Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

TEMU VI RANCANGAN PENELITIAN.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "TEMU VI RANCANGAN PENELITIAN."— Transcript presentasi:

1 TEMU VI RANCANGAN PENELITIAN

2

3

4 Rancangan Riset mrpkan strategi utk menjawab per
Rancangan Riset mrpkan strategi utk menjawab per?an penelitian a/ tujuan penelitian serta dpt dilakukan dgn segala keterbatasan yg dimiliki oleh peneliti. Rancangan riset yg akan dipilih sangat tergantung pd per?an & tujuan penelitian serta sumber-daya yg tersedia. Tujuan atau per?an penelitian mrpkan dasar dlm menguraikan variable2 yg akan dipelajari serta menentukan rancangan penelitian yg akan dipilih. Per?an & tujuan menentukan konsepsualisasi rancangan & metode.

5 Rancangan sebagai strategi besar menjawab pertanyaan dan mencapai tujuan.
Esensi rancangan riset adalah kemampuan menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan. Bentuk pertanyaan menentukan pilihan rancangan yang akan dipilih.

6 Secara umum, penelitian dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif Pertanyaan tentang besaran, tren atau pola suatu masalah, hubungan berbagai masalah atau dampak suatu intervensi/perlakuan merupakan pertanyaan kuantitatif. Pertanyaan tentang kejadian, fenomena, keadaan atau sifat suatu masalah merupakan pertanyaan kualitatif.

7 P. KUANTITATIF P. KUALITATIF PENELITIAN KUANTITATIF VS P. KUALITATIF
UJI HIPOTESIS  AWAL PENELITIAN TANGKAP & TEMU MAKNA  DATA KONSEP  VARIABEL KONSEPTEMA, MOTIF, GENERAL’SI & TAKSO’MI PENGUKURANSISTEMATIS & STANDARDISASI PENGUKURANPERILAKU AD HOC, SPESIFIK THD TATANAN DATA ANGKA DATA KATA, CITRA DARI DOKUMEN, OBS’I & NASKAH TEORI  KAUSAL & DEDUKTIF T  KAUSAL A/ N-K & INDUKTIF PROS’R  STD & REPLIKASI PROS’R TTT & JARANG REP’SI ANALISASTAT, TABLE, BAGAN  HIPOTESIS ANALISATEMA A/ GENE’SI DARI BUKTI A/ DATA

8 Esensi rancangan riset adalah kemampuan menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan.
Bentuk pertanyaan menentukan pilihan rancangan yang akan dipilih. Pertanyaan tentang besaran, tren atau pola suatu masalah, hubungan berbagai masalah atau dampak suatu intervensi/perlakuan merupakan pertanyaan kuantitatif. Pertanyaan tentang kejadian, fenomena, keadaan atau sifat suatu masalah merupakan pertanyaan kualitatif.

9 Rancangan riset merupakan penjelasan tentang kegiatan penelitian yang menjelaskan siapa mendapat apa, berapa lama, apa dan kapan diukur serta caranya. Rincian tujuan penelitian dan keinginan yang akan dicapai merupakan titik tolak dalam pemilihan rancangan riset. Contoh pertanyaan penelitian yang sifatnya deskriptif: ‘Berapa besar perbedaan proporsi bayi BBLR menurut status anemia ibu hamil pada trimester 2 di daerah perdesaan?’

10 Sedangkan pertanyaan penelitian yang sifatnya analitik dapat berbunyi: ‘Berapa besar pertambahan kadar hemoglobin ibu hamil trimester 2 yang menderita anemia menurut jumlah tablet tambah darah yang diminum selama 3 bulan setelah dikontrol dengan kuartil pendapatan?’ Kedua pertanyaan tersebut membawa kita ke disain penelitian, pengukuran, alat ukur, dan analisis yang berbeda.

11 Disain a/ rancangan riset (P) adl suatu kegiatan peneliti yg menguraikan ‘apa & bagaimana’ P akan dilakukan utk menjawab per?an penelitian untuk me(-)i sebanyak mungkin ke(S)an yg mungkin terjadi dgn cara memaksi-malkan ‘reliabilitas’ & ‘validitas’ data. Reliabilitas menunjukkan kosistensi, stabilitas, atau keterandalan data. Apabila si P mengukur suatu variable maka ia selalu ingin serta berkeyakinan bhw hasil ukuran yg diperoleh berikan hasil yg dapat dipercaya. Ukuran yang reliable harus selalu memberikan hasil yang sama bila dilakukan pengukuran berulang kali.

12 Suatu P dikatakan a/ diakui ‘valid’ bila mampu hasilkan kesimpulan yg benar dan tepat.
Validitas P merupakan esensi utama dlm rancangan riset. Karenanya kesimpulan dr suatu P akan selalu diper?kan kebenarannya. Dalam setiap kesimpulan hasil suatu riset sangat terkait dgn rancangan riset adl ‘internal validity’ & ‘external validity’.

13 Internal validity sangat terkait dgn proses pelaksanaan P dlm arti dampak perlakuan ‘hanya ? hanya’ disebab-kan o/ perlakuan bukan disebabkan faktor a/ V lain. Sedangkan external validity menyangkut generalisasi hasil P ketempat lain dgn hasil yg relatif sama. Karenanya sering sekali kita temukan di berbagai jurnal ilmiah bbrp P dgn tujuan P yg relatif sama dlm upaya meningkatkan validitas eksternal & diambil dlm penyusunan kebijakan program.

14 Diukur diwaktu yang bersamaan Survei Cross Sectional
Apakah ada perlakuan? Ya Tidak EKSPERIMEN OBSERVASIONAL ALOKASI RANDOM Analitik Deskriptif Ya Tidak Diukur diwaktu yang bersamaan Akibat Penyebab Penyebab Akibat Eksperimen Murni Eksperimen Kuasi Survei Cross Sectional Case Control Cohort

15 Rancangan Riset Kuantitatif
Eksperimen Suatu eksperimen dilakukan utk menjawab ‘apakah pengaruh variable X (variable eksperimen atau variable independen) thd variable Y a/ variable dependen a/ variable outcome. Secara sederhana suatu eksperimen dilaksanakan dengan membagi subjek yang diteliti menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan/eksperimen dan kelompok kontrol.

16 Rancangan P eksperimen dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu eksperimen murni & eksperimen kuasi.
Perbedaan nya adl alokasi subjek yg akan menerima perlakuan a/ klp tdk menerima perlakuan a/ placebo. Didalam eksperimen murni setiap subjek mempunyai kesempatan yg sama utk menerima perlakuan a/ tidak menerima perlakuan (kelompok kontrol = kelompok placebo). Penentuan subjek yg akan menerima perlakuan a/ tidak menerima perlakuan hrs melalui suatu proses yg disebut randomisasi a/ alokasi acak subjek menurut perlakuan.

17 (alokasi acak subjek menurut perlakuan)
Randomisasi subjeks (alokasi acak subjek menurut perlakuan) Secara sederhana proses randomisasi adl sama spt kita melempar koin. Bila kepala yang terpilih diberi label A berarti masuk kelompok perlakuan; sebaliknya bila ekor yg terpilih diberi label B berarti masuk kelompok kontrol. Namun cara ini sudah sangat jarang dipakai; ttp kita menggunakan table random (table angka acak). (Tabel angka acak bisa di ‘down load’). Perhatikan bahwa didalam table angka acak selalu terdapat 6 angka.

18 Random Number Table UNTUK LENGKAPNYA SILAHKAN DOWN LOAD
UNTUK LENGKAPNYA SILAHKAN DOWN LOAD

19 Penggunaan table random dapat dimulai dengan menentukan angka 0-4 disetiap nomor akhir dari angka acak sebagai kelompok perlakuan (P), dan angka 5-9 untuk kelompok control (K). Misalnya, dari table angka acak diurut dari kolom pertama dan kebawah dan muncul angka-angka maka subjek akan dikelompokkan sebagai berikut P K P K P P P P K K K P K K

20 peneliti dan subjek tidak boleh tahu
Dalam proses penelitian eksperimen murni, maka peneliti dan subjek tidak boleh tahu ‘siapa mendapat apa’ yang dikenal dengan nama ‘double blind’ Untuk smtr hasil ‘randomisasi’ hanya boleh diketahui oleh hanya dan hanya yg melakukan randomisasi smp akhir penelitian. Sedangkan ‘sipeneliti’ hanya boleh mengetahui hasil randomisasi setelah pengumpulan data selesai dan data siap diolah.

21 Bila kita mempunyai 2 jenis perlakuan (P dan R) dan 1 kelompok control (K), cara yang paling mudah adalah memutuskan bahwa angka 1-3 adalah P, angka 4-6 adalah K, dan angka 7-9 adalah R (untuk sementara angka 0 tidak digunakan). Misalkan kita memilih angka acak pada kolom ke 3 dengan susunan sebagai berikut: maka subjek akan dikelompokkan K K R P R R P P P P K K R R P K

22 Utk hindari ketidak-seimbangan alokasi a/ jml subjek utk klp perlakuan & Kontrol maka gunakan tehnik randomisasi blok permutasi (random permuted block). Dimulai dengan menentukan 2 blok subjek kombinasi PK dan KP, jika muncul angka 0-4 untuk blok PK dan 5-9 untuk KP. Dari table angka acak kolom 5 muncul angka-angka: ….. dst KP KP PK KP PK KP PK KP PK KP PK ….. dst

23 TERMINOLOGI: Subjek (subject) adl peserta dalam penelitian
Perlakuan (treatment) adl variabel independen (VI) Pra-uji (pre-test) adl kondisi var. dependen (VD) di awal Pasca-uji (pst-test) adl kondisi (VD) di akhir Kelompok Eksperimen (experimental group) adl subjek penerima perlakuan Kelompok Kontrol (control group) adl subjek yg tidak menerima/mendapat perlakuan (disebut PLACEBO) Penipuan (deception) adl kebohongan peneliti terhadap subjek mengenai ‘penelitian’

24 Sebelum penelitian dilaksanakan, kelompok perlakuan dan kelompok kontrol harus dalam kondisi yang relative sama, baik secara biologik dan lingkungannya. Selama penelitian berlangsung semua kondisi sama kecuali intervensi yang diberikan kepada kelompok perlakuan.

25 Penelitian eksperimen sangat tinggi nilainya bila dilaksanakan secara ‘double blind’ artinya peneliti dan subjek yang diteliti tidak mengetahui ‘siapa mendapat apa’. Persyaratan ini tentunya memastikan bahwa kelompok kontrol juga mendapat ‘sesuatu’ yang mirip atau sama (bentuk, warna, atau rasa, kekenyalan) dengan kelompok eksperimen tetapi ‘kosong ‘ yang dikenal dengan istilah ‘placebo’.

26 Secara umum konsep dasar penelitian eksperimen:
Pre-test Pemberian Post-test (Time 1) perlakuan (Time 2) Klp E A > C Klp K B > D Kelompok Eksperimen dan Kontrol diawal penelitian kondisinya harus relatif sama. Besaran dampak ‘Perlakuan’ adalah (C-A) – (D-B) Eksperimen murni sering juga disebut sbg studi efikasi (‘efficacy study’) yg dapat mengukur ‘dose-respons’, karenanya selalu digunakan dlm ‘clinical trial=uji klinik’.

27 Notasi yang digunakan untuk menjelaskan beberapa rancangan riset eksperimen adalah
X ‘perlakuan’ = ‘intervensi’ = ‘independen variabel’ = ‘sebab atau ‘cause’ O ‘dependen variabel’ = ‘akibat a/ effect’ = ‘dampak’ R adalah tanda subjek terpilih secara random

28

29 Before and After Two-Group Design
Beberapa rancangan riset eksperimen: Before and After Two-Group Design R > O1 X O2 R > O3 O4 O1 = pre-test pada klp Eksp yg dipilih secara random X = perlakuan yg diberikan (misalnya: pemberian TTD) O2 = post-test pada klp Eks sesudah diberi perlakuan O3 = pre-test pada klp Kontrol O4 = post-test pada klp Kontrol R artiya subjek dipilih secara random

30 2. Solomon Four Group Design
Rancangan ini merupakan perluasan dari rancangan sebelumnya dan digunakan untuk mempelajari besaran dampak variable perlakuan dan mengurangi sebanyak mungkin pengaruh pengaruh dari pre-test. R  O1 X O2 R  O3 O4 R  X O5 R  O6

31 Rancangan ini memiliki beberapa kelebihan yaitu peneliti dapat mempelajari dampak kombinasi pre-testing dan perlakuan memberikan hasil yang lebih meyakinkan yang dikenal juga sebagai ‘interaction effect’. Namun perlu juga disadari bahwa rancangan ini relative lebih mahal dibanding rancangan sebelumnya.

32 3. Factorial Design Rancangan ini sering digunakan untuk mempelajari perbedaan dampak dari 2 jenis perlakuan yang berbeda yang diberikan secara bersamaan dan diberikan terpisah. R  O1 X1+X2 O2 R  O3 X1 O4 R  O5 X2 O6 R  O7 O8

33 Perlakuan atau variable X1 dan X2 dalam factorial design selalu diberikan secara kombinasi yang dikenal sebagai ‘factorial’. Rancangan ini memungkinkan kita untuk mempelajari dampak pemberian 2 perlakuan sekaigus dibanding bila diberikan terpisah.


Download ppt "TEMU VI RANCANGAN PENELITIAN."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google