Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Hasil Permodelan Tahap II
Peta ALIRAN INPUT-OUTPUT REGIONAL OPTIMAL DI ATAS RATAAN HASIL MODEL
2
Peta ALIRAN INPUT-OUTPUT REGIONAL OPTIMAL DI ATAS RATAAN + stdev HASIL MODEL
Berdasarkan data IRIO tahun 2005 aliran transaksi input output menunjukkan bahwa 82.64% ditransaksikan di dalam wilayah provinsi itu sendiri dan hanya 13.76% yang ditransaksikan antar provinsi. Hasil permodelan tahap II menunjukaan bahwa aliran input-output optimal meningkatkan proporsi transaksi antar wilayah provinsi hingga 38.39%, sedangkan transaksi di dalam wilayah provinsi adalah sebesar 61.61%. Namun transaksi Jawa dan Sumatra masih dominan
3
Hasil Permodelan Tahap III
Peta PUSAT PERTUMBUHAN BARU Hasil Model Terdapat 7 lokasi optimal yang dapat dijadikan simpul yaitu Kota Medan di Provinsi Sumatera Utara Tanjung Pinang di Provinsi Riau, Kota Palembang di Provinsi Sumatera Selatan, Kota Balikpapan di Provinsi Kalimantan Timur, Kota Gorontalo di Provinsi Gorontalo, Kota Makasar di Provinsi Sulawesi Utara, dan Kota Ternate di Provinsi Maluku Utara
4
Peta PUSAT PERTUMBUHAN BARU Hasil Model DAN KAWASAN HINTERLAND-NYA
5
K ESIMPULAN & SARAN Kesimpulan
Nilai total output perekonomian optimal mengalami peningkatan dan terdistribusi secara lebih merata dengan disertai langkah-langkah penyediaan energi listrik, pasokan input impor, pemberian subsidi dan ketersediaan tenaga kerja. Aliran input output optimal mampu meningkatkan intensitas keterkaitan transaksional antar wilayah. Namun demikian peningkatan transaksi antar wilayah masih terkonsentrasi di Jawa dan sedikit di Sumatra. Diperoleh 7 lokasi pusat pertumbuhan baru di luar Jawa yaitu Kota Medan menggerakkan potensi perekonomian Sumatera bagian barat dan bagian utara. Kota Tanjung Pinang menggerakkan potensi perekonomian wilayah timur Sumatera. Kota Palembang menggerakkan potensi perekonomian wilayah Sumatera bagian barat dan selatan. Kota Balikpapan menggerakkan potensi perekonomian di wilayah Kalimantan. Kota Gorontalo menggerakkan potensi perekonomian wilayah Sulawesi bagian utara. Kota Makasar menggerakkan potensi perekonomian wilayah Sulawesi bagian selatan dan dapat menjadi alternatif lokasi pusat pertumbuhan bagi Nusa Tenggara. Kota Ternate menggerakkan potensi perekonomian wilayah Provinsi Maluku Utara, Maluku dan Papua.
6
Saran Updating data terkait dengan kendala real ketersediaan sumber daya alam di luar lahan potensial untuk budidaya pertanian dapat ditambahkan untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Informasi yang lebih detail tentang karakteristik jaringan transportasi antar wilayah provinsi termasuk jalur-jalur yang harus dilalui dapat digunakan untuk membangun kembali permodelan tahap II dan III yang bertujuan untuk meminimalkan hambatan transportasi. Model ini merupakan suatu bentuk permodelan yang bersifat statik. Karena itu peluang penelitian ke depan adalah dengan memasukkan variabel waktu sebagai variabel endogen di dalam model. Artinya model optimasi LGP-IRIO statis akan dikembangkan lagi menjadi model optimasi LGP_IRIO dinamis dimana setiap variabel memiliki dinamika tersendiri yang kesemuanya itu harus dapat dioptimasikan untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan yang ditetapkan dalam rentang waktu perencanaan tertentu.
7
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.