Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehLars-Erik Andersson Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
KONSEP PENATAAN RUANG PERMUKIMAN ISLAMI
NEXT BACK MENU UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG i PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Morfologi dan Tata Ruang Desa KONSEP PENATAAN RUANG PERMUKIMAN ISLAMI
2
NEXT BACK MENU UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG i PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Morfologi dan Tata Ruang Desa Latar Belakang Pada umunya ilmu-ilmu perencanaan wilayah dan kota sangat dipengaruhi oleh Konsepsi Barat (Kristen) sebagai latar belakang para pencetus teori-teori terkait. Ilmu perencanaan baru berkembang pada abad 20, dan masih kurang perhatiannya dari para peneliti Islam yang memiliki dispilin ilmu perencanaan wilayah dan kota.
3
Pembobotan Penataan Ruang
NEXT BACK MENU UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG i PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Morfologi dan Tata Ruang Desa
4
Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami
NEXT BACK MENU UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG i PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Morfologi dan Tata Ruang Desa Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami
5
Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami
NEXT BACK MENU UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG i PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Morfologi dan Tata Ruang Desa Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami
6
Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami
NEXT BACK MENU UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG i PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Morfologi dan Tata Ruang Desa Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami
7
Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami
NEXT BACK MENU UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG i PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Morfologi dan Tata Ruang Desa Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami
8
Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami
NEXT BACK MENU UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG i PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Morfologi dan Tata Ruang Desa Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami
9
Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami
NEXT BACK MENU UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG i PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Morfologi dan Tata Ruang Desa Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami
10
Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami
NEXT BACK MENU UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG i PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Morfologi dan Tata Ruang Desa Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami
11
Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami
NEXT BACK MENU UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG i PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Morfologi dan Tata Ruang Desa Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami
12
Alternatif Pola Tata Ruang Permukiman yang Islami
NEXT BACK MENU UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG i PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Morfologi dan Tata Ruang Desa Alternatif Pola Tata Ruang Permukiman yang Islami
13
Lingkungan Perumahan Kota Lingkungan Perumahan Islami
NEXT BACK MENU UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG i PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Morfologi dan Tata Ruang Desa Asumsi Dasar Penentuan Besar Standar Untuk Perencanaan Lingkungan Permukiman Islami Dibandingkan Dengan Penentuan Besar Standar Untuk Perencanaan Lingkungan Perumahan Kota No. Unsur Pembentuk Ukuran Lingkungan Perumahan Kota Lingkungan Perumahan Islami 1 Sumber Hukum Petunjuk perencanaan kawasan perumahan kota, DPU, 1987 Al-Quran Al Hadits Petunjuk Perencanaan Kawasan Perumahan Kota, DPU, 1987 2 Struktur Administrasi Pemerintahan : a. 1 RT 30-50 rumah (terdiri dari penduduk) dengan asumsi 1 rumah = 5 jiwa) a. 40 rumah (terdiri dari 200 penduduk) dengan asumsi 1 rumah = 5 jiwa b. 1 RW b. Terdiri dari 8-10 RT = rumah = jiwa b. Terdiri dari 7 RW 7 RW x 200 jiwa = jiwa 7 RT x 40 rumah = 280 rumah c. 1 kelurahan atau lingkungan permukiman c. terdiri dari RW = rumah = jiwa c. Terdiri dari 7 RW 7 RW x jiwa = jiwa 7 RW x 280 rumah = rumah d. 1 Kecamatan Terdiri dari 4-6 lingkungan/ kelurahan = rumah = jiwa Terdiri dari 7 Kelurahan 7 Kel x = jiwa 7 kel x = rumah Sumber : Hasil Analisis Nia Kurniasri, ST. 1998
14
Perbedaan Signifikan Antara Kota Modern Konvensional dengan Kota Tradisional Muslim
No. Kota Modern Konvensional Kota Tradisonal Muslim 1 Organisasi Penggunaan Lahan Organisasi penggunaan lahan sangat tergantung pada kekuatan pasar. Pada wilayah pusat-pusat bisnis dan perdagangan maka nilai lahan dan penggunaan lahan sangat tinggi. Semakin jauh dari pusat bisnis dan perbelanjaan maka nilai lahan dan penggunaan lahan semakin rendah. Organisasi penggunaan lahan sangatt tergantung pada kekuatan religius. Wilayah pusat adalah mesjid pusat, penggunaan lahan antara mesjid pusat dengan mesjid lokal adalah sangat tinggi dan semakin dekat ke pusat ibadah penggunaan lahan dan nilai lahan menurun. 2 Kepadatan Penduduk Semakin mendekati pusat CBD dan pusat perbelanjaan, maka kepadatan penduduk semakin tinggi Mesjid sebagai pusat orientasi. Kepadatan penduduk mencapai puncak pada wilayah antara masjjid pusat dnegan masjid lokal, semakai mendekati pusat ibadah kepadatan menurun dengan porsi penurunan berbeda sesuai dengan tingkat jenjang mesjid. 3 Ciri Perencanaan dan Perancangan Pusat orientasi dan pusat aktivitas adalah CBD dan pusat perbelanjaan Orientasi perencanaan dan perancangan materialistik dan mekanistik Pusat orientasi dan pusat aktivitas adalah mesjid Orientasi perencanaan dan perancangan ”Riligius Oriented dan Spiritual Forces”, sebagai permujudan Kholafatullah fil ard dan aplikasi penciptaan manusia hanya untuk beribadah kepada ALLAH SWT 4 Bentuk Kota ”Bentuk Kota” akibat dari kekuatan pasar (market forces), maka kota tersebut berbentuk piramida, semakin mendekati CBD akan semakin tinggi kepadatan bangunannya dan nilai lahan semaki tinggi. Di wilayah hinterlandnya terdapat daerah industri yang nilai lahannya terendah. ”Bentuk Kota” akibat kekuatan spiritual (Spiritual forces), maka kota tersebut berbentuk seperti terlihat pada gambar 1. Pada pusat tempat ibadah nilai lahan sangat rendah, pada wilayah sekeliling mesjid kepadatan bangunan dan nilai lahan tinggi merata, sedangkan pusat komersial dan jasa menyebar merata. Pada lapisan berikutnya kepadatan bangunan rendah, diikuti oleh industri rumah tangga (kerajinan tangan) dan industri yang tidak mengganggu atau tidak mencemari. Sumber : The Role of The Mosque in Muslim city Design, 1996
15
NEXT BACK MENU UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG i PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Morfologi dan Tata Ruang Desa Perbedaan “Bentuk Kota antara Modern KOnvensional dengan Kota Tradisonal Muslim (Gambar 1)
16
NEXT BACK MENU UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG i PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Morfologi dan Tata Ruang Desa Renaissance, Pola Kota Ideal Berdasarkan Skema Magis Dan Ideal (Gambar 2)
17
NEXT BACK MENU UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG i PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Morfologi dan Tata Ruang Desa Asimilasi Hirarki Tempat Pusat dengan Konsep Struktur Sarang Lebah (Gambar 3)
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.