Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehGlenna Hardja Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
SOSIALISASI DRAFT JUKLAK KEGIATAN PENERAPAN INOVASI TEKNOLOGI UNTUK PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN
Bimbingan Teknis Identifikasi Sumber Daya Air dan Pengembangan Pola Tanam Bogor, 20 – 22 Maret 2018
2
Latar belakang Pada tahun 2018, kegiatan ini meliputi survey sumber daya air, demplot peningkatan indeks pertanaman dan peningkatan peran gugus tugas katam di masing-masing BPTP. Buku ini merupakan panduan bagi BPTP untuk melaksanakan kegiatan Penerapan Inovasi Teknologi untuk Meningkatkan Indeks Pertanaman, yang terdiri dari beberapa ruang lingkup.
3
Tujuan kegiatan yang dilakukan BPTP :
Mengidentifikasi dan menginventarisasi potensi sumber daya air dan luas layanan pemanfaatan lahan untuk rekomendasi pembangunan infrastruktur dan tata kelola air. Melakukan pengkajian penerapan inovasi teknologi untuk peningkatan Indeks Pertanaman di lahan kering atau sawah tadah hujan atau lahan rawa. Meningkatkan peran Tim Gugus Tugas dalam persiapan updating dan verifikasi Sistem Informasi Katam Terpadu serta memperoleh umpan baliknya di Provinsi masing- masing.
4
Keluaran yang dilakukan BPTP :
Data identifikasi dan inventarisasi potensi sumber day air dan luas layanan pemanfaatan lahan untuk rekomendasi pembangunan infrastruktur dan tata kelola air. Peningkatan produktivitas lahan kering/ lahan sawah tadah hujan/lahan rawa melalui penerapan inovasi teknologi dan sistem Pola Tanam untuk meningkatkan indeks pertanaman (IP). Peningkatan peran Tim Gugus Tugas Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu (SI Katam) melalui koordinasi di tingkat pusat dan daerah provinsi masing-masing.
5
Ruang Lingkup Kegiatan BBP2TP
Penyiapan petunjuk pelaksanaan Koordinasi, advokasi dan monitoring
6
Ruang Lingkup Kegiatan BPTP
Identifikasi dan inventarisasi sumber daya air untuk memberikan rekomendasi pembangunan infrastruktur dan tata kelola air. Pengkajian/demplot penerapan inovasi teknologi untuk peningkatan indeks pertanaman pada lahan kering/sawah tadah hujan/rawa. Peningkatan peran Tim Gugus Tugas Katam melalui sosialisasi dan verifikasi Sistem Informasi Kalender Tanam, serta koordinasi di tingkat pusat dan daerah.
7
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
8
Identifikasi dan inventarisasi sumber daya air
Prosedur pengkajian menggunakan metoda survey cepat penentuan calon lokasi. Survey Cepat Penentuan Calon Lokasi : Dilakukan oleh tim kecil 2 atau 3 orang; Verifikasi lapangan beberapa lokasi calon pengembangan embung, dam parit, long storage dan asal sumber airnya, Pengecekan lapang dan menentukan secara cepat, Pengumpulan data primer (pengukuran debit) dan data sekunder (CH, pola tanam, IP).
9
Informasi penting yang perlu diketahui saat melakukan identifikasi potensi sumber daya air
Debit air sumber daya air debit minimum aliran saat musim kemarau, fluktuasi/perubahan ketersediaan air selama musim kemarau dengan musim hujan (naik, konstan, turun), perbedaan elevasi/ketinggian antara permukaan air dengan lahan, Dari data tersebut, maka dapat ditetapkan rekomendasi jenis infrastruktur air. Penetapan jenis infrastruktur panen air dilakukan menurut kriteria
10
Data yang dikoleksi dalam identifikasi sumber daya air adalah :
Identitas Lokasi: (1) Provinsi, (2) Kabupaten, (3) Kecamatan, (4) Desa, (5) ID Desa, (6) Dusun, (7) Nama Kelompok Tani, (8) Alamat Kelompok Tani, (9) Ketua Kelompok Tani, dan (10) No HP Ketua Kelompok Tani; Kondisi Eksisting: (1) Jenis lahan, (2) nomor persil lahan, (3) koordinat persil lahan bujur dan lintang, (4) indeks pertanaman eksisting, (5) target indeks pertanaman, (6) peningkatan indeks pertanaman, (7) rata-rata produktivitas padi eksisting, (8) jenis bangunan eksisting, (9) sumber air terdekat, (10) koordinat bujur dan lintang sumber air, (11) jarak sumber air ke lahan, dan (12) beda tinggi sumber air ke lahan. Rekomendasi: (1) rekomendasi jenis bangunan, (2) lebar saluran, (3) panjang saluran, (4) tinggii saluran, (5) luas layanan, (6) koordinat bujur dan lintang luas layanan, (7) perkiraan anggaran, dan (8) foto.
11
Kajian/demplot Penerapan Inovasi
Prosedur pengkajian menggunakan metoda pengkajian partisipatif bersama petani secara natural setting , dengan tahapan : Kegiatan kajian kebutuhan dan peluang untuk menggali potensi dan permasalahan di lokasi, dengan melaksanakan pertemuan bersama kelompok petani atau penyuluh; Perumusan inovasi teknologi; Penyediaan dan penerapan inovasi teknologi introduksi/anjuran; Pelaksanaan kegiatan melibatkan sepenuhnya partisipasi kelompok petani; Pengamatan atau evaluasi partisipatif bersama petani
12
Kriteria Lokasi : Kriteria lokasi
Lahan kering atau sawah tadah hujan atau lahan rawa yang masih berpotensi untuk ditingkatkan IP minimal 0,5; Lokasi kegiatan memiliki potensi sumber air dan/atau infrastruktur air; Luas demplot percontohan minimal 5 ha. Kriteria Musim Tanam Kajian demplot dilaksanakan pada musim tanam (MT) II dan/atau III.
13
Inovasi Teknologi Pengelolaan lahan dan air, terdiri dari: (a) pengelolaan air, (b) konservasi sumberdaya air, (c) varietas hemat air, (d) teknik irigasi hemat air, serta (e) pola tanam yang optimal; Introduksi teknologi anjuran, misalnya untuk lahan kering dengan menerapkan Larikan Legowo (Largo) Super, lahan tadah hujan, lahan rawa pasang surut Teknologi Sistim Produksi Padi Sawah Pasang Surut Intensif, Super dan Aktual (RAISA).
14
Data yang dibutuhkan : Data primer eksisting, yaitu: agroekosistem, komoditas, indeks pertanaman, pola tanam, sumber air, penerapan teknologi. Data primer kajian/demplot: luas kajian, keragaan agronomis tanaman, analisis perimbangan penerimaan dan biaya (R/C), analisis pendapatan, teknologi yang diterapkan, produksi dan produktivitas tanaman, peningkatan indeks pertanaman, pola tanam. Data sekunder: karakteristik lahan, data alsintan air, pola tanam per tahun, hasil, sumber air di musim kemarau dan musim hujan.
15
Peningkatan peran Gugus Tugas Kalender Tanam Terpadu
Sosialisasi : Sosialisasi dilakukan oleh BPTP pada setiap musim tanam (MT) dimaksudkan untuk menyampaikan kepada dinas atau pemangku kepentingan, penyuluh, petani dan masyarakat lainnya tentang seluruh informasi yang ada pada Sistem Informasi Katam Terpadu.
16
Verifikasi : Verifikasi SI Katam Terpadu dilakukan pada setiap musim tanam. Verifikasi ditujukan untuk memantau akurasi informasi rekomendasi SI Katam Terpadu. Beberapa data yang diverifikasi yaitu: curah hujan, luas tanam, pola tanam, varietas, perkembangan organisme penganggu tanaman, informasi alsintan. Hasil verifikasi dikomunikasikan dengan tim Katam pusat (Balitklimat) untuk menjadi masukan bagi penetapan dan penyesuaian musim tanam berikutnya, sedangkan BBP2TP menerima pelaporannya. Dapat dilakukan secara (1) mandiri, dengan melakukan verifikasi dan penetapan lokasi terpisah dari kegiatan yang sudah disetujui, dan atau (2) melalui kegiatan lain di BPTP Verifikasi dilakukan minimal dua kali setahun pada periode tanam Verifikasi yang dilakukan pada musim tanam pertama (MT I atau MH) sangat penting karena secara sekuensial untuk musim tanam berikutnya (MT II atau MK)
17
Prosedur verifikasi Dapat dilakukan secara: (1) mandiri, yaitu dengan melakukan verifikasi dan penetapan lokasi terpisah dari kegiatan yang sudah disetujui, dan atau (2) sinergi dengan kegiatan lain di BPTP. Verifikasi dilakukan melalui wawancara petani/FGD yang dilakukan terhadap kelompok tani dan pengumpulan data sekunder dari berbagai sumber atau instansi terkait. Verifikasi dilakukan minimal dua kali setahun pada periode tanam sesuai dengan jumlah musim tanam maksimum dalam suatu hamparan.
18
Waktu verifikasi Verifikasi diutamakan dilaksanakan pada musim tanam pertama atau musim hujan (MT I atau MH). Hasil verifikasi MT I sangat penting secara sekuensiall untuk menetukan waktu tanam berikutnya (MT II, MT III atau MK). Hasil verifikasi MT I paling lama satu bulan harus sudah dilaporkan kepada Tim Katam Pusat untuk perencanaan tanam pada MT II dan MT III.
19
Data yang diverifikasi :
Luas baku sawah (resmi BPS/Dinas Pertanian); Waktu tanam; Luas realisasi tanam; Varietas yang digunakan petani; Jenis pupuk dan dosisnya; Kemungkinan terjadinya ancaman banjir, kekeringan, dan serangan OPT.
20
PELAPORAN, INDIKATOR DAN PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN
Pelaporan dibagi 2 : Laporan survey SDA, yang dikirimkan setiap saat untuk dikompilasi oleh tim BBP2TP setiap minggu (hari Kamis) Laporan demplot dan katam, yang dikirimkan setiap triwulan ke BBP2TP dengan format terlampir (Lampiran 3)
21
Format laporan Triwulan Laporan SDA
No Provinsi Kabupaten Luas Layanan (ha) Infrastruktur Air Luas Layanan (ha) Embung Dam parit Pompanisasi Long storage Sumur dangkal
22
Laporan triwulan demplot :
No. Lokasi (kelompok tani, desa, kec. Kab) Agroekosistem 1 Inovasi Teknologi Musim Tanam Jumlah petani yang terlibat (orang) Luas demplot (ha) Yang sudah dilaksanakan s/d Triwulan I/II/III/IV Permasalahan
23
Laporan Katam Sub Kegiatan Uraian Sosialisasi Tempat : Waktu :
Jumlah peserta : Verifikasi Diseminasi Media : cetak/elektronik/online Jumlah :
24
Indikator Kinerja Kegiatan & Pengukuran
. No Indikator Kinerja Pengukuran Indikator 1 Terinventarisasinya potensi sumber daya air dan rekomendasi infrastruktur bangunan air selama 1 tahun Membandingkan target yang telah ditetapkan per provinsi dengan capaian yang telah teriventarisasi pada tahun 2018. 2 Terlaksananya kegiatan pengkajian/demplot di lahan kering/sawah tadah hujan/rawa pada musim kemarau yang dapat meningkatkan indeks pertanaman di lokasi tersebut Membandingkan indeks pertanaman, perubahan produksi dan produktivitas tanaman, sebelum pengkajian dan sesudah pengkajian 3 Aktifnya Tim Gugus Tugas Katam dalam pemutakhiran, verifikasi dan validasi rutin SI Katam. Melihat laporan verifikasi yang dilaporkan oleh tim gugus tugas katam BPTP ke gugur tugas pusat
25
Terima Kasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.