Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

MUHAMAD HUSNI MUBAROK, s.Pd., m.ikom

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "MUHAMAD HUSNI MUBAROK, s.Pd., m.ikom"— Transcript presentasi:

1 MUHAMAD HUSNI MUBAROK, s.Pd., m.ikom
TEORI PENSTRUKTURAN MUHAMAD HUSNI MUBAROK, s.Pd., m.ikom

2

3 Structuration Menurut Giddens
Structuration mengacu pada “produksi dan reproduksi sistem sosial melalui penggunaan aturan dan sumber daya yang ada”. Giddens menggunakan kata interaction untuk merepresentasikan kepercayaannya bahwa orang relatif bebas bertindak seperti yang mereka inginkan. Aturan (rules) digunakan secara implisit sebagai resep untuk terus memperbaiki kehidupan. Sumber daya (resources) mengacu pada sifat-sifat, kemampuan, pengetahuan, dan hal-hal yang dimiliki setiap individu di dalamnya. Karena aturan dan sumber daya senantiasa berubah, structuration adalah suatu proses yang terus mengalir. Produksi sistem sosial berhubungan dengan ‘membuat realitas sosial’. Reproduksi adalah mempertahankan status quo bagi apa yang sudah ada sebelumnya.

4 Teori strukturasi yang dibangun oleh Anthony Giddens berlandaskan pada kritik atas dua kutub aliran dalam sosiologi, terutama terkait dengan pemahaman atas struktur dan tindakan (action) manusia. Dalam bagian pendahuluan The Constitution of Society, Giddens menyebut bahwa kedua kutub ekstrim tersebut yang cenderung alpa dalam melihat kaitan antara struktur dan tindakan manusia. Fungsionalisme, naturalisme, dan strukturalisme yang berada di satu kutub mengambil dua ilham penting dari ilmu biologi yakni konseptualisasi struktur dan berfungsinya sistem sosial serta analisis proses evolusi melalui mekanisme adaptasi. Singkatnya, struktur dianggap memiliki posisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan tindakan manusia.

5 Giddens berusaha untuk “put and end to each of these empire-building endeavours” melalui pembentukan teori strukturasi. Menurutnya, domain dasar dari mempelajari ilmu sosial “is neither the experience of the individual actor, nor the existence of of any form of social totality, but social practices ordered across space and time.” Implikasinya, ilmu sosial tidak bisa berdiri sendiri, tetapi harus memanfaatkan gagasan dari dua ilmu lain yakni geografi (space) dan sejarah (time).

6 Giddens menunjukkan bahwa kunci untuk membuat arah komunikasi yang terjadi dalam kelompok-keompok dan organisasi adalah menguji aturan yangdipakain sebagai dasar mereka Sistem = kelompok atau organisasi dan perilaku yang kelompok libatkan dalam mengejar cita- citanya Struktur = aturan dan sumber daya yang digunakan untuk mempertahankan kelompok atau organisasi

7 Asumsi Asumsi Teori Penstrukturan
Kelompok dan organisasi diproduksi serta direproduksi melalui tindakan dan perilaku Aturan komunikasi berfungsi baik sebagai media untuk, dan hasil dari, interaksi Struktur kekuasaan yang hadir dalam organisasi dan membimbing proses pengambilan keputusan

8 Konsep Sentral Teori Penstrukturan
Agensi dan Refleksivitas Agensi = perilaku atau kegiatan yang digunakan dalam lingkungan sosial Agen = orang yang terlibvat dalam perilaku atau kegiatan dalam lingkungan sosial Refleksifitas = kemampuan sesorang untuk memantau tindakan atau perilakunya Dualitas Struktur Dualitas struktur = aturan dan sumber daya yang digunakan untuk memandu keputusan organisasi tentang perilaku atau tindakan aturan = rutinitas umum yang organisasi ikuti dalam mencapai tujuan Sumber daya = atribut atau barang-barang material yang dapat digunakan untuk mengerahkan kekuatan dalam sebuah organisasi Integrasi Sosial = timbal balik perilaku komunikasi dalam interaksi

9 Agensi Dalam teori strukturasi, individu memainkan peran yang penting. Dalam teori ini, agen dipahami sebagai “subjek yang berpengetahuan dan cakap”. Agen tahu apa yang ia lakukan dan mengapa ia melakukannya. Menurut Giddens, semua tindakan adalah “bertujuan”.[14] Penekanan bahwa agen adalah berpengetahuan dan tindakan mereka mengandung maksud dan tujuan adalah salah satu dari fondasi pemikiran Giddens. Berkenaan dengan proses pembuatan keputusan, menurut Giddens, “pelaku mungkin mengkalkulasi resiko-resiko yang tercakup dalam melakukan tindakan sosial tertentu, berkaitan dengan kemungkinan sangsi-sangsi atau yang sebenarnya diterapkan, dan ia mungkin siap tunduk kepadanya sebagai harga yang mesti dibayar untuk mendapatkan tujuan tertentu.”[15] Dalam teori ini, orang menggunakan analisis biaya-keuntungan (cost-benefit analysis) agar bisa membuat sebuah keputusan.

10 Struktur Unsur kedua dalam teori strukturasi adalah peran struktur dalam perubahan sosial. Giddens mendefinisikan struktur sebagai “aturan-aturan dan sumber-sumber yang dilibatkan secara berulang- ulang dalam reproduksi sistem-sistem sosial. Struktur hanya ada dalam jejak-jejak memori, dasar organis bagi kemampuan mengetahui dari manusia, dan seperti dikongkritkan dalam tindakan.” [rules and resources, recursively implicated in the reproduction of social systems. Structure only exists in memory traces, the organic basis of human knowledgeablitiy, and as instantiated in action. Dengan kata lain, ia mencakup aturan-aturan (rules) yang mengatur masyarakat. Penggunaan istilah recursive menunjuk kepada suatu pengertian bahwa struktur bisa menjadi media dan sekaligus hasil dari praktik-praktik sosial yang membentuk sistem-sistem sosial. Ini menyiratkan bahwa struktur dipengaruhi dan sekaligus mempengaruhi perubahan sosial. Jadi, ia bersifat recursive (berulang). Masyarakat mempunyai aturan-aturan dan sumber-sumber yang mempengaruhi perubahan sosial. Dan juga, aturan-aturan dan sumber-sumber ini bisa dimodifikasi melalui proses restrukturasi masyarakat. Inilah dasar bagi dualitas struktur. Giddens memandang struktur sosial sebagai ciri-ciri yang tidak dapat diraba.

11 Dualitas Struktur Dalam teori ini, Giddens menegaskan bahwa agensi manusia dan struktur sosial berhubungan satu dengan lainnya, dalam satu cara, yang mana struktur merupakan dasar bagi segala tindakan individu, dan tindakan-tindakan individu mereproduksi struktur. Penyeimbangan ini disebut Giddens dengan dualitas struktur. Ini berarti bahwa struktur sosial ada dalam bentuk tindakan dan modalitas yang berhubungan dengan unsur-unsur struktural, bahkan juga berarti bahwa muatan-muatan unsur ini dapat diubah ketika orang mengabaikan, menggantikan, atau mereproduksinya secara berbeda. Pelaku yang refleksif menyajikan suatu simbol refleksi yang terus menerus, entah itu sebagai seorang individu atau pun seorang teman. Interaksi-interaksi yang merupakan hasil dari proses refleksi mempengaruhi satu sama lainnya dan juga muatan struktur. Struktur didefinisikan sebagai pola-pola tindakan dan tatanan virtual dari tindakan dan modalitas. Tindakan-tindakan berlangsung dalam wilayah-wilayah struktural, yang secara formal digambarkan sebagai: signification (pemaknaan), domination (dominasi) dan legitimation (legitimasi). Wilayah-wilayah ini memiliki modalitas, yang seorang dapat gambarkan sebagai media interaksi. Struktur sosial dan interaksi manusia dipecah ke dalam tiga dimensi dan karakter berulang dari tiga dimensi ini diilustrasikan dengan modalitas (sarana-sarana) penghubung. Maka, ketika manusia berkomunikasi, mereka menggunakan kerangka penafsiran (interpretive scheme) untuk membantu memahami interaksi. Pada saat yang sama, interaksi-interaksi tersebut mereproduksi dan memodifikasi kerangka-kerangka penafsiran tersebut yang melekat dalam struktur sosial sebagai pemaknaan (signification). Begitu pula, fasilitas untuk mengalokasi sumber daya dibangun dalam kendali kekuasaan, dan menghasilkan serta mereproduksi struktur dominasi, dan aturan-aturan moral membantu menentukan apa yang bisa diberikan sangsi dalam interaksi manusia, yang memunculkan struktur-struktur legitimasi.

12 Menurut Giddens, setiap interaksi atau tindakan yang berulang dan terpola akan menghasilkan struktur. Kualitas dari struktur ini akan ditentukan oleh modalitas. Yang disebut struktur di sini adalah hukum, aturan dan kebiasaan hidup. Di dalam masyarakat, ada tiga interaksi sosial yang sangat dominan yaitu, komunikasi, kekuasaan dan sangsi. Dalam hal komunikasi, modalitas adalah kerangka penafsiran (intepretive scheme) yang akan menghasilkan pemaknaan sebagai langkah berikutnya.

13 Relasi Waktu dan Ruang Dalam teori sosialnya, Giddens menekankan bahwa waktu dan ruang memberikan pengaruh- pengaruh yang penting terhadap struktur masyarakat, dan konsentrasi terhadap pelintasan-silang waktu-ruang adalah tema yang mendasar dari teorinya.[25] Manusia tidak hanya membuat proses- proses sejarah tetapi juga geografis. Relasi waktu-ruang bukanlah terjadi secara kebetulan bagi pembentukan masyarakat dan perilaku kehidupan sosial. Pembentukan atau perkembangan masyarakat terikat tidak hanya kepada orang dan struktur masyarakat, namun juga dipengaruhi oleh proses-proses historis dan geografis yang mempengaruhi masyarakat. Semua aktivitas sosial diposisikan dalam tiga hubungan penting. Ini disebut oleh Giddens sebagai “tiga momen perbedaan yang saling menyilang”. Giddens melihat aktivitas sosial selalu dibentuk dalam tiga momen ini. Momen-momen tersebut adalah: (1) temporer; (2) paradigmatik; (3) spasial. Masing-masing dari hubungan ini adalah penting untuk memahami perubahan sosial. Sejarah dan letak geografi suatu wilayah juga penting untuk memahami perubahan sosial karena mereka memberikan pengaruh yang kuat bagi serangkaian tindakan yang ada pada agen atau pelaku. Penekanan pada relasi waktu dan ruang ini adalah salah satu dari kontribusi paling penting yang diberikan Giddens kepada teori sosial.

14 Sibernetika Organisasi Positivis Quantitatif


Download ppt "MUHAMAD HUSNI MUBAROK, s.Pd., m.ikom"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google