Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehIrwan Hartanto Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
OLEH KELOMPOK 1 : YURSALAM AMIN (G2F1 16 005) LA ODE ATO (G2F1 16 028
MAKALAH : KARAKTERISTIK EKONOMI REGIONAL (PENDEKATAN PEMBANGUNAN WILAYAH & TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL) OLEH KELOMPOK 1 : YURSALAM AMIN (G2F ) LA ODE ATO (G2F
2
PENDEKATAN PEMBANGUNAN WILAYAH (REGIONAL)
Pendekatan regional bertolak pada kenyataan bahwa setiap kegiatan usaha terkait pada wilayah, selalu memanfaatkan dan menempati ruang wilayah. Disamping itu, dimensi lokal atau lokalitas harus diperhitungkan dalam pendekatan pembangunan.
3
PERKEMBANGAN PENDEKATAN PEMBANGUNAN
Pembangunan adalah suatu proses dinamis untuk mencapai kesejahteraan masyarakat pada tingkat yang lebih tinggi dan serba sejahtera. Suatu kinerja pembangunan yang sangat baik pun, mungkin saja menciptakan berbagai masalah sosial ekonomi baru yang tidak diharapkan (disparitas) sehingga menimbulkan konsep garis kemiskinan (poverty line) yang kaya dan yang miskin. Kompleksitas permasalahannya bertambah besar karena ruang lingkup permasalahannya telah bertambah luas. Pendekatan terhadap permasalahan pembangunan dan cara pemecahannya telah mengalami perkembangan pula.
4
Minimal 2 faktor pendekatan kerberhasilan pembangunan :
Growth with stabilty (pertumbuhan dengan stabilitas) hakikatnya menghendaki masyarakat yang lebih berkeadilan dan selanjutnya menempatkan peranan SDM pada posisi yang utama baik sebagai konsumen maupun sebagai faktor produksi. Human resource approach (peningkatan kualitas SDM) diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar bagi peningkatan laju pertumbuhan pembangunan Kedua faktor ini kunci bagi keberhasilan pembangunan yang dapat menjamin kemajuan ekonomi dan kestabilan masyarakat.
5
DARI PEMBANGUNAN SEKTORAL KE PEMBANGUNAN REGIONAL DAN SELANJUTNYA KE PEMBANGUNAN LOKAL
Pendekatan sektoral menganggap perlu untuk mendekati pembangunan nasional melalui kegiatan usaha demi kegiatan usaha yang dikelompokkan menurut jenisnya kedalam sektor-sektor dan sub-sub sektor dan sub-sub sektor. Dasar pijakannya adalah mekanisme “pengelolaan” satuam maupun kelompok kegiatan usaha sehingga dapat membawa dampak pengembangan yang langsung dirasakan oleh satuan-satuan kegiatan usaha. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai adalah terungkap secara sektoral yaitu baik menyangkut hasil produksi, pendapatan, lapangan kerja, maupun investasi dan kredit yang digunakan. Kesemuanya diungkapkan menurut sektor-sektor pertanian, ;pertambangan, kontruksi, perindustrian, perdagangan, perhubungan, keuangan dan perbankan, dan jasa. Dimensi wilayah (regional) seperti daerah tingkat I dan II hanya tampil sebagai indeks, yakni untuk melokalisasi sektor-sektor ke dalam daerah-daerah
6
LANJUTAN DIHARAPKAN AGAR MASING-MASING SEKTOR DAPAT BERFUNGSI DENGAN SEBAIK-BAIKNYA. DENGAN BERFUNGSINYA SEKTOR-SEKTOR SECARA BAIK, MAKA DAERAH YANG BERSANGKUTAN AKAN BERKEMBANG DENGAN BAIK, NAMUN BETAPAPUN BAIKNYA HASIL YANG DICAPAI, KESEMUANYA ITU MASIH TERGOLONG PADA PENDEKATAN SEKTORAL. PENDEKATAN REGIONAL SEHARUSNYA BERTOLAK PADA KENYATAAN BAHWA SETIAP USAHA SELALU TERKAIT PADA WILAYAH, SETIAP KEGIATAN USAHA SELALU MEMANFAATKAN RUANG WILAYAH, SETIAP KEGIATAN USAHA SELALU MENEMPATI ATAU BERGERAK DALAM RUANG WILAYAH TERTENTU. KESEMUANYA TERJADI, MUNGKIN KARENA KESESUAIAN FLORA DAN FAUNANYA, MUNGKIN KARENA KESESUAIAN TANAAHNYA ATAUPUN MINERAL YANG TERKANDUNG DIDALAMNYA. FAKTANYA PEMBANGUNAN WILAYAH DILANCARKAN MELALUI PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN MASING-MASING. PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN UMUMNYAMERUPAKAN KOTA-KOTA BESAR. PARA INVESTOR TERTARIK UNTUK MENANAMKAN INVESTASINYA DI SEKTOR INDUSTRI, PERBANKAN DAN KEUANGAN, PROPERTI DAN LAINNYA DARI PADA DI DESA. ADA APA ???????????
7
PEMBANGUNAN EKONOMI LOKAL
Terdapat pemahaman dan dan perhatian yang makin besar diantara para penentu kebijaksanaan pembangunan nasional dan pembangunan daerah yakni berusaha untuk melanjutkan strategi ekonomi nasional untuk membangkitkan perekonomian lokal. Peningkatan pembangunan diupayakan agar dapat dirasakan oleh masyarakat luas (nasional) ataupun oleh masyarakat kecil (lokal). Kepentingan ekonomi nasional kadang tidang bersesuaian dengan kepentingan lokal. Pembangunan ekonomi lokal tidak hanya merupakan retorika baru tetapi mencerminkan suatu pergeseran fundamental peranan pelaku pembangunan, demikian pula sebagai aktivitas yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi masyarakat. Secara esensial peranan pemerintah lokal atau kelompok berbasis masyarakat dalam mengelola sumber daya berupaya untuk mengembangkan usaha kemitraan baru dengan pihak swasta, atau dengan pihak lain, untuk menciptakan pekerjaan baru dan mendorong berkembangnya berbagai kegiatan ekonomi dalam suatu daerah (wilayah) ekonomi. Ciri utama suatu pembangunan yang berorientasi ekonomi lokal adalah menekankan pada kebijaksanaan pembangunan pribumi yang memanfaatkan potensi sumber daya lokal, sumber daya institusional lokal dan sumber daya fisik lokal.
8
TEORI PEMBANGUNAN PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH
Dalam melaksanakan pembangunan diperlukan landasan teori yang mampu menjelaskan korelasi antara fakta-fakta yang diamati, sehingga dapat merupakan kerangka orientasi untuk analisis dan membuat ramalan terhadap gejala-gejala baru yang diperkirakan akan terjadi. Dalam pembangunan wilayah, banyak teori dapat digunakan sebagai landasan untuk menjelaskan pentingnya pembangunan wilayah. Pembangunan wilayah (regional) merupakan fungsi dari potensi sumberdaya alam, tenaga kerja dan sumberdaya manusia, investasi modal, prasarana dan sarana pembangunan, transportasi dan komunikasi, komposisi industri, teknologi, situasi ekonomi dan perdagangan antar wilayah, kemampuan pendanaan dan pembiayaan pembangunan daerah, kewirausahaan, kelembagaan daerah dan lingkungan pembangunan secara luas. Semua faktor ini adalah penting, tetapi masih dianggap terpisah-pisah satu sama lain, dan belum menyatu sebagai komponen yang membentuk basis untuk penyusunan teori pembangunan wilayah (regional) secara komprehensif.
9
TEORI & ALIRAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI WILAYAH
KLASIK PASCA KEYNES KEYNES HARROD-DOMER NEOKLASIK TEORI BASIS EKSPOR TEORI SEKTOR TEORI STRUKTUR INDUSTRI DAN PERTUMBUHAN WILAYAH TEORI KAUSASI KUMULATIF
10
Dalam pembangunan ekonomi wilayah (regional) terdapat beberapa teori yang penting, yakni (i) pemikiran-pemikiran menurut beberapa aliran dalam ilmu ekonomi (misalnya Klasik, Neo Klasik, Harrod-Domer, Keynes dan Pasca Keynes), Teori basis ekspor, teori sektor, struktur industri dan pertumbuhan wilayah dan teori kausasi kumulatif. Selanjutnya teori teori lokasi dan aglomerasi, teori tempat sentral, teori kutub pertumbuhan dan teori pembangunan polarisasi oleh kelompok berikutnya
11
ALIRAN KLASIK Aliran klasik muncuk pada akhir ke-18 dipelopori oleh Adam Smith (bapak ekonomi) bepatan berapatanrpendapat bahwa perrtumbuhan ekonomi disebabkan karena faktor kemajuan teknologi dan perkembangan jumlah penduduk. Kemajuan teknologi tergantung pada pembentukan modal. Dengan adanya akumulasi modal akan memungkinkan dilaksanakannya spesialisasi atau pembagian kerja sehingga produktivitas tenaga kerja dapat ditingkatkan. Dampaknya akan mendorong penambahan investasi dan persediaan modal yang selanjutnya akan meningkatkan kemajuan teknologi dan menambah pendapatan. Bertambahnya pendapatan berarti meningkatnya kemakmuran (kesejahteraan) penduduk. Peningkatan kemakmuran mendorong bertambahnya jumlah penduduk. Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan berlakunya hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang ( the law of the minishing of return) yang selanjutnya akan menurunkan akumulasi modal. Doktrin aliran ini adalah ‘’laisser faire laisser passer ‘‘atau persaingan bebas
12
ALIRAN NEO KLASIK Aliran ini menggantikan aliran klasik. Ahli-ahli Neo klasik banyak menyumbangkan pemikiran mengenai teori pertumbuhan ekonomi, yaitu : Akumulasi modal merupakan faktor penting dalm pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan proses yang gradual Pertumbuhan ekonomi merupakan proses yang harmonis dan kumulatif Aliran Neo klasik merasa optimis terhadap pertumbuhan (perkembangan) Meskipun aliran ini telah digunakan secara luas dalam analisis regional, namun beberapa asumsi mereka adalah tidak tepat, yakni (i) full employment yang terus menerus tidak dapat diterapkan pada sistem multi regional dimana persoalan regional timbul kaarena perbedaan letak geografis dan tingkat penggunaan sumberdaya (ii) persaingan sempurna tidak dapat diberlakukan pada perekonimian regional dan sapasial
13
Harrod - Domar Menekankan pentingnya peranan akumulasi modal dalam proses pertumbuhan. Akumulasi modal mempunyai peranan ganda, yaitu : Menimbulkan pendapatan Menaikkan kapasitas produksi melalui penambahan persediaan modal. Secara sederhana Harrod-Domar berteori jika keseimbangan pada tingkat full employment hendak dipertahankan maka dibutuhkan investasi dalam jumlah yang cukup besar (bertambah) yang berarti, pendapatan nasional makin besar untuk mengurangi jumlah penduduk yang bertambah.
14
ALIRAN KEYNES Setelah Perang Dunia I Ilmu ekonomi mencapai kemajuan besar di bidang pembahasan analisis perekonomian negara-negara maju dan berkembang. Bersamaan dengan masa depresi yang melanda dunia tahun 1930-an muncullah pemikiran Jhon Maynard Keynes yang mengemukakan perubahan besar. Mula-mula Keynes menekankan pada persoalan permintaan efektif. Analisisnya adalah jangka pendek. Kumpulan pemikiran Keynes dibukukan dalam bukunya berjudul General Theory of Employment, Interest and Money (1936). Tema sentralnya adalah karena upah bergerak lamban, maka sistem kapitalisme tidak akan secara otomatis menuju keseimbangan penggunaan tenaga kerja secara penuh. Akibat yang ditimbulkan adalah justru sebaliknya yang dapat diperbaiki melalui kebijakan fiskal atau moneter untuk meningkatkan agregat demand
15
ALIRAN PASCA KEYNES Aliran pasca keynes memperluas teori keynes menjadi teori output dan kesempatan kerja dalam jangka panjang, yang menganalisis fluktuasi jangka pendek untuk mengetahui adanya perkembangan jangka panjang. Beberapa persoalan penting dalam analisis Pasca Keynes adalah : Syarat-syarat apakah yang diperlukan untuk mempertahankan perkembangan pendapatan yang mantap (steady growth) pada tingkat pendapatan dalam kesempatan kerja penuh tanpa mengalami deflasi ataupun inflasi Apakah pendapatan itu benar-benar bertambah pada tingkat sedemikian rupa sehingga dapat mencegah terjadinya kemacetan yang lama atau tingkat inflasi terus-menerus. Apabila jumlah penduduk bertambah, maka pendapatan perkapita akan berkurang, kecuali bila pendapatn riil juga bertambah. Selanjutnya bila angkatan kerja berkembang, maka output harus bertambah juga untuk mempertahankan kesempatan kerja penuh. Bila terjadi investasi, maka pendapatan riil harus bertambah pula untuk mencegah terjadinya kapasitas yang mengaggur (idle capacity)
16
TEORI BASIS EKSPOR (EXPORT BASE THEORY)
Teori basis ekspor adalah bentuk model pendapatan yang paling sederhana. Teori ini sebenarnya tidak dapat digolongkan sebagai bagian dari ekonomi makro interregional karena teori ini menyederhanakan suatu sitem regional menjadi dua bagian, yaitu daerah yang bersangkutan dan daerah-daerah lainnya. Masyarakat itu dapat dinyatakan sebagai suatu sistem sosial ekonomi. Sebagai suatu sistem, keseluruhan masyarakat melakukan perdagangan dengan masyarakat lain diluar batas wilayahnya. Sedangkan aktivitas dalam perekonomian regional digolongkan dalam 2 sektor yaitu ekonomi basis dan non basis. Analisis yang digunakan adalah Location Quoetient (LQ)
17
TEORI STRUKTUR (SECTOR THEORY OF GROWTH)
Teori ini dikembangkan berdasar hipotesis Clark-Fisher yaneeg mengemukakan bahwa kenaikan pendapatan perkapita akan dibarengi oleh penurunan dalam proporsi sumberdaya yang digunakan dalam sektor pertanian (sektor primer) dan kenaikan dalam sektor industri manufaktur (sektor sekunder) dan kemudian dalam industri jasa ( sektor tersier). Laju pertumbuhan dalam sektor yang mengalami perubahan (sector shift). Dianggap sebagai determinan utama dari perkembangan suatu wilayah
18
STRUKTUR INDUSTRI DAN PERTUMBUHAN WILAYAH (INDUSTRIAL STRUCTURE AND REGIONAL GROWTH)
Interpretasi pertumbuhan wilayah dalam arti dinamika struktur indistri adalah sangat penting. Alasannya adalah kerangka dasar analisis pertumbuhan wilayah dan lokasi industri secara komprehensif dan konsisten diperlukan untuk memahami dan mengevaluasi ekonomi sub nasional (wilayah) dan pembangunan fisik. Analisis tersebut menggunakan 3 asumsi yaitu bahwa pertumbuhan wilayah secara overall (volume kegiatan ekonomi) ditentukan oleh konstelasi (kondisi) bermacam-macam faktor lain dari pada pendapatan regional per kapita (aspek kesejahteraan dari pertumbuhan) ; bahwa pembangunan masa depan adalah hasil dari kegiatan dan keputusan masa lalu dan sekarang, dan sangat penting dari semuanya itu adalah faktor-faktor kritis dalam pola pertumbuhan wilayah yang terus berubah adalah hasil keputusan perusahaan mengenai lokasi dan output (jika dilihat kebelakang adalah sebagai input dan dihubungkan ke depan adalah pasar dari industri-industri dalam perekonomian) Tanpa memandang industri itu berkembang cepat atau lamban, yang penting diukur adalah proporsi atau kontribusi sektor industri di masing-masing wilayah terhadap total industri nasional.
19
TEORI KAUSASI KUMULATIF (CUMMULATIVE CAUSATION THEORY)
Pada tahun 1955, 10 tahun setelah perang dunia II berakhir, Gunnar Myrdal mengemukakan 3 kesimpulan penting, yaitu : Dunia dihuni oleh segilintir negara-negara yang sangat kaya dan sejumlah besar negara-negara yang sangat miskin. Negara-negara melaksanakan pola perkembangan ekonomi yang terus menerus, sedangkan negara-negara miskin mengalami perkembangan yang sangat lamban dan bahkan ada yang mandeg. Jurang ketidak merataan ekonomi negara-negara kaya dan miskin semakin bertambah besar Menghadapi kenyataan pahit diatas timbul pertanyaan dapatkah teori ekonomi yang ada menerangkan kenyataan ketidakmerataan tersebut?.
20
SEKIAN DAN TERIMAKASIH
KENDARI, 31 MARET 2017 SALAM
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.