Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehHadian Darmadi Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Pemahaman Struktur pengendalian intern
2
Standar Pekerjaan Lapangan Kedua
“Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan”. Disain dan aplikasi struktur pengendalian intern dalam suatu entitas merupakan faktor yang menentukan keandalan laporan keuangan yang disajikan dan diungkapkan oleh entitas
3
Pengertian Struktur Pengendalian Intern
Pengendalian intern merupakan suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personal lain yang didesain untukmemberikan keyakikan memadai tentang pencapaian ketiga golongan tujuan berikut ini: 1. Keandalan laporan keuangan, 2. Efektifitas dan efisiensi operasi, 3, Kepatuhan terhadap peraturan dan perundang- undangan.
4
Keterbatasan pengendalian intern
1. Kesalahan dalam pertimbangan, 2. Gangguan, 3. Kolusi, 4. Pengabaian oleh manajemen, 5. Pertimbangan biaya dan manfaat.
5
Siapa yang bertanggung jawab atas pengendalian intern?
1. Manajemen, 2. Dewan komisaris/Komite audit, 3. Internal auditor, 4. Seluruh personal entitas, 5. Ekternal auditor, 6. Pihak luar lainnya ( Bank Indonesia, Bapepam )
6
Unsur pengendalian intern
Lingkungan pengendalian Nilai integritas dan etika, Komitmen terhadap kompetensi, Peran dewan komisaris dan komite audit, Filosofi dan gaya operasi manajemen, Struktur organisasi, Pembagian wewenang dan pembagian tanggung jawab, Kebijakan dan praktik sumber daya manusia.
7
Penaksiran risiko. Penaksiran risiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis dan pengelolaan risiko entitas yang berhubungan dengan penyajian dan pengungkapan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penaksiran risiko manajemen harus mencakup pertimbangan khusus terhadap risiko yang dapat timbul dari perubahan keadaan, seperti: 1. Transaksi dan bidang baru bisnis, 2. Perubahan standar akuntansi, 3. Hukum dan peraturan baru, 4. Perubahan teknologi yang digunakan, 5. Pertumbuhan yang pesat dari suatu entitas, 6. Personalia baru.
8
Informasi dan komunikasi
Sistem akuntansi didesain untuk mengidentifikasi, merakit, menggolongkan, menganalisis, mencatat dan melaporkan transaksi suatu entitas dan menyelenggarakan pertanggungjawaban kekayaan dan kewajiban entitas tersebut. Sistem akuntansi yang efektif dapat memberikan keyakinan memadai bahwa transaksi yang terjadi adalah: 1. Sah, 2. Telah diotorisasi, 3. Telah dicatat, 4. Telah dinilai, 5. Telah digolongkan secara wajar, 6. Telah dicatat dalam periode yang seharusnya, 7. Telah diposting dalam sub ledger dan ledger
9
Komunikasi mencakup penyampaian informasi kepada semua personel yang terlibat dalam pelaporan keuangan tentang bagaimana aktivitas mereka berkaitan dengan pekerjaan orang lain, baik yang berada di dalam maupun di luar entitas. Komunikasi termasuk penyampaian sistem pelaporan, dan laporan penyimpangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
10
Aktivitas pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang didesain untuk memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat manajemen dilaksanakan. Beberapa aktivitas pengendalian, yaitu: 1. Pengendalian pengolahan informasi, a. Pengendalian umum b. Pengendalian aplikasi (otorisasi, disain dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai, pengecekan secara independen) 2. Pemisahan fungsi yang memadai, 3. Pengendalian fisik atas aset dan catatan, 4. Review atas kinerja.
11
Pemantauan Pemantauan adalah proses penilaian kualitas pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan dilakukan oleh personal yang semestinya melakukan pekerjaan tersebut. Pemantauan pada umumnya dilakukan oleh Internal Auditor.
12
Beberapa alasan pentingnya pemahaman pengendalian intern
1. Dapat tidaknya audit dilakukan, 2. Menentukan salah saji material yang berpotensi terjadi, 3. Menentukan risiko deteksi, 4. Mendesain pengujian audit.
13
Hasil pemahaman dan pengujian pengendalian intern
Hasilnya dapat menentukan : sifat, saat dan luasnya audit yang akan dilaksanakan. Sifat: Pemilihan prosedur audit yang akan digunakan, Saat: Pemilihan waktu pengujian audit yang akan dilakukan, luas : Penentuan jumlah pengujian yang diperlukan untuk mendukung pendapat auditor atas kewajaran penyajian dan pengungkapan laporan keuangan.
14
Tiga jenis prosedur audit dalam pemahaman pengendalian intern:
1. Wawancara dengan personal yang kompeten, 2. Melakukan inspeksi terhadap dokumen dan catatan, 3. Melakukan pengamatan atas kegiatan entitas.
15
Pemahaman atas lingkungan pengendalian
1. Permintaan keterangan dari manajer yang bertanggung jawab, 2. Inspeksi dokumen dan catatan, 3. Pengamatan atas kegiatan entitas. Misalnya tentang pemanfaatan sistem anggaran Pemahaman atas informasi dan komunikasi: 1. Golongan utama transaksi bisnis, 2. Bagaimana transaksi tsb timbul dan dilaksanakan, 3. Dokumen dan catatan yang digunakan, 4. Proses pengolahan data akuntansi, 5. Proses penyajian dan pengungkapan laporan keuangan.
16
Pemahaman atas aktivitas pengendalian
Pemahaman atas aktivitas pengendalian pada umumnya bersamaan dengan pemahaman atas lingkungan pengendalian, pemahaman atas risiko, dan pemahaman atas informasi dan komunikasi. Pemahaman atas penaksiran risiko Pemahaman tentang bagaimana manajemen mengidentifikasi risiko yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan laporan keuangan. Pemahaman tentang respon manajemen terhadap setiap perubahan yang terjadi.
17
Pemahaman atas pemantauan
Pemahaman tentang aktivitas yang digunakan klien untuk memantau efetivitas pengendalian intern dalam menghasilkan laporan keuangan yang dapat diandalkan. Pemahaman tentang tindakan-tindakan yang diambil untuk memperbaiki unsur pengendalian intern. pemahaman tentang hasil pemantauan oleh internal auditor.
18
Pengujian Pengendalian
Pengujian pengendalian yaitu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui efektivitas pengendalian intern Pengujian pengendalian dengan pengujian kepatuhan atau pengujian pengendalian Pengujian adanya kepatuhan, dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1. Pengujian transaksi dengan cara mengikuti pelaksanaan transaksi tertentu, 2. Pengujian transaksi tertentu yang telah terjadi dan yang telah dicatat. Pengujian tingkat kepatuhan, yaitu menguji eksistensi unsur-unsur dan kepatuhan terhadap pengendalian intern
19
Prosedur pengujian pengendalian:
1. Melakukan tanya jawab dengan personal klien, 2. Memeriksa dokumen, catatan dan laporan, 3. Melakukan observasi aktivitas pengendalian, 4. Melakukan pengujian ulang prosedur-prosedur klien.
20
Dokumentasi hasil pemahaman dan pengujian pengendalian intern:
1. Internal control questionnaires, 2. Deskripsi atau uraian tertulis, 3. Bagan alir sistem ( system flowchart).
21
Sumber informasi untuk memperoleh gambaran pengendalian intern:
1. Struktur organisasi dan job deskripsi, 2. Buku pedoman akun, 3. Buku panduan sistem akuntansi, 4. Tanya jawab dengan personal inti klien, 5. Tanya jawab dengan karyawan pelaksana, 6. Laporan internal auditor, 7. Pemeriksaan terhadap dokumen, catatan dan komputerisasi akuntansi untuk mencatat transkasi, 8. Melakukan kunjungan ke lokasi, 9. Laporan rekomendasi internal auditor.
22
Hasil pemahaman terhadap pengendalian intern
Hasil pemahaman dan pengujian pengendalian intern akan mempengaruhi, sifat, saat dan waktu pengujian yang akan dilakukan. Kertas kerja hasil pemahaman pengendalian intern berisi tentang: kelemahan, perluasan prosedur audit dan rekomendasi perbaikan pengendalian intern.
23
Pemahaman tentang internal auditing:
1. Pemahaman tentang fungsi internal auditing, a. Status internal auditing dalam struktur organisasi, b. Penerapan standar profesional audit intern, c. Perencanaan audit, termasuk sifat, saat dan lingkup audit internal, d. Akses ke catatan dan apakah ada pembatasan lingkup audit
24
2. Penentuan kompetensi dan objektivitas internal audit.
A. Kompetensi internal audit: 1. Tingkat pendidikan dan pengalaman profesional auditor intern, 2. Ijazah profesional dan pendidikan profesi berkelanjutan, 3. Kebijakan, program dan prosedur audit, 4. Praktik penugasan auditor intern, 5. Supervisi dan review terhadap aktivitas audit intern, 6. Mutu dokumentasi kertas kerja, laporan dan rekomendasi, 7. Penilaian kinerja auditor intern
25
Objektivitas auditor intern
1. Status organisasi internal audit, 2. Kebijakan untuk mempertahankan objektivitas internal audit, mengenai bidang yang diaudit, termasuk: a. Kebijakan pelarangan auditor intern melakukan aktivitas bidang yang diaudit, yang keluarganya bekerja pada posisi penting atau posisi yang sensitif terhadap audit. b. Kebijakan pelarangan auditor intern melakukan audit di bidang yang sama dengan bidang yang baru saja diselesaikannya.
26
Dampak Pekerjaan internal audit terhadap ekternal audit.
Pekerjaan internal audit dapat berdampak terhadap sifat, saat dan lingkup audit ekternal, yang mencakup: 1. Prosedur yang dilakukan oleh auditor pada saat pemahaman pengendalian intern, 2. Prosedur yang dilaksanakan pada waktu menaksir risiko, 3. Prosedur substantif yang dilaksanakan oleh auditor.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.