Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
SISTEM PENILAIAN PPG DALJAB
ASSALAMUALAIKUM Wr. Wb. SISTEM PENILAIAN PPG DALJAB Surakarta, 27 Agustus 2018 Sutama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Hp:
2
Batasan Pengukuran Pengukuran (measurement): proses pemberian angka atau bentuk kuntitatif pada objek-objek atau kejadian-kejadian menurut sesuatu aturan yang ditetapkan. Angka dalam pengukuran diklasifikasikan dlm 4 kategori: Skala nominal: bersifat kategorikal, hanya menunjukkan perbedaan antara kelompok: jenis kelamin; Skala ordinal: menunjukkan adanya urutan/jenjang tanpa mempersoalkan jarak antar urutan: ranking; Skala interval: menunjukkan adanya jarak yang sama dari angka yang berurutan dari yang terendah ke tertinggi dan tidak memiliki harga nol mutlak: ukuran panjang suatu benda dalam satuan meter; dan Skala rasio (pada dasarnya sama dengan skala interval, bedanya skala rasio memiliki harga nol mutlak, artinya harga 0 tidak menunjukkan ukuran sesuatu (tidak ada).
3
Batasan Penilaian Penilaian (assessment): proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes. Penilaian dapat dibagi menjadi dua: penilaian formatif dan penilaian sumatif. Penilaian pembelajaran merujuk pada dua macam acuan: penilaian acuan norma (norm reference test) dan penilaian acuan kriteria/patokan (criterion reference test). Prinsip-prinsip penilaian hasil belajar: obyektif (sesuai kriteria tertentu), terpadu (memadukan ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik), sistematis (terencana dan mengikuti tahapan baku), terbuka (bagi siapa saja dalam memutuskan hasil penilaian), akuntabel, menyeluruh dan berkesinambungan, adil, valid (mampu mengukur kompetensi hasil belajar sesuai dengan indicator), andal (dapat dipercaya dan memberikan hasil yang stabil pada pengukuran berulang), dan manfaat (memberikan nilai tambah bagi peserta didik) Bentuk penilaian: tes kinerja/unjuk kerja (performance test), observasi, tes tertulis, tes lisan, penugasan, portofolio, wawancara, tes inventori, jurnal, penilaian diri, dan penilaian antar teman.
4
Batasan Tes Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis untuk mengukur karakteristik orang atau obyek tertentu dengan ketentuan atau cara yang sudah ditentukan. Macam tes: tes penampilan/unjuk kerja (performance test) (tes bentuk tindakan untuk mengukur pekerjaan sesuai dengan standar yang ditetapkan), tes lisan (oral test dilaksanakan secara lisan), dan tes tulis (written test dilaksanakan secara tertulis: tes bentuk uraian (essay test) dan tes bentuk obyektif (objective test). Fungsi tes: untuk pengelolaan kelas (hasil penilaian, pengukuran, dan tes digunakan untuk: diagnosis kesulitan belajar, evaluasi jarak antara bakat dan pencapaian, peningkatan pencapaian prestasi belajar, pengelompokkan peserta didik dalam belajar kelompok, pengembangan program pembelajaran inividual, memonitor peserta didik yang memerlukan bimbingan tambahan atau khusus), fungsi untuk program bimbingan (hasil penilaian, pengukuran, dan tes digunakan untuk: fokus pembicaraan dengan orang tua, pengarahan dalam menentukan pilihan, membimbing peserta didik mencapai tujuan, membantu pembimbing, pendidik, dan orang tua dalam memahami kesulitan dan hambatan peserta didik), dan untuk administrasi (hasil penilaian, pengukuran, dan tes dimanfaatkan untuk: membuat petunjuk pengelompokkan peserta didik, penempatan peserta didik baru, penilaian kurikulum, membina dan memperluas kerjasama dengan masyarakat, menyediakan data atau informasi untuk pihak-pihak lain yang berkepentingan).
5
Batasan Evaluasi Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Tujuan evaluasi program pembelajaran: 1) Memutuskan seberapa jauh tujuan programberhasil dicapai. 2) Menyimpulkan tepat tidaknya program yang dilaksanakan. 3) Mengetahui besarnya biaya yang digunakan untuk pelaksanaan program. 4) Mengetahui kekuatan dan kelemahan pelaksanaan program pembelajaran. 5) Mengindentifikasi pihak-pihak yang memperoleh manfaat, baik maksimum maupun minimum. 6) Merumuskan kebijakan berkaitan dengan siapa yang harus terlibat pada program berikutnya. Model evaluasi: model Tyler (Sumatif-Formatif), model Countenance/Stake (evaluasi bagian awal/antecedent, tahap transaksi/transaction, dan pada hasil /outcomes), model Bebas Tujuan/Scrieven (evaluasi program dapat dilakukan tanpa mengetahui tujuan program), model Context Input Process Prodct (CIPP), model Ahli/Connoisseurship (ciri khas a) manusia dijadikan sebagai instrumen untuk pengambillan keputusan dan b) menggunakan kritikan untuk menghasilkan konsep-konsep dasar evaluasi).
6
Hakikat Penilaian Otentik
Penilaian otentik merupakan penilaian yang menyeluruh berkaitan dengan kompetensi dalam belajar, baik dilihat dari aspek kognitif, afektif, dan maupun psikomotor. Penilaian otentik lebih mengutamakan proses daripada hasil pembelajaran dan lebih menekankan praktek daripada teori yang diterima di kelas, yang kesemuanya dilakukan sesuai dengan kondisi yang nyata di lapangan kelebihan penilaian otentik: a. Peserta didik diminta untuk menunjukkan kemampuan melakukan tugas yang lebih kompleks yang mewakili aplikasi yang lebih bermakna dalam dunia nyata. b. Peserta didik diminta untuk menganalisis, mensintesis, dan menerapkan apa yang telah mereka pelajari. c. Peserta didik untuk memilih dan mengonstruksi jawaban yang menunjukkan kemampuannya. d. Peserta didik diminta untuk membuktikan kemampuannya secara langsung melalui aplikasi dan konstruksi pengetahuan yang dimilikinya. Prinsip penilaian otentik: a. Penilaian otentik merupakan penilaian secara langsung terhadap kemampuan dan kompetensi peserta didik. b. Penilaian otentik memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengkonstruksikan hasil pembelajaran. c. Penilaian otentik mengintegrasikan kegiatan belajar, mengajar, dan penilaian. d. Penilaian otentik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendemonstrasikan kemampuannya yang beragam.
7
Ruang Lingkup Penilaian Otentik
Sasaran penilaian pada aspek pengetahuan: Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge) (recall) (KKO: mengutip, meniru, mencontoh, membuat label, membuat daftar, menjodohkan, menghafal, menyebutkan , mengenal, mengingat, menghubungkan, membaca, menulis, mencatat, mentabulasi, mengulang, menggambar, memilih dan memberi kode); Pemahaman (comprehension) (KKO: memperkirakan, mencirikan, merinci, mambahas, menjelaskan, menyatakan, mengenali, menunjukkan, melaporkan, mengulas, memilah, menceritakan, menerjemahkan, mengubah, mempertahankan, mempolakan, mengemukakan, menyipulkan, meramalkan, dan merangkum); Penerapan (application) (KKO: menyesuaikan, menentukan, mencegah, memecahkan, menerapkan, mendemonstrasikan, mendramatisasikan, menggunakan, menggambarkan, menafsirkan, menjalankan, menyiapkan, mempraktekkan, menjadwalkan, membuat gambar, mensimulasikan, mengoperasikian, memproduksi, mengkalkulasi, dan menyelesaikan masalah); Analisis (analysis) (KKO: menganalisis, menghitung, mengelompokkan, membandingkan, membuat diagram, meneliti, melakukan percobaan, mengkorelasikan, menguji, mengkorelasikan, merasionalkan, menginventarisasikan, menanyakan, mentransfer, menelaah, mendiagnosis, mengaitkan, dan menguji); Penghargaan/evaluasi (evaluation) (KKO: mendebat, menilai, mengkritik, membandingkan, mempertahankan, membuktikan, memprediksi, memperjelas, memutuskan, memproyeksikan, menafsirkan, mempertimbangkan, meramalkan, memilih, dan menyokong); Kreatif (KKO: membangun, mengkompilasi, menciptakan, mengabstraksi, mengarang, mengkategorikan, merekonstruksi, memproduksi, memadukan, mereparasi, menanggulangi, menganimasi, mengoreksi, memfasilitasi, menampilkan, menyiapkan, mengatur, merencanakan, meningkatkan, merubah, mendesain, menyusun, memodifikasi, menguraikan, menggabungkan, mengembangkan, menemukan, dan membuat).
8
Lanj…Ruang Lingkup Penilaian Otentik
Sasaran penilaian pada aspek sikap: Menerima (receiving) (kepekaan menerima rangsangan (stimulus), KKO: memilih, mempertanyakan, mengikuti, memberi, menganut, mematuhi, meminati); Menanggapi (responding) (kemampuan mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya, KKO: menjawab, membantu, mengajukan, mengompromikan, menyenangi, menyambut, menampilkan, mendukung, menyetujui, menampilkan, mepalorkan, mengatakan, menolak); Menilai (valuing) (kemampuan menghargai atau menilai sesuatu, KKO: mengasumsikan, meyakini, melengkapi, meyakinkan, memperjelas, memprakarsai, mengimani, mengundang, menggabungkan, memperjelas, mengusulkan, menekankan, menyumbang); Mengelola (organization) (kemampuan mengatur perbedaan nilai menjadi nilai baru yang universal, KKO: mengubah, menata, mengklasifikasi, mengkombinasikan, mempertahankan, membangun, membentuk pendapat, memadukan, mengelola, mengorganisasi, menegosiasi, merembuk); Menghayati (characterization) (kemampuan untuk memiliki sistem nilai yang telah mengontrol tingkah lakunya dalam waktu yang cukup lama dan menjadi suatu pilosofi hidup yang mapan, KKO: mengubah perilaku, barakhlak mulia, mempengaruhi, mendengarkan, mengkualifikasi, melayani, menunjukkan, membuktikan, memecahkan)
9
Lanj…Ruang Lingkup Penilaian Otentik
Sasaran penilaian pada aspek keterampilan: Persepsi (perception) (kemampuan mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua atau lebih perangsang menurut ciri-ciri fisiknya, KKO: mengidentifikasi, mempersiapkan, menunjukkan, memilih, membedakan, menyisihkan, dan menghubungkan); Kesiapan (set) (menempatkan diri dalam keadaan akan memulai suatu gerakan, KKO: menunjukkan, menafsirkan, menerjemahkan, memberi contoh, mengklasifikasikan, merangkum, memetakan menginterpolasikan, mengekstrapolasikan, membandingkan, dan mengkontraskan); Gerakan terbimbing (guided response) (kemampuan melakukan serangkaian gerak sesuai contoh, KKO: mendemonstrasikan, melengkapi, menunjukkan, menerapkan, dan mengimplementasikan); Gerakan terbiasa (mechanical response) (kemampuan melakukan gerakan dengan lancar karena latihan cukup, KKO: menguraikan, menghubungkan, memilih, mengorganisasikan, membuat pola, dan menyusun); Gerakan kompleks (complex response) (kemampuan melaksanakan keterampilan yang meliputi beberapa komponen dengan lancar, tepat, urut, dan efisien, KKO: membuat hipotesis, merencanakan, mendesain, menghasilkan, mengkonstruksi, menciptakan, dan mengarang); Penyesuaian pola gerakan (adjusment) (kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerakan sesuai kondisi yang dihadapi, KKO: mengubah, mengadaptasikan, mengatur kembali, dan membuat variasi); Kreativitas (creativity) (kemampuan untuk menciptakan pola gerakan baru berdasarkan inisiatif dan prakarsa sendiri, KKO: merancang, menyusun, menciptakan, mengkombinasikan, dan merencanakan.
10
Karakteristik Penilaian Otentik
Penilaian otentik dapat digunakan untuk keperluan penilaian yang bersifat formatif atau sumatif. Penilaian otentik tidak digunakan semata untuk pengetahuan saja tetapi juga menyangkut aspek sikap dan kinerja. Penilaian otentik dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga dapat mengukur perkembangan kemampuan peserta didik. Penilaian otentik dapat dijadikan sebagai umpan balik untuk pengembangan kompetensi pesertadidik secara komprehensif. Pelaksanaan penilaian otentik dalam pembelajaran, peserta didik diminta mendemonstrasikan atau melakukan apa yang mereka ketahui. Shg, penilaian otentik menjadi penting untuk dilakukan pendidik krn: Penilaian otentik merupakan penilaian secara langsung terhadap kemampuan dan kompetensi peserta didik. Penilaian otentik memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengkonstruksikan hasil pembelajaran. Penilaian otentik mengintegrasikan kegiatan belajar, mengajar, dan penilaian. Penilaian otentik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendemonstrasikan kemampuannya yang beragam.
11
Model Penilaian Otentik
Model penilaian yang dapat dikembangkan untuk kegiatan penilaian otentik: Penilaian kinerja, Penilaian proyek, Penilaian portofolio, Penilaian diri, Penilaian antar teman, Jurnal, Penilaian tertulis, Eksperimen atau demonstrasi, Pertanyaan terbuka, Pengamatan, Menceritakan kembali teks, dan Menulis sampel teks.
12
Langkah-Langkah Penyusunan Penilaian Otentik
Identifikasi dan Penentuan Standar yang akan dicapai Tentukan kriteria keberhasilan belajar Penentuan Tugas Otentik Tentukan tugas-tugas belajar Pembuatan Kriteria Tugas Otentik Kriteria dalam penilaian otentik digunakan untuk menilai seberapa baik peserta didik menyelesaikan tugas dan seberapa baik mereka telah memenuhi standar. Pembuatan Rubrik Rubrik digunakan sebagai patokan untuk menentukan tingkat pencapaian peserta didik. Pengolahan Skor Penilaian Otentik Sekor hasil belajar otetik dianalisis dan diolah menjadi nilai. Nilai ini menunjukkan bentuk kualitatif capaian hasil belajar peserta didik
13
Tujuan Penilaian Otentik
Penerapan penilaian otentik merupakan salah satu bentuk penilaian aternatif yang dapat dilakukan oleh peserta didik, dengan tujuan Melihat seberapa jauh tingkat kemampuan dan keterampilan peserta didik melaksanakan tugas-tugas tertentu. Menentukan berbagai macam kebutuhan yang diperlukan dalam pembelajaran. Menciptakan situasi belajar yang kondusif untuk menumbuhkan dan mendorong semagat belajar peserta didik. Membantu pendidik untuk membawa peserta didik dapat lebih baik. Membantu pendidik untuk menentukan strategi pembelajaran. Menunjang prinsip akuntabilitas sekolah sebagai lembaga pedidikan. Mendorong peningkatan kualitas pendidikan.
14
LINGKUP PENILAIAN PPG DALJAB
Penilaian proses dan produk daring; Penilaian proses dan produk pengembangan perangkat pembelajaran (termasuk proposal PTK); Proses dan produk PPL (Laporan PPL & PTK); Uji kompetensi (Pengetahuan & Kinerja); dan Mengikuti Surat Keputusan Menristekdikti Nomor 234/M/KPT/2017 tentang Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program PPG (Panas UKMPPG), Uji Kompetensi menjadi kewenangan sekaligus tanggung jawab Panas UKMPPG. Adapun selebihnya menjadi kewenangan dan sekaligus tanggung jawab pengelola program PPG LPTK di bawah koordinasi Ditjen Belmawa Kemenristekdikti.
15
PROSES PENILAIAN PPG DALJAB
Proses penilaian mahasiswa Program PPG dilakukan melalui tiga tahap. Tahap pertama Penilaian dilakukan dengan sistem, yaitu proses dan produk daring Tahap kedua Penilaian dilakukan oleh LPTK, mencakup: 1) penilaian proses dan produk lokakarya dan 2) penilaian proses dan produk PPL. Tahap ketiga (UKMPPG) Penilaian dilakukan oleh panitia nasional, mencakup: 1) Uji Pengetahuan dan 2) Uji Kinerja. Mahasiswa dapat mengikuti penilaian tahap berikutnya setelah mahasiswa mengikuti penilaian tahap sebelumnya dengan predikat baik.
16
KELULUSAN PESERTA PPG DALJAB
Peserta yang lulus penilaian proses dan produk daring, lokakarya, dan PPL, serta uji kompetensi memperoleh sertifikat pendidik yang berlaku secara nasional
17
WASSALAMUALAIKUM Wr. Wb.
TERIMA KASIH WASSALAMUALAIKUM Wr. Wb.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.