Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehWidyawati Gunardi Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Peran Hati Nurani Ferly David, M.Si.
2
Kasus Hakim Yang Tergiur suap
Seorang Hakim yang jujur, ketika mau pensiun ditawari sejumlah besar uang jika saja ia mau membebaskan tersangka korupsi yang ditanganinya. Dia memutuskan untuk menerima uang itu karena memang sangat membutuhkannya, selain untuk membeli rumah bagi tempat tinggalnya nanti jika harus meninggalkan rumah dinasnya, ia juga masih harus membiayai dua anaknya yang sedang kuliah. Memang tidak ada seorangpun yang tahu tentang “kecurangan” yang dilakukannya. Tetapi sepanjang masa pensiunnya, ia menyesali perbuatan di akhir masa tugasnya itu sebagai yang telah menodai kesetiaan dan kejujurannya sepanjang 35 tahun pengabdiannya bagi dunia pengadilan. Apa yang menyebabkan hidup sang hakim jadi tidak tenteram?
3
Kasus Thomas Grissom Thomas Grissom bekerja dalam kedudukan yang cukup penting di sebuah perusahaan yang memproduksi sumber energi nuklir di Amerika. Grissom kemudian menyadari bahwa bahan yang diproduksi oleh perusahaan tempat dia bekerja itu adalah bahan yang bisa menimbulkan akibat amat buruk bagi kehidupan manusia, apalagi jika dipakai untuk pembuatan senjata. Grissom memutuskan untuk berhenti bekerja dari perusahaan itu. Dan sebagai akibatnya, ia bukan hanya kehilangan mata pencahariannya, tetapi ia juga dikecam oleh keluarganya serta ditinggalkan oleh istrinya. Siapa yang mendorong Grissom untuk mengambil keputusan seperti itu?
4
Apakah Hati Nurani Itu? Kebebasan Norma-Norma Instansi (dalam diri
sendiri) yang menilai perbuatan-perbuatan yang kita lakukan Perintah Pilihan Tindakan Perintah Pilihan Tindakan Kesadaran akan kewajiban saya dalam situasi konkrit Dengan ini Pilihan Tindakan Larangan Pilihan Tindakan Larangan
5
Pembatasan Kebebasan:
Tempat Hati Nurani Otonomi Moral Pembatasan Kebebasan: Keluarga, Masyarakat, Agama, Negara. Ruang Kebebasan: Fisik, Psikis, Moral Peran Hati Nurani
6
Kapan Hati Nurani Menilai?
Prospektif Retrospektif Hati Nurani Penilaian terhadap Perbuatan-perbuatan Yang telah berlangsung Penilaian terhadap Perbuatan-perbuatan Yang akan datang Kasus Hakim Yang Tergiur Menerima Suap Kasus Thomas Grissom Berhenti dari pabrik Nuklir
7
Sifat Hati Nurani Personal Adi – Personal Hati Nurani
Melebihi pribadi kita (menerangi pribadi kita) Adi – Personal Tidak dapat ditawar dengan pertimbangan untung - rugi Hati Nurani Berbicara atas nama dan penilaian saya sendiri Personal Diwarnai dan berkembang bersama seluruh kepribadian kita
8
Dimensi-dimensi Subyektif Hati Nurani
Rasio Rasa Keputusan etis lahir dari penanalaran yg rasional (ada kesadaran universal). Nurani bersifat rasional (kebenaran argumentatif) Pernyataan moral berkaitan dengan rasa: jahat/baik, buruk/bagus, kejam/lembut dst. Nurani bersifat intuitif (menyangkut perasaan)
9
Hati Nurani dan Struktur Kepribadian
Hati nurani berbeda dengan superego. Superego hanya menekan, mengerem, menegur tanpa mempedulikan tepat-tidaknya hal itu dari segi tanggung-jawab. Hati nurani menyangkut unsur pengertian secara obyektif & tanggungjawab. Kepribadian menurut Sigmund Freud Super Ego Ego Kasus orang tua yang tinggal di Panti-jompo Kasus anak-anak yang jadi pengamen jalanan Id
10
Perkembangan Moral Pra-Konvensional (anak-anak) Konvensional (Remaja)
Hukuman dan Kepatuhan Relativis - Instrumental Konvensional (Remaja) Kesepakatan (anak manis) Hukum dan Ketertiban Lawrence Kholberg Pasca-Konvensional (Dewasa) Kontrak Sosial Legalistis Prinsip Etika Universal Perkembangan Moral tidak selalu berjalan seiring Pertambahan usia
11
Pembinaan Hati Nurani Hati Nurani menerjemahkan pendapat moral dalam situasi konkrit. Tetapi suatu pendapat moral harus terbuka bagi setiap argumen, bantahan, pertanyaan, keraguan pihak lain. Karena itu hati nurani tidak menggantikan usaha kita untuk mempelajari dengan teliti dan mendalam prinsip dan norma moral. Hati nurani bisa “tumpul” jika tidak diasah dengan baik. Jadi hati nurani harus dididik. Perlu keterbukaan dan kemauan belajar. Perlu diperhatikan, bahwa mengikuti suara hati belum tentu keputusan kita benar (hati nurani bagaimanapun tetap dapat keliru).
12
Shame Culture Vs Guilt Culture
Shame Culture adalah kebudayaan dimana pengertian-pengertian seperti “kehormatan”, “reputasi”, “nama baik”, “status”, “gengsi” sangat ditekankan. Di sini, bukan perbuatan obyektif (jahat atau baik) yang penting, tetapi diketahui atau tidak oleh orang lain. Sangsinya berasal dari luar, yaitu apa yang dikatakan dan difikirkan oleh lingkungannya. Guilt culture adalah kebudayaan dimana pengertian-pengertian seperti “kebersalahan”, “dosa”, “tanggung-jawab” sangat dipentingkan. Di sini yang penting dan dinilai adalah perbuatan obyektif yang dilakukan. Penilaian dilakukan oleh diri sendiri. Sangsinya berasal dari dalam, yaitu rasa bersalah, atau ketenangan batin.
13
Pertanyaan Pengarah Jelaskan apa yang dimaksud dengan hati nurani! Bagaimana hubungannya dengan pengambilan keputusan etis? Mengapa hati nurani disebut berifat personal sekaligus adi-personal? Jelaskan Adakah hubungan hati nurani dengan perasaan? Jelaskan. Jelaskan hubungan hati nurani dengan kepribadian. Apakah moral itu berkembang? Bagaimana? Jelaskan apa yang anda ketahui tentang shame culture dan guilt culture
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.