Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

ANTI FUNGI / ANTI JAMUR. Infeksi jamur terjadi di tempat yang sedikit menerima aliran darah seperti kulit, kuku dan rambut. Hal ini membuat distribusi.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "ANTI FUNGI / ANTI JAMUR. Infeksi jamur terjadi di tempat yang sedikit menerima aliran darah seperti kulit, kuku dan rambut. Hal ini membuat distribusi."— Transcript presentasi:

1 ANTI FUNGI / ANTI JAMUR

2 Infeksi jamur terjadi di tempat yang sedikit menerima aliran darah seperti kulit, kuku dan rambut. Hal ini membuat distribusi obat ke daerah itu sangat sulit jika diberikan secara sistemik, maka pemberian secara lokal sangat penting. Infeksi jamur sangat ditentukan oleh peran hospes, karena banyak infeksi jamur bersifat oportunistik, seperti :

3 Infeksi karena jamur disebut sebagai Mycosis. Infeksi Jamur digolongkan menurut lokasi infeksinya  Infeksi candida albican yang menyebabkan keputihan menyebabkan keputihan

4 1. Mycosis Sistemic (Infeksi Jamur Sistemik) Terdiri dari : Terdiri dari : Deep Mycosis :  Aspergilosis  Blastomycosis  Coccidioidomycosis  Cryptococcosis  Histoplasmosis  Candidiasis

5 Subcutan Mycosis :  Chromomycosis  Mycetoma  Sporotricosis

6 2. Dermatofit : Infeksi jamur menyerang : Infeksi jamur menyerang :  Kulit  rambut  kuku Yang disebabkan oleh : Epidermopyton Microsporum

7 3. Mycosis Mucocutan : Infeksi jamur pada mukosa dan lipatan Infeksi jamur pada mukosa dan lipatan kulit yang lembab. kulit yang lembab. Disebabkan oleh Candida Disebabkan oleh Candida

8 Anti Fungi dan Struktur Kimiawinya Golongan Azol Golongan Polien Golongan Lain Imidazol (2 N) Topikal - Clotrimazol - Econazol - Sulconazol Topikal dan Sistemik - Ketokonazol - Mikonazol Amfoterisin B NistatinFlusitosinGriseofulfinTerbinafin Triazol (3 N) Sistemik - Flukonazol - Itrakonazol

9 I. Antifungi Polien Termasuk golongan ini adalah Amfoterisin B dan Nistatin yang bekerja mengikat Ergosterol pada dinding sel jamur  mengakibatkan membran sel jamur bocor dan licin

10 Amfoterisin menyebabkan nefrotoksik, karena itulah hanya digunakan pada kasus-kasus berat dan yang mengalami gangguan imunitas Nistatin juga toksik, maka hanya untuk topikal untuk terapi infeksi kulit/vagina Pada penggunaan peroral, nistatin untuk infeksi kandida albikan di mukosa GI

11 II. Antifungi Golongan Azol Dinamakan azol karena mempunyai Dinamakan azol karena mempunyai cincin azol. cincin azol. Cincin azol dengan 2 N disebut imidazol, termasuk dalam golonagn ini : - Imidazol - Klotrimazol - Ekonazol - Mikonazol - Ketokonazol Tidak diabsorbsi baik secara oral topikal diberikan topikal untuk infeksi Dermatopita dan kandida albikan

12 Ketokonazol Absorbsi baik peroral untuk mikosis lokal dan sistemik Dapat menyebabkan nekrosis hati dan supresi adrenal

13 Cincin azol dengan 3 N disebut triazol, termasuk dalam golonagn ini : - Flukonazol : dapat peroral, iv - Untuk mikosis superfisial dan sistemik - Tidak hepatotoksik dan tidak menghambat sintesis steroid adrenal menghambat sintesis steroid adrenal

14 Itrakonazol - Untuk aspergilus - Diabsorbsi peroral Varikonazol - Obat baru spektrum luas - Untuk infeksi yang mengancam jiwa

15 Golongan Azol bekerja menghambat sintesis ergosterol Triazol lebih baik dalam distribusi dan efek samping lebih sedikit Golongan azol merupakan antifungi berspektrum luas

16 Golongan Lain Terbinafin dan griseovulfin Terbinafin bekerja menghambat sintesis ergosterol Griseovulfin terikat di keratin, sehingga kulit akan resisten terhadap infeksi jamur Keduanya digunakan secara oral Untuk infeksi jamur secara superfisial di kulit, rambut dan kuku

17 ANTI JAMUR UNTUK INFEKSI SISTEMIK

18 GOLONGAN IMIDAZOL Ketokonazol  Efektif terhadap Candida  Cryptococcosus neoforman  Coxidioides immitis  Histoplasmosis capsulatum  Aspergilus.

19 Mekanisme kerja : Menghambat sintesis Ergosterol dan Menimbulkan kerusakan pada dinding sel jamur

20 Farmakokinetik : Absorbsi baik melalui oral. Absorbsi akan menurun pada pH cairan lambung yang tinggi / bila diberi bersama antasid / antihistamin. Setelah pemberian oral, obat ini ditemukan dalam :  urin  kelenjar lemak  air liur  kulit  tendon & ciran synovial

21 Efek samping dan toxicitas :  Mual,  Gynecomastia  Rush  Pruritus  Hepatitis cholestatic  Blokade sintesis kortisol  Blokade testosteron (reversible)

22 Kadang-kadang timbul :  Nyeri kepala  Vertigo  Nyeri epigastrik  Photophobia  Gusi berdarah  Trombocytopenia Dapat meningkatkan aktifitas enzim hati  Kerusakan hati

23 Indikasi :  Histoplasmosis paru  Tulang  Sendi  Jaringan lemak Untuk Meningitis cryptococcus, Penetrasi kurang baik

24 Ketokonazol tidak bermanfaat untuk Infeksi jamur sistemik yang berat Efektif untuk :  Cryptococcus non meningeal  Paracoxidioidomycosis  Dermatomycosis  Candidiosis (mucocutan, vagina dan rongga mulut)

25 Dosis : Tab : 200 mg/hari per oral selama 5 hari Dosis tunggal Untuk Candidiasis vagina : 2 tab (400 mg) dosis tunggal 5 hari Dosis anak : 5 mg/kgBB per hari Tab harus diberi bersama makan

26 Fluconazol Suatu derivat Triazole anti jamur yang poten. Bekerja menghambat pembentukan sterol pada membran sel jamur. Aktif terhadap :  Cryptococcus neoforman  Infeksi jamur intra cranial  Microsporum  Trichopyton

27 Farmakokinetik Absorbsi peroral tidak dipengaruhi oleh adanya makanan. Kadar puncak dalam plasma diperoleh 0,5 – 1,5 jam Dosis dan Cara Pemberian Dosis dan Cara Pemberian Dosis harian disesuaikan dengan organisme penyebab dan respon penderita Yaitu :

28 1.Meningitis cryptococcus, hari pertama 400 mg dilanjut dengan hari pertama 400 mg dilanjut dengan 1 x 200-400 mg/hari selama 6-8 minggu 1 x 200-400 mg/hari selama 6-8 minggu 2.Candidemia/Candidiasis lain : 400 mg hari pertama dilanjut 200 mg 400 mg hari pertama dilanjut 200 mg tiap hari. Dosis dapat ditingkatkan tiap hari. Dosis dapat ditingkatkan tergantung respon tergantung respon 3. Candidiasis oropharyngeal 1 x 50 mg selama 7-14 hari 1 x 50 mg selama 7-14 hari

29 Amfotericin B  Untuk infeksi jamur sistemik diberikan per infus secara perlahan-lahan. per infus secara perlahan-lahan.  Sukar penetrasi ke SSP  Untuk Meningitis Jamur, pemberian secara intratecal secara intratecal  Sering dikombinasi dengan Flusitocin untuk pengobatan Meningitis oleh untuk pengobatan Meningitis oleh Candida dan Candidiasis sistemik Candida dan Candidiasis sistemik (untuk memperlambat resistensi) (untuk memperlambat resistensi)

30 Juga dapat diberikan bersama dengan Rifampicin atau Tetracyclin (untuk mengurangi dosis Amfotericin B) Mempunyai aktifitas Fungicida dan Fungistatis terhadap sel jamur yang sedang tumbuh atau tidak

31 Indikasi : Untuk infeksi jamur sistemik seperti :  Histoplasmacapsulatum  Cryptococcus neoforman  Coxidioides immitis  Candida albican  Blastomyses

32 Efek Samping Obat Dalam dosis terapeutik menimbulkan gangguan :  fungsi ginjal  Fungsi hepatoseluler  Anemia  Tekanan darah   shock  Gangguan keseimbangan elektrolit  (Hipokalemia)  Gejala-gejala neurologik


Download ppt "ANTI FUNGI / ANTI JAMUR. Infeksi jamur terjadi di tempat yang sedikit menerima aliran darah seperti kulit, kuku dan rambut. Hal ini membuat distribusi."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google