Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

5. Imunodefisiensi Adalah kondisi dimana salah satu atau beberapa komponen respon imun mengalami penurunan jumlah atau fungsi Hal ini menyebabkan tubuh.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "5. Imunodefisiensi Adalah kondisi dimana salah satu atau beberapa komponen respon imun mengalami penurunan jumlah atau fungsi Hal ini menyebabkan tubuh."— Transcript presentasi:

1 5. Imunodefisiensi Adalah kondisi dimana salah satu atau beberapa komponen respon imun mengalami penurunan jumlah atau fungsi Hal ini menyebabkan tubuh kita mudah sekali terkena penyakit Imunodefisiensi dibagi menjadi 2 : Imunodefisiensi primer : dibawa sejak lahir (faktor genetik) bukan karena faktor eksternal Imunodefisiensi sekunder : didapatkan karena faktor dari luar, semisal infeksi HIV, kekurangan nutrisi, dll

2 Imunodefisiensi Primer Terjadi karena adanya mutasi pada gen-gen yang berperan pada sistem imun Mutasi ini diturunkan dari orang tua kepada anak Hal ini mengakibatkan defisiensi pada sistem imun non spesifik, limfosit T dan B

3 Macam-macam Imunodefisiensi Primer Imunodefisiensi bisa terjadi pada sistem imun non spesifik, limfosit T dan B Sindroma-sindroma yang dihasilkan sangat bervariasi Sindroma ini bukan suatu kasus yang sering terjadi, cenderung jarang terjadi Bisa dibedakan menjadi : 1.Defisiensi pada limfosit T 2.Defisiensi pada limfosit B 3.Defisiensi pada sistem imun non spesifik/innate

4 Macam-macam Imunodefisiensi Primer Contoh defisiensi pada limfosit T : severe combined immunodeficiency (SCID), DiGeorge’s Syndrome Contoh defisiensi pada limfosit B : X-agammaglobulinemia Contoh defisiensi pada sistem imun non spesifik : severe congenital netropenia

5 Agammaglobulinemia tipe Bruton X linked Merupakan defisiensi sistem imun humoral, hanya mengenai anak laki-laki. Diturunkan melalui kromosom X (X linked). Mekanisme dasar penyakit: berkurangnya limfosit B pada darah tepi dan organ imun perifer, seperti tonsil, limpa dan kelenjar getah bening. Diduga ada kelainan pada gen yg diperlukan untuk proses maturasi atau diferensiasi sel pre-B menjadi sel B yg matang.

6 Secara klinis gejala yg timbul adalah infeksi berulang dgn bakteri piogen, misal berupa konjungtivitis, otitis media, faringitis, bronchitis, pneumonia dan infeksi kulit. Penderita dpt mengalami komplikasi paralysis dan ensefalitis pasca imunisasi polio namun patogenesisnya belum jelas. Penderita cenderung menderita penyakit autoimun spt artritis rheumatoid, lupus eritematosus, dermatomiositis serta infeksi persisten dgn Giardia lamblia.

7 Common Variable Immunodeficiency (CVI) Secara umum jumlah sel B cukup, namun terdapat cacat pada proses diferensiasi atau fungsi terminalnya. Cacat tersebut berupa kegagalan sel B untuk berdiferensiasi menjadi sel plasma sehingga pembentukan imunoglobulin kurang memadai jumlahnya atau berupa kelainan intrinsik pada sel B sendiri. Secara klinik kelainan ini ditemukan pada laki-laki dan perempuan pada masa anak-anak dan dewasa muda.

8 Defisiensi Ig A selektif Banyak ditemukan pada orang kulit putih. Dapat terjadi secara familial atau sekunder akibat infeksi campak, toxoplasma atau virus lainnya. Mekanisme yang mendasari adalah cacat pada proses diferensiasi sel B membentuk Ig A. Penderita kelainan ini bisa asimtomatik.

9 Gejala klinik biasanya berupa infeksi berulang pada daerah mukosa seperti saluran pernafasan, saluran cerna dan urogenital. Hal ini karena selain Ig A serum yang rendah juga Ig A sekretori yang merupakan sawar pada pertahanan utama pada mukosa berkurang. Penderita juga cenderung mengalami penyakit alergi dan autoimun.

10 Sindroma DiGeorge (Hipoplasia Timus) Disebabkan karena kekagalan perkembangan saccus faringeal 3 dan 4 pada minggu ke-8 kehamilan. Akibatnya terjadi hipoplasia dan aplasia kelenjar timus dan paratiroid, serta malformasi jantung dan pembuluh darah besar. Bentuk mulut, hidung dan muka juga abnormal.

11 Imunitas seluler tidak ada (limfosit T tdk ada pada darah tepi sedangkan parakorteks kelenjar getah bening limpa, sel plasma dan kadar imunoglobulin cenderung normal. Penderita sangat rentan terhadap infeksi virus dan jamur disertai tetani akibat aplasia kelenjar paratiroid. Dengan transplantasi timus penderita dapat tertolong.

12 Sindroma Wiskott-Aldrich Kelainan ini bersifat X-linked recessive, ditandai dgn trombositopenia, eksema dan infeksi berulang yg dapat bersifat fatal. Mekanisme kelainan ini adalah cacat pada protein membran dan cacat pada pematangan sel pokok hematoipoetik.

13 Secara klinik penderita semula menunjukkan kelenjar timus yang normal namun berangsur terjadi penurunan jumlah sel T secara progresif di sirkulasi darah dan daerah parakorteks kelenjar getah bening. Penderita cenderung mengalami infeksi berulang, trombositopenia dan eksem. Juga rentan terhadap keganasan limfoid.

14 Penyakit Imunodefisiensi Gabungan yang Berat Merupakan kombinasi defisiensi imun seluler dan humoral. Dikenal 2 kelompok kelainan yaitu yang diturunkan secara autosomal recessive dan X-linked recessive. Secara klinis penderita menunjukkan kerentanan terhadap berbagai jenis infeksi, baik bacterial, jamur maupun virus dan tidak dijumpai imunoglobulin dalam darah. Pengobatan kasus ini dicoba dgn transplantasi sumsum tulang dan terapi gen

15 Defisiensi sistem komplemen Komplemen merupakan substansi penting dalam reaksi radang dan respon imun shg defisiensi komplemen akan menyebabkan gangguan sesuai fungsinya. Contoh defisiensi C3 berdampak pada kerentanan terhadap infeksi bakteri piogenik. Defisiensi C1q, C2, C4  rentan thd penyakit kompleks imun krn pemusnahan kompleks imun dari sirkusi terhambat Defisiensi C5-C8  rentan thd neisseria (gonore)

16 Cacat fungsi sistem fagosit Sangat jarang terjadi, bermanifestasi sebagai radang granulomatosa yang dikenal sebagai Job system dan beberapa kelainan kongenital lainnya. Gangguan ini menyebabkan kegagalan untuk melawan infeksi.

17 Imunodefisiensi Sekunder Adalah penurunan respon imunitas karena faktor eksternal, seperti infeksi HIV, malnutrisi, kemoterapi

18 Infeksi HIV Human Immunodeficiency Virus (HIV) dapat menyebabkan imunodefisiensi sekunder Virus ini dapat menyerang sel limfosit T CD4 + Virus menggunakan CD4 + sebagai reseptornya untuk masuk ke dalam sel Limfosit akan rusak dan jumlahnya semakin menurun  defisiensi respon imun Apabila infeksi atau musnahnya sel limfosit T CD4+ < 200 sel/ml darah  AIDS

19 Penurunan jumlah sel T CD4 + akibat HIV/AIDS

20 Perjalanan infeksi HIV - AIDS

21 AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) Pada tahap ini penderita mengalami infeksi oportunistik (infeksi penyerta) yang ada akibat lemahnya respon imun penderita Infeksi oportunistik ini antara lain Hepatitis B Hepatitis C Tuberkulosis Kandidiasis pada mulut Dll Infeksi opotunistik ini dapat mengakibatkan kematian bagi pasien

22 Cara penularan HIV

23 HIV tidak bisa ditularkan melalui….

24 Terapi untuk penderita HIV/AIDS Terdapat obat antiretroviral yang dapat menekan infeksi oportunistik seperti tuberkulosis, hepatitis, kandidiasis, dll Obat antiretroviral ini harus diminum seumur hidup Memiliki efek samping terhadap penderita Terdapat kejadian resistensi terhadap antiretroviral Saat ini belum ada vaksin yang efektif untuk mencegah penularan HIV

25 6. INFEKSI OPORTUNISTIK

26 Definisi Infeksi oleh organisme yang biasanya tidak menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem kekebalan yang normal (sehat), tetapi dapat mengenai orang dengan sistem kekebalan yang tertekan 25 April 201826

27 Penyebab IO Bakteri/Mycobacterium Salmonella Mycobacterium Avium Complex Jamur Candida albicans Pneumocystis jiroveci Aspegillus Cryptococcus Histoplasma Protozoa Toksoplasma Cryptospodia Virus Cytomegalovirus Herpes simplex Herpes zoster Hepatitis Human Papilloma Virus Keganasan Sarkoma Kaposi Limfoma 25 April 201827

28 25 April 201828 Pd Orang dgn Imunosuppresi IO lebih sering terjadi, lebih berat dan kurang respon terhadap pengobatan yg dianjurkan Infeksi bakteri, virus, jamur dan parasit yang “non- opportunistic” juga lebih sering terjadi dan sering kambuh setelah pengobatan

29 25 April 201829

30 25 April 201830 Infeksi Oportunistik * Semua organ, >> hubungan dengan dunia luar  kulit, mulut, paru dan saluran cerna. * Jarang pd organ yang terlindungi seperti otak  pada stadium akhir penyakit.

31 25 April 201831 Efek ART terhadap Insidens dan Manajemen IO ART merupakan kunci utk menurunkan morbiditi yg terkait dengan infeksi HIV ART menurunkan insidens IO dan memperbaiki survival, yg tdk tergantung kpd profilaksis antimikroba –Tdk dpt menggantikan kebutuhan profilaksis antimikroba pd supresi imun yg berat Menurunkan mortaliti pd infeksi HIV Perbaikan dalam fungsi kekebalan dpt mengatasi atau menurunkan beratnya IO tertentu

32 25 April 201832 ART yg diberikan selama ada IO dpt menyebabkan reaksi inflamasi yg berat ART dapat menyebabkan presentasi IO yg atipikal –Hal ini memerlukan pananganan khusus Efek ART terhadap Insidens dan Manajemen IO


Download ppt "5. Imunodefisiensi Adalah kondisi dimana salah satu atau beberapa komponen respon imun mengalami penurunan jumlah atau fungsi Hal ini menyebabkan tubuh."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google