramat karena bisa terkena roh jahat dan akan sakit (Dumatubun,1999). Ini berarti untuk sehat, maka orang Moi tidak boleh makan makanan tertentu pada saat ibu hamil dan suaminya tidak boleh melakukan kegiatan-kegiatan tertentu, seperti membunuh binatang besar, dan sebagainya. KEMENTERIAN KESEHATAN RI – POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

20 CONT. Orang Hatam yang berada di daerah Manokwari percaya bahwa sakit itu disebabkan oleh gangguan kekuatan supranatural seperti dewa, roh jahat dan buatan manusia. Orang Hatam percaya bahwa bila ibu hamil sulit melahirkan, berarti ibu tersebut terkena buatan orang dengan obat racun (rumuep) yaitu suanggi, atau penyakit oleh orang lain yang disebut "priet' (Dumatubun, 1999). KEMENTERIAN KESEHATAN RI – POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

21 CONT. Orang Walsa (Keerom), percaya bahwa sakit disebabkan oleh gangguan roh jahat, buatan orang, atau terkena gangguan dewa-dewa. Bila seorang ibu hamil meninggal tanpa sakit terlebih dahulu, berarti sakitnya dibuat orang dengan jampi-jampi (sinas), ada pula disebabkan oleh roh-roh jahat (beuvwa). Di samping itu sakit juga disebabkan oleh melanggar pantangan-pantangan secara adat baik berupa makanan yang dilarang, dan perkawinan (Dumatubun,1999). KEMENTERIAN KESEHATAN RI – POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

22 POLA PENGOBATAN TRADISIONAL MASYARAKAT PAPUA
Sebagaimana dikemukakan bahwa secara "etik" dan "emik", dapat dijelaskan bahwa konsep sehat dan sakit dapat berdasarkan pandangan para medis dan masyarakat dengan berlandaskan pada kebudayaan mereka masing-masing. Untuk itu dapat dikemukakan pola pengobatan secara tradisional orang Papua berdasarkan pemahaman kebudayaan mereka yang dikemukakan oleh Djekky R. Djoht (2001: 14­15 dalam Sudarma 2008 : 138), yaitu : KEMENTERIAN KESEHATAN RI – POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

23 CONT. Pola pengobatan jimat Pola pengobatan kesurupan
Pola pengobatan penghisapan darah Pola pengobatan injak Pola pengobatan pengurutan Pola pengobatan ukup KEMENTERIAN KESEHATAN RI – POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

24 KONSEP SEHAT SAKIT DI DAERAH LAIN
Pada penelitian Penggunaan Pelayanan Kesehatan Di Propinsi Kalimantan Timur dan Nusa Tenggara Barat (1990), hasil diskusi kelompok di Kalimantan Timur menunjukkan bahwa anak dinyatakan sakit jika menangis terus, badan berkeringat, tidak mau makan, tidak mau tidur, rewel, kurus kering. Bagi orang dewasa, seseorang dinyatakan sakit kalau sudah tidak bisa bekerja, tidak bias berjalan, tidak enak badan, panas dingin, pusing, lemas, kurang darah, batuk batuk, mual, diare. Sedangkan hasil diskusi kelompok di Nusa Tenggara Barat menunjukkan bahwa anak sakit dilihat dari keadaan fisik tubuh dan tingkah lakunya yaitu jika menunjukkan gejala misalnya panas, batuk pilek, mencret, muntah -muntah, gatal, luka, gigi bengkak, badan kuning, kaki dan perut bengkak. KEMENTERIAN KESEHATAN RI – POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

25 PENCEGAHAN PENYAKIT MENURUT BUDAYA MASYARAKAT INDONESIA (MADURA)
Pada masyarakat Madura, konsepsi pencegahan terhadap suatu penyakit tampak dari tradisi upacara ritual yang berkaitan dengan siklus kehidupan manusia madura. Terdapat upacara adat yang didalamnya dilakukan permohonan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan hidup kepada Tuhan. Upacara tersebut meliputi upacara nandhai (jika seorang istri ada tanda-tanda hamil), upacara pelot pertama (bila kehamilan mencapai 3 bulan), upacara pelot betteng atau pelet kandhung (jika kehamilan mencapai usia 7 bulan), upacara kelahiran (menjelang kelahiran), upacara toron tanah (jika bayi telah lahir berusia 7 bulan) dan upacara khitan (usia 10 tahun, bagi anak laki-laki). KEMENTERIAN KESEHATAN RI – POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

26 CONT. Ada satu lagi ritual masyarakat madura berkaitan dengan upaya penolakan terhadap kemungkinan terjadinya bala’ (musibah, wabah penyakit). Upacara adat ini disebut Rokat Tolak Balak. Misalnya di suatu tempat terjadi berjangkit wabah penyakit muntah dan berak (muntaber), tentu hal ini sangat merisaukan masyarakat. Maka kemudian datanglah seorang berilmu (kiyahi) yang menyarankan perlunya dilakukan upacara rokat dengan bahan upacara yang sudah ditentukan. KEMENTERIAN KESEHATAN RI – POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

27 KONSEP SEHAT SAKIT MENURUT MASYARAKAT BALI
Pada masyarakat Bali, manusia disebut sehat, apabila semua sistem dan unsur pembentuk tubuh (panca maha bhuta) yang berhubungan dengan aksara panca brahma (Sang, Bang, Tang, Ang, Ing) serta cairan tubuhnya berada dalam keadaan seimbang dan dapat berfungsi dengan baik. Sistem tubuh dikendalikan oleh suatu cairan humoral. Cairan humoral ini terdiri dari tiga unsur yang disebut dengan tri dosha yaitu : Vatta = unsur udara, Pitta = unsur api, Kapha = unsur air. KEMENTERIAN KESEHATAN RI – POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

28 CONT. Tiga unsur cairan tri dosha (Unsur udara, unsur api, dan unsur air) dalam pratek pengobatan oleh balian dan menurut agama Hindu di Bali (Siwasidhanta), Ida Sang Hyang Widhi atau Bhatara Siwa (Tuhan) yang menciptakan semua yang ada di jagad raya ini. Beliau pula yang mengadakan penyakit  dan obat. Sesuai dengan yang tertera dalam lontar (Usada Ola Sari, Usada Separa, Usada Sari, Usada Cemeng Sari) Disebutkan siapa yang membuat penyakit dan siapa yang dapat menyembuhkannya. KEMENTERIAN KESEHATAN RI – POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

29 CONT. Secara umum penyakit ada tiga jenis, yakni penyakit  panes (panas), nyem (dingin), dan sebaa (panas-dingin). Demikian pula tentang obatnya. Ada obat yang berkasihat anget (hangat), tis (sejuk), dan dumelada (sedang). Untuk melaksanakan semua aktifitas ini adalah Brahma, Wisnu, dan Iswara. Disebut juga dengan Sang Hyang Tri Purusa atau Tri Murti atau Tri Sakti wujud Beliau adalah api, air dan udara. Penyakit panes dan obat yang berkasihat anget, menjadi wewenang Bhatara Brahma. Bhatara Wisnu bertugas untuk mengadakan penyakit nyem dan obat yang berkasihat tis. Bhatara Iswara mengadakan penyaki sebaa dan obat yang berkasihat dumelada. KEMENTERIAN KESEHATAN RI – POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

30 CONT. Penyakit seperti kita ketahui, tidaklah hanya merupakan gejala biologi saja,tetapi memiliki dimensi yang lain yakni sosial budaya. Menyembuhkan suatu penyakit tidaklah cukup hanya ditangani masalah biologinya saja, tetapi harus digarap masalah sosial budayanya. Masyarakat pada umumnya mencari pertolongan pengobatan bukanlah karena penyakit yang patogen, tetapi kebanyakan akibat adanya kelainan fungsi dari tubuhnya. Masyarakat di Bali masih percaya bahwa pengobatan dengan usada banyak maanfaatnya untuk menyembuhkan orang sakit. Walaupun telah banyak ada Puskesmas tersebar merata di setiap kecamatan,tetap berobat ke pengobat tradisional Bali (balian) masih merupakan pilihan yang tidak dapat dikesampingkan begitu saja baik bagi orang desa maupun orang kota. KEMENTERIAN KESEHATAN RI – POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


Download ppt "IMPLEMENTASI SOSIO BUDAYA DALAM ASUHAN KEPERAWATAN"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google