Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KELOMPOK TUTORIAL 2. ANGGOTA Fabella Khairina Pertiwi Sukiswanti Andryana Sari SN Bimantara Cakra Aditama Siti Hartini Nur.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KELOMPOK TUTORIAL 2. ANGGOTA Fabella Khairina Pertiwi Sukiswanti Andryana Sari SN Bimantara Cakra Aditama Siti Hartini Nur."— Transcript presentasi:

1 KELOMPOK TUTORIAL 2

2 ANGGOTA Fabella Khairina Pertiwi1513010005 Sukiswanti Andryana Sari SN1513010010 Bimantara Cakra Aditama1513010014 Siti Hartini Nur Aissyah1513010020 Enrika Tunjung Puspita1513010024 Sekar Putri Ramadhani1513010026 Mutiara Ridhoputrie1513010033 Faridah Azzah Sari1513010035 Paramita Anindya Hapsari1513010042 Cory Dwi Rizki Octavianti1513010048

3 SKENARIO Seorang laki-laki bernama Zorro berusia 20 tahun yang merupakan mahasiswa di salah satu universitas di Purwokerto datang ke puskesmas dengan keluhan jantung berdebar-debar sejak kurang lebih 1 bulan yang lalu. Keluhan jantung berdebar-debar kadang membaik namun bisa kembali lagi. Keluhan disertai sesak napas, keluar keringat dingin, perut kembung, gemetaran, sulit konsentrasi dan perasaan takut terkena suatu masalah. Hal itu membuat pasien sering tidak masuk kuliah. Selama 3 bulan ini hampir setiap hari pasien mengalami gejala serupa. Akhir-akhir ini pasien menjadi enggan keluar kos karena takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Riwayat keluhan serupa yang dirasakan sebelumnya disangkal. Tidak ditemukan riwayat penggunaan zat psikoaktif. Tidak ditemukan riwayat penyakit medis bermakna yang mendahului atau memiliki hubungan dengan gangguan mental saat ini.

4 IDENTITAS Nama: Tn. Z Usia: 20 tahun Jenis Kelamin: Laki-laki Pekerjaan: Mahasiswa Status: Belum Menikah

5 RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Keluhan utama: Jantung berdebar-debar, kadang membaik Keluhan tambahan : Sesak napas Keluar keringat dingin Perut kembung Gemetaran Sulit konsentrasi Perasaan takut terkena suatu masalah Enggan keluar rumah karena takut 3 bulan

6 RIWAYAT PENYAKIT DAHULU 1.Psikiatri Belum pernah mengalami gejala serupa sebelumnya Tidak pernah mondok di rumah sakit akibat gangg jiwa. 2.Medis Umum sebelumnya tidak pernah menderita sakit yang membuat pasien dirawat di rumah sakit. 3.Penggunaan obat-obatan dan alkohol Pasien tidak memiliki riwayat mengkonsumsi obat-obatan maupun alkohol.

7 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA Tidak diterangkan di skenario

8 RIWAYAT PSIKOSOSIAL Selama 3 bulan ini pasien enggan keluar kota karena takut terjadi sesuatu yang tidak di inginkan Pasien sering tidak masuk kuliah

9 PEMERIKSAAN FISIK Penilaian kondisi medis umum dan neurologis pasien terkadang dibutuhkan. Pemeriksaan harus diadakan jika terdapat penyakit medis yang terdiagnosis berkontribusi atau menyebabkan gejala psikiatri. Pemeriksaan meliputi : 1.Penampilan umum 2.Tanda vital 3.Pemeriksaan neurologis meliputi fungsi motorik, sensorik, gaya berjalan, koordinasi, tonus otot dan berbagai gerakan involunter 4.Kulit seperti bekas luka dan tato 5.Area lain yang sudah tercatat pada riwayat penyakit sekarang. Pemeriksaan meliputi kepala, leher, jantung, paru, abdomen dan extremitas mungkin jika diindikasikan

10 Pada kasus ini pemeriksaan penunjang yang mungkin dibutuhkan untuk menyingkirkan diagnosis adalah 1.EKG 2.Pemeriksaan untuk mendeteksi hipertiroid seperti TSH,T3 dan T4.

11 PEMERIKSAAN PSIKIATRI Kesan umum: Tidak tampak sakit jiwa Kesadaran: Compos mentis Orientasi: Baik Sikap & perilaku: hiperaktif Mood: disforik Afek: Appropiate Bentuk pikir: Realistik Isi pikir: waham (-) Progesi pikir: tidak ada gangguan Persepsi: Halusinasi (-) Memori: Baik Hubungan jiwa: Mudah ditarik dan dicantum Insight: Baik

12 DIAGNOSIS Aksis I: Gangguan Cemas Meneyeluruh (F41.1) Aksis II: Gangguan kepribadian cemas (menghindar) (F60.6) Aksis III: Tidak ada keluhan fisik Aksis IV : Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial Aksis V : GAF scale 80-71 (Gejala sementara & dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll)

13 GANGGUAN CEMAS MENYELURUH (F41.1) Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya “free floating” atau “mengambang”). Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut : Kecemasan (khawatir nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi, dsb) Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai) Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering)

14 GANGGUAN KEPRIBADIAN CEMAS (MENGINDAR) (F60.6) Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri : Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif Merasa dirinya tak mampu, tidak menarik atau lebih rendah dari orang lain Preokupasi yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi sosial Keenganan untuk terlibat dengan orang kecual merasa yaki akan disukai Pembatasan dalam gaya hidup karena alasan keamanan fisik Menghindari aktivitas sosial atau pekerjaan yang banyak melibatkan kontak interpersonal karena takut dikritik, tidak didukung atau ditolak Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari diatas

15 DIAGNOSIS BANDING Gangguan Panik Gangguan Panik adalah kecemasan yang ditandai serangan panik spontan dan dapat berkaitan agorafobia (takut di ruang terbuka, di luar rumah sendirian atau dlm keramaian) dan disertai dengan kecemasan antisipatorik. Etiologi  Obat / Alkohol, genetika, pembelajaran sosial, teori kognitif, Neurobiologi, stessors psikososial

16 Pedoman Diagnostik Gangguan Panik Menurut PPDGJ III Gangguan panik baru ditegakkan sebagai diagnosis utama bila tidak ditemukan adanya gangguan anxietas fobik (F 40.-) Untuk diagnosis pasti harus ditemukan adanya beberapa kali serangan anxietas berat (severe attack of autonomic anxiety) dalam masa kira-kira satu bulan : Pada keadaan dimana sebenarnya secara objektif tidak ada bahaya Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga sebelumnya (unpredictable situations) Dengan keadaan yang relatif bebas dari dari gejala-gejala anxietas pada periode diantara serangan anxietas pada periode diantara serangan-serangan panik (meskipun demikian umumnya dapat terjadi juga “anxietas andapat terjadi juga “anxietas antisipatoric” yaitu anxietas yang terjadi setelah membayangkan sesuatu yang mengkhawatirkan akan terjadi.

17 GANGGUAN FOBIK Ketakutan yg menetap hebat & irrasional terhadap suatu objek, aktivitas atau situasi spesifik yg menimbulkan suatu keinginan mendesak utk menghindari objek, aktivitas atau situasi yg ditakuti. Rasa takut itu diketahui oleh individu sebagai suatu yg berlebih atau secara proporsional tak masuk akal terhadap bahaya aktual dari objek, aktivitas atau situasi itu.

18 Pedoman diagnostic Anxietas Fobik (F40,-) menurut PPDGJ III. Anxietas dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang jelas (dari luar individu itu sendiri) yang sebenarnya pada saat kejadian itu tidak membahayakan Kondisi lain (dari individu itu sendiri) seperti perasaan takut akan adanya penyakit (nosofobia) dan ketakutan akan perubahan bentuk badan (dismorfobia) yang tidak realistik dimasukkan dalam klasifikasi F45.2 (gangguan hipokondrik) Sebagai akibatnya, objek atau situasi tersebut dihindari atau dihadapi dengan rasa terancam. Secara subjektif, fisiologik dan tampilan perilaku, anxietas fobik tidak berbda dari anxietas lainnya dan dapat dalam bentuk yang ringan sampai yang berat (serangan panik) Anxiatas fobik sering kali berbarengan (coexist) dengan depresi. Suatu episode depresi sering kali memperburuk keadaan anxietas fobik yang sudah ada sebelumnya. Beberapa episode depresi dapat disertai anxietas fobik yang temporer, sebaliknya afek depresi sering kali menyertai berbagai fobia, khususnya agoraphobia. Pembuatan diagnosis tergantung dari mana yang jelas-jelas timbul lebih dahulu dan mana yang lebh dominan pada saat pemeriksaan.

19 Histeria Konversi hilangnya asosiasi antara berbagai proses mental seperti identitas pribadi dan memori, sensori & fungsi motorik. Ciri utamanya  hilangnya fungsi yang tidak dapat dijelaskan secara medis. Pada penderita  hilangnya fungsi seperti memori (amnesia psikogenik), fungsi motorik (paralisis dan pseudoseizure),/fungi sensorik (glove and stocking anaesthesia).

20 Gejala : Sensorik: anastesi, parastesia, gangguan indera spesifik (ketulian, kebutaan, penglihatan). Motorik: Kelainan pergerakan, gaya berjalan, kelemahan dan paralisis, termor ritmik, astasia-abasia. Kejang: kejang semu Gejala psikologis Tanda Jalur sensorik tidak ada kelainan, utuh.

21 Gambaran Klinis : Kelemahan Gangguan fungsi sensorik Gangguan fungsi visual Gangguan gaya berjalan Pseudoseizures

22 Kriteria Diagnosis : a.Satu atau lebih gejala yang mengenai fungsi motorik volunter atau sensorik yang mengarahkan pada kondisi neurologis atau kondisi medis yang lain. b.Faktor psikologis berkaitan dengan gejala, didahului stresor atau konflik lain.

23 TEORI Gangguan cemas menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder, GAD) merupakan kondisi gangguan yang ditandai dengan kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan dan tidak rasional bahkan terkadang tidak realistik terhadap berbagai peristiwa kehidupan sehari-hari. (DSM IV-TR)

24 MANIFESTASI KLINIS

25 GAMBARAN KLINIS Gambaran Klinis : 1.Kecemasan 2.Ketegangan motorik ( gemetaran, nyeri kepala,dll) 3.Hiperaktivitas otonomik ( sesak nafas, keringat berlebih) 4.Kewaspadaan kognitif ( muda tersinggung, mudah dikejutkan)

26 BERDASARKAN PPDGJ III A.Penderita harus menunjukan kecemasan sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu sana (sifatnya “free floating” atau “mengambang” B.Gejala tersebut mencakup: a.Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi, dsb) b.Ketegangan motorik (gelisah sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai) dan c.Over aktifitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak nafas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering) C.Pada anak2 sering terlihat adanya kebutuhan berlebih utk ditenangkan serta keluhan – keluhan somatic berulang menonjol D.Adanya gejala – gejala lain yang sementara (beberapa hari), khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama Gangguan Anxietas Menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif (F32.-), gangguan anxietas fobik (F40), gangguan panik (F41) atau gangguan obsesif-kompulsif (F42)

27 KRITERIA DIAGNOSTIC DSM-IV-TR UNTUK GANGGUAN ANSIETAS MENYELURUH A. Ansietas dan kekhawatiran berlebihan (perkiraan yang menakutkan) terjadi hanmpir setiap hari selama setidaknya 6 bulan, mengenai sejumlah kejadian atau aktivitas (seperti bekerja atau bersekolah) B. Orang tersebut merasa sulit mengendalikan kekhawatirannya. Ansietas dari kekhawatiran dikaitkan dengan tiga (atau lebih) dari keenam gejala berikut (dengan beberapa gejala setidaknya muncul hampir setiap hari selama 6 bulan). C. Perhatikan : hanya satu gejala yang diperlukan pada anak-anak 1. Gelisah atau merasa terperangkap atau terpojok 2. Mudah merasa lelah 3. Sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong 4. Mudah marah 5. Otot tegang 6. Gangguan tidur (sulit tertidur atau tetap tidur, atau tidur yang gelisah dan tidak puas)

28 D. Focus dari ansietas dan kekhawatiran tidak terbatas hanya pada gambaran gangguan Aksis I, misalnya: a.ansietas atau cemas bukan karena mengalami serangan panic (gangguan panic), b.merasa malu berasa di keramaian (fobia sosial), c.merasa kotor (gangguan obsesif kompulsif), d.jauh dari rumah atau kerabat dekat (gangguan ansietas perpisahan), e.bertambah berat badan (anorexia nervosa), f.mengalami keluhan fisik berganda (gangguan somatisasi), atau g.mengalami penyakit serius (hipokondriasis), h.juga ansietas dan kekhawatiran tidak hanya terjadi selama gangguan stress pasca trauma. E. Ansietas, kekhawatiran, atau gejala fisik menyebabkan distress yang secara klinis bermakna atau hendaya sosial, pekerjaan, atau area penting fungsi lainnya. F. Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya penyalahgunaan obat-obatan) atau keadaan medis umum (misalnya hipertiroidisme) dan tidak terjadi hanya selama gangguan mood, gangguan psikotik atau gangguan pervasive.

29 TERAPI FARMAKOLOGI SSRI Antidepressan Paroxetine, Fluoxetine, Sertraline Benzodiazepin Jangka pendek, Adjuvant, Tapering Alprazolam, Lorazepam Buspirone Agonist parsial reseptor serotonin Anxiolytic & Antidepressan

30 PSIKOTERAPI Terapi cognitif-perilaku Suportif Berorientasi Tilikan

31 SEKIAN TERIMAKSIH


Download ppt "KELOMPOK TUTORIAL 2. ANGGOTA Fabella Khairina Pertiwi Sukiswanti Andryana Sari SN Bimantara Cakra Aditama Siti Hartini Nur."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google