Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Upaya Pengembangan Pariwisata
Kepariwisataan Pengantar: I Gede Iwan Suryadi,SE.,MM. Sabtu, 22 September 2018 STIKOM BALI 2007
2
Upaya Pengembangan Pariwisata
Pariwisata Alternatif (alternative tourism) Sebagai salah satu bentuk kepariwisataan yang timbul sebagai reaksi terhadap dampak-dampak negatif dari pengembangan dan perkembangan pariwisata konvensional. Sebagai bentuk kepariwisataan yang berbeda (yang merupakan alternatif) dari pariwisata konvensional untuk menunjang kelestarian lingkungan. Sabtu, 22 September 2018 STIKOM BALI 2007
3
Upaya Pengembangan Pariwisata (lanj’)
Pariwisata Modern atau Konvensional? Bentuk pariwisata yang kita kenal sekarang dewasa ini yang sering disebut pariwisata modern-bermula dari suatu bentuk kegiatan wisata yang dipelopori oleh Thomas Cook. Ia menyelenggarakan inclusive tour dari Leicester ke Loughborough p.p. pada tanggal 5 Juli 1842 dengan biaya 1 shilling/orang. Paket wisata (package tour) atau inclusive tour itu diikuti oleh 570 orang berkat upaya promosi yang dilakukan melalui iklan. Karena di waktu itu bentuk kegiatan wisata/pariwisata seperti itu merupakan suatu hal atau fenomena baru maka Thomas Cook kemudian dijuluki sebagai Bapak atau Arsitek Pariwisata Modern. Jenis atau bentuk kegiatan wisata yang dikemas dalam paket-paket wisata itulah yang sebelumnya disebut pariwisata modern. Namun dengan timbulnya berbagai pariwisata alternatif maka apa yang dulu disebut pariwisata modern itu kini disebut pariwisata konvensional. Sabtu, 22 September 2018 STIKOM BALI 2007
4
Upaya Pengembangan Pariwisata (lanj’)
Pariwisata Berskala Besar Sejak berakhirnya perang Dunia II, terutama sejak tahun 1960-an, dengan dimulainya pengoperasian pesawat terbang berbadan lebar, kegiatan wisata internasional mapun domestik, dan badan-badan usaha kepariwisataan (industri pariwisata) berkembang pesat sekali. Dewasa ini per tahunnya ada lebih dari 500 juta international tourism arrivals dengan lebih dari US$ 400 milyar belanja wisatawan internasional (international tourism expenditures). Belum lagi kegiatan wisata domestik dan pengeluaran wisatawan domestik. Dewasa ini badan-badan usaha kepariwisataan telah berkembang menjadi satuan industri pariwisata terbesar di dunia (the biggest single industry in the world). Sabtu, 22 September 2018 STIKOM BALI 2007
5
Upaya Pengembangan Pariwisata (lanj’)
Ciri Pariwisata konvensional Ciri dari pariwisata konvensional adalah Kegiatan wisata tersebut memiliki jumlah yang besar (mass tourism). Sebagian dikemas dalam satuan paket wisata (package tour). Pembangunan sarana dan fasilitas kepariwisataan berskala besar dan mewah. Memerlukan tempat-tempat yang dianggap strategis dengan tanah yang cukup luas. Sabtu, 22 September 2018 STIKOM BALI 2007
6
Upaya Pengembangan Pariwisata (lanj’)
Industri pariwisata menjadi sangat eksploitatif terhadap: Sumber Daya Manusia, khususnya masyarakat/penduduk setempat. Berbagai bentuk negatif tersebut antara lain: Terjadinya degradasi nilai-nilai sosial budaya Terjadinya degradasi nilai moral Komersialisasi prostitusi, termasuk prostitusi anak-anak Penggusuran penduduk, kemiskinan dan lain sebagainya Sumber Daya Alam Dampak negatif terhadap lingkungan: Pencemaran lingkungan Kerusakan lingkungan dan ekosistem Sabtu, 22 September 2018 STIKOM BALI 2007
7
Upaya Pengembangan Pariwisata (lanj’)
Reaksi Berbagai dampak negatif yang terjadi akibat adanya kegiatan pariwisata, terutama sekali yang terjadi pada masyarakat/penduduk setempat, menimbulkan keperihatinan di kalangan rohaniwan, cendikiawan dan tokoh-tokoh masyarakat. Keperihatinan mereka mendorong diselenggarakannya lokakarya internasional (international workshop) yang disponsori oleh the christian conference of Asia. Sabtu, 22 September 2018 STIKOM BALI 2007
8
Upaya Pengembangan Pariwisata (lanj’)
Rumusan definisi pengertian Pariwisata Alternatif adalah: “Alternative tourism is a process which promotes a just form of between members of different communities. It seeks to achieve mutual understanding, solidarity and equality among participants.” Sabtu, 22 September 2018 STIKOM BALI 2007
9
Upaya Pengembangan Pariwisata (lanj’)
Jenis pariwisata alternatif, yang merupakan alternatif dari pariwisata konvensional, timbul karena: Adanya asumsi bahwa pariwisata memerlukan lingkungan yang baik. Kesadaran bahwa pariwisata dapat digunakan sebagai instrumen untuk menunjang upaya pelestarian lingkungan. Sabtu, 22 September 2018 STIKOM BALI 2007
10
Upaya Pengembangan Pariwisata (lanj’)
Salah satu bentuk wisata alternatif, dalam artian jenis dan bentuk berbeda dari pariwisata konvensional, disebut dengan ecotourism. Semula ecotourism masih diidentikan dengan nature tourism atau wisata alam biasa seperti yang tercermin dari definisi yang dirumuskan oleh Hector Coballos-Lascurain, yang memperkenalkan istilah ecotourism pada tahun 1987, yaitu: “nature or ecotrourisme is tourism that consists in travelling to relatively undisturbed or uncontaminated natural areas with the specific objective of studying, admiring, and enjoying the scenery and its wild plants and animals, as well as any existing cultural manifestations (both past and present) found in these areas” Sabtu, 22 September 2018 STIKOM BALI 2007
11
Upaya Pengembangan Pariwisata (lanj’)
Pada tahun 1993 the ecotourism society, suatu organisasi nirlaba yang didirikan di Amerika Serikat pada tahun 1991, memberi rumusan definisi yang bersifat proaktif tentang pengertian ecotourism, yaitu: “Ecotourism is responsible travel to natural areas which conserves the environment and improves the welfare of local people.” Sabtu, 22 September 2018 STIKOM BALI 2007
12
Upaya Pengembangan Pariwisata (lanj’)
Perubahan Persepsi Berbagai dampak negatif pariwisata terutama disebabkan oleh pengembangan pariwisata yang dilakukan semata-mata dengan pendekatan ekonomi dimana pariwisata dipersepsikan sebagai instrumen untuk meningkatkan pendapatan, terutama pada bidang usaha swasta dan pemerintah. Untuk menghindari berbagai kekeliruan tersebut maka dilakukan pendekatan yang berbeda. Perubahan Persepsi tentang Pariwisata Pariwisata harus dipersepsikan sebagai suatu alat atau instrumen untuk meningkatkan: Kualitas hubungan antar manusia Kualitas hidup penduduk setempat Kualitas lingkungan hidup Sabtu, 22 September 2018 STIKOM BALI 2007
13
Upaya Pengembangan Pariwisata (lanj’)
Kriteria Pengembangan Pariwisata Untuk memberikan arahan yang lebih jelas tentang pengembangan pariwisata perlu ditetapkan beberapa kriteria seperti yang diperkenalkan oleh Rev Ron O’Grady berikut ini: Decision making about the form of tourism in any place must be made in consultation with the local people and be acceptable to them. A reasonable share of the profits derived from tourism must return to the people. Tourism must be based on sound environmental and ecological principles, be sensitive to local cultural and religious traditions and should not place any members of the host community in a position of inferiority. The number of tourism visiting an area should not be such that they overwhelms the local population and deny the posibility of genuine human encounter. Sabtu, 22 September 2018 STIKOM BALI 2007
14
Upaya Pengembangan Pariwisata (lanj’)
Pengembangan pariwisata perlu dijadikan sebagai bagian dari pembangunan nasional yang berkelanjutan (sustainable development). Maka pengembangan pariwisata harus dilakukan dalam kesatuan yang terpadu dengan sektor-sektor pembangunan lainnya. Kebijakan Pengembangan Wisata Alam Dari segi ekonomi ,pariwisata alam akan dapat menciptakan pekerjaan di daerah-daerah terpencil. Membutuhkan investasi yang relatif besar untuk pembangunan sarana dan prasarana. Sabtu, 22 September 2018 STIKOM BALI 2007
15
Upaya Pengembangan Pariwisata (lanj’)
Pendapatan dan Permintaan Pengelolaan kawasan wisata alam banyak menggunakan dana dari pendapatan pariwisata dari pengunjung; sebagai mekanisme pengembalian biaya pengelolaan dan pelestarian alam atau program pengembangan masyarakat. Kajian tentang tingkat pemulihan biaya perlu dipertimbangkan untuk mengetahui biaya untuk menutup investasi pengembangan pariwisata alam, pengeluarkan investasi pembangunan pariwisata alam dan pengoperasiannya dan disamping juga harus mampu menutup biaya tidak langsung akibat dampak negatif kegiatan pariwisata tersebut terhadap masyarakat (social cost). Agar dapat memperoleh keuntungan, pendapatan yang ditentukan harus lebih besar dari semua biaya yang dikeluarkan dalam eangka pengusahaan pariwisata. Namun untuk pengelolaan kawasan pelestarian alam, keuntungan yang dicari adalah keuntungan yang optimal. Sabtu, 22 September 2018 STIKOM BALI 2007
16
Upaya Pengembangan Pariwisata (lanj’)
Kesempatan kerja dan usaha bagi masyarakat Salah satu peluang bagi masyarakat di sekitar obyek wisata alam adalah kesempatan bekerja pada obyek wisata, baik sebagai tenaga staf maupun sebagai tenaga buruh kerja. Pengembangan suatu obyek wisata akan memberi dampak positif bagi kehidupan ekonomi masyarakat, yaitu membuka kesempatan berusaha seperti; usaha penyediaan makanan, minuman dan usaha transportasi baik tradisional maupun konvensional. Hal ini sesuai dengan penjelasan Undang-Undang No.5/1990 pasal 34 ayat 4, yaitu memberi kesempatan kepada rakyat untuk ikut berperan dalam usaha di kawasan pelestarian alam. Sabtu, 22 September 2018 STIKOM BALI 2007
17
Upaya Pengembangan Pariwisata (lanj’)
Pengusahaan pariwisata alam Untuk menciptakan iklim usaha dan peluang ekonomi yang secara profesional memanfaatkan kegiatan wisata alam, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijaksanaan. Sebelum ada SK Menteri Kehutanan No. 687/Kpts-II/1989, terdapat 4 perusahaan wisata alam di 4 lokasi kawasan pelestarian alam. Sesudahnya, ada 12 perusahaan pariwisata alam baru di 34 lokasi kawasan pelestarian alam. Sesudah terbitnya Peraturan Pemerintah No.18/1994, bertambah 2 perusahaan wisata alam baru di 3 lokasi kawasan pelestarian alam. Sabtu, 22 September 2018 STIKOM BALI 2007
18
Upaya Pengembangan Pariwisata (lanj’)
Penerimaan Negara Prospek kegiatan pariwisata alam dalam memberikan andil dalam penerimaan negara cukup besar, baik untuk penerimaan langsung (karcis masuk, pungutan iuran pengusahaan pariwisata alam/PIPPA dan pungutan usaha pariwisata alam/PUPA) maupun tak laungsung melalui pengeluaran wisatawan. Sabtu, 22 September 2018 STIKOM BALI 2007
19
Upaya Pengembangan Pariwisata (lanj’)
Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara (Wisnus) TAHUN WISNUS PERJALANAN RATA-RATA PENGELUARAN TOTAL PENGELUARAN (000 orang) (000) PERJALANAN PER PERJALANAN (000 Rupiah) (Triliun Rupiah) , , , , , , , , , , 2006* 114, , 2007** 116, , * Angka sementara ** Angka sangat sementara Catatan: Pengeluaran per perjalanan adalah rata-rata tertimbang dari setiap provinsi Sumber: Pusat Data dan Informasi Sabtu, 22 September 2018 STIKOM BALI 2007
20
STIKOM BALI 2007 FAQ:gedeiwan@gmail.com
Statistik Outbound Tahun Rata-rata Pengeluaran/Orang (US$) Rata-rata Lama Tinggal (Hari) Per Kunjungan Per Hari , , ,14 , , ,12 , , ,04 Tahun Outbound Devisa Ke Luar Kunjungan Perubahan (%) US$ (Juta) Perubahan (%) ,71 - , ,49 16,42 , ,50 6,41 Sumber: Outbound Survey, Litbang Budpar Sabtu, 22 September 2018 STIKOM BALI 2007
21
(info: http://gedeiwan.multiply.com)
selesai (info: Sabtu, 22 September 2018 STIKOM BALI 2007
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.