Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

1. 2 Suatu pernyataan akan memiliki bentuk susunan minimal terdiri dari subjek diikuti predikat, baru kemudian dapat diikuti objeknya. Setiap kalimat.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "1. 2 Suatu pernyataan akan memiliki bentuk susunan minimal terdiri dari subjek diikuti predikat, baru kemudian dapat diikuti objeknya. Setiap kalimat."— Transcript presentasi:

1 1

2 2 Suatu pernyataan akan memiliki bentuk susunan minimal terdiri dari subjek diikuti predikat, baru kemudian dapat diikuti objeknya. Setiap kalimat atau pernyataan tetap dapat dianggap satu buah proposisi. Proposisi adalah setiap pernyataan yang hanya memiliki satu nilai benar atau salah.

3 3 Adalah logika yang menangani/ memproses/memanipulasi penarikan kesimpulan secara logis (logical derivation) dari proposisi-proposisi. Proposisi yang tidak dapat dipecah lagi disebut proposisi atomik dan jika dirangkai dengan perangkai akan menjadi proposisi majemuk.

4 4 Proposisi atomik dapat dijumpai hanya terdiri dari satu kata. Tidak semua pernyataan dapat dijadikan proposisi, tetapi pernyataan yang tidak lengkap dapat dijadikan lengkap dan dianggap proposisi.

5 5 Contoh : Belajarlah ! Diubah menjadi kalimat yang lengkap : Anda harus belajar dengan rajin Contoh : Belajarlah, atau Anda gagal ! Kalimat lengkapnya : Anda harus belajar dengan rajin atau Anda akan gagal ujian.

6 6 Adalah kumpulan pernyataan yang disebut premis-premis dan diikuti oleh kesimpulan yang selaras dengan premis- premisnya. Ada suatu argumen yang dikatakan secara logis kuat (logically sound), tetapi ada juga yang secara logis tidak kuat (fallacy).

7 7 Contoh 1 : Jika Anda belajar rajin, maka Anda lulus ujian. Jika Anda lulus ujian, maka Anda senang. Dengan demikian, jika Anda belajar rajin, maka Anda senang. Contoh 2 : Program komputer ini mempunyai bug, atau masukannya salah. Masukannya tidak salah. Dengan demikian, program komputer ini mempunyai bug.

8 8 Jika premis-premis bernilai benar, maka kesimpulan juga harus bernilai benar, sehingga argumen tersebut disebut argumen yang secara logis kuat (sound argument). Argumen pada contoh 1 menggunakan perangkai “jika…maka…(if…then…)” untuk merangkai dua pernyataan sehingga membentuk pernyataan majemuk sedangkan argumen pada contoh 2 menggunakan perangkai “atau (or)”

9 9 Setiap huruf akan menggantikan satu proposisi yang mempunyai arti sama dan yang berada di setiap pernyataan di dalam argumen tersebut, termasuk pada semua premis-premis dan kesimpulan, baik berbentuk majemuk ataupun tunggal. Untuk memudahkan memanipulasi suatu pola untuk argumen, Aristoteles menggantinya dgn huruf-huruf tertentu seperti P, Q, R dst. Dlm referensi ini, digunakan huruf A,B, C, dst untuk memudahkan ingatan.

10 10 Contoh 3 : A = Anda rajin belajar B = Anda lulus ujian C = Anda senang Selanjutnya, bentuk argumen tsb menjadi : 1.Jika A, maka B 2.Jika B, maka C 3.Jika A, maka C Bentuk argumen diatas dinamakan Silogisme Hipotetis (Hypothetical Syllogism).

11 11 Contoh 4 : A = Program komputer ini mempunyai bug B = Masukannya salah Selanjutnya, bentuk argumen tsb menjadi : 1. A atau B 2. Tidak B 3. A Bentuk argumen diatas dinamakan Silogisme Disjungtif (Disjunctive Syllogism).

12 12 Contoh 5 : 1. Jika lampu lalu lintas menyala merah, maka semua kendaraan berhenti. 2. Lampu lalu lintas menyala merah. 3. Dengan demikian,semua kendaraan berhenti. A = Lampu lalu lintas menyala merah B = Semua kendaraan berhenti Selanjutnya, bentuk argumen tsb menjadi : 1. Jika A, maka B 2. A 3. B Bentuk argumen diatas dinamakan Modus Ponens (MP) atau Modus Ponendo Ponens (MPP)

13 13 Contoh 6 : 1. Jika Badu rajin belajar, maka ia lulus ujian. 2. Badu tidak rajin belajar. 3. Dengan demikian, Badu tidak lulus ujian. A = Badu rajin belajar B = Badu lulus ujian Selanjutnya, bentuk argumen tsb menjadi : 1. Jika A, maka B 2. Tidak A 3. Tidak B Bentuk argumen diatas dinamakan Modus Tollens (MT) atau Modus Tollendo Tollens (MTT)

14 14 Pernyataan yang berbunyi “Program komputer ini mempunyai bug” pada contoh 4 adalah contoh suatu proposisi yang bisa bernilai benar atau salah. Disini terjadi apa yang disebut dikotomi (dichotomy), hanya ada 2 pilihan, yaitu benar atau salah, dan dengan catatan hanya digunakan pengertian yang bersifat teknis atau pasti. Pernyataan apa saja yang mempunyai nilai benar atau salah disebut proposisi.

15 15 Contoh : Angka 13 adalah angka sial. Angka 4 adalah angka sial. Angka 8 adalah angka keberuntungan. Warna merah adalah warna bahagia. 4 + y = 10 Dalam contoh diatas, proposisi tidak bisa dipakai karena nilai benar atau salah tidak bisa secara teknis dapat ditentukan.

16 16 Pernyataan yang berupa kalimat perintah (commands) dan kalimat pertanyaan (questions) tidak bisa dipakai pada proposisi. Contoh : Badu, kerjakan tugas tersebut ! Badu, apakah engkau sudah mengerjakan tugas tersebut ? Suatu proposisi tidak boleh digantikan dengan proposisi lain yang artinya sama. Contoh : Badu tidak lapar Badu kenyang

17 17 Pemberian nilai (assignment) pada variabel- variabel proposisional, hanya ada T dan atau F. Simbol berupa huruf T dan F disebut konstanta-konstanta proposisional. Proposisi yang berisi satu variabel proposisional atau satu konstanta proposisional disebut proposisi atomik. Semua proposisi bukan atomik disebut proposisi majemuk dan semua proposisi majemuk memiliki minimal satu perangkai logika.

18 18 Argumen yang berbentuk silogisme dan valid terdiri dari dua premis yang diikuti satu kesimpulan, contohnya : silogisme disjungtif, modus ponens, dll. Pemberian nilai pada proposisi berupa T (True=1) atau F (False=0) merupakan dasar ilmu digital atau bahasa mesin yang dimengerti oleh komputer. Pemberian nilai dari proposisi majemuk tergantung dari perangkai yang digunakan.


Download ppt "1. 2 Suatu pernyataan akan memiliki bentuk susunan minimal terdiri dari subjek diikuti predikat, baru kemudian dapat diikuti objeknya. Setiap kalimat."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google