Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

DAMPAK TERHADAP KOMPONEN KIMIA FISIKA (UDARA DAN AIR)

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "DAMPAK TERHADAP KOMPONEN KIMIA FISIKA (UDARA DAN AIR)"— Transcript presentasi:

1 DAMPAK TERHADAP KOMPONEN KIMIA FISIKA (UDARA DAN AIR)
PUSAT PENELITIAN SUMBERDAYA MANUSIA DAN LINGKUNGAN UNIVERSITAS INDONESIA 11 JULI 2006

2 KESEIMBANGAN SEHAT  IDEALNYA KESEIMBANGAN AGENT/HOST MANUSIA
LINGKUNGAN manusia sakit

3 } } } KESEIMBANGAN AGEN/HOST  Mutasi gen agen penyakit
Perubahan strain agent } virulensi meningkat MANUSIA  Kurang Gizi Daya tahan tubuh lemah Ketidakberdayaan ekonomi } Agen penyakit mudah masuk ke dalam tubuh manusia LINGKUNGAN  1. ALAMI  Banjir Gunung Meletus Kebakaran Hutan, dll 2. ANTROPOGENIK  a. Pencemaran Udara (industri, transportasi, dan domestik) b. Pencemaran Air c. Sampah Padat d. Modifikasi Lingkungan (Babat hutan, reklamasi pantai/rawa, dll) agen mudah tersebar tergantung pada media sebarnya: air, udara, tanah, makanan, dll. }

4 TRANSISI EPIDEMIOLOGI
Masalah kesehatan masyarakat secara umum dibagi dalam dua pola penyakit yang sifatnya mendunia, yaitu pola penyakit menular dan penyakit degeneratif. POLA PENYAKIT MENULAR Pola penyakit pada suatu masyarakat agrotradisional dimana jenis penyakit terbanyak berhubungan dengan adanya infeksi/kesehatan lingkungan. Contoh: penyakit TBC, diare, kulit, schistosomiasis, dan lain-lain. POLA PENYAKIT DEGENERATIF Penyakit degeneratif adalah pola penyakit masyarakat modern dimana penyakit yang bersifat non-communicable disease seperti: penyakit hipertensi, jantung koroner, diabetes, dan lain-lain. Penyebabnya berhubungan dengan konsumsi makanan berlebihan dan pola hidup yang stressful. Pola penyakit ini sudah mulai ditemukan di Indonesia terutama di ibukota dan kota-kota besar. Bahkan di DKI Jakarta mempunyai double burden yaitu kedua pola penyakit ada di masyarakat.

5 TEORI SIMPUL PROSES KAJIAN DAMPAK LINGKUNGAN TERHADAP GANGGUAN KESEHATAN MANUSIA SUMBER PENCEMAR EMISI/ BUANGAN ZAT PENCEMAR KONS. AMBIEN ZAT PENCEMARDI UDARA, AIR, MAKANAN, DLL DOSIS PENCEMAR YANG MASUK TUBUH MANUSIA EFEK KESEHATAN MANUSIA YANG TIDAK DIINGINKAN DAMPAK AKHIR/ RESIKO PENGENDALIAN TEKNOLOGI DINAMIKA DAN MEKANISME TRANSPORT POLA PAJANAN MANUSIA HUBUNGAN DOSIS-RESPON

6 UDARA SEBAGAI KOMPONEN PENTING KEHIDUPAN TELAH MENGALAMI PERUBAHAN KUALITAS (SEGAR MENJADI KERING DAN KOTOR) ALAMI ANTROPOGENIK BILA TIDAK DITANGGULANGI AKAN BERDAMPAK NEGATIF THD KES. MANUSIA, KEHIDUPAN HEWAN & TUMBUHAN, MATERIAL, VISIBILITAS, DAN ESTETIKA.

7 (berbentuk gas-gas dan partikel/aerosol)
Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan pencemaran udara, yaitu masuknya zat pencemar (berbentuk gas-gas dan partikel/aerosol) ke dalam udara. ALAMI ANTROPOGENIK asap kebakaran hutan, letusan gunung berapi, debu meteorit, pancaran garam dari laut dekomposisi biotik, debu, spora, dll. kegiatan transportasi, industri, pembuangan sampah (dekomposisi atau pembakaran) pertanian, dll

8 PENCEMAR UDARA PARTIKULAT: GAS: PADAT : Debu (Dust), Asap (Smoke),
Abu Terbang (Fly ash), Uap Asap (Fumes) CAIR : Halimun (Mist), Percikan (Spray) GAS: ORGANIK : Hidrokarbon (hexane, benzene, etilen, metana, butana), Formaldehid, Aseton, Chlorinated Hydrocarbon ANORGANIK: Oksida karbon (CO, CO2), Oksida sulfur (SOx), oksida nitrogen (NOx), H2S, HF, Ammonia

9 > 1. ANTROPOGENIK – TRANSPORTASI ANTROPOGENIK SUMBER ALAMI
TRANSPORTASI DARAT/ KENDARAAN BERMOTOR CO NOx HC SO2 Pb Partikulat

10 SISTEM INDUSTRI BAHAN BAKU PRODUK SISTEM INDUSTRI ENERGI LIMBAH: PADAT
CAIR GAS BAHAN PENDUKUNG UTILITAS

11 2. ANTROPOGENIK – INDUSTRI
Emisi pencemaran udara oleh industri sangat tergantung dari jenis industri dan prosesnya. Berbagai industri dan pusat pembangkit tenaga listrik menggunakan tenaga dan panas yang berasal dari pembakaran arang dan bensin, hasil sampingan dari pembakaran tersebut adalah SOx, asap, dan bahan pencemar lainnya. Penggunaan energi dari bahan bakar fosil telah diikuti dengan peningkatan konsentrasi emisi gas-gas rumah kaca, utamanya CO2 ke lingkungan global. Gas-gas rumah kaca yang antropogenik tersebut diyakini sebagai penyebab terjadinya pemanasan global.

12 2. ANTROPOGENIK – INDUSTRI
Masyarakat negara maju gunakan hampir 70% dari seluruh bahan bakar fosil dunia. AS adalah negara pengemisi CO2 terbesar di dunia yaitu sekitar juta metrik ton pada tahun 1994, dan disusul oleh China sekitar 67% di bawahnya. Yang menarik adalah Indonesia, sebagai pengemisi ke 16 terbesar di dunia dengan jumlah sekitar 67 juta metrik ton. Selama tahun saja emisi CO2 Indonesia meningkat sangat mencolok yaitu sebesar 76,7%, sebagian besar karena peningkatan penggunaan gas alam.

13 2. ANTROPOGENIK – INDUSTRI
Pada tahun 1994, komposisinya adalah 74% emisi CO2 Indonesia berasal dari bahan bakar minyak dan 14% dari gas alam yang penggunaannya bertambah terus sejak tahun 1970. Emisi CO2 perkapita Indonesia pada tahun 1994 adalah 0,34 metrik ton karbon, masih jauh lebih rendah dari rata-rata angka global, tetapi meningkat 10 kali lipat sejak tahun 1950. Walaupun masih rendah, namun perlu diwaspadai karena besarnya jumlah penduduk.

14 3. ANTROPOGENIK – BAKAR SAMPAH
Proses pembakaran sampah walaupun skalanya kecil sangat berperan dalam menambah jumlah zat pencemar di udara, terutama debu dan hidrokarbon. Hal penting yang perlu diperhitungkan dalam emisi pencemaran udara oleh sampah, adalah emisi partikulat akibat proses pembakaran, sedangkan emisi dari proses dekomposisi yang perlu diperhatikan adalah emisi hidrokarbon (HC) dalam bentuk gas methane.

15 3. ANTROPOGENIK – BAKAR SAMPAH
Proses pembakaran sampah walaupun skalanya kecil sangat berperan dalam menambah jumlah zat pencemar di udara, terutama debu dan hidrokarbon. Hal penting yang perlu diperhitungkan dalam emisi pencemaran udara oleh sampah, adalah emisi partikulat akibat proses pembakaran, sedangkan emisi dari proses dekomposisi yang perlu diperhatikan adalah emisi hidrokarbon (HC) dalam bentuk gas methane.

16 4. ANTROPOGENIK – DOMESTIK
Kegiatan rumah tangga mengemisikan pencemar udara yaitu dari proses pembakaran untuk keperluan pengolahan makanan. Parameter udara yang diemisikan ke atmosfer juga identik dengan parameter-parametr yang diemisikan oleh kendaraan bermotor, kecuali senyawa tambahan di dalam bahan bakar seperti Pb.

17 JENIS PENCEMAR Dilihat dari ciri fisik, bahan pencemar dapat berupa:
Partikel (debu, aerosol, timah hitam) Gas (CO, NOx, SOx, H2S, Hidrokarbon) Energi (suhu dan kebisingan) Berdasarkan dari kejadian, terbentuknya pencemar terdiri dari: Pencemar primer (diemisikan langsung oleh sumber) Pencemar sekunder (terbentuk karena reaksi di udara antara berbagai zat.

18 JENIS PENCEMAR Dilihat secara kimiawi, banyak sekali macam bahan pencemar (puluhan ribu bahkan tidak terbatas), sebagai contoh dari asap rokok telah diidentifikasikan lebih dari 200 macam bahan pencemar. Namun biasanya yang menjadi adalah pencemar utama (major air pollutants) yaitu golongan: Oksida Karbon (CO, CO2), Oksida Belerang (SO2, SO3), Oksida Nitrogen (N2O, NO, NO3), Senyawa hasil reaksi foto kimia, Partikel (asap, debu, asbestos, metal, minyak, garam sulfat), penyawa anorganik (asbestos, HF, H2S, NH, H2SO4, HNO3), Hidrokarbon (CH4, C4H10), Unsur radioaktif (Tritium, Radon), Energi panas (suhu) dan kebisingan.

19 SUMBER, TOTAL EMISI, & EFEK KESEHATAN
ZAT PENCEMAR EMISI TAHUNAN EFEK KESEHATAN % Total Urutan % Total Urutan SO2  12,9% , Partikulat  9,7% , NO2  8,6% , HC  13,1% , CO  55,7% , % Total Urutan Sumber Pembangkit Tenaga 16,9% Industri 15, Transportasi 54, Kebakaran hutan 7, Sampah 4, Lain-lain 1,

20 A.DAMPAK PENCEMARAN UDARA DALAM RUANGAN (INDOOR) TERHADAP KESEHATAN
Pencemaran udara dalam ruangan adalah problema yang serius dalam berbagai lingkungan ruang non industri. Contoh pencemaran udara dalam ruangan : Sick Building Syndrome Asbestos Asap Rokok Senyawa Organik Volatil (VOC’s) Formaldehyde Pestisida Mikroorganisme Kenyamanan Dalam Gedung

21 KARAKTERISTIK PENCEMAR UDARA

22 KARAKTERISTIK PENCEMAR UDARA

23 Pengaruh Sick Building Syndrome
Sindrome Penyakit yang diakibatkan oleh kondisi gedung Beberapa penyakit yang terdapat di dalam ruang : Iritasi mata, hidung, dan tenggorokan Kulit dan lapisan lendir yang kering Erythema Kelelahan mental, sakit kepala Infeksi saluran pernafasan, batuk Bersin-bersin Reaksi sensitivitas yang sangat tinggi Sumber : WHO(Tahun 1984)

24 Asbestos Asbes adalah campuran berbagai silikat dengan komponen utama magnesium silikat. Penyakit yang disebabkan oleh pengaruh debu asbes adalah asbestosis. Gejala-gejala: - Sesak nafas - Batuk dan banyak mengeluarkan lendir - Pelebaran ujung-ujung jari - Krepitasi halus di dasar paru-paru - Resiko kanker paru-paru 5x >

25 ASAP ROKOK Dampak bagi perokok aktif << perokok pasif → Resiko terhadap kanker paru-paru & penyakit Cardio Pulmonari. Kanker paru-paru (perokok pasif) → proses biologis senyawa2 kimia → asap sidestream. Asap sidestream mengandung racun yang sama dan agent “tumor” seperti pada mainstream Beberapa diantaranya → kondisi yang lebih tinggi → kondisi pembakaran (pembentukan sidestream)

26 Senyawa Organik Volatil (VOC)
Beberapa senyawa organik volatil yang ditemukan di dalam ruangan: Formaldehyde Benzene Naphtalene Styrene Beberapa gejala penyakit yang dijumpai di dalam ruangan: Sakit kepala Iritasi mata dan selaput lendir Iritasi sistem pernafasan Drowsiness (mulut kering) Fatigue (kelelahan) Malaise umum

27 Formaldehyde Formaldehyde banyak didapati pada perlengkapan dalam gedung. Menyebabkan iritasi pada sistem pernafasan, iritasi pada mata, iritasi pada kulit dan tenggorokan serta sakit kepala. Sifat Formaldehyde → molekul reaktif & kovalen dengan protein → iritasi / sensitifitas / alergi. Dampak lainya pada efek kesehatan dan ketidak nyamanan terhadap bau dan di dalam ruangan adalah sebagai berikut: limone, a-pinene n-hexanol 1,3- xylenes

28 Pestisida Efek pestisida bagi kesehatan:
Sakit kepala Mual Pusing Iritasi kulit dan mata Efek akut pada pemakaian pestisida dgn konsentrasi tinggi ex ; pemakaian termisida dlm pengawetan kayu.

29 Mikroorganisme Dampak bagi kesehatan :
Alergi pernafasan → infeksi pernafasan & asma. Tergantung sensitifitas perorangan/individu Tingkatan penyakit berbeda2 → tipe partikel Sumber mikroorganisme: 1. Sistem pemanas udara yg terkontaminasi 2. Kelembaban yang terkontaminasi

30 Kenyamanan Dalam Gedung
Parameter : Bau Kondisi panas Kelembaban relatif Kecepatan udara Turbulensi Temperatur dan radiasi Pakaian Parameter lain

31 B.DAMPAK PENCEMARAN UDARA LUAR RUANGAN (OUTDOOR) TERHADAP KESEHATAN
Pencemaran oleh Karbon Monoksida (CO) Pencemaran oleh Nitrogen Oksida (NOX) Pencemaran oleh Belerang Oksida (SOX) Pencemaran oleh Hidrokarbon Pencemaran oleh Partikel Pencemaran Udara Lainnya

32 Dampak Pencemaran Udara Oleh Karbon Monoksida (CO)
Ciri-ciri Karbon Monoksida (CO): Tidak berbau Tidak berasa Tidak berwarna Bersifat racun metabolis Lebih stabil berikatan dengan darah daripada oksigen

33 Dampak CO bagi lingkungan dan kesehatan
Bagi manusia Pada konsentrasi tinggi→ gangguan kesehatan & menimbulkan kematian. Gas CO→ paru2→ peredaran darah, akan menghalangi masuknya O2 yang dibutuhkan dalam tubuh. Hemoglobin + O2 → O2Hb (Oksihemoglobin) Hemoglobin + CO → COHb (Karboksihemoglobin)

34 Pengaruh konsentrasi CO di udara dan pengaruhnya pada tubuh bila kontak terjadi pada waktu yang lama
Konsentrasi CO di udara (ppm) Konsentrasi COHb dalam darah (%) Gangguan pada tubuh 3 0,98 Tidak ada 5 1,3 Belum begitu terasa 10 2,1 Sistem syaraf sentral 20 3,7 Panca indera 40 6,9 Fungsi jantung 60 10,1 Sakit kepala 80 13,3 Sulit bernafas 100 16,5 Pingsan-kematian

35 Dampak Pencemaran Nitrogen Oksida (NOx)
Dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Gas nitrogen monoksida (NO) Konsentrasi Gas NO yg tinggi dpt menyebabkan gangguan pada sistem syaraf yg mengakibatkan kejang2. Gas NO sulit diamati → tidak berwarna & tidak berbau 2. Gas nitrogen dioksida (NO2) Paru2 yang terkontaminasi oleh gas NO2 akan membengkak → sulit bernafas yg dpt mengakibatkan kematian. Gas NO2 mudah diamati → baunya menyengat & berwarna coklat kemerahan Sifat racun/ toksisitas gas NO2 4x lebih kuat daripada toksisitas gas NO Menyebabkan Peroxy Acetil Nitrates (PAN) → iritasi pada mata & kabut foto kimia yg mengganggu lingkungan (bercampur dgn senyawa kimia lain di udara)

36 Dampak pencemaran oleh Belerang Oksida (SOx)
Sebagian besar pencemaran udara oleh gas belerang oksida (SOX) berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, terutama batubara. Menyebabkan hujan asam 2SO2 + O2 → 2SO3 SO2 + H2O → H2SO3 SO3 + H2O → H2SO4 Dampak hujan asam bagi lingkungan : terjadi kerusakan pada tanaman akibat kenaikan pH tanah menjadi asam → ketandusan lingkungan Dampak bagi manusia :

37 Dampak Pencemaran Hidrokarbon (HC)
Senyawa HC Konsentrasi (ppm) Pengaruh terhadap tubuh Benzena 100 Iritasi terhadap mukosa 3.000 Lemas 7.500 Paralysys 20.000 Kematian

38 Dampak Pencemaran oleh Partikel
Penyakit Silikosis Disebabkan o/ pencemaran debu silika bebas (SiO2) → paru-paru & mengendap Gejala penyakit silikosis → sesak nafas yg disertai batuk-batuk yg tidsk disertai dahak. Penyakit Asbestosis Disebabkan oleh debu/serat asbes di udara → paru-paru Gejala sesak nafas & batuk-batuk yg disertai dgn dahak. Penyakit Bisinosis Disebabkan o/ pencemaran debu kapas/serat kapas di udara → paru2 Gejala penyakit pneumokoniosis Gejala kronis: bronkitis kronis & disertai emphysema

39 PENYAKIT ANTRAKOSIS PENYAKIT BERILIOSIS
Disebabkan o/ pencemaran debu batubara → mengandng debu silikat → penyakit silikosis Gejala penyakit saluran pernafasan → Rasa sesak nafas → Penyakit silikoantrakosis PENYAKIT BERILIOSIS Disebabkan o/ pencemaran debu logam berilium Gejala penyakit pernafasan (beriliosis) ex; nasoparingitios, bronkitis & pneumonitis

40 Pencemaran Udara Lainnya
Dampak Kebisingan Menggangu kenyamanan pendengaran > 50dB → kebisingan 65-80 dB → kerusakan alat pendengaran, tuli, stress Dampak Pemakaian Insektisida Merangsang timbulnya kanker & gangguan pernafasan Dampak Kerusakan Ozon dan Efek Rumah Kaca Kanker kulit Suhu bumi naik

41 DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN
Perubahan lingkungan global yang langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kesehatan adalah: 1. Pemanasan Global 2. Lubang atau Penipisan Lapisan Ozon 3. Efek Rumah Kaca 4. Hujan Asam 5. Naiknya permukaan air laut

42 EFEK RUMAH KACA Sebagian panas sinar matahari yang diterima permukaan bumi dipantulkan kembali sebagai radiasi sinar infra merah ke angkasa  efek rumah kaca (fenomena rumah kaca) Panas yang timbul di dalam lapisan atmosfer bawah, dekat dengan permukaan bumi, akan terperangkap. Keseimbangan energi antara kedua proses tersebut akan menentukan temperatur rata-rata di permukaan bumi. Fenomena rumah kaca sudah berlangsung sejak lama di lapisan troposfer. Gas rumah kaca: CO2, CO, methana, N2O, CFC, dll.

43 PENIPISAN LUBANG OZON

44 HUJAN ASAM Turunnya derajat keasaman air hujan karena terjadinya reaksi antara polutan dengan air di udara membentuk suatu komposisi baru di udara yang bersifat asam dan turun bersama hujan. Hujan Asam  pH < 5,5 Sumber penyebab hujan asam  SOx (bahan bakar fosil), dan NOx. Dampak: H2SO4  berikatan dengan partikulat masuk ke sal. Pernafasan  gangguan paru-paru kronis hingga kanker. Kematian tumbuhan dan hewan. Area jadi gersang. Korosif thd material dan memudarkan warna akibat adanya asam nitrat yang menjadi oksidator.

45 KEBAUAN (ODOUR) Bau adalah sesuatu yang disebabkan oleh zat/senyawa an organik atau organik, umumnya bersifat volatil yang memberikan efek rangsang terhadap penciuman. Bau adalah parameter kualitas udara yang bersumber dari pembusukan limbah (industri/domestik) yang mengandung unsur sulfida dan nitrogen yg diuraikan oleh bakteri baik di air, tanah, atau udara secara anareob  menghasilkan senyawa H2S, NH3, Karbon disulfida (CS2), dll. Dampak: NH3  iritasi pada sal. Pernafasan, batuk, muntah, dll H2S  iritan thd paru-paru, melumpuhkan sal. pernafasan, hingga kematian karena tersumbatnya sal pernafasan.

46 PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
Upaya pengendalian pencemaran udara dapat dilakukan melalui: 1. Penelitian dan Pemantauan 2. Peraturan Perundangan 3. Teknologi Pengendalian Pencemaran

47 PERATURAN PERUNDANGAN
Beberapa peraturan perundangan yang terkait dengan pengelolaan pencemaran udara antara lain: 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun tentang Pengendalian Pencemaran Udara. 2. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor Kep-35/MENLH/10/1993 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor Kep-13/MENLH/3/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak. 4. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor Kep-50/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan.

48 - isu lingkungan tentang pengelolaan sumberdaya air -
Ketersediaan air baku untuk penyediaan air bersih terbatas Sumberdaya air terkait dengan wilayah penyangga Lemahnya koordinasi antar wilayah dan antar sektor Pengelolaan limbah belum maksimal pelaksanaannya Kesadaran lingkungan para pihak masih rendah Keterbatasan sumberdaya dan dana untuk penanganan lingkungan

49 paradigma pengelolaan sumberdaya air -
Air adalah benda sosial (yang mengandung nilai ekonomi). Sumberdaya air bukan warisan leluhur tetapi merupakan titipan generasi mendatang. Azas pengelolaan adalah: keadilan, kemanfaatan, kelestarian, keterpaduan dan keseimbangan. Prinsip pengelolaan: ‘one river, one integrated management plan’.

50 landasan hukum dan program pengelolaan lingkungan -
Undang-undang No 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengendalian Pencemaran Air. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Industri. Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER), Program Kali Bersih (PROKASIH), Adipura, Produksi Bersih, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Pantai Lestari, dan lain-lain

51 - air - Air, meliputi semua air yang terdapat di dalam dan atau berasal dari sumber air yang terdapat di atas permukaan tanah. Air yang terdapat di bawah permukaan tanah dan air laut tidak termasuk ke dalam pengertian ini.

52 - pencemaran air - Pencemaran air, yaitu masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air menurun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan tidak lagi berfungsi sesuai dengan peruntukannya

53 - baku mutu air - Baku mutu air, yaitu batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang dapat ditenggang dalam sumber air tertentu, sesuai dengan peruntukkannya.termasuk ke dalam pengertian ini.

54 - baku mutu limbah cair -
Baku mutu limbah cair, yaitu batas kadar dan jumlah unsur pencemar yang dapat ditenggang keberadaannya di dalam limbah cair dari suatu jenis kegiatan tertentu yang dibuang.

55 - beban pencemaran - Beban pencemaran, yaitu jumlah suatu parameter pencemaran yang terkandung dalam sejumlah air atau limbah ke dalam pengertian ini.

56 - daya tampung - Daya tampung beban pencemaran, yaitu kemampuan air dalam sumber air untuk menerima beban pencemaran limbah tanpa mengakibatkan penurunan kualitas air sehingga melewati baku mutu air yang ditetapkan sesuai dengan peruntukkannya

57 LAND APPLICATION Pemanfaatan air limbah pada tanah dapat dilakukan dengan syarat memenuhi syarat kelayakan lingkungan, untuk menghindari akumulasi bahan pencemar dalam tanah serta kemampuan tanah dalam menetralisir air limbah yang terbatas tergantung karakteristiknya. Metode pemanfaatan: Flatbed sistem (sistem parit datar), pada kolam datar bersambung atau pada lahan yang relatif tdk sama/terasering. Furrow sistem (sistem parit tertutup) a) Zig zag Furrow (kemiringan > 30O) utk menghambat aliran. b) Straight Furrow (kemiringan < 30o) Longbed sistem (saluran panjang berbaris untuk lahan dgn ketinggian sama/rata dan permeabilitas rendah)

58 - pengendalian - Pengendalian, yaitu upaya pencegahan dan atau penanggulangan dan atau pemulihan, yang meliputi: Inventarisasi kualitas dan kuantítas air dalam sumber air, menurut sistem wilayah tata perairan. Penetapan golongan air menurut peruntukkannya, baku mutu air, dan baku beban pencemaran untuk golongan air tersebut, serta baku mutu limbah cair untuk setiap jenis kegiatan. Penetapan mutu limbah limbah cair yang boleh dibuang ke dalam air pada sumber air oleh setiap kegiatan dan pemberian ijin pembuangannya. Pemantauan perubahan kualitas air pada sumber air dan evaluasi hasilnya. Pengawasan terhadap penataan peraturan pengendalian pencemaran air, termasuk penataan mutu limbah cair serta penegakan hukumnya

59 interpretasi - status data air -
Seluruh data yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif dari air, mengindikasikan mutu air pada seluruh tahapan kegiatan dan/atau status mutu air sebelum dan sesudah adanya kegiatan Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan atau diuji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metoda tertentu berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku Status mutu air adalah tingkat kondisi mutu air yang menunjukkan kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu dengan membandingkan dengan baku mutu yang ditetapkan

60 INDIKASI KUALITAS AIR PARAMETER INDIKASI/FUNGSI KETERANGAN
Nitrogen-amoniak Tingginya amoniak mengindikasikan pencemaran dari limbah domestik Sungai bersih: 0 – 2 mg/l Ikan tidak bisa hidup pada > 5 mg/l Efluent yang ternitrifikasi baik: 4 mg/l Efluent tak ternitfifikasi: 20 mg/l Biochemical Oxygen Demand Standar normal untuk mengetahui kualitas air berdasarkan kebutuhan oksigen dalam menguraikan limbah secara biokimiawi Stream/badan air < 20 mg/l Eflluent < 75 mg/l Chemival Oxygen Demand Standar normal untuk mengetahui kualitas air berdasarkan kebutuhan oksigen dalam menguraikan limbah secara kimiawi Stream/badan air < 30 mg/l Eflluent < 100 mg/l Dissolved Oxygen Menggambarkan kondisi oksigen perairan dan kemampuan purifikasinya Perairan baik > 6 mg/l (kejenuhan > 90%) Normal > 4 mg/l (kejenuhan 50 – 90%) Tercemar < 2 mg/l (kejenuhan < 50%)

61 INDIKASI KUALITAS AIR PARAMETER INDIKASI/FUNGSI KETERANGAN
Nitrogen Total Menggambarkan total nitrogen dalam air Effluent normal: 60 mg/l terdiri 15-20% nitrogen organik Phosphor Menggambarkan tingkat nutrisi yang meyebabkan eutrofikasi > 0,1 mg/l mulai menyebabkan masalah Derajat Keasaman/Kebasaan Menggambarkan tingkat keasaman/kebasaan air 6,5 <pH< 9 memberikan support kehidupan biota pada air Partikel/Zat Tersuspensi Menggambarkan tingkat erosi dan juga tingkat kekeruhan air Effluent < 100 mg/l Bakteriologis Mengindikasikan kehadiran bakteri pathogen Air minum : 0 Air bersih perpipaan <10 Air sungai > 1000 Logam Berat Menggambarkan konsentrasi logam pada air Konsentrasi sangat rendah sebagai syarat kondisi tercemar

62 KEBISINGAN & GETARAN Bising (Noise) dan Getaran (Vibration) sering dijelaskan perbedaannya dengan menyebut bahwa bising adalah sesuatu fenomena yang dapat didengar (Hearing) sedangkan getaran adalah fenomena yang dapat dirasakan (Feeling). Pada umumnya tidak semua suara menimbulkan getaran yang dapat dirasakan. Namun dapat dikatakan bahwa semua getaran pasti dapat didengar.

63 PENGERTIAN Kebisingan dapat diartikan sebagai bentuk suara yang tidak dikehendaki atau bentuk suara yang tidak sesuai dengan tempat dan waktunya. Pengertian bising dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP. 48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan didefinisikan sebagai Bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.

64 DUA HAL YANG MENENTUKAN KUALITAS BISING SUATU BUNYI:
1. Frekuensi, yang dinyatakan dalam jumlah getaran per detik atau disebut Hertz (Hz), yaitu jumlah dari gelombang-gelombang yang sampai di telinga setiap detiknya. Intensitas atau arus energi per satuan luas, biasanya dinyatakan dalam suatu logaritmis yang disebut decibel. (dB(A)). Skala A artinya pembobotan dengan skala A=Weighted Sound Level, karena telinga manusia kurang memberikan reaksi pada frekuensi rendah dan tinggi dibandingkan frekuensi seperti pada saat berbicara.

65 BATAS DENGAR TERTINGGI
SKALA INTENSITAS KEBISINGAN DESIBEL BATAS DENGAR TERTINGGI Menulikan 120 110 Halilintar Meriam Mesin uap Sangat Hiruk 100 90 Jalan hiruk pikuk Perusahaan sangat gaduh Pluit polisi Kuat 80 70 Kantor gaduh Jalan pada umumnya Radio Perusahaan Sedang 60 50 Rumah gaduh Kantor umumnya Percakapan kuat Radio perlahan Tenang 40 30 Rumah Tenang Kantor Perorangan Auditorium Percakapan Sangat Tenang 20 10 Suara daun-daun Berbisik Batas dengar terendah

66 JENIS KEBISINGAN BISING YANG KONTINYU (STEADY NOISE). Jenis bising ini mempunyai tingkat tekanan suara yang relative sama selama terjadinya bising. Contoh penyebab bising ini adalah air terjun, mesin pembangkit tenaga listrik, mesin industri, dan lain-lain. 2. BISING YANG TIDAK TERUS-MENERUS. Jenis bising ini mempunyai tingkat tekanan suara yang berbeda-beda selama bising berlangsung. Contoh penyebab bising ini adalah lalu lintas kendaraan bermotor (dari jarak dekat), suara senjata, pesawat terbang sedang lewat, dan sebagainya.

67 DAMPAK TERHADAP MANUSIA
Gangguan kebisingan dapat berakibat buruk bagi manusia, baik secara psikis maupun fisik. Gangguan fisik adalah jika kebisingan itu mengakibatkan kerusakan organ pendengaran manusia, sedangkan gangguan psikis adalah reaksi manusia pada kebisingan yang cenderung menjurus stress. Tinggi rendahnya tingkat kebisingan akan mempengaruhi tinggi rendahnya dampak pada manusia. Tingkat kebisingan di atas 85 dB(A), tidak hanya mengganggu aspek psikologis, tetapi juga akan merusak aspek fisiologik ke pendengaran sesudah periode ulangan pemaparan selama 8 jam atau lebih.

68 SUMBER BISING MEDIA PENCEGAH ALAT PENDENGARAN

69 DAMPAK NEGATIF KEBISINGAN
1. Gangguan psikologik, yang berupa: - Sukar berkonsentrasi & Sukar tidur - Mudah marah - Kepala pusing & Cepat lelah - Menurunkan daya kerja - Menimbulkan stress 2. Gangguan pendengaran, yaitu hilangnya pendengaran seseorang, jika dibiarkan berlanjut dapat menderita ketulian yang bersifat: - Sementara, - Permanen 3. Gangguan tubuh lainnya, yang dapat berupa: - Ketegangan otot - Kontraksi pembuluh darah - Meningkatnya tekanan darah - Meningkatnya denyut jantung - Meningkatnya produksi adrenalin

70 International Standard Organization (ISO) mengeluarkan acuan tentang derajat gangguan
Gangguan pendengaran tingkat ringan, jika seseorang tidak dapat mendengar bunyi nada pada tingkat kebisingan dB(A) (hearing loss dB(A)). 2. Gangguan pendengaran tingkat sedang, jika seseorang tidak dapat mendengar bunyi nada pada tingkat kebisingan dB(A) (hearing loss dB(A)). Gangguan pendengaran tingkat berat, jika seseorang tidak dapat mendengar bunyi nada pada tingkat kebisingan > 55 dB(A) (hearing loss >55 dB(A))). 4 Jadi pada hearing loss pada tingkat kebisingan 0-25 dB(A) masih dalam keadaan normal atau tidak ada gangguan pendengaran.

71 PENGARUH KEBISINGAN DISEBABKAN BEBERAPA FAKTOR
1. Intensitas Kebisingan Makin tinggi intensitasnya, makin besar risiko untuk terjadinya gangguan pendengaran. 2. Frekuensi Kebisingan Makin tinggi frekuensi kebisingan, makin besar kontribusinya untuk terjadinya gangguan pendengaran. 3. Jenis Kebisingan Kebisingan yang kontinyu lebih besar kemungkinannya untuk menyebabkan terjadinya gangguan pendengaran daripada kebisingan yang terputus-putus. 4. Lama Pemaparan Makin lama pemaparannya, makin besar risiko untuk terjadinya gangguan pendengaran.

72 5. Lama Tinggal Makin lama seseorang tinggal di sekitar kebisingan, makin besar risiko untuk terjadinya gangguan pendengaran. 6. Umur Pada umumnya, sensitivitas pendengaran berkurang dengan bertambahnya umur. 7. Kerentanan Individu Tidak semua individu yang terpapar dengan kebisingan pada kondisi yang sama akan mengalami perubahan nilai ambang pendengaran yang sama pula. Hal ini disebabkan karena respon tiap-tiap individu pada kebisingan berlainan, tergantung dari kerentanan tiap-tiap individu.

73 BAKU MUTU TINGKAT KEBISINGAN
PERUNTUKAN KAWASAN/ LINGKUNGAN KEGIATAN TINGKAT KEBISINGAN dB (A) Peruntukan Kawasan Perumahan dan Permukiman Perdagangan dan Jasa Perkantoran dan Perdagangan Ruang Terbuka Hijau Industri Pemerintahan dan Fasum Rekreasi Bandar Udara* Stasiun Kereta Api* Pelabuhan Laut Cagar Budaya B. Lingkungan Kegiatan Rumah Sakit dan Sejenisnya Sekolah atau sejenisnya Tempat Ibadah atau Sejenisnya 55 70 65 50 60 KepMen LH No. 48/MNLH/11/1996

74 NILAI AMBANG BATAS Untuk mencegah kemungkinan gangguan pada manusia terutama ketulian akibat bising (noise induced hearing loss), maka telah ditetapkan batas pemaparan yang aman terhadap bising untuk jangka waktu tertentu, dan dikenal dengan sebutan Nilai Ambang Batas (threshold limit value). Nilai ambang batas dimaksudkan sebagai batas konsentrasi dimana seseorang dapat terpapar dalam lingkungan kerjanya selama 8 jam sehari, 40 jam seminggu berulang-ulang kali tanpa mengakibatkan gangguan kesehatan yang tidak diinginkan.

75 Lama Pemaparan yang Diperbolehkan (jam)
NILAI AMBANG BATAS Derajat Kebisingan Lama Pemaparan yang Diperbolehkan (jam) 85 90 95 100 105 110 115 8 4 1 0,5 0,25 0,125

76 PENGENDALIAN KEBISINGAN
PENGURANGAN KEBISINGAN PADA SUMBERNYA: a. Mengurangi vibrasi sumber kebisingan, berarti mengurang tingkat kebisingan yang dikeluarkan sumbernya. b. Menutupi sumber suara. c. Melemahkan kebisingan dengan bahan penyerap suara atau peredam suara. PENEMPATAN PENGHALANG: d. Menghalangi merambatnya suara (penghalang). e. Memperpanjang jarak antara sumber bising & manusia. f. Melindungi ruang tempat manusia atau makhluk lain berada dari suara. PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI g. Melindungi telinga dari suara (tutup telinga/ear muffs/ ear plugs).

77 CONTOH LAIN PENGENDALIAN KEBISINGAN
1. Menggunakan alat-alat yang lebih rendah kebisingan yang dikeluarkannya. 2. Menggunakan cara pengelolaan yang kurang bising. 3. Pemilihan bahan-bahan yang mengurangi kebisingan. 4. Penanaman pagar dan tanaman peredam suara (tanaman hanya mampu mereduksi kebisingan hingga 2,23 dB(A) dan nilai ini masih jauh lebih rendah dibandingkan tembok yang mampu mereduksi ,59 dB(A). 5. Maintenance dan Housekeeping yang baik terhadap peralatan. Dan lain sebagainya.

78

79

80

81 1. Penggunaan peredam suara mesin mobil (knalpot)
CONTOH LAIN PENGENDALIAN KEBISINGAN AKIBAT KEGIATAN LALU LINTAS 1. Penggunaan peredam suara mesin mobil (knalpot) 2. Mengurangi kepadatan lalu lintas 3. Membuat landscaping yang dapat meredam suara, misalnya dengan menanami pohon, semak dan perdu di kiri-kanan jalan. 4. Membuat badan jalan yang meredam dan permukaan jalan yang halus. Dan sebagainya.

82 PERHITUNGAN TINGKAT KEBISINGAN
RUMUS: L24 = 10 Log 1/24 ( ,1 . LS ,1 . (Lm + 10)) Dimana: L24 = nilai Leq selama 24 jam Ls = nilai Leq sepanjang siang hari (16 jam) dari jam s/d Lm = nilai Leq sepanjang malam hari (8 jam) dari jam s/d 06.00

83 GETARAN Getaran adalah suatu gerakan dari hasil kegiatan yang dapat dirasakan (feeling). 1. Akibat Tingkat Getaran tertentu yang dihasilkan dari suatu kegiatan dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia, makhluk hidup lainnya dan lingkungan. 2. Getaran adalah gerakan bolak-balik suiatu massa melalui keadaan seimbang terhadap suatu titik acuan. 3. Getaran Mekanik adalah getaran yang disebabkan oleh sarana/peralatan kegiatan manusia. 4. Getaran Kejut adalah getaran yang berlangsung secara tiba-tiba dan sesaat. 5. Baku Tingkat Getaran Mekanik dan Getaran Kejut adalah batas maksimal Tingkat Getaran Mekanik yang diperbolehkan dari suatu usaha atau kegiatan pada media padat sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap kenyamanan dan kesehatan serta keutuhan bangunan.

84 DAMPAK GETARAN DAPAT DIKELOMPOKKAN MENJADI:
Terganggunya kenyamanan dan kesehatan manusia. Dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan dan komponen bangunan. Dampak Getaran Kejut.

85 DAMPAK PADA SOSIAL EKONOMI

86 DAMPAK PADA SOSIAL EKONOMI
Perubahan kualitas kondisi lingkungan sosial ekonomi akibat adanya suatu kegiatan/proyek tertentu

87 PRINSIP DASAR DALAM PENANGANAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI
Di dalam setiap pembangunan seharusnya dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat setempat Dalam setiap pembangunan pada hakekatnya harus dapat melibatkan peranserta masyarakat setempat Dengan adanya pembangunan seharusnya dapat membantu meningkatkan ketrampilan dan pendidikan masyarakat setempat dengan memberikan pelatihan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki penduduk setempat

88 4 Tahapan proses AMDAL 1. Identifikasi Dampak Sosek
2. Pengumpulan & Analisis data Sosek 3. Prakiraan dampak Sosek 4. Evaluasi dampak Sosek

89 DAMPAK PADA SOSIAL EKONOMI
1. PERUBAHAN SOSIAL Ketegangan sosial akibat perubahan pemilikan/penguasaan tanah Penduduk bertambah padat Mobilitas penduduk semakin meningkat Perubahan perilaku penduduk 2. PERUBAHAN EKONOMI a. Timbulnya sektor informal di sekitar proyek (pedagang kaki 5, warung, toko, dll) b. Perubahan pendapatan penduduk c. Perubahan lapangan kerja/mata pencaharian d. Terbukanya kesempatan bekerja/berusaha

90 DAMPAK SOSEK YG MUNGKIN TIMBUL
PRA KONSTRUKSI KONSTRUKSI PASCA KONSTRUKSI 1. Ketegangan Sosial 1. Timbul sektor informal 2. Adanya kesempatan kerja 3. Perubahan Mata Penca- harian 4. Perubahan tingkat pen- dapatan 6. Terganggunya Kamtibnas 7. dll 1. Perubahan perilaku 2. Pertambahan pendu- duk 3. Peningkatan akti- fitas ekonomi 4. Peningkatan kese- jahteraan penduduk 5. dll

91 IDENTIFIKASI DAMPAK SOSEK
A. Pelingkupan dampak penting Melihat komponen lingkungan sosek yg perlu ditelaah Menentukan komponen lingkungan sosek apa saja yg secara potensial akan mengalami perubahan (dampak potensial SOSEK) Menyeleksi dan menetapkan dampak potensial yg relevan untuk ditelaah secara mendalam (dampak hipotetik SOSEK) Menentukan isu pokok Sosek

92 PELINGKUPAN Batas proyek Batas ekologis Batas sosial
Struktur Sosial : 1. Struktur perekonomian 2. Struktur kekerabatan 3. Struktur pemilikan sda 4. Interaksi sosial Batas proyek Batas ekologis Batas sosial Batas administrasi

93 KOMPONEN TERKENA DAMPAK (Tahap Pra-Konstruksi, Konstruksi & Operasi)
1. Pendapatan 2. Ketenagakerjaan 3. Kependudukan 4. Persepsi masyarakat 5. Kamtibnas 6. Perilaku masyarakat 7. Dll.

94 Indikator Sosek 1. Tingkat Pendapatan 2. Kesempatan Kerja
3. Karakteristik Penduduk 4. Persepsi masyarakat thdp proyek 5. Tingkat kriminalitas 6. Dll.

95 PARAMETER KOMPONEN SOSEK
1. TINGKAT PENDAPATAN a Pendapatan Utama b. Pendapatan tambahan c. Tingkat upah 2. KESEMPATAN KERJA a Tingkat Pengangguran b. Jumlah angkatan kerja c. Tingkat partisipasi angkatan kerja 3. KARAKTERISTIK PENDUDUK a Jumlah Penduduk b Komposisi penduduk c Kepadatan penduduk 4. PERSEPSI MASYARAKAT THD PROYEK a Sikap dan tanggapan masyarakat 5. TINGKAT KRIMINALITAS a Jumlah kejahatan, perampokan/pencurian, dll

96 CONTOH: INFORMASI YG DIPERLUKAN
Jenis produksi utama di lokasi kegiatan SDA utama yg digunakan penduduk setempat dlm kehidupan sehari-hari Saluran distribusi produksi utama Tk. Pengangguran Sumber pendapatan penduduk(utama dan sampingan) Pola Pemilikan dan nilai lahan Jaringan transportasi : - Sarana dan prasarana - Volume pengangkutan - Kemudahan mencapai berbagai jenis sarana Externalitas Cost yaitu biaya-biaya yg akan ditanggung oleh masyarakat akibat dampak negatif yg ditimbulkan oleh proyek dll

97 BAGAN ALIR PELINGKUPAN SOSEK
Dampak Potensial 1. Peningkatan Kesenpatan Kerja 2. Terbukanya peluang berusaha 3. Peningkatann gangguan Kamtibnas 4. Peningkatan konflik sosial 5. dll Rencana Kegiatan Proyek Tahapan Kegiatan 1. Pra Kons 2. Konstruksi 3. Operasi Dampak penting hipotetik 1.Pening katan kesempatan kerja 2. Pening katan konflik sosial Isu Pokok 1. Tebukanya kesempatan kerja 2. Ganti rugi yg kurang memadai Pemusa tan dampak penting Identifikasi Dampak Evaluasi dampak Rona Lingkungan Sosek Metode Matrik Diskusi pakar Pemusatan antar sub tim

98 CONTOH Pendekatan Sosial:
Mulai dibangun tahun 1987 Gantirugi tanah tidak sesuai --> per m2 = Rp. 723,- Harga tanah yang disediakan --> per m2 = Rp ,- Penderitaan yang berkepanjangan pada 622 KK Kehidupan yang jauh dari layak Trauma masa lalu karena diteror serta disiksa fisik pada saat pembebasan tanah

99 Contoh Pendekatan Ekonomi
Valuasi Ekonomi yaitu mengevaluasi dampak pd komponen yg mempunyai nilai moneter, shg diperoleh gambaran mengenai biaya eksternal yg akan ditanggung atau dinikmati masyarakat atau pemrakarsa Cost & benefit (B/C > 1), adalah membandingkan antara hasil dampak positif (benefit) dengan biaya penanggulangan dampak negatif (Cost) Benefit > cost , agar proyek dapat berlangsung

100 DAMPAK PADA KESEHATAN MASYARAKAT

101 KESEHATAN MASYARAKAT Kep Kepala Bapedal No. 124/12/ 1997
Kondisi ketahanan fisik , psikis, mental serta rohani komunitas di lokasi tertentu yg merupakan hasil interaksi antara perilaku /kebiasaan, sarana pelayanan kesehatan, kesling, status gizi, kondisi lingkungan sosial, alamiah serta binaan setempat

102 ARAHAN POKOK PANDUAN DAMPAK KESMAS (Kepka Bapedal 124/1997)
Uraian rencana usaha yg berhubungan erat dengan aspek kesmas Media lingkungan yg menjadi wahana transportasi bahan pencemar dan kondisi lingkungan yng menunjang terbentuknya habitat vektor penyakit Parameter lingkungan dan kesehatan serta metoda prakiraan dan evaluasi dampaknya pd kesmas Metoda pengumpulan dan analisis data butir-butir diatas Prakiraan dampak Evaluasi dampak kesmas

103 PENDEKATAN METODOLOGIS DAMPAK KESMAS (Kepka Bapedal 124/1997)
Perkiraan perluasan habitat vektor penyakit Analisis resiko kulaitatif dan kuantitatif Analisis jalur pemajanan di masa depan Analisis resiko epidemiologis (absolute risk, attribute risk dan relative risk) Analisis biaya dampak kesehatan Analisis perubahan perilaku masyarakat terhadap dampak kesehatan

104 RONA LINGKUNGAN KESMAS (Kepka Bapedal 124/1997)
Terhadap kegiatan yang akan direncanakan: Karakteristik demografis Karakteristik epidemiologis Prevalensi penyakit menular Karakteristik fisik Penggunaan lahan Penggunaan dan pemanfaatan SDA Tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan Status kesehatan Perilaku spesifik dalam hubungan dgn resiko Data studi terdahulu Kondisi kehidupan penduduk Akses dan jangkauan pelayanan kesehatan

105 ARAHAN KESMAS (Kepka Bapedal 124/1997)
Arahan untuk mencapai tujuan pengelolaan kesmas: Kebutuhan infrastruktur kesmas Penyediaan daerah penyangga sarana rekreasi dan olah raga Pengelolaan sampah yang dihasilkan Pengelolaan dampak kumulatif Pengelolaan tata-ruang kota terhadap kesehatan mental dan kualitas lingkungan pemukiman Menciptakan kondisi lingkungan baru mencegah perindukan vektor Kewaspadaan penggunaan lahan dimasa mendatang Pengendalian kecelakaan dan pemajanan emisi transportasi Pemilihan lokasi pembangunan yang akan menghindari atau mengurangi efek gangguan vektor yang ada dan mencegah perindukan vektor

106 RUANG LINGKUP KESMAS EPIDEMIOLOGI ADMINISTRASI KESEHATAN
KESEHATAN LINGKUNGAN GIZI KESEHATAN KERJA KESEHATAN KELAUTAN/UDARA

107 EPIDEMIOLOGI Ilmu yg mempelajari terjadinya penyakit, penyebaran serta faktor risiko Konsep terjadinya penyakit yaitu Konsep Triad Gordon The Mandala of Health The Totalistic Concept of Environment Sasaran/target komunitas , masyarakat

108 POLA PENYAKIT POLA PENYAKIT MENULAR
contoh : diare, demam berdarah , flu burung POLA PENYAKIT DEGENERATIF contoh : hipertensi, diabetus melitus, jantung, obesitas

109 KONSEP TERJADI PENYAKIT
TRIAD GORDON AGENT HOST PENYAKIT ENVIRONMENT

110 THE MANDALA OF HEALTH SEHAT JASMANI DAN ROHANI KELUARGA MASYARAKAT
BIOSPHERE AGENT : FISIK, KIMIA, BIOLOGIS, PSIKIS, MULTIPEL

111 ADMINISTRASI KES SARANA/RASARANA PERSONAL PUSKESMAS , RUMAHSAKIT,
KLINIK PERSONAL DOKTER, DOKTER SP, BIDAN, PERAWAT, DUKUN

112 MASALAH KESLING GLOBAL : PESTISIDA, CHLORINE, PCB, GLOBAL WARMING
REGIONAL: ACID RAIN, FIRE FOREST NASIONAL : SAMPAH , LIMBAH, AIR , VEKTOR, KESEHATAN KERJA DLL LOKAL : TANAH LONGSOR, BANJIR

113 GIZI MASALAH GIZI GIZI NORMAL, GIZI KURANG/MALNUTRISI ,
GIZI LEBIH /OBESITAS KEKURANGAN NUTRISI IBU HAMIL BUSUNG LAPAR

114 THE TOTALISTIC CONCEPT OF ENVIRONMENT
A. Binaan B. Sosial C. Alam

115 KAJIAN AMDAL KESMAS LOKASI /WILAYAH - BATAS KONTRAK
- BATAS ADMINSRATIF/DEMOGRAFIS - BATAS EKOLOGIS - BATAS SOSIAL EKONOMI - BATAS SOSIAL BUDAYA

116 FAKTOR-FAKTOR YG DIKAJI
EPIDEMIOLOGIS : POLA PENYAKIT – PENYAKIT YANG SPESIFIK JENIS PENYAKIT /10 PENYAKIT TERBANYAK ANGKA PENYAKIT : INSIDEN/PREVALENSI

117 ANGKA PENYAKIT INSIDEN = # KASUS BARU
PREVALENSI = # KASUS LAMA DAN BARU ANGKA HARAPAN HIDUP/LIFE EXPECTANCY # BAYI MATI (t.p) AKB = # bayi lahir hidup (t.p)

118 ANGKA PENYAKIT # ibu mati krn sebab maternal (t,p)
AKM = # bayi yang lahir hidup (t.p) - Angka kematian kasar, Angka kelahiran kasar, angka kematian penyakit yg spesifik

119 SUMBER DATA EPID PUSKESMAS DATA KES DINAS PROPINSI /KABUPATEN
BADAN PUSAT STATISTIK Survei Kesehatan Rumah Tangga Literatur/referensi penelitian

120 SUMBER DATA KESLING DEPKES /LITBANG DINAS KES PROPINSI/KABUPATEN KLH
BADAN PUSAT STATISTIK LITERATUR/REFERENSI penelitian

121 DATA ADMINISTRASI KES PUSKESMAS DINAS KES PROPINSI/KABUPATEN
KECAMATAN/KABUPATEN/PROPINSI

122 SUMBER DATA LOKASI SOSIO DEMOGRAFI : KELURAHAN, KECAMATAN, KABUPATEN
SOSIO EKONOMI : KELURAHAN, KECAMATAN, KABUPATEN, PERBANKAN DLL SOSIO BUDAYA : REFRENSI , SURVEI, FGD PERILAKU : REFERENSI, SURVEI, FGD

123 POTENSI DAMPAK ANDAL METODE PRAKIRAAN DAMPAK METODE EVALUASI DAMPAK
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING EVALUASI DAMPAK PENTING

124 TERIMA KASIH


Download ppt "DAMPAK TERHADAP KOMPONEN KIMIA FISIKA (UDARA DAN AIR)"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google