Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Bagian 7 NUR ALAM M. NOER, SE

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Bagian 7 NUR ALAM M. NOER, SE"— Transcript presentasi:

1 Bagian 7 NUR ALAM M. NOER, SE
Motivasi Bagian 7 NUR ALAM M. NOER, SE Rabu, 19 September 2018 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN

2 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN
Motivasi Pendekatan Mengenai Motivasi Pendekatan Tradisional Motivasi seseorang bekerja adalah untuk memperoleh gaji/uang. Uang dapat menggerakkan pekerja yang pada prinsipnya pemalas. Pendekatan Human Relations (hubungan manusiawi) Motivasi seseoang timbul dari keinginan untuk berinteraksi. Manajer harus membuat karyawan merasa berguna dan memberi keleluasaan kepada bawahan dalam mengerjakan tugas yang bersifat rutin. Pendekatan Human Resource Management Manusia ingin mencapai tujuan yang telah ia tetapkan, kreatif, dan dapat mengarahkan diri sendiri. Manajer harus mengoptimalkan kontribusi karyawan dan mendorong partisipasi. Rabu, 19 September 2018 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN

3 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN
Motivasi (lanj’) Teori Motivasi Isi Berusaha menjelaskan “apa” mengenai motivasi. Teori Motivasi Maslow Kebutuhan fisiologis Kebutuhan keamanan Kebutuhan sosial Kebutuhan pengakuan Kebutuhan aktualisasi diri Teori Motivasi Alderfer (ERG) Eksistensi Relatedness (sosial) Pertumbuhan (growth) Rabu, 19 September 2018 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN

4 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN
Motivasi (lanj’) Teori Motivasi David McClelland Kebutuhan berprestasi (n-Ach) Kebutuhan akan kekuasaan (n-Pow) Kebutuhan akan afiliasi Teori Motivasi Herzberg Satisfiers (faktor yang mendorong motivasi) Dissatisfiers (faktor Hygiene) Jika satisfier ada, motivasi akan terdorong. Jika dissatisfier ada, motivasi tidak mesti terdorong, tetapi jika dissatisfier tidak ada, kondisi kerja menjadi tidak menyenangkan. Kebutuhan dapat berubah-ubah, dan kebutuhan yang sama dapat diterjemahkan ke dalam perilaku yang berbeda. Rabu, 19 September 2018 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN

5 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN
Motivasi (lanj’) Teori Proses (Process Theory) Teori ini ingin menjelaskan “bagaimana” motivasi. Teori Pengharapan Vroom Motivasi seseorang tergantung dari antisipasi hasil dari tindakannya (bisa positif atau negatif) atau disebut pengharapan dikalikan dengan kekuatan pengharapan orang tersebut bahwa hasil yang diperoleh akan menghasilkan sesuatu yang diinginkan atau disebut valence. Motivasi = Valence x Pengharapan Pengharapan mencakup beberapa hal: Pengharapan Usaha-Prestasi Pengharapan Prestasi-Hasil Rabu, 19 September 2018 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN

6 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN
Motivasi (lanj’) Model Porter-Lawler Pengembangan model Vroom, dan mengatakan bahwa prestasi kerja akan mendorong kepuasan kerja. Prestasi menghasilkan balasan, yang mencakup dua hal: Pembalasan Intrinsik Pembalasan Ekstrinsik Kemudian seseorang akan mengevaluasi keadilan dari balasan yang diterimanya. Kemudian proses tersebut akan menghasilkan kepuasan kerja. Rabu, 19 September 2018 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN

7 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN
Motivasi (lanj’) Teori Motivasi Keadilan (equity approach) Motivasi merupakan fungsi dari persepsi keadilan. Keadilan diukur dengan formula sebagai berikut: Output diri sendiri Output orang lain = < > Input diri sendiri Input orang lain Teori Penentuan Tujuan (goal setting theory) Motivasi timbul karena manusia ingin mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Teori proses membantu memahami proses motivasi, tetapi tidak dapat langsung diaplikasikan. Rabu, 19 September 2018 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN

8 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN
Motivasi (lanj’) Teori Reinforcement (perlakuan) Berusaha menjelaskan peranan balasan dalam membentuk perilaku tertentu. Stimulus  Respon  Kosekuensi  Respon di masa mendatang. Perubahan Perilaku Empat jenis reinforcement: Positif Penghindaran (Avoidance) Hukuman (Punishment) Pemadaman (Extinction) Rabu, 19 September 2018 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN

9 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN
Motivasi (lanj’) Disamping itu, timing reinforcement bisa bervariasi: Interval tetap Interval variabel Rasio tetap Rasio Variabel Teori ini melahirkan kesan bahwa manusia seperti robot atau binatang. Pendekatan sistem dalam Motivasi Sistem menggabungkan tiga karakteristik yang mempengaruhi motivasi: Karakteristik individu Karakteristik pekerjaan Karakteristik situasi kerja Rabu, 19 September 2018 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN

10 Kepemimpinan (Leadership)
Dasar Manajemen dan Bisnis Pengantar: I Gede Iwan Suryadi,SE.,MM. Rabu, 19 September 2018 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN

11 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN
Kepemimpinan Mendefinisikan Kepemimpinan Pemimpin akan lebih jelas jika dibandingkan dengan manajer. Manajer mempunyai kemampuan pengelolaan yang baik. Pemimpin sering diasosiasikan dengan orang yang mempunyai karisma tinggi, dan dapat menggerakkan orang lain dengan karismanya. Rabu, 19 September 2018 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN

12 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN
Kepemimpinan (lanj’) Sumber-sumber Kekuasaan (Power) Kepakaran (Expert Power) Paksaan (Forced Power) Balasan (Reward Power) Legitimasi (Legitimate Power) Referensi (Refference Power) Teori Bakat Berusaha mengidentifikasi karakteristik pemimpin, dan juga karakteristik yang membedakan pemimpin yang efektif dengan yang kurang efektif. Rabu, 19 September 2018 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN

13 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN
Kepemimpinan (lanj’) Teori Perilaku Berusaha melihat perilaku pemimpin yang membedakan dengan perilaku bukan pemimpin, atau pemimpin efektif dengan kurang efektif. Ada dua jenis fungsi pemimpin: Berkaitan dengan Tugas Berkaitan dengan kehidupan Sosial Teori Tannenbaum dan Warren H. Schmidt. Menggambarkan gaya kepemimpinan merupakan garis kontinum dengan dua titik ektreem yaitu: Fokus pada atasan Fokus pada bawahan Gaya kepemimpinan akan dipengaruhi oleh: Faktor dari manajer Faktor dari karyawan Faktor dari situasi Rabu, 19 September 2018 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN

14 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN
Kepemimpinan (lanj’) Studi Ohio State University Penelitian tersebut melihat gaya kepemimpinan melalui dua variabel: Struktur inisiatif (orientasi kerja) Konsiderasi (orientasi karyawan) Dengan kedua variabel tersebut terdiri dari tinggi dan rendah, disusun matriks dengan empat kuadran. Gaya kepemimpinan dengan konsiderasi tinggi menghasilkan kepuasan kerja yang tinggi, dan merupakan gaya kepemimpinan yang efektif, meskipun situasi juga mempengaruhi gaya yang efektif. Rabu, 19 September 2018 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN

15 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN
Kepemimpinan (lanj’) Studi The University of Michigan Dua variabel yang dipakai dalam penelitian ini (oleh Rensis Likert), yaitu: Fokus pada produksi Fokus pada karyawan Dia kemudian mengembangkan empat gaya kepemimpinan, yang dinamakan Sistem 1,2,3 dan 4. Sistem 4 merupakan gaya kepemimpinan yang paling partisipatif, sedangkan sistem 1 merupakan gaya kepemimpinan yang paling otoriter, sedangkan sistem 2 dan 3 berada diantara keduanya. Rabu, 19 September 2018 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN

16 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN
Kepemimpinan (lanj’) Kisi-kisi (Grid) Manajerial Robert Blake dan Jane Mouton mengembangkan kisi-kisi manajerial dengan dua sumbu yaitu perhatian pada orang dan perhatian pada produksi. Perhatian pada orang dan produksi yang tinggi bersimbol (9,9), sedangkan perhatian pada oran dan produksi yang rendah diberi simbol (1,1). Simbol (1,9),(9,1), (5,5) merupakan simbol diantara keduanya. Gaya kepemimpinan (9,9) merupakan gaya kepemimpinan yang paling efektif. Rabu, 19 September 2018 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN

17 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN
Kepemimpinan (lanj’) Teori Situasi (Contingency) Model Kepemimpinan Hersey dan Blanchard Dengan menggunakan dua sumbu perilaku kerja (memberikan pengarahan kerja) dan perilaku hubungan (memberikan dukungan kerja), disusun matriks dengan empat kuadran. Gaya kepemimpinan yang efektif tergantung kesiapan karyawan, dalam hal ini akan bergerak dari situasi 1,2,3 dan 4, dimana Situasi 1 adalah perilaku kerja tinggi dan perilaku hubungan yang rendah Situasi 2 adalah perilaku kerja tinggi dan perilaku hubungan yang tinggi Situasi 3 adalah perilaku kerja rendah dan perilaku hubungan tinggi Situasi 4 adalah perilaku kerja rendah dan perilaku hubungan yang rendah Rabu, 19 September 2018 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN

18 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN
Kepemimpinan (lanj’) Model Fiedler Fiedler mengembangkan teori kepemimpinan menggunakan tiga dimensi, yaitu: Kekuatan posisi Struktur pekerjaan Hubungan antara pemimpin-bawahan Fiedler membuat dua gaya kepemimpinan yaitu: Orientasi kerja Orientasi hubungan karyawan Fiedler mengukur gaya kepemimpinan dengan menggunakan dua cara: Skala teman kerja yang paling tidak disukai Kesamaan yang diasumsikan antara pihak yang diasumsikan Efektivitas kepemimpinan berbeda-beda tergantung situasi (yang dilihat dari ketiga imensi tersebut). Rabu, 19 September 2018 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN

19 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN
Kepemimpinan (lanj’) Teori Sarana-Tujuan (Path-Goal Theory) Martin G. Evans dan Robert House mengembangkan teori kepemimpinan berdasarkan teori pengahrapan motivasi, ditambah (1) karakteristik bawahan, (2) Lingkungan Kerja. Ada empat gaya kepemimpinan: Suportif Partisipatif Instrumental Orientasi pada prestasi Gaya kepemimpinan yang fektif tergantung situasi. Contoh: pada lini perakitan, dimana kerja rutin dilakukan dan karenanya langkah yang diperlukan jelas, gaya kepemimpinan instrumental akan berlebihan. Gaya yang supotif akan lebih sesuai dalam hal ini. Rabu, 19 September 2018 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN

20 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN
Kepemimpinan (lanj’) Model Vroom-Yetton dan Vroom-Jago Vroom-Yetton-Jago mengembangkan model untuk melihat kapan seharusnya manajer melibatkan karyawannya. Untuk mencari model yang tepat, Vroom-Yetton mengembangkan model dengan menggunakan serangkaian pertanyaan, yang pada akhirnya mengarah pada gaya kepemimpinan tertentu. Teori Kepemimpinan Kontemporer Kepemimpinan Tranformasional atau Karismatik Barnard M. Bass membedakan kepemimpinan transaksional dengan kepemimpinan transformasional. Pemimpin transformasional mampu memotivasi bawahan mengerjakan lebih dari yang diharapkan. Kepemimpinan transaksional merupakan kepemimpinan pada kondisi “normal”. Rabu, 19 September 2018 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN

21 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN
Kepemimpinan (lanj’) Teori Kepemimpinan Psikoanalisis Kets de Vries menggunakan pendekatan psikoanalisis yang mengatakan seseorang berperilaku tertentu untuk memenuhi kebutuhan bawah sadarnya. Teori Kepemimpinan Romantis Menurut teori ini, pemimpin ada karena ada pengikutnya. Rabu, 19 September 2018 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN

22 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN
selesai Rabu, 19 September 2018 STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN


Download ppt "Bagian 7 NUR ALAM M. NOER, SE"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google