Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
R. MEKAR ISMAYANI (IKIP SILIWANGI BANDUNG)
2
PERTEMUAN 1 Tujuan mata kuliah Ruang lingkup mata kuliah Alasan Bahasa Indonesia dijadikan mata kuliah wajib umum (MKWU) Kebijakan perkuliahan
3
Tujuan Mata Kuliah Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu mengetahui, memahami, dan menguasai: (1) sejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa Indonesia, (2) hakikat bahasa, (3) laras dan ragam bahasa, (4) ejaan bahasa Indonesia, (5) kalimat efektif, (6) paragraf, (7) karya tulis ilmiah, (8) teknik pengutipan, (9) menyusun artikel untuk jurnal.
4
Ruang Lingkup Mata Kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia
Secara umum Pembelajaran Bahasa Indonesia terdiri atas 2 bidang besar, yaitu bidang bahasa dan bidang sastra. Pada pembelajaran bahasa, siswa diharapkan dapat menguasai semua keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
5
Pada bidang pendidikan sastra meliputi:
(1) Teori Sastra, berhubungan dengan konsep dasar suatu sastra; (2) Apresiasi Sastra, berhubungan dengan pengapresiasian tentang sastra; (3)Kritik Sastra, berhubungan dengan penilaian baik buruknya karya sastra. Dalam teori sastra, dibahas pula Genre Karya Sastra dan Unsur Karya Sastra. Genre karya sastra terdiri atas: Puisi, Prosa, dan Drama. Unsur Karya Sastra terdiri atas: Unsur Intrinsik dan Unsur Ekstrinsik.
6
Pembelajaran bahasa juga berhubungan dengan ilmu-ilmu kebahasaan.
Pada ilmu kebahasaan, mahasiswa diharapkan mampu menggunakan bahasa dengan baik dan benar, baik dari penggunaan dan penulisan kata yang baku, penggunaan dan penulisan kalimat yang baku, maupun penggunaan dan penulisan kamlimat efektif.
7
Selain itu, ilmu kebahasaan juga berhubungan dengan pelafalan fonem sampai kata, penggunaan atau pembentukan kata, pembentukan kalimat, dan pembentukan paragraf. Ilmu bahasa disebut linguistik, linguistik memiliki cabang ilmu yakni fonologi, morfologi, sintaksis, semantik.
8
Pada hakikat pembelajaran Bahasa dan Sastra bahwa belajar bahasa Indonesia adalah belajar menggunakan bahasa yang baik dan benar. Bahasa yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan situasi pemakaiannya. Bahasa yang benar adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah (aturan) bahasa.
9
Alasan Bahasa Indonesia dijadikan mata kuliah wajib umum (MKWU)
Karena seorang mahasiswa merupakan komponen bangsa dan wajib mempelajari dan mengembangkan bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional dari bangsa Indonesia.
10
Sebagai alat pengembangan kepribadian oleh setiap mahasiswa, agar mahasiswa memahami konsep penulisan ilmiah dan mampu menerapkan dalam penulisan karya ilmiahnya. Sebagai alat komunikasi yang sekaligus dapat mengembangkan kecerdasan, karakter, dan kepribadiannya.
11
BAHASA SEBAGAI JATI DIRI BANGSA
SEMUA ILMU DISAMPAIKAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA BAHASA MENUNJUKKAN BANGSA
12
KEBIJAKAN PERKULIAHAN
Mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia berjumlah 2 SKS Pertemuan/ tatap muka 16 kali, 14 tatp muka, 1 UTS, dan 1 UAS Sistem penilaian meliputi: kehadiran (wajib) diikuti sesuai jadwal yang ditentukan, tugas, kuis, penilaian proses (partisipasi mahasiswa dan sikap/perhatian di kelas, etika bersikap, berbahasa, berpakaian), UTS, dan UAS
13
KOMITMEN YANG HARUS DISEPAKATI
Toleransi terlambat 10 menit pada bulan pertama, 5 menit pada bulan kedua, tidak ada toleransi pada bulan ketiga dst (mahasiswa yang terlambat lebih dari 10 atu 5 menit pada bulan kedua tetap boleh mengikuti perkuliahan tetapi kehilangan hak mengisi presensi/ daftar hadir). Tugas yang dikerjakan bukan hasil plagiat (menyalin tempel karya orang lain baik milik teman atau dari internet). Tugas yang dikerjakan dikumpulkan tepat waktu yang terlambat tidak mendapat nilai sempurna batas toleransi satu minggu dari batas pengumpulan.
14
PERTEMUAN 2 Hakikat bahasa B. Sejarah singkat bahasa Indonesia
15
Apa itu BAHASA? Bahasa apa saja yang Anda kuasai? Seberapa dekatnya Anda dengan Bahasa Indonesia?
16
A. Hakikat bahasa Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain (FERDINAND DE SAUSSURE) Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut (PLATO)
17
Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer. (GORYS KERAF)
18
SEJARAH SINGKAT, KEDUDUKAN, DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA
19
Kapan Bahasa Indonesia lahir?
Ingatkah Anda dengan pernyataan ini: Kami poetera dan poeteri Indonesia Mengakoe bertoempah darah satoe, Tanah Air Indonesia Mengakoe berbangsa satoe, Bangsa Indonesia Mendjoendjoeng bahasa persatoean, Bahasa Indonesia
20
Bahasa Indonesia dinyatakan lahir pada 28 Oktober 1928.
Adanya bulan bahasa di bulan Oktober.
21
Seluruh pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dan berikrar
Seluruh pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dan berikrar. Ikrar tersebut selanjutnya dikenal dengan Sumpah Pemuda. Unsur yang ketiga dari ikrar sumpah pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan. Pada saat itu pula bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya menjadi bahasa nasional, atas usulan M.Yamin.
22
Pada tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara.
Pada saat itu Undang-Undang Dasar disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar disebutkan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36).
23
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu, serumpun dengan Malaysia.
Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara. Bahasa Melayu yang dipakai di daerah di wilayah Nusantara dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak budaya daerah.
24
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi antarperkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa Melayu. Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).
25
Bahasa Melayu menyerap kosakata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa. Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek. Kebangkitan nasional telah mendorong perkembangan bahasa Indonesia dengan pesat.
26
Kedudukan Bahasa Indonesia
Pada bab berapa dan pasal berapa dalam UUD 1945 Bahasa Indonesia dikukuhkan? Bagaimana bunyinya?
27
Kedudukan BI Bab XV, pasal 36 “Bahasa negara adalah bahasa Indonesia”
1. BI sebagai Bahasa Nasional 2. BI sebagai Bahasa Negara Bahasa Nasional, bersumber pada sumpah pemuda. Bahasa Negara, bersumber pada UUD 1945.
28
UU Nomor 24 Tahun 2009 Isinya tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan
29
Bahasa Indonesia sebagai bahasa Resmi
Pasal 25, ayat (3): Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, pengantar pendidikan, komunikasi tingkat nasional, pengembangan kebudayaan nasional, transaksi dan dokumentasi niaga, serta sarana pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan bahasa media massa.
30
Penggunaan Bahasa Indonesia Tulis
Pasal 31, ayat (1): Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam nota kesepahaman atau perjanjian yang melibatkan lembaga negara, instansi pemerintah RI, lembaga swasta Indonesia atau perseorangan warga negara Indonesia. Ayat (2): Nota kesepahaman atau perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang melibatkan pihak asing ditulis juga dalam bahasa nasional pihak asing tersebut dan/atau bahasa Inggris.
31
Penggunaan Bahasa Indonesia Tulis
Pasal 34, Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam laporan setiap lembaga atau perseorangan kepada instansi pemerintahan.
32
Penggunaan Bahasa Indonesia Tulis
Pasal 35, ayat (1) Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam penulisan karya ilmiah dan publikasi karya ilmiah di Indonesia.
33
Penggunaan Bahasa Indonesia Tulis&Lisan
Pasal 33, ayat (1) Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam komunikasi resmi di lingkungan kerja pemerintah dan swasta.
34
Penggunaan Bahasa Indonesia Lisan
Pasal 32, ayat (1): Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam forum yang bersifat nasional atau forum yang bersifat internasional di Indonesia. Ayat (2): Bahasa Indonesia dapat digunakan dalam forum yang bersifat internasional di luar negeri.
35
Fungsi BI berdasar Kedudukannya
BI sebagai Bahasa Nasional, berfungsi: Lambang kebanggaan nasional Lambang identitas nasional Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda- beda latar sos, bud, & bhs Alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah BI sebagai Bahasa Negara, berfungsi: Bahasa resmi kenegaraan Bahasa pengantar di lembaga pendidikan Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk pembangunan dan pemerintahan Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi
36
Fungsi lain bahasa secara umum
Fungsi umum bahasa alat komunikasi manusia Fungsi khusus sesuai tujuan: fatik, konatif, emotif, kultural, politis, edukatif, mengatur diri, mengatur orang lain, interaksi, adaptasi, sosial, dsb.
37
Implikasi BI dalam hidup sehari-hari
RAGAM BAHASA Kedudukan Bahasa Indonesia FUNGSI BAHASA Implikasi BI dalam hidup sehari-hari
38
Ragam Bahasa Indonesia
Ragam bahasa apa yang Anda tahu ??? Ragam BI berdasar …. Waktu Media Situasi Bidang/tema Daerah
39
Ragam bahasa memperhatikan aspek
Ragam Bahasa merupakan variasi bahasa yang terbentuk karena pemakaian bahasa. situasi Ragam bahasa memperhatikan aspek permasalahan latar belakang pendengar/pembaca sarana bahasa
40
Ragam bahasa Berdasarkan situasi Berdasarkan medium Formal Semi-formal
Nonformal Berdasarkan medium Lisan Tulis
41
Berdasar Waktu Ragam Indonesia Lama Ragam Indonesia Baru
42
Berdasar Media Ragam Lisan Ragam Tulis Apa bedanya????
43
Beda Ragam Lisan dan Tulis
Perlu kehadiran lawan tutur Unsur gramatikal tidak lengkap Terikat ruang dan waktu Dipengaruhi pungtuasi, jeda, ritme suara Ragam Tulis: Tidak perlu kehadiran lawan tutur Unsur gramatikal lengkap Tidak terikat ruang dan waktu Dipengaruhi oleh tanda baca / ejaan
44
Kucing makan tikus mati.
Lisan Dituturkan langsung Intonasi Tulis Tanda baca Ejaan
45
Berdasar Situasi Ragam Resmi/Formal/Ilmiah
Ragam Tidak Resmi/Informal/ Kasual Ragam Akrab/Intim Ragam Konsultatif
46
Ragam ILMIAH Lisan dan Tulis
Lisan bunyi bahasa Indonesia yang bebas pengaruh dialek dan logat Tulis Digunakan untuk keperluan ilmiah/akademik Diatur oleh aturan ilmiah ejaan, diksi, kalimat, tata tulis baku
47
Ragam NONILMIAH Lisan dan Tulis Lisan
percakapan keseharian yang bebas aturan Tulis Untuk keperluan nonilmiah, seperti pribadi, keluarga, sosial Tidak ada aturan ilmiah yang mengikat
48
Ragam Bahasa Baku
49
Ciri Ragam Bahasa Baku Kemantapan dinamis Kecendikiaan Keseragaman
Kaidah dan aturan yang tetap Kecendikiaan Penalaran/pemikiran yang teratur, logis, dan masuk akal Keseragaman Penyeragaman kaidah, bukan penyamaan ragam bahasa, atau penyeragaman variasi bahasa
50
Ciri Bahasa Baku Tidak dipengaruhi bahasa daerah
Saya, sayah; ibu, nyokap; dilihat, dilihatin; bertemu, ketemu Tidak dipengaruhi bahasa asing Kantor tempat, kantor di mana; banyak sarjana, banyak sarjana-sarjana; itu benar, itu adalah benar; kesempatan lain, lain kesempatan Bukan ragam percakapan Dengan, sama; mengapa, kenapa; memberi, kasih; tidak, nggak; tetapi, tapi
51
Lanjutan Ciri Bahasa Baku
Pemakaian imbuhan secara eksplisit Ia bekerja keras, ia kerja keras Tidak terkontaminasi/tidak rancu Berkali-kali, berulang kali; mengajar siswa, mengajar bahasa Tidak pleonasme Para tamu, para tamu-tamu; hadirin, para hadirin Tidak hiperkorek Insaf, insyaf; sah, syah; syukur, sukur; akhir, ahir, pihak, fihak; pikir, fikir
52
Fungsi Bahasa Baku Pemersatu Pemberi kekhasan Pembawa kewibawaan
Menghubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa Pemberi kekhasan Memperbedakan bahasa dengan bahasa lain Pembawa kewibawaan Usaha orang mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi lewat pemerolehan bahasa baku sendiri Kerangka acuan Norma dan kaidah yang jelas sebagai tolok ukur betul tidaknya pemakaian bahasa
53
Mengikuti kaidah yang dibakukan
Bahasa Baik dan Benar baku benar Mengikuti kaidah yang dibakukan baku belum tentu baik baik Pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa
54
Bahasa yang benar adalah bahasa yang menerapkan kaidah dengan konsisten.
Bahasa yang baik adalah bahasa yang mempunyai rasa yang tepat dan sesuai dengan siatuasi pemakainya.
55
Simak dan Lakukan: Berbahasa Indonesia yang BAIK dan BENAR Bahasa Indonesia: BAIK nilai rasa tepat sesuai konteks situasi pemakaiannya BENAR menerapkan kaidah dgn konsisten
56
EJAAN BAHASA INDONESIA
57
APA ITU EJAAN? Keseluruhan peraturan mengenai bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan hubungan antara lambang-lambang itu. Ejaan membicarakan tentang : penulisan huruf, penulisan kata dan pemakaian tanda baca. Ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dsb) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.
58
Ejaan kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dsb) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca (KBBI) EJAAN Pemakaian tanda baca Penulisan kata Penulisan huruf
59
EJAAN YANG PERNAH ADA DI INDONESIA
Ejaan Van Ophujsen/(nama seorang guru Belanda yang meminati bahasa) tahun 1901 Ejaan Soewandi (Menteri P & K Republik Indonesia) tahun 1947 Ejaan Melindo (Melayu – Indonesia) tahun 1958 Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) tahun 1972 Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) tahun 2015
60
Perkembangan Ejaan Ejaan Bahasa Indonesia 2015
Ejaan van Ophuijsen 1901 Ejaan Soewandi (Ejaan Republik) 1947 Ejaan Melindo 1959 Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurna-kan 1972 Ejaan Bahasa Indonesia 2015
61
Perbedaan antara Ejaan Van Ophuysen dengan Ejaan Soewandi
Huruf j untuk kata : sajang, bajang, pajah, dll. Huruf oe untuk kata: goeroe, boekoe, dll. Tanda diakritik berbentuk koma ain, untuk kata : ta’ , pa’ B. Ejaan Soewandi Huruf oe berubah menjadi u: buku, saku, guru dll. Tanda diakritik berubah menjadi k, seperti : tak, pak. Awalan dan kata depan di & ke ditulis serangkai / digabungkan dengan kata yang mengikutinya. Angka 2 dipakai untuk pemakaian kata ulang.
62
Contoh kata Ejaan Van Ophujsen (1901 – 1947) Khoesoes Djoem’at Ja’ni
Pajoeng Tjoejoe Soenji Goeroe Njoenja Ejaan Soewandi ( 1947 – 1972 ) Chusus Djum’at Jakni Pajung Tjutju Sunji Guru Njonja
63
Ejaan Yang Disempurnakan
Ejaan ini diresmikan 16 Agustus 1972, kemudian pada tahun 1976 disusunlah buku pedoman mengenai EYD. Hal yang ditekankan pada EYD adalah : Pemakaian huruf Penulisan huruf Penulisan kata Penulisan unsur serapan Pemakaian tanda baca/pungtuasi
64
Perubahan yang terjadi di EYD dari Ejaan Soewandi
1. Abjad asing (huruf f, v, z, q & x) diresmikan pemakaiannya menjadi huruf BI.; 2. Angka 2 untuk kata ulang dihapuskan, untuk penulisannya harus ditulis berulang diikuti tanda hubung, contoh: rumah-rumah, bukit-bukit; 3. Awalan di & ke ditulis serangkai, dan kata depan di & ke ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya;
65
Contoh : awalan dan kata depan
Awalan di- dan ke - dimakan; ditulis; diundang; kemudian; kekeluargaan; kekuatan; dll. Kata Depan di dan ke di depan; di kampus; di meja; ke pasar; ke kampus; ke sekolah; dll.
66
4. Beberapa huruf berubah penulisannya :
- tj : c = tjukup - cukup - ch : kh = chusus - khusus - nj : ny = njonja - nyonya - sj : sy = sjarat - syarat - dj : j = djalan - jalan - j : y = dajang - dayang 5. Huruf q dan x dalam ilmu eksakta tetap dipakai, contoh: sinar-x.
67
Tahun 2015 Ejaan yang berlaku di Indonesia adalah EBI (Ejaan Bahasa Indonesia sampai sekarang).
68
Singkatan dan Akronim Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. 2. Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal kata, gabungan suku kata, atau pun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang disingkat. Akronim dibaca dan diperlakukan sebagai kata.
69
Lafal Singkatan dan Kata
AC BBC LNG TVRI MTQ IGGI IUD RCTI Lafal tidak baku [ a – se ] [ bi – bi – se ] [ el – en – gi ] [ ti – vi- er – i ] [ em – te – kyu ] [ ay– ji – ji – ay ] [ ay – yu – di ] [ er– se –te – ay ] Lafal baku [ a – ce ] [ be – be- ce ] [ el – en – ge ] [ te – ve - er- i ] [ em – te – ki ] [ i – ge – ge – i ) [ i – u – de ] [ er – ce – te – i ]
70
Contoh singkatan & akronim
No : Nomor PT : Perseroan terbatas PT : Perguruan Tinggi BUMN DKI RCTI Kg CV : Curriculum Vitae Dll. Akronim FISIP ISPA KONI Bappenas Kadin Jamsostek Seskoal Dll.
71
KALIMAT EFEKTIF
72
PENGERTIAN KALIMAT Kalimat adalah Satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh dengan ditandai kesenyapan akhir (intonasi final).
73
Struktur kalimat diisi oleh unsur
Subjek Predikat Objek dan pelengkap Keterangan Inti kalimat
74
Unsur-unsur Pembentuk Kalimat
Unsur bahasa yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran Kata Gabungan kata yang menduduki satu fungsi Frasa Kelompok kata yang terdiri atas subjek dan predikat dan berpotensi menjadi kalimat Klausa Intonasi = naik-turunnya lagu kalimat (pembentuk makna) Jeda = perhentian lagu kalimat (menandai batas kalimat) Nada = tinggi-rendahnya pengucapan kata Tempo = cepat-lambatnya pengucapan (mementingkan suatu bagian kalimat) Intonasi, jeda, nada, tempo
75
Langsung- Tak Langsung
Jenis-jenis Kalimat Minor = mengandung satu unsur pusat Mayor = sekurang-kurangnya mengandung dua unsur pusat Minor-Mayor Aktif = predikatnya melakukan suatu pekerjaan Pasif = subjeknya dikenai pekerjaan Aktif-Pasif Langsung = meniru apa yang diujarkan orang Tak langsung = melaporkan apa yang diujarkan orang Langsung- Tak Langsung Tunggal = hanya terdiri atas satu pola kalimat/satu klausa Majemuk = terdiri atas dua pola kalimat/dua klausa atau lebih Tunggal-Majemuk Secara tepat mewakili pikiran pembicara/penulis Mengemukakan pemahaman yang sama antara pembaca/pendengar dengan penulis/pembicara Efektif
76
PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan maksud penutur/penulis secara tepat sehingga maksud itu dapat dipahami oleh pendengar /pembaca secara tepat pula (Finoza, 2010:172). Menurut Kreaf (1980:36), kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi dua syarat sebagai berikut. 1. Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaa pembicara atau penulis. 2. Sanggup menimbulkan gagasan yang saa tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan pembicara atau
77
Menurut Razak (1985:2), kalimat dikatakan efektif bila mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan itu berlangsung dengan sempurna, mampu membuat isi atau maksud yang disampaikannya itu tergambar lengkap dalam pikiran si penerima (pembaca), persis seperti apa yang disampaikan oleh pembicara (penulis). Menurut Arifin (1987:111), kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau penulis.
78
Syarat Kalimat Efektif
Kesepadanan/ kesatuan struktur Keparalelan bentuk Ketegasan makna (penekanan) Kehematan kata Kecermatan penalaran (Kecermatan) Kepaduan gagasan (koherensi) Kelogisan bahasa
79
1 2 3 Keseimbangan antara pikiran dan struktur bahasa
Kesepadanan struktur Keseimbangan antara pikiran dan struktur bahasa Cirinya: Memiliki subjek dan predikat yang jelas Tidak terdapat subjek ganda Menggunakan kata penghubung yang tepat Predikat kalimat tidak didahului oleh kata “yang” 2 Keparalelan bentuk Kesamaan bentuk yang digunakan dalam kalimat 3 Ketegasan makna Perlakuan penonjolan pada pokok ide kalimat Caranya: Meletakkan kata yang menonjol di depan kalimat Membuat urutan kata yang bertahap Melakukan pengulangan kata Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan Menggunakan partikel penekanan
80
4 5 6 7 Kehematan kata Kecermatan penalaran Kepaduan gagasan
Tidak menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang tidak perlu Caranya: Menghilangkan pengulangan subjek Menghilangkan pemakaian subordinat pada hiponimi kata Menghilangkan kesinoniman dalam kalimat Tidak menjamakkan kata yang berbentuk jamak 5 Kecermatan penalaran Tidak menimbulkan tafsiran ganda 6 Kepaduan gagasan Memberikan pernyataan padu, sehinga informasi tidak terpecah Cirinya: Tidak bertele-tele Menggunakan aspek+agen+verba secara tertib Tidak menyisipkan kata “daripada” atau “tentang” antara predikat dan objek 7 Kelogisan bahasa Ide kalimat dapat diterima oleh akal dan sesuai ejaan yang berlaku
81
Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri mahasiswa itu belajar sepanjang hari dari pagi sampai sore. (tidak hemat) Kambing sangat senang bermain hujan. (tidak logis) Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sehingga petang. (tidak tepat) Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan buku-buku diberi label. (tidak paralel) Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi. (tidak padu) Dalam pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik. (tidak sepadan)
82
PARAGRAF
83
Paragraf Bagian sebuah karang Membicarakan suatu ide koheren
Mengandung satu ide pokok kohesif Dimulai garis baru Menjorok ke dalam Dilewati satu baris
84
Penggunaan kata penghubung
Kohesif (padu) Syarat Paragraf Koheren (berhubungan) kesesuaian bentuk Kesesuaian isi Penggunaan kata penghubung Penggunaan kata ganti Fungsi sosial Pengulangan Hal yang dibicarakan
85
Paragraf penghubung/ pengembangan
menurut jenisnya Paragraf pembuka Paragraf penghubung/ pengembangan Paragraf penutup
86
Paragraf berdasarkan penalarannya
Deduktif Induktif Campuran Kalimat utama di awal paragraf Kalimat utama di akhir paragraf Kalimat utama di awal dan di akhir paragraf
87
Paragraf berdasarkan teknik pemaparannya
Deskripsi Eksposisi Argumentasi Narasi Persuasi Menggambark an Menguraikan Memberikan alasan Menceritakan Mengajak
88
Paragraf berdasarkan isi
Perbandingan Pertanyaan Sebab-akibat Contoh Perulangan Definisi
89
KARANGAN DAN KARYA TULIS ILMIAH
90
Proses menulis Menyempurna-kan bentuk (teknis) Penyusunan draft
Prapenulisan Penyusunan draft Peninjauan ulang Pengeditan Berbagi Menentukan topik (kemanfaatan, kemenarikan, kelayakan), Publikasi Menulis gagasan Menyempurna-kan gagasan Menyempurna-kan isi Menyempurna-kan bentuk (teknis) tujuan, bentuk tulisan pembaca Prapenulisan Penulisan Perbaikan penulisan
91
Lengkapi kalimat berikut!
Saya ingin menulis karena agar untuk dibaca oleh
92
Karya Ilmiah Menulis Otak kiri Otak kanan Isi
= bersifat keilmuan: rasional, objektif, tidak memihak; apa adanya Bahasa = baku Otak kiri Menulis Otak kanan logika emosi Membuat perencanaan, menggunakan tata bahasa, melakukan penyuntingan, penulisan kembali, penelitian tanda baca Semangat, spontanitas, warna emosi, imajinasi, gairah, nuansa unsur baru, corak kegembiraan
93
Laporan hasil penelitian
Jenis Karya Ilmiah Laporan hasil penelitian Makalah Artikel jurnal ilmiah Karya ilmiah populer
94
Sistematika Penulisan Laporan Penelitian
KOVER HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1.2 Rumusan Masalah Penelitian 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Manfaat Penelitian BAB 2 KAJIAN PUSTAKA/TEORI LANDASAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB 5 PENUTUP 5.1 SIMPULAN 5.2 SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
95
Sistematika Penulisan Makalah
KOVER KATA PENGANTAR (Garis besar isi) DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN (batasan istilah, pentingnya judul/topik, sudut pandang) BAB II PERMASALAHAN (latar belakang masalah, rumusan masalah, faktor pendukung, faktor penghambat) BAB III PEMBAHASAN (masalah, cara pemecahan masalah) BAB IV PENUTUP (simpulan, saran) DAFTAR PUSTAKA *Makalah ditulis tangan atau ditik, memuat ± kata
96
Sistematika Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah
Berdasarkan penelitian Berdasarkan kajian pustaka JUDUL NAMA PENULIS POS-EL INSTANSI ABSTRAK KATA KUCI Pendahuluan (Latar belakang, masalah, tujuan) B. Teori Landasan C. Metode Penelitian D. Hasil dan Pembahasan Hasil E. Simpulan dan Saran DAFTAR PUSTAKA JUDUL NAMA PENULIS POS-EL INSTANSI ABSTRAK KATA KUNCI Pendahuluan (Latar belakang, masalah, tujuan) B. Pembahasan (butir berdasarkan subtopik/kajian) C. Simpulan dan Saran DAFTAR PUSTAKA *Makalah ditulis tangan atau ditik, memuat ± kata
97
KUTIPAN
98
KUTIPAN Pinjaman pendapat dari seorang pengarang atau seseorang, baik berupa tulisan dalam buku, majalah, surat kabar, atau bentuk tulisan lainnya, maupun dalam bentuk lisan. Tujuan: pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan. Fungsi: Landasan teori Penguat pendapat penulis Penjelasan suatu uraian Bahan bukti untuk menunjang pendapat itu.
99
Hal yang perlu diperhatikan dalam mengutip:
Penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu Penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan Kutipan dapat terkait dengan penemuan teori Jangan terlalu banyak mempergunakan kutipan langsung Penulis mempertimbangkan jenis kutipan, kutipan langsung atau kutipan tak langsung Teknik penulisan kutipan dan kaitannya denga sumber rujukan.
100
Prinsip Mengutip Pengutip tidak boleh mengadakan perubahan, baik kata-katanya maupun tekniknya. Bila penulis terpaksa mengadakan perbaikan, penulis harus memberi keterangan. Contoh: ‘Tugas bank antara lain adalah memberi pinjam uang.’ Pengutip tahu bahwa dalam kalimat it ada kata yang salah, namun pengutip tidak boleh memperbaikinya. Cara memperbaikinya: 1) ‘Tugas bank antara lain memberi pinjam [seharusnya, pinjaman, penulis] uang.’ 2) ‘Tugas bank antara lain memberi pinjam [Sic!] uang.’ [Sic!] artinya dikutip sesuai dengan aslinya.
101
b. Menghilangkan bagian kutipan
Diperkenankan menghilangkan bagian kutipan dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna. Cara: menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea. Bagian yang dihilangkan diganti dengan titik berspasi. menghilangkan bagian kutipan yang lebih dari satu alinea. Bagian yang dihilangkan diganti dengan titik berspasi sepanjang garis (dari magin kiri sampai ke margin kanan).
102
Jenis Kutipan Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sumber teks asli Kutipan tak langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil inti sarinya saja Kutipan pada catatan kaki Kutipan atas ucapan lisan Kutipan dalam kutipan Kutipan langsung pada materi.
103
Cara Mengutip Kutipan Langsung, Yang tidak lebih dari empat baris:
Kutipan diintegrasikan dengan teks Jarak antar baris kutipan dua spasi Kutipan diapit dengan tanda kutip Sesudah kutipan selesai, langsung di belakang yang dikutip dalam tanda kurung ditulis sumber dari mana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan it diambil.
104
Cara Mengutip (2) 2) Yang lebih dari empat baris:
a) kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi b) jarak antar baris kutipan satu spasi c) kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan d) kutipan diapit oleh tanda kutip atau tidak diapit tanda kutip e) di belakang kutipan diberi sumber kutipan (seperti pada 1)).
105
Cara Mengutip (3) b. Kutipan tak langsung c. Kutipan pada catatan kaki
1) Kutipan diintegrasikan dengan teks 2) jarak antar baris kutipan spasi rangkap 3) kutipan tidak diapit tanda kutip 4) sesudah selesai diberi sumber kutipan. c. Kutipan pada catatan kaki Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli. d. Kutipan atas ucapan lisan Harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau tidak langsung.
106
Cara Mengutip (4) e. Kutipan dalam kutipan Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat kutipan. Dapat dilakukan dengan dua cara: 1) bila kutipan asli tidak memakai tanda kutip, kutipan dalam kutipan dapat mempergunakan tanda kutip tunggal atau tanda kutip ganda 2) bila kutipan asli memakai tanda kutip tunggal, kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip ganda. Sebaliknya bila kutipan asli memakai tanda kutip ganda, kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip tunggal
107
Cara Mengutip (5) f. Kutipan langsung pada materi
Kutipan langsung dimulai dengan materi kutipan hingga penghentian terdekat (dapat berupa koma, titik koma, atau titik) disusul dengan sisipan penjelas siapa yang berbicara. Contoh: “Jelas,” kata Prof. Haryati, “kosa kata bahasa Indonesia banyak mengambil dari kosa kata bahasa Sansekerta.” Catatan: Kutipan yang panjang sebaiknya dimasukkan dalam lampiran.
108
Menulis daftar pustaka
109
Pengertian Informasi mengenai sumber referensi (acuan) yang digunakan dalam penulisan sebuah karya ilmiah. Daftar pustaka (bibliografi) perlu dilampirkan dalam sebuah karya ilmiah sebagai bentuk penghargaan atas pikiran/pendapat orang lain yang dikutip dalam karya ilmiah tersebut
110
Unsur-unsur yang harus dicantumkan dalam penulisan daftar pustaka :
Nama pengarang Tahun terbit Judul buku Tempat terbit Nama penerbit
111
Aturan umum penulisan daftar pustaka
Penyusunan daftar pustaka disusun secara alfabetis (urut abjad) berdasarkan nama belakang dari pengarang. Penulisan daftar pustaka tidak perlu diberi nomor urut. Daftar pustaka diletakkan di bagian akhir karya ilmiah. Gelar akademik, pangkat, kebangsawanan tidak perlu dicantumkan.
112
Contoh penulisan daftar pustaka berdasarkan sistem Harvad
Aminudin Pembelajaran Terpadu Bahasa dan Sastra Indonesia. Malang : IKIP Malang Press. Baradja, Abdullah Kapita Selekta Pengajaran Bahasa. Yogyakarta : UGM University Press. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Hamid, Fuad Abdul dan Taufik Ismail Menuju Pengajaran Bahasa Berbasis Strategi Belajar. Semarang : PT. Toha Putra. Wahab, Abdul dkk Isu Linguistik Pengajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya : Airlangga University Press.
113
Nama Pengarang Apabila nama pengarang terdiri lebih dari satu unsur/kata, maka nama yang paling belakang diletakkan di depan. (M. Arif Rahman Hakim Hakim, M. Arif Rahman) Apabila pengarangnya ada 2 maka yang dibalik cukup nama pengarang yang pertama saja. (Fuad Abdul Hamid dan Taufik Ismail Hamid, Fuad Abdul dan Taufik Ismail). Apabila pengarangnya lebih dari 2 maka yang ditulis cukup nama pengarang yang pertama saja dan diberi singkatan dkk. (dan kawan- kawan) atau et.al. (Suwanto, Daud, Nurdin, dan Agus Suwanto, dkk.)
114
Apabila dalam sebuah daftar pustaka terdapat dua atau lebih buku yang dikarang oleh pengarang yang sama maka pengurutannya berdasarkan tahun terbitnya dan nama pengarang cukup ditulis sekali dan selanjutnya digantikan dengan garis. Pemisahan antara nama belakang dan nama depan menggunakan tanda koma. Setelah unsur nama pengarang diakhiri dengan tanda titik.
115
Tahun terbit Apabila ada 2 buku atau lebih yang dikarang oleh pengarang yang sama, maka yang dituliskan pertama kali adalah yang tahun terbitnya paling dulu. Apabila buku tersebut tidak diketahui tahun terbitnya, maka cukup ditulis dengan ‘t.t.’ (tanpa tahun) Pemisahan antara unsur tahun terbit dengan unsur judul buku menggunakan tanda titik.
116
Judul buku Semua huruf pertama dari setiap kata dalam judul buku ditulis dengan menggunakan huruf kapital KECUALI kata-kata tugas seperti ‘dan’, ‘untuk’, ‘di’, ‘yang’, ‘atau’, ‘dari’, ‘ke’, dll. Jika daftar pustaka diketik dengan komputer maka penulisan judul buku dengan menggunakan huruf miring (italics). Jika ditulis tangan atau diketik manual maka penulisan judul buku diberi garis bawah. Pemisahan antara unsur judul buku dengan unsur tempat terbit menggunakan tanda titik.
117
Tempat (kota terbit) Tempat terbit cukup dengan menyebutkan kota di mana penerbit buku itu berlokasi. Pemisahan antara unsur tempat terbit dengan nama penerbit menggunakan tanda titik dua (:)
118
Setelah unsur nama penerbit diakhiri dengan tanda titik.
Pada bagian ini, kita cukup menuliskan nama perusahaan/lembaga yang menerbitkan buku tersebut. Setelah unsur nama penerbit diakhiri dengan tanda titik.
119
Data buku : Judul buku : bahasa, konteks, dan teks : aspek-aspek bahasa dalam pandangan semantik Pengarang : M.A.K. Halliday dan Ruqaiya Hasan Tempat terbit : Yogyakarta Tahun terbit : 1992 Nama penerbit : Gadjah Mada University Press Halliday, M.A.K. dan Ru qaiya Hasan Bahasa, Konteks, dan Teks : Aspek-Aspek Bahasa dalam Pandangan Semantik. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
120
analisis wacana 1996 hak gus dur untuk nyeleneh 2000 E. Kosasih
Judul buku Tahun terbit Nama pengarang Penerbit Tempat terbit hak gus dur untuk nyeleneh 2000 E. Kosasih Pustaka Hidayah Bandung analisis wacana 1996 Gillian Brown, George Yule, Andree Feillard, Greg Barton, & Geoffrey Leech Gramedia Jakarta memahami bahasa agama : sebuah kajian hermeneutik Komarudin Hidayat Paramadina
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.